KATA PENGANTAR
Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam
menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan
pengolahan lahan. Traktor merupakan salah satu solusi untuk dapat mengolah lahan
dengan tepat dan cepat.
Traktor tangan QUICK model QUICK G1000 Boxer dengan mesin penggerak
bertenaga 8.5 HP hadir sebgaimana generasi sebelumnya yaitu traktor QUICK G1000
yang telah terbukti ketangguhannya dalam mengolah lahan, mulai dari lahan yang
bertanah normal sampai dengan yang bertanah keras, dalam kondisi kering maupun
basah, serta sesuai untuk bekerja pada lahan dengan luasan sedang sampai dengan
lahan luas dengan daya guna yang optimal.
Traktor QUICK G1000 Boxer didesain bebas bocor, ketinggian stang dapat diatur
dan disesuaikan dengan kondisi lahan dan ketinggian operator, adanya lubang kontrol
ketinggian oli, rumah Tension Handle berbentuk F untuk mengurangi penyetelan
dudukan engine yang diakibatkan oleh kemuluran V-Belt, sangat stabil / tidak mudah
terguling, serta getaran yang sangat rendah sehingga operator tidak cepat lelah dalam
mengoperasikannya. Selain itu, traktor QUICK G1000 Boxer juga memiliki keunggulan
dalam hal maintenance yaitu berupa kemudahan dalam penggantian oil seal dan bearing
pada Input Shaft dan Main Shaft. Untuk kelengkapan operasional dan keamanan
operator, traktor QUICK G1000 Boxer juga dilengkapi penarik Stand yang berupa tali
dengan kelengkapan kait, Pulley Cover dan Extension (pemanjangan) Pulley Cover
sebagai penahan cipratan lumpur sehingga V-Belt menjadi bebas slip dan lebih awet,
serta masih banyak keunggulan traktor QUICK G1000 Boxer yang lainnya.
Edisi 1
DAFTAR ISI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
4
5
6
7
8
9
10
11
13
15
16
17
18
19
20
20
24
27
29
31
33
34
35
36
37
38
39
28.
29.
30.
31.
40
40
41
41
: G1000 Boxer
2
. Ukuran dengan Roda Besi (PxLxT)
3
. Gear case
4
. Sistem Pembelok
5
. Kecepatan
6
. Pelumas
7
. Sistem Transmisi
: Kombinasi (Gear-Chain)
1 kecepatan maju
8
. Kopling Utama
9
. Diameter Main Pulley
1
0
Diameter Roda Besi
.
1
1
Berat Traktor & Bajak (tanpa engine)
.
V-Belt (2 pcs) :
: 900 mm
: 212 kg
Nama Mesin
2
.
Model
3
.
Type
4
.
Sistem Balancer
5
.
Tenaga Rata-rata
6
.
Tenaga Maksimum
7
.
8
.
9
.
Sistem Starting
Engkol
1
0
.
Berat
KUBOTA
RD 85 DI-1S
RD 85 DI-2S
Ada
86 kg
89 kg
PERHATIAN!!!
Untuk Transportasi pada jalanan menurun yang curam,
jangan membelokkan traktor dengan menggunakan kopling
belok (sangat berbahaya), karena roda yang dikopling tidak
akan berhenti tetapi justru dapat meluncur lebih cepat dan
traktor berbelok tak terkendali.
10
Perhatikan arah
Alur Ban
Perhatikan arah
Sepatu Roda
11
Pasangkan Main Pulley pada Input Shaft, pastikan posisi Main Pulley tepat /
tidak miring terhadap Input Shaft-nya, dan alur spi pada Main Pulley lurus
terhadap spi pada Input Shaft.
Tempatkan landasan kayu pada bagian tengah Main Pulley seperti gambar
(bisa cara pemasangan 1 atau cara pemasangan 2), pukul ringan landasan
kayu tersebut.
Hentikan pemukulan, putar Main Pulley untuk memastikan bahwa posisi Main
Pulley terhadap Input Shaft sudah benar (tidak oleng). Apabila pada saat
dilakukan pemukulan terasa keras dan tidak bisa masuk, bisa dipastikan bahwa
posisi pemasangannya tidak benar atau kondisi permukaan Input Shaft maupun
Main Shaft tidak bersih.
Setelah dipastikan bahwa posisi pemasangan sudah benar, lanjutkan
pemukulan sampai batas step as (cukup dipukul ringan dan Main Pulley akan
mudah masuk) dengan tetap memakai landasan kayu.
Lanjutkan dengan pemasangan Stopper Plate, Spring Washer dan Bolt M10.
Note : Jangan dipukul langsung dengan palu besi karena bisa berakibat miring atau
Main pulley pecah.
12
13
14
1.
Kontak lebih banyak, kuat untuk kondisi V-Belt basah.
2.
