Anda di halaman 1dari 86

BASIC VIBRATION

Wahyu Yoga Adzanninggar &


Nurul Chandra Purnama

2015

VIBRATION ANALYSIS
Vibrasi pada dasarnya dapat diartikan sebagai gerak
osilasi dari suatu partikel atau suatu bodi terhadap titik
referensi yang tetap. Gerakan tersebut dapat berupa
geral

harmonik

(sinusoidal)

atau

komplek

(non-

sinusoidal). Vibrasi dapat terjadi dalam berbagai pola


seperti bending / transilasi, rotasi atau kombinasi antara
translasi dan rotasi.

Dampak Vibrasi Berlebih


Vibrasi dapat menyebabkan kerusakan struktur atau
mesin beserta komponennya sebagai akibat dari
salah operasi, keausan, fatigue failure dst.

Karakteristik Vibrasi
a) Frekuensi (Hz);
b) Amplitudo, dapat juga berupa displacement,
velocity,
dan acceleration [vibration level
biasanya dinyatakan dengan dB (decibels)].

Monitoring Dan Analisis Vibrasi


Merupakan salah satu teknik / cara paling umum digunakan untuk:
1. Mengetahui kondisi rotating equipment dan stabilitas sruktur dalam suatu
sistem .
2. Untuk memonitior tentang: keausan (wear), imbalance, misalignment,
mechanical looseness, bearing damage, belt flaws, kavitasi, fatigue dll
a. Melokalisir / memperkirakan Worn Bearings and Gears
b. Melokalisir Misalignment
c. Membalansing rotor
3. Melokalisir Electrical Problems dalam mesin
4. Mengevaluasi resonansi mekanis
4. Dapat diaplikasikan pada semua rotating equpment seperti: motor, pompa,
turbin, kompresor, engines, bearing, gearboxes, poros dll

Perlu Dicatat Bahwa


1. Mesin ideal tidak akan menghasilkan vibrasi karena semua energi
diubah menjadi kerja
2. Design yang baik akan menghasilkan vibrasi kecil (low level
vibration)
3. Komponen tertentu pada suatu mesin akan aus karena penuaan
sehingga vibrasi meningkat
4. Bila digunakan secara tepat, vibration analysis dapat mendeteksi
lebih awal problem mekanis pada mesin sebelum mengalami
masalah lebih serius
5. Deteksi lebih awal ini akan dapat memperkirakan lead time untuk
menyelesaikan masalah tersebut
6. Reliability, availability dan umur alat dapat ditingkatkan
7. High Vibration = Oil Leaks

Beberapa Istilah
Amplitude Frequency Natural Frequency Forcing
Frequency
Resonance Damping Critical Speed
Damping
1. Gesekan antar komponen dalam sistem (internal friction)
2. Gesekan mekanis antara object dengan sekelilingnya
3. Gesekan antara object dengan fluida sekelilingnya.
Resonansi terjadi bila frekuensi alami (natural frequency) sama
dengan frekuensi gaya pemaksa
Critical Speed
Setiap komponen berotasi mempunyai kecepatan
kritis.
Kecepatan kritis sama dengan kecepatan pada saat
terjadi resonansi dari sistem
Vibrasi relatif tinggi
Jangan membiarkan mesin beroperasi relatif lama

Shaft Vibration
Damping ratio is
small for typical
shafts

Forcing frequency

Operating frequency
Resonance

Natural frequency

PROBLEMA / FAULTS PADA MESIN YANG


DAPAT DIIDENTIFIKASI LEWAT VIBRATION
ANALYSIS
1. Machine out of balance
2. Machine out of alignment
Pengaruh Terbesar
3. Resonance
1. MISALIGNMENT
4. Bent shafts
5. Gear mesh disturbances2. UNBALANCE
3. MECHANICAL
6. Blade pass disturbances
LOOSENESS
7. Vane pass disturbances
4. RESONANCE
8. Recirculation
& BEARINGS
5.
90% problema vibrasi
Cavitation
mesin ditentukan oleh 5
9. Motor faults (rotor &
item di atas
stator)
10. Bearing failures

Amplitude & Frequency

Natural Frequency

Tipe Vibrasi

Axial

Modes Vibrasi

Vibrasi
Tipe:
Linier,
Bending,
Rotasi.

Transducer mengukur:
Percepatan (Acceleration),
Kecepatan (Velocity),
Simpangan (Displacement).

