Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.,


Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat
dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Infeksi Saluran
Pernapasan Atas (ISPA). Dalam makalah ini penulis mencoba menjelaskan secara lebih dalam
mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan ISPA. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan dan bagi
masyarakat pada umumnya dalam menangani kasus-kasus penyakit yang berhubungan dengan
infeksi saluran pernapasan atas. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada
penyusunan makalah

ini.

Oleh karena

itu,penulis mengharpkan saran dan kritik yang

membangun.Akhir kata,penulis berharap makalah ini

dapat

menambah pengetahuantentang

ISPA suatu penyakit dan bermanfaat bagi orang-orang yang tertarik menekuni bidang ini.

Jakarta,

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam GBHN, dinyatakan bahwa pola dasar pembangunan Nasionalpada hakekatnya
adalahPembangunan Manusia Indonesia seutuhnya danpembangunan masyarakat Indonesia.
Jadi jelas bahwa hubungan antara usahapeningkatan kesehatan masyarakat

dengan

pembangunan, karena tanpa modalkesehatan niscayaakangagal pula pembangunan kita.Usaha


peningkatankesehatan

masyarakat

pada

kenyataannya

tidaklah

mudah

seperti

membalikkantelapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah kompleks, dimana penyakityang
terbanyak diderita oleh masyarakat terutama pada yang paling rawan yaituibu dan anak, ibu
hamil dan ibu meneteki serta anak bawah lima tahun.Salah satu penyakit yang diderita oleh
masyarakat terutama adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yaitu meliputi infeksi akut
saluran pernapasanbagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah
suatupenyakit yang terbanyak diderita olehanak- anak, baik dinegara berkembangmaupun
dinegara maju dan sudah mampu. dan banyak dari mereka perlu masukrumah

sakit

karena

penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluranpernapasan pada masa bayi dan anak-anak
dapat pula memberi kecacatan sampaipada,masa dewasa. dimana ditemukanadanya hubungan
dengan terjadinyaChronic Obstructive Pulmonary Disease.
ISPA masih

merupakan

masalah

kesehatan

yang

penting

karena menyebabkan

kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4kematian yang terjadi. Setiap
anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPAsetiap tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan
diPuskesmas adalah oleh penyakitISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA
mencakup 20 % -30 %.Kematian yangterbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada
bayiberumur kurang dari 2 bulan. Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang beratmasih sangat
tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena penderita datanguntuk berobat dalam keadaan
berat dan sering disertai penyulit-penyulit dankurang gizi.
BAB II

PEMBAHASAN

Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA adalah suatu kelompok penyakit yang
menyerang saluran pernapasan. Secara anatomis ISPA dapat di bagi dalam dua bagian,
yaitu ISPA Atas (Acute Upper Respiratory Infections) dan ISPA Bawah (Acute Lower
Respiratory Infections). Batas anatominya adalah suatu bagian dalam tenggorokan yang
disebut epiglottis. ISPA dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa, tetapi enting untuk
memperhatikan ISPA pada anak-anak karena penyakit ini merupakan salah satu penyebab
terpenting kematian pada anak-anak terutama pada bayi dan balita. Salah satu ISPA Atas
yang perlu diwaspadai adalah radang saluran tenggorokan atau faringitis dan radang
telinga tengah atau otitis. ISPA bawah yang berbahaya adalah pneumonia.
Menurut

Prof.

Dr.H.

Mardjanis,

Sp.A(K)

Infeksi

Saluran

Pernapasan

Akut

disebabkan oleh bakteri dan sering menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita.Istilah
ISPA yang sering disalahtafsirkan sebagai Infeksi Saluran Pernapasan Atas dipakai sebagai
pengganti istilah batuk-pilek biasa (Common cold, flu, salesma). Untuk ISPA yang lama
digunakan istilah IRA (Infeksi Respirasi Akut). ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)
adalah suatu penyakit infeksi yang mengenai saluran pernapasan, biasanya mulai mendadak
dan perlangsungan penyakitnya kurang dari 2 minggu tetapi ada juga yang lebih dari 2 minggu
dan diharapkan sembuh tanpa sekualae permanent apapun.
ISPA dapat disebabkan oleh virus, bakteri dan riketsia. Salah satu penyakit ISPA yang
sering mengenai populasi manusia di seluruh dunia adalah influenza. Influenza

adalah

penyakit saluran pernapasan akut dengan demam yang disebabkan oleh virus influenza tipe A
atau virus influenza tipe B. penyakit influenza ini bersifat endemik di seluruh dunia dan
epidemik di beberapa daerah tertentu. Penularannya melalui percikan ludah (droplet
injection) dan sering diikuti komplikasi infeksi bacterial kalau tidak dilakukan pengobatan.

A. Pengrtian

ISPA adalah suatu penyakit pernafasan akut yang ditandai dengan gejala batuk, pilek,
serak, demam dan mengeluarkan ingus atau lendir yang berlangsung sampai dengan 14 hari
(Depkes RI, 2000). ISPA adalah penyakit infeksi yang menyerang salah satu dan atau lebih
bagian dari saluran napas, mulai dari hidung (saluran pernapasan atas) hingga alveoli
(saluran pernapasan bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga
tengah dan pleura yang disebabkan oleh masuknya kuman (bakteri, virus atau riketsia) ke dalam
organ saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari. Batas14 hari diambiluntuk
menunjukkan proses akut dari suatu penyakit, meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat
digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Menurut derajat keparahannya, ISPA dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu ISPA ringan,
ISPA sedang, dan ISPA berat. Pembagian menurut deajat keparahan tersebut didasarkan
pada gejala-gejala dan tanda-tandanya. ISPA ringan dapat berkembang menjadi ISPA sedang
atau ISPA berat jika keadaan memungkinkan, misalnya penderita kurang mendapat perawatan
atau saat penderita dalam keadaan lemah hingga daya tahan tubuhnya rendah. Gejala ISPA
ringan dapat dengan mudah diketahui oleh orang awam, sedangkan gejala ISPA sedang dan
berat memerlukan beberapa pengamatan sederhana.
7
B. Klasifikasi
Menurut derajat keparahannya, ISPA dapat di bagi menjadi 3 golongan yaitu :
a) ISPA ringan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala
sebagai berikut :

