Pengertian Seni Tari
Pengertian Seni Tari
Seni tari adalah seni yang mengekspresikan nilai batin melalui gerak yang indah dari
tubuh/fisik dan mimik. Seni tari secara umum memiliki aspek-aspek gerak, ritmis, keindahan,
dan ekspresi. Selain itu, seni tari memilki unsur-unsur ruang, tenaga, dan waktu. Ruang
berhubungan dengan posisi, tingkatan, dan jangkauan. Posisi berhubungan dengan arah hadap
dan arah gerak. Arah hadap, seperti menghadap kedepan, kebelakang, serong kanan, dan
serong kiri, arah gerak, contohnya menuju kedepan, kebelakang, memutar, atau zigzag.
Tingkatan berhubungan dengan tinggi rens\dahnya posisi duduk dan level tinggi dengan
posisi kaki dijinjitkan atau dengan meloncatloncat,. Jangkauan berhubungan dengan gerak
yang panjang atau pendek, gerak yang besar atau kecil.
Tenaga sangat dibutuhkan dalam seni tari karena dengan tenaga, tari yang ditampilkan
lebih kreatif. Tenaga dalam seni tari sangat berhubungan dengan rasa dan emosi, bukan
dengan kekuatan otot. Gerakan tari yang dikendalikan dan diatur dengan tenaga yang
berbeda-beda akan membangkitkan kesan yang mendalam, bukan hanya bagi penonton, juga
bagi si penari.1
Seni tari sebagai media pendidikan
Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik anak
untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang
dari nilai nilai keindahan dan keluhuran karena seni tari dapat mengasah
perasaan seseorang.2
1 http://goobloggua.blogspot.co.id/2014/06/makalah-seni-budaya-seni-tari.html
2 http://mtkhelmi.blogspot.co.id/2013/11/makalah-mengenai-seni-tari.html
Seni untuk anak-anak berbeda dengan seni untuk orang dewasa karena
karakter fisik maupun mentalnya berbeda. Hal ini sangat penting
diperhatikan khusunya dalam melakukan pengajaran terhadap anak didik.
Fungsi seni dalam pendidikan berbeda dengan fungsi seni dalam kerja
profesiona. Seni untuk pendidikan difungsikan sebagai media untuk
memenuhi fungsi perkembangan anak, baik fisik maupun mental. Sedang
seni
dalam
kerja
professional
difungsikan
untuk
meningkatkan
diajarkan karena memiliki patokan gerak dasar baku atau standar ukur
tari sebagai salah satu unsur terpenting.
Selain itu tari juga digunakan sebagai media atau cara anak belajar
mengenal sesuatu hal seperti tumbuhan, profesi, buah, kegiatan
kegiatan memanen, atau benda-benda lainnya. Sementara tari dalam
pendidikan menekankan kreativitas dan kebebasan ekspresi (Kraus,
1969). Eksplorasi merupakan suatu persyaratan yang penting, hal ini
dapat diwujudkan dengan adanya kumunikasi yang aman antara guru dan
siswa. Kenyamanan psikologis siswa juga penting untuk menumbuhkan
tindakan kreatif.
Pendidikan seni
kreatif
berperan
mengembangkan
kecerdasan
sendiri.
Imajinasi setiap siswa tentu tidak akan sama dengan siswa lain bapalagi
dengan guru tarinya. Setiap penari bisa saja mengekspresikan gerakan
yang ia lakukan seperti meniru gerak binatang, kodok meloncat, burung
terbang, ikan berenang, atau ia merasa memainkan peran seorang peri
dengan tongkat ajaibnya, menirukan gerakan pohon melambai, gerak di
Pendidikan seni tari pada anak usia dini adalah salah satu sarana
pendiidkan untuk mengembangkan kepribadian anak yang positif dalam
mencapai kedewasaan. Dalam proses mencapai kedewasaan, anak juga
mengalami proses pengalihan kebudayaan sebagai model-model
pengetahuan, nilai-nilai dan kepercayaan. Proses pengalihan kebudayaan
yang meliputi proses sosialisasi, enkulturasi dan internalisasi, dikenalkan
pada anak sejak anak usia dini melalui proses pembelajaran seni tari,
anak mampu ebrsosialisasi dengan guru, lingkungan, sekolah, teman
sebaya; anak mampu membentuk pola-pola yangt etap dan mantap
melalui proses meniru yang dilakukan secara terus menerus; anak mampu
mengembangkan ebrbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi
dalam kepribadiannya yang ditunjukkan dengan ekspresi gerak. DI
samping itu, anak juga dapat mengenal seni budaya, adat istiadat, normanorma, tata peraturan yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.4
3 http://kumpulanmakalahmahasiswaunj.blogspot.co.id/2015/05/tari-penddikananak-usia-dini.html
4 http://journal.unnes.ac.id/artikel_nju/harmonia/826