Parameter Vibrasi
Fast Fourier Transformation [FFT, Jean Babtiste Fourier (1768
1830)] merupakan teknologi maju untuk mengubah signal
vibrasi (time domain) ke dalam bentuk spektrum (frequency
domain).

Vibration Measurements
Acceleration
Kecepatan (Velocity)
Simpangan (Displacement)
Suara (Acoustics)

Sensor
1. Contact Type
2. Non-contact Type
Mana yang terbaik ?

Contact type: lebih murah, lebih sederhana tetapi


dipengaruhi oleh damping mesin (bearing dan massa).
Non-contact type (eddy current probe) biasanya
digunakan untuk rotor dynamics.
Acceleration dalam gs (gravity), Velocity dalam ips
(in/sec), Eddy Current probe dalam mils.

Kontrol Vibrasi

1. Kurangi atau eleminir gaya pemaksa dengan


balancing / removal,
2. Gunakan damping yang cukup untuk membatasi
amplitudo,
3. Isolasi sumber vibrasi dari sekeliling dengan menggunakan pegas / stiffness,
4. Gunakan suatu beban counterbalancing berlawanan
dengan gaya pemaksa.

Penyebab Unbalance

1. Poros melengkung (antara bearing).


2. Poros melengkung akibat overhung weight.
3. Massa rotor atau fluida dalam rotor tidak terdistribusi
merata (mass unbalance).
4. Komponen-komponen rotor longgar.
5. Adanya eksentrisitas pada diameter rotor.
6. Misalignment pada sumbu rotor.
7. Kopling longgar.
8. Toleransi komponen-komponen dari rotor sudah melebihi
batas toleransi.
9. Cacat atau kavitasi dalam rotor.
10.Misalignment pada poros bearing.

SPECTRAL ANALYSIS
Spectrum analyser: mengukur signal suara atau getaran dan
selanjutnya mentransformasikannya dalam bentuk komponen
frekuensi.

Pelaksanaan inspeksi rutin akan dapat mengetahui apakah


signal suara atau getaran yang terjadi telah mencapai ambang
batas atau tidak.
UNTUK mendapatkan spektrum yang akan dianalisis,
diperlukan accelerometer yang dipasang pada alat yang akan
diukur getarannya.
Biasanya accelerometer dipasang pada posisi bantalan, atau
pada bedplate atau machines feet.

Time vs. Frequency domain

Satu siklus (one cycle) disebut satu periode (T dalam detik)


Jumlah siklus tiap detik disebut frekuensi (f dalam Hz)

f = 1/T

Gambar di atas menunjukkan bahwa frekuensi yang


terjadi tidak sama sepanjang waktu t.

Spectru
m

Tampilan spektrum merupakan informasi vital dan


merupakan sesuatu yang sulit untuk diekstrak dari
waveform

Fast Fourier Transformation


(FFT)
TRANSFORMASI FOURIER
mengkonversi
kurva
gelombang (waveform) dalam
bentuk fre-kuensi. Setiap kurva
dinyatakan
sebagai
penjumlahan dari bebe-rapa
kurva sinus dan cosinus.
Fourier domain (atau disebut
juga
dengan
frequency
domain) merupakan image
yang
mere-presentasikan
kurva dalam bentuk fungsi
sinus dan cosinus.
Dalam bentuk discrete

Bilangan kompleks: z = (x, jy) = x + j


y dengan j bilangan kompleks[j = (-1)].
ej = cos + j sin .
Transformasi Fourier dari fungsi
kontinu f(t) adalah:

Jika fungsi f(k) merupakan fungsi sinus, maka transformasi


Fourier F(w) memiliki harga tunggal. Bila diambil f(k)
merupakan fungsi sinus.

spektrum
waveform

waveform

spektrum

DI-440 (diagnostic
instrument)

Balancing

Balancing diartikan sebagai proses penambahan /


pengurangan massa pada satu bidang atau pada lebih
dari satu bidang dari rotor yang bergerak. Penambahan
atau pengurangan massa pada komponen berputar ini
harus dilakukan sedemikian rupa sampai diperoleh
balance level yang diinginkan.
Ada banyak cara yang dapat ditempuh untuk
menambahkan massa pada rotor berputar, dan salah
satu diantaranya adalah dengan penambahan potongan
logam pada rotor dengan cara pengelasan. Massa ini
ditempatkan pada sudu (blade) atau pada ujung roda.
Cara seperti ini biasanya dilakukan pada rotor-rotor kerja
ringan dan kecepatan lambat.
Balancing dapat juga dilakukan dengan menggunakan