Umur V-Belt standar normal.
3.
Banyak digunakan untuk lahan normal sampai dengan lahan sangat
berat.
B. Tekan dari Atas.
15
16
STANG TINGGI
(Kepala di Atas)
ST
STANG RENDAH
(Kepala di Bawah)
SR
Pasang bajak pada posisi R
untuk memperoleh stang
RENDAH.
ALTERNATIF POSISI
lubang atas
Posisi T
Tinggi
lubang bawah
Posisi R
Rendah
Kepala di atas
Posisi ST
Sangat Tinggi
Posisi T
Tinggi
17
Kepala di bawah
Posisi R
Rendah
Posisi SR
Sangat Rendah
18
Masukkan oli melalui lubang pengisian oli. Minyak Pelumas (oli) yang
digunakan adalah Minyak Pelumas SAE 90-140 sebanyak 5,5 liter dan
pastikan oli sudah sampai lubang cek oli (mengalir lewat lubang cek oli)
Tutup dan kencangkan baut penutup lubang cek oli dan Oil Cap.
Penggantian oli:
Oli dalam Gear Box diganti setelah pemakaian selama 600 jam kerja. Untuk
membuang oli dalam Gear Box, bukalah baut yang berada di bagian bawah sisi
kanan. Setelah semua oli keluar, tutup kembali baut tersebut kemudian isi Gear Box
dengan oli yang baru.
Perhatian:
Selama pemakaian dapat dipastikan oli akan selalu berkurang. Periksalah oli traktor
anda tiap hari sebelum dioperasikan dan tambahkan bila perlu sampai meluber dari
lubang cek oli agar traktor awet.
19
b.
Diesel Penggerak (Bahan Bakar, Oli Diesel, Air Radiator)
Pastikan Tangki Bahan Bakar telah terisi Minyak Solar dalam jumlah yang cukup
(untuk Diesel Kubota RD 85 DI-1S dan RD 85 DI-2S, kapasitas tangki bahan bakar
9,5 liter). Pastikan juga oli mesin Diesel dan air radiator masih terisi sesuai
ketentuan (untuk Diesel Kubota RD 85 DI-1S dan RD 85 DI-2S, menggunakan
Minyak Pelumas SAE-30 sebanyak 2,4 liter).
c.
Posisi V-Belt
Pastikan V-Belt dalam posisi lurus, tidak dalam posisi miring. Posisi V-Belt yang
miring dapat mengurangi efisiensi penerusan tenaga/ putaran dari Diesel Penggerak
ke Pulley Utama. Akibat selanjutnya adalah penggunaan V-Belt dan Pulley menjadi
boros (cepat rusak).
d.
Penarik Kopling (Clutch Rod)
Pastikan Penarik Kopling dapat bekerja dengan baik: posisi Steering Gear betulbetul masuk ketika Clutch Handle dilepas / tidak ditarik, dan Steering Gear pada
posisi lepas saat Clutch Handle ditarik. Jika Penarik Kopling belum berfungsi
dengan baik, lakukan penyetelan dengan mengatur Clutch Rod Adjustment
(pengatur yang ada di depan Clutch Handle).
e.
20
Pastikan Roda terpasang dengan benar, tidak terbalik kanan-kiri-nya. Periksa juga
kekencangan Baut yang mengikat Cage Wheel Flange (Roda) dengan Wheel Holder
(Gear box).
f.
Keamanan Tangan Saat Memutar Engkol Starter
Pastikan tersedianya ruangan yang cukup aman untuk tangan saat memutar Engkol
Starter, dengan cara mengatur jarak Diesel terhadap roda.
a.
Cara Menghidupkan :
Pastikan V-Belt dalam posisi kendor (tidak meneruskan tenaga/ putaran),
kemudian hidupkan diesel dengan memutar Engkol Starter yang tersedia.
b.
Cara Menjalankan :
Setelah Diesel dihidupkan dan gas sudah diatur sedemikian rupa, traktor dapat
dijalankan dengan mengubah posisi Tension Handle ke posisi jalan (ditarik ke
belakang). Jika diperlukan, pengatur gas dapat diatur kembali untuk
memperoleh putaran yang sesuai
c.
Cara Berbelok :
Traktor dapat dibelokkan dengan cara menarik Clutch Handle. Tariklah Clutch
Handle Kiri jika ingin berbelok ke kiri, dan sebaliknya, tariklah Clutch Handle
Kanan jika ingin berbelok ke kanan. Traktor berbelok dengan cara
menghentikan putaran salah satu roda.
Harap diperhatikan:
21
Saat traktor berbelok, salah satu roda traktor berfungsi sebagai pusat
belokan dan roda yang lain tetap berjalan sehingga traktor seolah-olah berputar dengan
roda yang diam sebagai pusat putaran.
