Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

"Sembilan Puluh Sembilan Nama"


foto : Sjuaibun lljas

Ujian Nasional dalam Implementasi Kurikulum 2013 :


H.E. Mulyasa ......................................................................................... 1

Model Literasi Membaca bagi Siswa SMP di Jawa Barat :


Suhendra Yusuf dan Wachyu Sundayana .......................................... 9

Pengelolaan Lingkungan Sosial Budaya Sekolah Berbasis Karakter


(PLSBSBK) : Djem Bangun Mulya dan Eka Jayadipura .................

19

Manusia Sebagai Makhluk Biologis Dalam Al-Quran (Studi Analisis


Tafsir Tematik) : Asep Ahmad Fathurrohman ...................................

33

Istinbath Ahkam Al-Qurthubi dalam Ibadah Haji :


H. Ahmad Yasa .....................................................................................

45

Copyright Infringement on Translated Book Related to Moral Rights


in Cyberspace : Edy Santoso dan Imas Rosidawati ............................

53

Penetrasi Sosial Komunitas Literer dalam Meningkatkan Budaya


Literasi Masyarakat : Bukan Impian Biasa : Susanti Agustina ............. 67

Mitos Dasar Kepastian Hukum : Sayid M. Rifqi N. ............................. 79

Sistem Penyimpanan dan Temu Kembali Informasi : Resmaya ............ 91

Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Di Sekolah :


Imam Asrofi ..........................................................................................

Kemampuan Pendidik PAUD Dalam Mengimplementasikan Hasil


Pendidikan Dan Pelatihan Dasar Profesi Pendidik :
Ikka Kartika A. Fauzi ..........................................................................

105

115

Manajemen Pembelajaran Keaksaraan Usaha Mandiri Dalam


125
Meningkatkan Taraf Ekonomi Warga Belajar : Oo Suherman .............

Membangun Minat Baca : Undang Sudarsana ..................................... 135

KEMAMPUAN PENDIDIK PAUD


DALAM MENGIMPLEMENTASI
HASIL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DASAR PROFESI PENDIDIK

Ikka Kartika A.Fauzi *)

Abstract
One effort to improve seseoreng bias acquired through training. But not all alumni
of the training were able to apply their training due to various factors, even though the
purpose of training is to improve the knowledge and skills and change attitudes that can
have a positive impact on performance improvement is concerned. The main factor the
ability to apply the results of the learning process begins training in training, motivation of
the speakers or facilitators as well as from the participants own self.
Kata Kunci: Professional Competence, Competence Pedagogy, Applicability

Pendahuluan
Dalam pelatihan, seringkali penyelenggara maupun peserta lebih fokus pada
pencapaian yang diperoleh pada saat pelatihan atau keluaran pelatihan (outcome) daripada
dampak dari pelatihan terhadap kinerja peserta. Dari hasil penelitian awal terhadap 291
orang yang pernah mengikuti pelatihan di beberapa lembaga penyelenggara pelatihan, ratarata 53,71 % masih belum paham tentang beberapa aspek dalam kompetensi paedagogik
dan kompetensi profesional sehingga sering mengalami kesulitan saat menerapkannya. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya 46,29 % yang mampu memahami namun
masih kesulitan untuk menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar.
Jika dana yang dibutuhkan oleh penyelenggaraan pelatihan tersebut relatif rendah,
mungkin masih bisa dimaklumi karena bisa saja pelatihannya hanya diselenggarakan dalam
waktu singkat dengan nara sumber atau fasilitator seadanya. Namun, jika dana yang
digunakan adalah dana pemerintah yang jumlahnya mencapai antara 75 s.d. 100 juta untuk
50 peserta, atau antara 1,5 s.d. 2 juta per peserta, maka sangat disayangkan sekali karena
hasilnya ternyata kurang efektif. Sebenarnya dengan dana sebesar itu dapat dilatih sejumlah
dua hingga tiga kali lipat peserta dan hasilnyapun bisa lebih efektif.