Kasus unbalance

Rotor
Heavy
spot
Centrifugal
Force
Pulling this way
Rotor
revolution later

Heavy
spot
Centrifugal
Force
Pulling this way

Keuntungan Kondisi Balance (smooth


running
)
1.
Vibrasirotor
minimum
Unbalance terutama disebabkan

oleh

vibrasi mesin
2. Suara / kebisingan minimum Noise berhubungan
langsung dengan mechanical vibration
3. Tegangan struktur minimum Unbalance menimbulkan
gaya sentrifugal yang diserap oleh konstruksi.
4. Rasa lelah dari operator atau orang sekitarnya
mimimum Vibrasi tinggi menyebabkan operator cepat
lelah.
5. Meningkatkan umur alat / mesin Umur peralatan dapat
meningkat bila alat bekerja dengan halus (running
smoothly)
6. Meningkatkan umur bantalan Umur bearings dapat
meningkat
7. Meningkatkan kualitas produk Kualitas produk dapat
meningkat.

Kebutuhan Balancing
bila:

1.Gagal melakukan test tertentu (a component fails


a conformance test)
2.Vibrasi meningkat (Increased levels of vibration are
observed)
3.Noise meningkat (Increased airborne noise is
observed)
4.Pemakaian energi meningkat (Energy increase in
3 tipe
Unbalance
normal operation
of machine)
1.Static Unbalance Central principal axis sejajar /
paralel dengan sumbu poros (shaft axis)
2.Couple Unbalance Central principal axis
berpotongan sumbu poros pada titik beratnya. Use
Dynamic Unbalance to resolve
3.Dynamic Unbalance Random (Kombinasi static
dan couple unbalance).

Tipe Unbalance

Rule of
Thumb
Rule of thumb = Length to Diameter
(L/D) Ratio
D
L

D
L

L/D < 0,5 Single


Plane
0,5 < L/D < 2,0
Single Plane utk < 150 rpm
Two Plane untuk > 150 rpm

L/D > 2,0

D
L

Two Plane

Akar Penyebab Vibrasi Mesin (Root


Causes)
Design defects: resonansi aktif (design tidak presisi, salah mem-prediksi
frekuensi alami sistem termasuk fondasi alat)
Manufacturing defects: pengecoran, pemesinan, perlakuan panas,
proses assembling
Operating stresses: dapat disebabkan oleh adanya erosi (meng-ubah
balance condition), ekspansi thermal (mengubah komponen alignment).
Hal ini menyebabkan beban dinamis pada bantalan cukup tinggi yang
dapat meningkatkan keausan.
Maintenance actions: beberapa keadaan yang berpengaruh pada vibrasi
antara lain:

1. Panas lebih terlokalisir, seperti lokasi pengelasan pada


poros
2. Tegangan belt terlalu tinggi
3. Poros atau bantalan megalami misalignment
4. Komponen pengganti yang digunakan substandard
5. Kopling atau komponen lainnya terikat (binding)
6. Kurang pelumasan (lack of lubrication)
7. Komponen longgar (loose)
8. Penggantian komponen berbeda berat dengan
komponen sebe-lumnya (dapat mempengaruhi kondisi
balance)
9. Pemasangan kembali komponen berbeda orientasi
dengan sebe-lumnya (berpengaruh terhadap kondisi
balance)

Tindakan Perbaikan
1.Bongkar ulang (disassembly), pengamatan visual,
bersihkan, dan pasang kembali dapat membantu
untuk mengetahui penyebab vibrasi.
2.Ganti bantalan
3.Identifikasi komponen yang rusak / jelek dan
ganti dengan yang baik
4.Mass balancing
5.Alignment
6.Pelumasan. Dengan memberi pelumas (grease) akan
mengurangi kebisingan dan dengan mengganti bahan
pelumas sesuai schedule akan menambah umur
komponen
7.Struktur dibuat lebih kaku (stiffening) untuk
menaikkan frekuansi alami (natural frequencies)

Penyebab Unbalance

1. Poros melengkung (antara bearing).


2. Poros melengkung akibat overhung weight.
3. Massa rotor atau fluida dalam rotor tidak terdistribusi merata (mass
unbalance).
4. Komponen-komponen rotor longgar.
5. Adanya eksentrisitas pada diameter rotor.
6. Misalignment pada sumbu rotor.
7. Kopling longgar.
8. Toleransi komponen-komponen dari rotor sudah melebihi batas
toleransi.
9. Cacat atau kavitasi dalam rotor.
10.Misalignment pada poros bearing.