Saat traktor berbelok, pastikan posisi operator berada diluar radius stang,
karena stang akan berayun ke samping mengikuti putaran pembelokan traktor. Ayunan
ke samping ini akan membahayakan operator jika operator berada dalam radius stang.
d. Cara Menghentikan :
Untuk menghentikan traktor, lepaskan Tension Handle sampai pada posisi
paling depan (posisi stop/berhenti).Traktor juga akan berhenti sementara saat
Clutch Handle Kanan dan Kiri ditarik bersama-sama. Prosedur yang terakhir ini
adalah prosedur untuk situasi khusus (dapat dilakukan namun tidak
disarankan). Harap diingat juga bahwa saat melepaskan tarikan Clutch Handle
harus bersama-sama. Jika pelepasan tarikan tidak bersama-sama maka
traktor akan berbelok tidak terkendali.
22
tanpa harus diluku terlebih dahulu. Pasanglah gelebeg pada lubang pen tengah,
lubang yang lain sebagai cadangan.
c.
Garu (Leveler)
Garu digunakan untuk meratakan permukaan tanah sebagai proses terakhir
(finishing) pengerjaan tanah. Pasang garu pada lubang pen tengah dan aturlah
kemiringan garu menggunakan baut penyetel yang tersedia untuk memperoleh
kemiringan yang sesuai dengan kondisi tanah yang sedang diolah.
d.
Bajak Parabola (Disc Plow)
Disc Plow berfungsi seperti bajak. Dengan menggunakan Disc Plow, akan
diperoleh hasil pembajakan 2x lebih lebar jika dibandingkan dengan hasil bajak
biasa (Single Plow). Dengan demikian, pemakaian bahan bakar menjadi lebih
hemat. Aturlah kedalaman pembajakan dengan ulir pengatur yang tersedia.
3. Pola Pengerjaan Lahan
Cara pengolahan lahan dengan traktor tangan tergantung dari kondisi dan bentuk
lahan yang akan diolah. Pada prinsipnya, operator traktor harus memperhatikan
arah lemparan tanah dari luku. Roda kanan traktor harus masuk ke dalam parit
bekas bajakan sebelumnya (hal ini tidak berlaku pada saat membelok), untuk
memperoleh hasil bajakan yang sempurna. Ada dua cara lintasan yang dapat
dipakai yaitu: Cara Belah dan Cara Keliling.
traktor masuk
CARA
BELAH
traktor keluar
Untuk pola pengerjaan lahan dengan cara belah, pengerjaan tepi dapat dilakukan
dengan cara memasang bajak pada lubang Hitch sebelah kiri.
traktor keluar
traktor masuk
23
CARA
KELILING
Untuk pola pengerjaan lahan dengan cara keliling, pengerjaan tepi dapat dilakukan
dengan cara memasang bajak pada lubang Hitch sebelah kanan.
4. Pemakaian untuk Transportasi
Traktor dapat digunakan untuk keperluan transportasi dengan memasang
komponen-komponen berikut:
a.
Roda Karet
Pasanglah Roda Karet untuk pemakaian traktor di jalan darat / transportasi.
(Cara pemasangan lihat hal-8)
b.
Trailler (Gerobak)
Trailler dapat dipasangkan pada Hitch (lubang tengah) sehingga traktor stabil
dan dapat digunakan untuk mengangkut barang. Sedapat mungkin, pasanglah
rem pada trailler, untuk keamanan transportasi.
2.
24
3.
4.
5.
Lakukan pelumasan yang teratur pada komponenkomponen yang memerlukan pelumasan; seperti: Tension Handle, Steering
Linkage, Shifting Lever, dsb.
6.
7.
25
26
Perhatian :
Pada saat bongkar pasang (maintenance), hindari benturan antar komponen atau
benda lain yang dapat mengakibatkan cacat pada komponen. Hal ini dilakukan untuk
menjaga kepresisian dari komponen tersebut.
8.
27
TROUBLESHOOTING
Berikut ini adalah analisa masalah yang mungkin timbul saat mengoperasikan traktor,
berikut alternatif pemecahannya.
PERMASALAHAN
CARA MENGATASI
1.
2.
Traktor macet karena tidak kuat Aturlah kedalaman luku dengan ulir pengatur
menarik luku yang masuk ke tanah yang tersedia. Jika hal ini tidak menyelesaikan
terlalu dalam.
masalah, tarik pen (Hitch Pin) atau baut pada
batang luku untuk melepaskan luku, kemudian
jalankan traktor tanpa luku sambil stang traktor
diangkat ke atas. Pasang kembali setelah
traktor berjalan normal.
3.
Traktor berjalan tidak lurus Pindahkan pen (Hitch Pin) ke lubang tengah
sehingga operator harus menahan sehingga traktor dapat berjalan normal
No.
28
4.
5.
6.
7.
8.
29