*) Dosen FKIP dan PPs UNINUS

Berangkat dari permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian terhadap


kemampuan
pendidik
PAUD
yang
mengikuti
Diklat
swadana,
dalam
mengimplementasikan hasil pelatihannya, terutama yang berkaitan dengan kompetensi
profesional dan kompetensi paedagogik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proses
pembelajaran dalam pelatihan, faktor pendukung dan penghambat pelatihan serta
kemampuan mereka dalam mengimplementasikan basil pelatihan yang berkaitan dengan
kompetensi professional dan kompetensi paedagogik.
Beberapa konsep yang mendasari penelitian ini didasarkan pada pengertian
pelatihan yang disampaikan oleh beberapa akhli (dalam Kartika, 2011: 8), yaitu untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan/pekerja agar dapat mengerjakan
suatu pekerjaan tertentu (Flippo, 1961; Yucius, 1962 dan Mills, 1973). Selanjutnya, secara
lebih rinci Moekijat(1993) menjelaskan tujuan pelatihan, yaitu untuk: (1) mengembangkan
keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif; (2)
mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional; dan
(3) mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan temanteman, pegawai dan pimpinan.
Penambahan pengetahuan, penambahan keterampilan dan perubahan sikap tidak
berarti apa-apa bila tidak bisa dikembangkan di bidang pekerjaannya sehingga memberi
manfaat yang berarti bagi kinerja peserta pelatihan. Hal inilah yang menjadi penekanan
bagi Sudjana (2001) bahwa keluaran atau output bukanlah tujuan akhir pelatihan, tapi
pengaruh (outcome atau impact) merupakan tujuan akhir pendidikan non formal (di
dalamnya termasuk pelatihan) yang antara lain meliputi perubahan dalam taraf hidup dan
kemampuan untuk membelajarkan orang lain berdasarkan basil belajar yang telah dirasakan
manfaatnya oleh peserta pelatihan, maka manfaat dapat diidentikkan dengan pengaruh
tersebut. Lebih jauh Sudjana (2000) menguraikan bahwa perubahan taraf hidup lulusan
ditandai antara lain dengan perolehan pekerjaan, perolehan atau peningkatan pendapatan
dan penampilan diri. Oleh karena itu menurut Robinson dalam Marjuki (1992:28) sebuah
organisasi pelatihan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: (1) Pelatihan sebagai alat
untuk memperbaiki penampilan/kemampuan individu atau kelompok dengan harapan
memperbaiki performance organisasi. Perbaikanperbaikan itu dapat dilaksanakan dengan
berbagai cara. Pelatihan yang efektif dapat menghasilkan pengetahuan dalam
pekerjaan/tugas, pengetahuan tentang struktur dan tujuan organisasi, tujuan-tujuan bagianbagian tugas masing-masing karyawan dan sasaranya tentang sistem dan prosedur, dan lainlain; (2) Keterampilan tertentu diajarkan agar para karyawan dapat melaksanakan tugastugas sesuai dengan standar yang diinginkan; (3) Pelatihan juga dapat memperbaiki sikapsikap terhadap pekerjaan, terhadap pimpinan atau karyawan, sering kali juga sikap-sikap
yang tidak produktif timbul dari salah pengertian yang disebabkan oleh informasi yang
membingungkan; (4) Bahwa pelatihan dapat memperbaiki standar keselamatan kerja.
Standar pendidik PAUD saat ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No.58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak usia Dini. Peraturan ini
sudah disebarluaskan bahkan sudah dilaksanakan dan dijadikan acuan dalam menyusun
materi-materi pelatihan. Standar kompetensi yang harus dimiliki mereka meliputi :

