Anda di halaman 1dari 4

5.

Hubungan usia dan jenis kelamin


Faktor usia memegang peranan penting terhadap penurunan daya
penglihatan pasien yaitu mata tua/presbiopi. Lensa dibentuk oleh 1000
lapisan sel yang telah kehilangan nukleus dan organelnya sewaktu dalam
pembentukan, sehingga sel-sel tersebut benar-benar transparan. Karena
tidak memiliki DNA, sel lensa matur tidak dapat memperbaiki diri atau
menghasilkan sel baru. Sel di bagian tengah merupakan sel paling tua dan
juga letaknya paling jauh dari aquosus humor yang merupakan sumber
nutrisi lensa. Dengan bertambahnya usia sel-sel ini menjadi kaku, kehilangan
elastisitasnya dan mati. Otot siliaris juga mulai melemah daya kontraksinya
sehingga kurang bisa berakomodasi maksimum.
Tidak didapatkan hubungan antara jenis kelamin dengan keluhan.
Tidak ada prevalensi yang lebih sering terkena, antara perempuan dan lakilaki sebanding.
6. Kenapa pemeriksaan untuk pasien I dan II berbeda
Karena pada saat uji pinhole, pasien I menunjukkan kemajuan, yang
berarti kelaianan ada pada kemampuan refraksi. Sehingga dapat di koreksi
menggunakan kacamata. Sedangkan pada pasien II saat dilakukan uji
pinhole tidak ada kemajuan, menunjukkan bahwa kelainan ada pada media
refraksi, bisa jadi katarak, glaucoma, dll.
12. Koreksi lensa pada penderita miopi, hipermetropi dan presbiopi
Pada kelainan rabun jauh, kekuatan optic lensa lebih kuat dibandingkan dengan orang

normal sehingga bayangan jatuh di depan retina. Hal ini terjadi karena berdasarkan
mana

P merupakan kekuatan lensa dan f

P=

adalah jarak focus. Dalam rumus tersebut,

berbanding terbalik dengan f sehingga semakin kuat kekuatan lensa maka jarak focus
semakin dekat dengan lensa.

1
f

di
P

Hal ini dapat dikoreksi dengan lensa cekung yang bersifat divergen (lensa negative)
P
.Misal dengan asumsi kekuatan lensa normal adalah 20 dioptri ( normal ) dan kekuatan lensa
P
seorang penderita myopia adalah 24 dioptri ( lensa )

maka kekuatan lensa (Plensakoreksi )

yang

digunakan untuk koreksi adalah :


Ptotal=P1 +P2 +..+ Pn
Pnormal=Plensa + P Lensa koreksi
Plensakoreksi =Pnormal P lensa
Plensakoreksi =20 D24 D
Plensakoreksi =4 D

Koreksilensa negative untukpenderita myopia


Pada kelainan rabun dekat, kekuatan optic lensa lebih lemah dibandingkan dengan orang

normal sehingga bayangan jatuh di belakang retina. Hal ini terjadi karena berdasarkan
di mana

P merupakan kekuatan lensa dan f

P=

1
f

adalah jarak focus. Dalam rumus tersebut,

P berbanding terbalik dengan f

sehingga semakin lemah kekuatan lensa maka jarak focus

semakin jauh dengan lensa.


Hal ini dapat dikoreksi dengan lensa cembung yang bersifat konvergen (lensapositif)
P
.Misal dengan asumsi kekuatan lensa normal adalah 20 dioptri ( normal ) dan kekuatan lensa
P
seorang penderita hipermetropi adalah 18dioptri ( lensa )

maka kekuatan lensa (Plensa koreksi )

yang digunakan untuk koreksi adalah :


Ptotal=P1 +P2 +..+ Pn
Pnormal=Plensa + P Lensa koreksi
Plensakoreksi =Pnormal P lensa
Plensakoreksi =20 D18 D
Plensakoreksi =+2 D

Koreksilensapositifuntukpenderitahipermetrofi
Namun terkadang ada kecenderungan seseorang menderita miopi atau
hipermetropi (kongenital). Normalnya bola mata kita benar-benar berbentuk
bulat seperti bola. Apabila diameter anteroposterior bola mata lebih panjang

dari normal, menyebabkan bayangan jatuh di depan retina. Sehingga


memiliki kecenderungan untuk myopia.
Apabila
menyebabkan

diameter

anteroposterior

bayangan

jatuh

di

lebih

belakang

pendek

retina

dari

sehingga

normal
memiliki

kecenderungan hipermetropi.
DAFPUS
Cui, Dongmei; Trier, Klaus; Ribel-Madsen, SrenMunk .2013. "Effect of Day Length on Eye
Growth, Myopia Progression, and Change of Corneal Power in Myopic Children".
Ophthalmology
Dorland, W.A Newman.2010.Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31.Jakarta:EGC
Hall,

John;

Guyton,Arthur.2014.

Buku

ajar

FsiologiKedokteranedisi

keduabelas.

Elsevier:Singapore
Ilyas, Sidarta.2013.Ilmu Penyakit Mata Edisi Keempat.Jakarta:Balai penerbit
FK UI
Sivak, Jacob .2012. "The cause(s) of myopia and the efforts that have been made to prevent it".
Clinical and Experimental Optometry
Sheerwood,
6.Jakarta:EGC

Lauree.2011.Fisiologi

Manusi:

Dari

Sel

Ke

Sistem

Edisi

Anda mungkin juga menyukai