Kontrol Vibrasi
1. Kurangi atau eleminir gaya pemaksa dengan balancing /
removal
2. Gunakan damping yang cukup untuk membatasi amplitudo
3. Isolasi sumber vibrasi dari sekeliling dengan menggunakan
pegas / stiffness
4. Gunakan suatu beban counterbalancing berlawanan dengan
gaya pemaksa

Unbalance
Flang
e
Hu
b

High concentricity
Low run-out

Bor
e

Low concentricity
High run-out

Rotating
body
(coupling)
Axis of
rotation
(shaft)

Balanced

Center
of
gravity

Unbalance

Bearing
s

Center of
rotation

Bearing
s

Center
of
gravity

Deflection due to centrifugal force

Unbalance
d
equivalent
mass

Unbalanc
e force
on shaft

Axis of
rotation
(shaft)
Hole in disk
shifts center
of gravity
opposite
side

Unbalanc
e force
on shaft

Unbalanced
equivalent
mass
st
1 plane

Axis of
rotatio
n
(shaft)
Hole in disk
shifts
center of
gravity to
opposite
side

Unbalance
d
equivalent
mass
rd
2 plane

Drilled
holes for
balance

Unbalanc
ed
equivalen Balanc
e
t mass
st
1 plane
mass

Hole in disk
shifts
center of
gravity to
opposite
side

Balanc Unbalanc
ed
e
mass equivalen
t mass
2rd plane

Axis of
rotatio
n
(shaft)

ALIGNMENT OF SHAFTS
Gaya vibrasi yang timbul akibat
kondisi

misalignment

menyebabkan kerusakan secara


perlahan terhadap seal, kopling,
dan

elemen

Penggunaan
secara
reverse
laser

rotasi

lainnya.

metode alignment

presisi
dial
akan

seperti

sistem

indicator

dan

menghasilkan

Parallel Misalignment

Angular Misalignment

Dial
Indicator

Dial indicator
Secured
to shaft

Dial Indicator Method of


Checking Parallel
Alignment

Straight-Edge Method
of
Checking Parallel

Checking Alignment on a Spacer Coupling

Bracket secure
to
coupling half
bolt

bolt

Inside
micrometer for
angular

Dial indicator
for
Parallel
alignment

Persiapan Untuk Alignment


A. Base-plate Inspection
1. Periksa seluruh mounting surfaces utk memastikan bahwa
mereka bebas cat, karat, dan kotoran lain.
a. Pastikan bahwa mounting surfaces telah bersih
b. Pastikan bahwa base-plate telah terpasang secara baik dan
level.
B. Equipment and Driver Inspection
2. Periksa seluruh mounting surfaces utk memastikan bahwa
mereka bersih dan bebas cat, karat dan kotoran lainnya.
C. Shim Inspection
1. Periksa semua shims utk memastikan bahwa mereka bersih
dan bebas cat, karat dan kotoran lainnya
2. Periksa semua dimensi shims yg akan digunakan dan catat
semua pembacaan pada masing-masing shims.
JANGAN BERASUMSI PADA DIMENSI EKSAK DARI SHIMS

Pumps Alignment

Reverse Dial Indicator


Alignment

RIM
Rim and Face Dial Indicator Alignment

AND FACE

REVERSE DIAL INDICATOR


LASER ALIGNMENT

Dial Indicator
Index Line

Resilient
&
Separator
PARALLEL ALIGNMENT

Dial Indicator
Index Line

Separator
ANGULAR ALIGNMENT

FACE-AND-RIM

REVERSE-INDICATOR METHOD

Terima Kasih
Jl. Jend. Gatot Subroto
Kav. 18
Jakarta Selatan 12950
www.indonesiapower.co.i
d
kontakip@indonesiapower.co.id

TOOLS FOR THE RIGHT


RESULTS

Penggunaan Laser Alignment cukup populer, tetapi


harga alat mahal. Reverse Dial Indicator paling
2.0
banyak digunakan
di lapangan
1.8
1.6
1.4
1.2