1. Kompetensi kepribadian, mencakup sub kompetensi: (a) Bersikap dan berperilaku


sesuai dengan kebutuhan psikologis anak. Indikatornya adalah: Menyayangi anak
secara tulus; Berperilaku sabar, tenang, ceria, serta penuh perhatian; Memiliki
kepekaan, responsif dan humoris terhadap perilaku anak; Menampilkan diri sebagai
pribadi yang dewasa, arif, dan bijaksana; Berpenampilan bersih, sehat, dan rapi;
Berperilaku sopan santun, menghargai, dan melindungi anak; (b) Bersikap dan
berperilaku sesuai dengan norma agama, budaya dan keyakinan anak. Indikatornya
adalah: Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku,
budaya, dan lender; Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum, dan
norma sosial yang berlaku dalam masyarakat; Mengembangkan sikap anak didik
untuk menghargai agama dan budaya lain; (c) Menampilkan diri sebagai pribadi
yang berbudi pekerti luhur. Indikatornya adalah: Berperilaku jujur;
Bertanggungjawab terhadap tugas. Berperilaku sebagai teladan.
2. Kompetensi professional mencakup sub kompetensi: (a) Memahami tahapan
perkembangan anak. Indikatornya adalah : Memahami kesinambungan tingkat
perkembangan anak usia 0-6 tahun; Memahami standar tingkat pencapaian
perkembangan anak; Memahami bahwa setiap anak mempunyai tingkat kecepatan
pencapaian perkembangan yang berbeda; Memahami faktor penghambat dan
pendukung tingkat pencapaian perkembangan; (b) Memahami pertumbuhan dan
perkembangan anak. Indikatornya: Memahami aspek-aspek perkembangan
fisikmotorik, kognitif, bahasa, sosial-emosi, dan moral agama; Memahami faktorfaktor yang menghambat dan mendukung aspek-aspek perkembangan di atas;
Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak; Mengenal
kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia; Memahami cara memantau nutrisi,
kesehatan dan keselamatan anak; Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia
anak; Mengenal keunikan anak; (c) Memahami pemberian rangsangan pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan. Indikatornya adalah: Mengenal cara-cara pemberian
rangsangan dalam pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan secara umum;
Memiliki keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek
perkembangan; (c) membangun kerjasama dengan orang tua dalam pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan anak. Indikatornya adalah Mengenal faktor-faktor
pengasuhan anak, sosial ekonomi keluarga, dan sosial kemasyarakatan yang
mendukung dan menghambat perkembangan anak; Mengkomunikasikan program
lembaga (pendidikan, pengasuhan, dan perlidungan anak) kepada orang tua;
Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam program di lembaga; Meningkatkan
kesinambungan progran lembaga dengan lingkungan keluarga.
3. Kompetensi Pedagogik mencakup sub kompetensi :(a) Merencanakan kegiatan
program pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Indikatornya adalah:
Menyusun rencana kegiatan tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian;
Menetapkan kegiatan bermain yang mendukung tingkat pencapaian perkembangan
anak; Merencanakan kegiatan yang disusun berdasarkan kelompok usia; (b)
Melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan_ dan perlindungan. Indikatornya
adalah: Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkan
kelompok usia; Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan

karakteristik anak; Memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan
dan kondisi anak. Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak
dalam kegiatan: Memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan anak; (c)
Melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil pendidikan, pengasuhan, dan
perlindungan. Indikatornya adalah: Memilih cara-cara penilaian yang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai; Melalukan kegiatan penilaian sesuai dengan cara-cara
yang telah ditetapkan; Mengolah basil penilaian; Menggunakan hasil-hasil penilaian
untuk berbagai kepentingan pendidikan; Mendokumentasikan hasil-hasil penilaian.
4. Kompetensi social mencakup sub kompetensi: (a) Beradaptasi dengan lingkungan.
Indikatornya adalah : Menyesuaikan diri dengan teman sejawat; Menaati aturan
lembaga; Menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar; Akomodatif terhadap anak
didik, orang tua, teman sejawat dari berbagai latar belakang budaya dan social
ekonomi; (b) Berkomunikasi secara efektif . Indikatornva adalah: Berkomunikasi
secara empatik dengan orang tua peserta didik; Berkomunikasi efektif dengan anak
didik, baik secara fisik, verbal maupun non verbal.
Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif dengan alat pengumpul data
observasi, angket, wawancara dan studi dokumentasi. Populasi terdiri dari alumni peserta
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Dasar Profesi pendidik PAUD yang diselenggarakan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam nusantara (LPPM
UNINUS) selama tahun 2012. Kriteria populasi adalah: (1) pendidik PAUD yang sudah
bekerja antara 0 s.d. 5 tahun; (2) berada dalam usia produktif, yaitu berusia antara 20 s.d. 40
tahun; (3) berdomisili di dalam maupun di luar kota Bandung. Berdasarkan kriteria tersebut
diperoleh jumlah populasi sebanyak 247 orang. Sampel diambil secara acak sebanyak 50 %
atau 124 orang. Analisis data menggunakan statistik sederhana dengan rumus :
P=

x100%

Keterangan :
P = prosentase jawaban
f = jumlah frekuensi jawaban yang diberikan
n = jumlah responden
100% = bilangan tetap (konstanta)
Untuk keseragaman dan memudahkan dalam penafsiran data dan membuat
kesimpulan (fakta), prosentase yang tersebar dari 0% sampai dengan 100%. Penulis
klasifikasikan sebagai berikut:
0%
1% - 24%
25% - 49%
50%
51% - 74%
75% - 99%
100%

= tak seorangpun memberikan jawaban


= sebagian kecil memberikan jawaban
= hampir setengahnya memberikan jawaban
= setengahnya memberikan jawaban
= lebih dari setengahnya memberikan jawaban
= sebagian besar memberikan jawaban
= seluruhnya memberikan jawaban

