Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pustaka
1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd
edition, London 1953, page 51 52
2. Ralph J. Fessenden, Joan S Fessenden. Kimia Organic, Edisi 3.p.42
II.
III.
Tujuan
Dasar Teori
Iodoform termasuk senyawa haloform selain kloroform dan bromoform.
Haloform dapat terbentuk bila halogen direaksikan dengan senyawa metal keton.
Sehingga halogenasi
AgNO 3
H 2 SO 4
Ketika metal keton dengan halogen, proses halogenasi cenderung terjadi pada gugus
metal. Proses halogenasi terjadi karena substitusi halogen pertama
Ketika metil keton bereaksi dengan halogen dalam NaOH, terjadi reaksi tambahan.
Ion hidroksida menyerang gugus karbonil pada trihaloketon dan menyebabkan
perpecahan ikatan karbon karbon antara gugus karbonil dan gugus trihalometil.
Proses ini menghasilkan ion karboksilat dan suatu haloform ( contoh :
CHBr 3
, atau
CHI 3
CHCl3
Mula mula terjadi serangan nukleofilik oleh ion hidroksida pada gugus karbonil.
Langkah selanjutnya, pada ikatan karbon karbon terjadi pembelahan dengan anion
3
haloform : CX . Langkah ini dapat terjadi karena anion haloform luar biasa stabil.
proton terjadi serah terima asam karboksilat dan anion haloform. Reaksi haloform
adalah kegunaan sintetik yang mengubah metil keton menjadi asam karboksilat.
Ketika reaksi haloform digunakan pada sintesis, klorin dan bromine umum digunakan
sebagai komponen halogen. Kloroform (
CHCl3
) dan bromoform (
CHBr 3
CHI 3
sebagai berikut :
Dalam percobaan , gugus metal keton yang digunakan adalah aseton, yang kemudian
direaksikan dengan iodium dalam suasana basa dan akan menghasilkan iodoform.
NaOH berperan sebagai suasana basa dalam reaksi iodoform. NaOH juga berfungsi
sebagai oksidator yang akan bereaksi dengan
I2
ini akan terurai menjadi NaI dan Onasen. Onasen ini memiliki sifat sebagai oksidator
yang akan mengoksidasi aseton menjadi triodoaseton. Selain itu NaOH juga berfungsi
sebagai nukleofil yang menyerang atom karbonil sehingga membentuk keton yang
terhalogenasi dan ion
( iodoform ).
CI 3
CHI 3
Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat dengan cara mengkristalkan kembali dari
cairan pelarut atau campuran pelarut, melarutkan Kristal dalam pelarut panas ( atau
campuran pelarut ), kemudian mendinginkan larutan secara perlahan sampai terbentuk
Kristal yang murni. Pada percobaan ini sebagai pelarut yang digunakan adalah etanol.
Tujuan rekristalisasi :
Menghilangkan kotoran selama reaksi baik mekanis maupun fisis.
Mendapatkan Kristal yang bagus.
Proses rekristalisasi :
1. Melarutkan zat yang belum murni ke dalam larutan yang cocok pada atau dekat titik
didihnya.
2. Menyaring larutan panas dari partikel partikel atau kotoran atau bahan yang tidak
larut.
3. Pendiaman larutan panas menjadi dingin, sampai terbentuk kristal.
4. Pemisahan kristal dari larutan induk.
5. Pengeringan.
IV.
Bahan :
1. Iodium
2. Aseton
3. NaOH
4. Etanol
5 gram
6 ml / 5 gram
3,2 gram
q.s
Alat :
1. Labu erlenmeyer
2. Gelas ukur
3. Gelas piala
4. Kaca arloji
5. Labu hisap
6. Corong gelas
V. Mekanisme reaksi
VI.
Skema Kerja
Beri label
VII.
Hasil
4.8 g as sulfanilat
Tuang ke 25 g es batu + 5
ml HCl p, aduk ad terbentuk
suspensi
3.6 g naftol
20 ml NaOH
Dinginkan
Saring panas
Uapkan hasil
hingga volume 15
ml, dinginkan
sampai suhu 80oC
Dinginkan hingga terbentuk kristal
Saring dan cuci dengan
etanol
Keringkan
hasil dalam
eksikator
I2
membentuk NaIO,
kemudian terurai menjadi NaI dan O nasen yang memiliki sifat sebagai
oksidator yang mengubah aseton menjadi triodoaseton.
Sebagai nukleofil yang menyerang atom karbonil sehingga membentuk
keton yang terhalogenasi dan ion
membentuk
CHI 3
CI 3
( iodoform )
3. Apa artinya setelah iodium habis bereaksi, segera ditambahkan dengan sejumlah air ?
Jawab :
Iodium yang sudah habis bereaksi ditandai dengan warna coklat dan larutan tersebut
sudah hilang. Penambahan air untuk mengurangi oksidasi iodium oleh cahaya.
4. Factor apa yang menyebabkan kegagalan terbentuknya iodoform ?
Jawab :
Karena reaksi antara aseton dan iodium kurang sempurna, sehingga tidak
semua reaksinya membentuk iodoform.
Karena penimbangan yang tidak tepat larut / tidak akurat.
Karena suasananya kurang basa.
5. Bagaimana pembuatan kloroform dan bromoform ?
Jawab :
Pembuatannya sama dengan iodoform, hanya gugus halogennnya saja yang diganti.
Iodoform menggunakan gugus I sedangakn kloroform menggunakan guguc Cl dan
bromoform menggunakan gugus Br.