Unacceptable

1.0
0.8
0.6

Ac
ce

pt
a

0.4
0.2
0

bl
e

Excellent
14

18

SPEED (RPM X 1000)

22

26

SHAFT ALIGNMENT
Misalignment dari suatu equipment dan poros
penggerak dapat angular (sumbu kedua poros
concentric tetapi tidak paralel), parallel (sumbu kedua
poros paralel tetapi tidak concentric), atau kombinasi
antara angular dan paralel.
COUPLINGS
a. Kopling merupakan sambungan mekanis yang
bersifat fleksibel antara ujung dua poros yang
dipasang satu sumbu.
b. Kopling juga berfungsi untuk: membatasi panjang
poros (untuk gerakan mekanis atau ekspansi termal)
dalam batas yang diperkenankan, angular dan
parallel misalignment dari poros.

d. Misalignment yang diperkenankan akan bervariasi,


tergantung pada
spesifikasi

yang

pembuatnya.
alignment

tipe kopling, dan harus mengikuti


ditentukan

Setiap

(terhadap

oleh

peningkatan
spesifikasi

manufaktur
/

perbaikan

manufaktur)

akan

meningkatkan umur dari equipment, kopling, dan


penggeraknya (dengan berkurangnya beban bantalan
dan keausan).
e. Kopling fleksibel yang umum digunakan dewasa ini
adalah dengan menggunakan rantai, roda gigi, steel
grid dan batang lentur (flex member).

COUPLING ALIGNMENT
1. Lakukan alignment dari kopling dalam batas-batas
toleransi yang diijinkan oleh manufakturnya (untuk
parallel maupun angular misalignment). Sebuah dial
indicator

dapat

Adjustment
motor

digunakan

dilakukan

(mengubah

dengan
shaft

saat

alignment.

menggeser

angle)

dan

posisi
dengan

menggunakan foot shims untuk mengatur tinggi


poros motor. Jangan mengubah posisi poros mesin
yang digerakkan maupun bantalannya.
2. Ketika alignment sudah tepat, kencangkan semua
baut pengikat pada kopling dan pelat dasar motor.
Lumasi kopling bila perlu.

Angular Misalignment
Untuk Pengecekan Angular Misalignment
a.Sisipkan feeler gauge pada celah antara kedua sisi
kopling
b.Putar kedua sisi kopling secara bersamaan (1/4,
dan putaran)
c.Check celah antara kedua sisi kopling pada lokasi
yangPengecekan
sama dan bandingkan dengan
original gap
Untuk
Note:
check. antara
ce-lah
pemperbaiki
kedua sisi kopling
angular
tanpa
memutar
misalignment,
kedua
sisi
aturlah posisi dan
koplingnya
dapat
jumlah
shims
menimbulkan
suyang
terdapat
atu
kesalahan.
pada
dasar
Variasi celah ini
penggerak atau
harus
sesuai

Parallel Misalignment
1. Pengecekan Parallel Misalignment, dengan metode
dial indicator.
a. Dengan dial indicator terpasang pada equipment
atau poros penggerak, putar kedua poros secara
bersamaan dan catat angka tertera pada dial
indicator readings untuk satu kali putaran penuh.
b. Perbaikan parallel misalignment dengan mengatur
shims pada bagian dasar penggerak.
2.
Note: Ketika harus digunakan shims (dengan
mengatur posisi atau menambah jumlah shims pada
bagian bawah equipment) dan pemakaian dial
indicator tidak memungkinkan, maka metode straightedge method dapat dikunakan untuk mengecek
tingkat ke-paralel-an poros.

3. Pada

peralatan

besar,

memungkinkan

untuk

menggunakan limited end float couplings, sesuai


dengan spesifikasi yang diperbolehkan untuk tiap
komponen.
4. Celah antara kedua sisi kopling dapat dicheck (untuk
mengetahui

angular

dan

parallel

misalignment)

dengan metode di atas. Jarak celah antara kedua sisi


kopling dapat dilakukan dengan prosedur:
a. untuk angular misalignment check, sebuah inside
micrometer dapat dipakai untuk menggantikan
feeler gauge
b. untuk parallel misalignment check, sebuah bracket
dipasang pada salah satu sisi kopling untuk