Pembahasan
Berdasarkan basil analis data diperoleh profil alumni peserta Diklat sebagian besar
(87,1 %) perempuan dan 12,9 % laki-laki. Lebih dari setengahnya (54,83 %) berusia antara
31 s.d. 40 tahun. Lebih dari setengahnya (66,1 %) bekerja sebagai pendidik PAUD antara 1
s.d. 5 tahun. Pendidikan mereka sebagian besar (79,03 %) berasar dari SLTA/sederajat dan
sebagian kecil (8,06 %) lulusan program SL Sebagian kecil sisanya (12,91 %) berasal dari
program D1, D2 dan D3 PGTK. Tujuan mereka mengikuti Diktat adalah untuk meningkatkan
kompetensi selaku pendidik PAUD.Lebih dari setengahnya (72,73 %) adalah pendidik PAUD
yang bekerja di Kelompok Bermain (Kober) dan POSPAUD, dan hampir setengahnya (27,27
%) adalah pendidik TK dan RA.
Diklat dilaksanakan lebih kurang 5 (lima) bulan, setiap minggu selama 10 jam atau 4
pertmmuan per minggu, sebanyak 840 JP Materi yang diberikan berupa: (1) Materi Dasar,
yang terdiri dari: Dasar-Dasar Kependidikan, Perkembangan Peserta Didik/Anak serta
Konsep dasar PAUD; (2) Materi Pokok, yang terdiri dari: Rencana Pembelajaran dan
Pengembangan Bahan Belajar; Strategi Pembelajaran; Evaluasi Pembelajaran; Bermain dan
Penataan Lingkungan Main serta Pemanfaatan Permainan dan Sumber Belajar Sekitar;
Kesehatan dan Gizi Anak usia Dini; (3) Materi Pendukung terdiri dari Deteksi Anak usia
Dini, Etika Profesi Pendiclik PAUD dan Orientasi Lapangan.
Nara sumber dan fasilitator lebih dari setengahnya (56,45 %) berasal dari dosen tetap
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNINUS, dan sisanva (43,55) terdiri dari para
praktisi PAUD yang berasal dari Kober, TK dan RA.
Pendekatan pembelajaran didasarkan pada: (1) pendekatan partisipatif, yaitu
pendekatan pembelajaran yang mehbatkan keberadaan peserta pelatihan dalam kegiatan
pembelajaran. Pelibatan peserta pelatihan dilakukan pada saat perencanaan, proses
pembelajaran dan penilaian hasil belajar; (2) pendekatan Fungsional, yaitu peserta pelatihan
langsung menerapakn hasil belajarnya dalam kondisi nyata sehingga materi yang
dipelajarinya memiliki keberfungsian bagi peningkatan kualitas kehidupan dan
penghidupannya.
Metoda pembelajar yang digunakan cenderung andragogy, antara lain menggunakan
metoda-metoda pembelajaran orang dewasa seperti: ceramah, diskusi clan tanya jawab,
penugasan, persentasi kelompok, curah pendapat, simulasi dan kunjungan lapangan. Media
pembelajaran yang digunakan antara lain: LCD Projector/laptop,White Board/Spidol, radio
cassete, film, modul dan hand out.
Evaluasi dilakukan terhadap aspek kehadiran, tugas mingguan, mid tes, partisipasi
kelas serta evaluasi akhir. Kelulusan Diklat ditentukan berdasarkan akumulasi pcncapaian
pada aspek-aspek tersebut. Tingkat kehadiran sebagian besar responden (82,25 %) antara 85
s.d. 100 % Sebagian besar responden (85,48 %) memperoleh rata-rata nilai 'B'.
Faktor pendukung keberhasilan mereka sebagian besar (82,25 %) menyatakan karena
motivasi dari para nara sumber dan fasilitator disamping motivasi dari dirinya. Disamping itu

seluruh responden menyatakan dukungan dari keluarga dan pengelola lembaga/Kepala


sekolah sangat berarti sekali. Faktor penghambat lebih dari setengahnya responden (72,73 %)
terutama dari masalah waktu karena harus berbagi dengan pekerjaan dan tugas-tugas rumah
tangga, kurang dari setengahnya (27,27 %) karena terlalu banyak tugas.
Kemampuan mereka dalam mengimplementasikan basil pelatihan yang berkaitan
dengan kompetensi professional, dapat dilihat pada table 1 berikut ini.
Tabel 1. Kompetensi Profesional yang mampu diimplementasikan
No

