Anda di halaman 1dari 3

Badan Layanan Umum

Badan Layanan Umum (disingkat BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas[1]. BLU terdapat di lingkungan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. BLU di daerah disebut Badan Layanan Umum Daerah (disingkat
BLUD).

Latar belakang
Reformasi keuangan negara mengamanatkan pergeseran sistem penganggaran dari tradisional
menjadi pengganggaran berbasis kinerja, agar penggunaan dana pemerintah menjadi
berorientasi pada output. Perubahan ini sangat penting karena kebutuhan dana yang makin
tinggi tetapi sumber daya pemerintah terbatas. Penganggaran ini dilaksanakan oleh
pemerintahan modern di berbagai negara. Mewirausahakan pemerintah (enterprising the
government) adalah paradigma untuk mendorong peningkatan pelayanan oleh pemerintah.
Penganggaran berbasis kinerja dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, sedangkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara Pasal 68 dan Pasal 69 memberikan arahan baru bahwa instansi
pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat
menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan mengutamakan produktivitas,
efisiensi, dan efektivitas.
Prinsip-prinsip pokok yang tertuang dalam kedua undang-undang tersebut menjadi dasar
instansi pemerintah untuk menerapkan pengelolaan keuangan BLU. BLU diharapkan dapat
menjadi langkah awal dalam pembaharuan manajemen keuangan sektor publik, demi
meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.

Karakteristik
karakteristik khusus yang membedakan antara Badan Layanan Umum dengan unit organisasi
atau institusi pemerintah lainnya[2], yakni:
1. BLU merupakan instansi pemerintah yang menyediakan barang dan jasa yang
bersentuhan langsung dengan masyarakat. Oleh karena BLU menyediakan barang dan
jasa kepada masyarakat maka ada pendapatan yang diperoleh oleh BLU dari biaya
yang dibebankan kepada konsumennya. Pendapatan BLU ini merupakan Penerimaan
Bukan Pajak/PNBP sedangkan pendapatan BLUD merupakan lain-lain Pendapatan Asli
Daerah/PAD yang sah bagi suatu daerah. Dalam birokrasi pemerintah ada begitu
banyak organisasi yang bertindak bukan sebagai penyedia barang dan jasa misalnya
organisasi pemerintah yang membuat regulasi, penegakan hukum/peradilan, pertahanan
dan sebagainya, sehingga organisasi ini tidak akan menerima pendapatan langsung dari
masyarakat atas layanan yang diberikan.
2. BLU harus menjalankan praktik bisnis yang sehat tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan. Ini karakteristik yang sangat spesial sekali karena instansi pemerintah
diperkenankan untuk menerapkan praktik bisnis seperti dalam yang umum dilakukan
oleh dunia bisnis/swasta. Akan tetapi walaupun diselenggarakan sebagaimana institusi
bisnis, BLU tidak diperkenankan mencari keuntungan (not-for-profit).
3. BLU dijalankan dengan prinsip efisien dan produktivitas. Karakteristik ini jauh berbeda
dari instansi pemerintah biasa yang dalam penyelenggaraan layanannya
mengedepankan kepada penyerapan anggaran yang sangat tinggi, terlepas kegiatan
tersebut mencapai sasaran dengan tepat atau tidak. Pada BLU penyerapan anggaran

bukanlah target karena surplus/kelebihan anggaran dapat digunakan kembali pada


tahun berikutnya untuk peningkatan kualitas layanannya.
4. Adanya fleksibilitas dan otonomi dalam menjalankan operasional BLU, yakni: fleksibilitas
dalam hal pengelolaan keuangan, fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya manusia
dan fleksibilitas dalam hal pengelolaan dan pengadaan aset/barang.
5. BLU dikecualikan dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya.
Ketentuan ini merupakan semangat otonomi yang diberikan kepada BLU untuk "bisa
melanggar" ketentuan dalam keuangan negara. Contohnya adalah BLU diperkenankan
untuk menggunakan secara langsung penerimaannya (PNBP bagi BLU Pusat atau lainlain PAD yang sah bagi BLUD).

Asas BLU
1. BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah
untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan
yang didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan;
2. BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian
negara/lembaga/pemerintah daerah dan karenanya status hukum BLU tidak terpisah
dari kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk.
3. Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab atas
pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya
kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan.
4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh Menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/walikota.
5. BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.
6. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja dan BLU disusun dan
disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana kerja dan anggaran serta
laporan keuangan dan kinerja kementerian negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.
7. BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktik bisnis yang
sehat.

Syarat Menjadi BLU


Tidak semua satker yang memiliki PNBP bisa menjadi satker BLU. Ada beberapa persyaratan
agar satker yang memiliki PNBP bisa menjadi satker BLU yaitu:
Persyaratan Substantif
1. Menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi yang berhubungan dengan:

Penyediaan barang atau jasa layanan umum, seperti pelayanan di bidang


kesehatan, penyelenggaraan pendidikan, serta pelayanan jasa penelitian dan
pengembangan (litbang);

Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian


masyarakat atau layanan umum seperti otorita dan Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu (Kapet); atau

Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi atau pelayanan


kepada masyarakat, seperti pengelola dana bergulir untuk usaha kecil dan
menengah.

2. Bidang layanan umum bersifat operasional, menghasilkan semi barang/jasa publik


(quasi public goods)
3. Dalam kegiatannya tidak mengutamakan keuntungan.
Persyaratan Teknis
1. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan
pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/pimpinan
lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya; dan
2. Kinerja keuangan satker instansi yang bersangkutan sehat sebagaimana ditunjukan
dalam dokumen usulan penetapan BLU.
Persyaratan Administratif
1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan
manfaat bagi masyarakat;
2. Pola tata kelola;
3. Rencana strategis bisnis;
4. Laporan keuangan pokok;
5. Standar pelayanan minimal; dan
6. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen.

Anda mungkin juga menyukai