Belts and Sheaves


1. Semua komponen (driver & driven) harus alignment.
Poros penggerak dan yang digerakkan harus paralel dan
V-belt harus memiliki sudut yang benar / tepat terhadap
poros. Misalignment akan mengakibatkan belt aus, atau
lepas dari alurnya. Pengecekan alignment dapat
dilakukan dengan menempatkan straight edge pada rims
dari kedua sheaves.
2. Penggerak harus ditempatkan sedemikian rupa untuk
pengaturan jarak pusat belt. Belt tidak boleh terlalu
kencang atau kendor.
3. Jangan menekan belt terlaku kuat pada alur sheave. Hal
ini dapat mengakibatkan belt rusak dan menurunkan
umur belt secara cepat. Pengurangan jarak pusat kedua
poros dapat dilakukan dengan menggeser penggerak

Belts and Sheaves


4. V-belt yang digunakan (panjang, lebar) harus sesuai
rekomendasi dari manufakturnya. V-belt pengganti yang
digunakan harus sesuai dengan standar manufakturnya.
5. Slip yang terjadi pada belt akan menurunkan kapasitas.
Check kecepatan equipment dengan tachometer. Bunyi
atau asap yang timbul kadang sebagai tanda adanya
slip antara belt dan sheave.

Correct Tension Check for V-belt

Deflection = CD/64

Center distance (CD)


Belt terlalu kencang akan
mem-perpendek
umur
bantalan,
dan
kalau
terlalu kendor akan memperpendek umur belt,
dapat
mengurangi
performance dari mesin

Belt tensioning
Belt
tension
dicek
dengan menggunakan
tensioning
gage.
Adjust dilakukan dgn
menggeser puli motor
peng-gerak.
Belt
tension
terkecil
(diijinkan) mencegah slip
pada full load. Slip dapat
terjadi
saat
start-up,
tetapi
segera
hilang
setelah mesin mencapai
full speed. Belt dapat
mengencang setelah ins-

Pengaruh Alignment
Umur rata-rata bantalan naik sampai
80 %
Biaya perawatan turun sekitar 7 %
Availability alat naik sekitar 12 %

atas dari Rolling Bearing Misalignment (Harris,1984)

160
140

% Standard Life

100
80
60

Pengaruh
Misalignment pada
Roller Bearings

40
20
5

10

20

Misalignment (min)

Keuntungan dari Accurate Alignment


1. Mengurangi beban pada bantalan sehingga umur
bantalan naik
2. Mengurangi keausan pada komponen kopling
3. Mengurangi lengkungan poros (shaft bending)
4. Menghilangkan

kemungkinan

shaft

failure

akibat

beban fatik
5. Mengurangi konsumsi energi (2 17 %)
6. Mempertahankan proper internal rotor clearances
7. Menurunkan getaran pada casing mesin, bearing
housing dan rotor

Pengaruh kenaikan beban terhadap umur bantalan


% Life Decrease
% Load increase

5
10
15
20
25
50
75
100

Ball bearing

Other rolling
bearing element

14
25
34
42
49
70
81
87

15
27
37
46
52
74
85
90

Other rolling bearing: cylindrical, spherical, tapered and needle bearing

Pengaruh penurunan vibrasi terhadap umur bantalan


% Vibration
reduction

5
10
15
20
25
30
40
50

% Bearing Life Increase


Ball bearings

Other rolling
bearings element

17
37
63
95
137
192
363
700

19
42
72
110
161
228
449
908

7 Faktor Dominan Berpengaruh pada


Umur Rolling Bearing Life
1. Putaran poros (rpm)
2. Design load rating pada bantalan (data manufaktur)
3. Tipe rolling element (bola, rol, spherical, tapered, needle)
4. Actual load (force) pada bantalan
5. Kemampuan bahan pelumas
6. Contamination level
7. Operating temperature

SHAFT MISALIGNMENT

Infra-red scanning

Alternate Methods for Determining


Misalignment

Infra-red scanning

Measuring Motor Bearing Vibration

Accelerometers on a Gear Box

Loop Power Sensors to Monitor


Bearing Vibration

Failed Motor Bearing

Terima Kasih
Jl. Jend. Gatot Subroto
Kav. 18
Jakarta Selatan 12950
www.indonesiapower.co.i
d
kontakip@indonesiapower.co.id

Anda mungkin juga menyukai