Kompetensi/
Sub
Kompetensi
1 Memahami
tahapan
perkembangan
anak

2 Memahami
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak

Memahami
pemberian
rangsangan
pendidikan,
pengasuhan,
dan perlindungan

Indikator

Diterapkan
Sudah Belum Sulit

Memahami kesinambungan tingkat


perkembangan anak usia 0 - 6 tahun
Memahami standar tingkat pencapaian
perkembangan anak
Memahami bahwa setiap anak mempunyai
tingkat kecepatan pencapaian perkembangan
yang berbeda
Memahami faktor penghambat dan pendukung tingkat pencapaian perkembangan
Memahami aspek-aspek perkembangan fisik
motorik, kognitif, bahasa, social-emosi, dan
moral agama
Memahami faktor-faktor yang menghambat
dan mendukung aspek-aspek perkembangan
diatas
Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap
aspek perkembangan anak
Mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan
usia
Memahami cara memantau nutrisi, kesehatan dan keselamatan anak
Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan
usia anak
Mengenal keunikan anak
Mengenal cara-cara pemberian rangsangan
dalam pendidikan, pengasuhan dan
perlindungan secara umum

90,20

9.68

0,00

92,38

4,84

3,22

90,33

6,45

3,22

77,4

11,30 11,30

67,74

16,12 16,14

85,48

11,30

3 22

67,74

24,20

8,06

80,66

16,12

3 22

64,52

30,64

4,84

87,1

12,90

0,00

90,33
83,88

8 06
16,12

1,61
0,00

Memiliki keterampilan dalam melakukan


pemberian rangsangan pada setiap aspek
perkembangan

74,19

14,51 11,30

Jumlah 1.051,47 208,66 39,87


Rata-rata 80,88 16,05 3,07

Data di atas menunjukkan bahwa rata-rata sebagian besar responden (80,88%) mampu
menerapkan hasil pelatihan. Pencapaian ini dianggap berhasil, apalagi hanya 4 indikator atau
30,77 % yang menunjukkan jumlahnya kurang dari setengah responden, yaitu indikator: (1)
Memiliki keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek
perkembangan (74,19%); (2) Memahami aspek-aspek perkembangan fisik motorik, kognitif,
bahasa, sosial-emosi, dan moral agama (67,74 %); (3) Memahami tanda-tanda kelainan pada
tiap aspek perkembangan anak (67,74 %); (4) Memahami cara memantau nutrisi, kesehatan
dan keselamatan anak (64,52 %). Keempat indicator menurut para praktisi yang menjadi
fasilitator Diklat, memang agak sulit menerapkannya, apalagi lebih dari setengahnya
responden (72,73 %) berasal dari Kelompok Bermain dan Pos PAUD yang relative baru dan
sebagian besar dari mereka lulusan SLTA/sederajat.Dalam hal ini diperlukan ada Diklat
Lanjutan.
Selanjutnya, pencapaian kompetensi paedagogik dapat dilihat pada Tabel 2 berikut
ini.
Tabel 2. Kompetensi Paedagogik yang mampu diimplementasikan
No
1

Kompetensi/
Sub
Kompetensi
Merencanakan
kegiatan
program
pendidikan,
pengasuhan,
dan
perlindungan

2 Melaksanakan
proses
pendidikan,
pengasuhan,
dan
perlindungan

3 Melaksanakan
penilaian
terhadap
proses dan hasil
pendidikan,
pengasuhan,
dan
perlindungan.

Indikator
Menyusun rencana kegiatan tahunan,
semesteran, bulanan, mingguan, dan harian
Menetapkan kegiatan bermain yang
mendukungtingkat pencapaian
perkembangan anak.

Diterapkan
Sudah Belum Sulit
93,55

4,84

1,61

82,19

16,12

1,61

8,06

1,61

Merencanakan kegiatan yang disusun


90,33
berdasarkan kelompok usia.
Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana
90,33
yang disusun berdasarkan kelompok usia.
Menggunakan metode pembelajaran melalui 77,43
bermain sesuai dengan karakteristik anak.
Memilih dan menggunakan media yang
85,49
sesuai dengan kegiatan dan kondisi anak.
Memberikan motivasi untuk meningkat kan 87,09
keterlibatan anak dalam kegiatan.
Memberikan bimbingan sesuai dengan
93,55
kebutuhan anak.
Memilih cara-cara penilaian yang sesuai
82,26
dengan tujuan yang akan dicapai.
Melalukan kegiatan penilaian sesuai dengan 85,49
cara-cara yang telah ditetapkan
Mengolah hasil penilaian
70,97
Menggunakan metode pembelajaran melalui 72,59
bermain sesuai dengan karakteristik anak..
Mendokumentasikan hasil-hasil penilaian
93,55
Jumlah 1.96,88
Rata-rata 84,37

6,45

3,22

16,12

6,45

12 90

6,45

11,30

1,61

1,61

4,84

17 74

3,22

12,90

1,61

22,58
20,96

6,45
6,45

1,61
4,84
153.15 49,97
10,21 3,84

Data di atas menunjukkan bahwa rata-rata sebagian besar responden (84,37%) mampu
menerapkan hasil pelatihan. Paling tinggi terdapat pada indikator : Menyusun rencana
kegiatan tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian serta mendokumentasikan
hasil-hasil penilaian serta memberikan bimbingan sesuai dengankebutuhan anakmasingmasing 93,55 % : Merencanakan kegiatan yang disusun berdasarkan kelompok usia (90,33
%). Sedangkan kurang dari setengahnya responden menjawab: Menggunakan metode
pembelajaran melalui bermain sesuai dengan karakteristik anak (72,59%); dan kurang dari
setengahnya lagi (70,97%) mengolah hasil penilaian.
Apabila dihubungkan dengan jawaban pada Table 1 tentang pencapaian kompetensi
profesional, di mana hanva lebih dari setengahnva yang memiliki keterampilan dalam
melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek perkembangan, maka wajarlah bila
mereka juga mengalami kesulitan saat menggunakan metode pembelajaran melalui bermain
sesuai dengan karakteristik anak. Apalagi lebih dari setengahnya yang mampu memahami
aspek-aspek perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosi, dan moral agama.
Sementara itu alas an mereka yang mengalami kesulitan dalam mengolah hasil penilaian
karena berdasarkan aspek perkembangan anak penilaian tidak boleh menggunakan nilai tapi
menggunakan narasi. Para pendidik yang masih menggunakan nilai angka selama ini
tentunya mengalami kesulitan sehingga perlu ada proses penyesuaian.
Apabila kedua penerapan kompetensi ini dibandingkan, terlihat bahwa lebih banyak
pendidik PAUD yang mampu menerapkan hasil pelatihan yang berkaitan dengan kompetensi
paedagogik. Memang perbedaannya hanya sekitar 3,49%. Perbedaan yang cukup besar
terdapat pada rata-rata jumlah responden yang belum menerapkan hasil pelatihan, yaitu
sekitar 5,84%.

Simpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan responden dalam
menerapkan hasil pelatihan cenderung positif karena hanya sebagian kecil saja, vaitu berkisar
antara 3,07 % s.d. 16,05 %. Pencapaian ini tidak lepas dari berbagai dukungan yang berasal
dari aspek-aspek proses pelatihan maupun pihak-pihak yang berhubungan dengan responden.
Dari aspek proses pelatihan nampak pada komponen-komponen pelatihan, seperti materi
Diklat yang cukup menyeluruh, waktu yang relatif banyak yaitu sekitar 840 JP atau 700 jam
efektif, metoda dan media yang relatif memadai, aspek-aspek evaluasi yang dapat mengasah
responden agar lebih memahami apa yang dipelajarinva, serta motivasi dari nara sumber dan
facilitator.
Hambatan terutama berkaitan dengan dirinya sendiri seperti kekurangan waktu dan
kesulitan untuk membuat tugas karena dirasakan terlalu banyak. Hambatan lainnya adalah
ketidak-samaan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja. Namun, hambatan itu
menjadi tidak terasa karena adanya dukungan dari nara sumber dan facilitator yang sangat
dirasakan sekali manfaatnva dalam menyelesaikan kegiatan Diklat.

Daftar Pustaka
Flippo, Edwin B.. 1961. Principles of Personnel Managemen.
McGraw-Hill Book Company, Inc, New York - Toronto, London
Kartika, Ikka
Alfabeta
Mills,

A.Fauzi,

H.R.(1977).
McMillan

.2011.

Teaching

and

Mengelola
Training.

Pelatihan
A

New

Partisipatif.

Handbook

for

York:

Bandung:
Instruction,

Moekijat. 1991. Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung :


Mandar Maju
Sudjana, D. (2000). Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah Perkembangan,
Falsafah dan Teori Pendukung serta Azas. Bandung: Fallah Production.
Sudjana, D. 2007. Sistem & Manajemen Pelatihan. Bandung: Falah Production

Anda mungkin juga menyukai