Batuk
Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada waktu
berbicara atau menangis).
Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung
Panas atau demam, suhu tubuh lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba dengan
penggung tangan terasa panas.

b) ISPA sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala-gejala ISPA ringan
disertai gejala-gejala berikut :

Pernapasan > 50 kali per menit pada anak yang berumur > 1 tahun atau > 40 kali per
menit pada anak yang berumur 1 tahun atau lebih.
Suhu tubuh lebih dari 390C.
Tenggorokan berwarna merah.
Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak.
Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
Pernapasan berbunyi seperti mendengkur atau mencuit-cuit.

Dari gejala-gejala ISPA sedang, perlu berhati-hati jika anak menderita ISPA ringan sedangkan
suhu tubuhnya lebih dari 390C atau gizinya kurang baik, atau umurnya 4 bulan,maka anak
tersebut menderita ISPA sedang dan harus mendapat pertolongan dari petugas kesehatan.
c) ISPA berat
Seorang anak dinyatakan menderita ispa berat jika dijumpai gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA
sedang disertai gejala berikut :

Bibir atau kulit membiru.


Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernapas.
Kesadaran menurun.
Pernapasan berbunyi berciut-ciut dan anak tampak gelisah.
Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas.
Nadi cepat, lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba

C. Epidemiologi
Penyakit ISPA sering terjadi pada anak-anak. Episode penyakit batuk pilek pada balita di
Indonesia perkirakan 3-6 kali per tahun (rata-rata 4 kali per tahun), artinya seorang balita ratarata mendapatkan serangan batuk pilek sebanyak 3-6 kali setahun. Dari hasil pengamatan
epidemiologi dapat diketahui bahwa angka kesakitan dikota cenderung lebih besar dari pada di
desa. Hal ini mungkin disebabkan

oleh tingkat kepadatan tempat tinggal dan pencemaran

lingkungan di kota yang lebih tinggi dari pada di desa. ISPA merupakan penyakit yng seringkali
dilaporkan sebagai 10 penyakit utama di Negara berkembang. Di Negara berkembang,
penyakit pneumonia merupakan 25% penyumbang kematian pada anak, terutama pada bayi
berusia kurang dari 2 bulan. Dari Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986
diketahui bahwa morbiditas pada bayi akibat pneumonia sebesar 42,2% dan pada balita
40,6%, sedangkan angka mortalitas 36%. Di Indonesia angka ini dilaporkan sekitar 3-6 kali per
tahun per anak, sekitar 40-60% kunjungan berobat di puskesmas dan 15-30% kunjungan

berobat jalan dan rawat inap di ruamah sakit juga disebabkan oleh ISPA. Hasil SKRT
tahun 1992 menunjukkan bahwa angka mortalitas pada bayi akibat penyakit ISPA
menduduki urutan pertama (36%), dan angka mortalitas pada balita menduduki urutan
kedua (13%). Di jawa Tengah pada tahun 1999 penyakit ISPA selalu menduduki rangking 1 pada
10 besar penyakit pasien rawat jalan di puskesmas.
D. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari :

Bakteri:Diplococcuspneumonia,

Staphylococcus aureus, Haemophilus influenza, dan lain-lain.


Virus :Influenza, adenovirus, sitomegalovirus
Jamur :Aspergillus sp, Candida albicans, Histoplama, dan lain-lain.
Aspira :Makanan,asap kendaraan bermotor, BBM (bahan bakar minyak) biasanya

Pneumococcus,

Streptococcus

pyogenes,

minyak tanah, cairan amnion pada saat lahir, benda asing (biji-bijian, mainan plastic
kecil, dan lain-lain).
Disamping

penyebab,

perlu

juga

diperhatikan

faktor

resiko,

yaitu

faktor

yang

mempengaruhi atau mempermudah terjadinya ISPA. Secara umum ada 3 faktor yaitu:
a)Keadaan social ekonomi dan cara mengasuh atau mengurus anak.
b) Keadaan gizi dan cara pemberian makan.
c) Kebiasaan merokok dan pencemaran udara
Faktor yang meningkatkan morbiditas adalah anak usia 2 bulan, gizi kurang, Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR), pemberian Air Susu Ibu (ASI) tidak memadai, polusi udara, kepadatan
dalam rumah, imunisasi tidak lengkap dan menyelimuti anak berlebihan. Faktor yang
meningkatkan mortalitas adalah umur kurang dari 2 bulan, tingkat social ekonomi rendah, gizi
kurang, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), tingkat pengetahuan ibu rendah, kepadatan
dalam rumah, imunisasi tidak lengkap dan menderita penyakit kronis.

E. Patologi dan Gejala klinis

Bila virus masuk ke dalam pernapasan maka hanya dalam waktu 1-3 hari akan timbul
gejala penyakitnya. Gejala sistemik influenza mulainya mendadak dan disertai demam (samapai
104 derajat Farenheit), mengigil, nyeri kepala, mialgia (nyeri otot), nyeri lumbosakral dan sangat
lemah. Nyeri kepala dan nyeri otot merupakan keluhan yang sangat jelas intensitasnya pararel
dengan demam yang tinggi. Demam biasanya berakhir 2-4 hari. Batuk kering, nyeri tenggorokan
dan rinorea juga ada, kurang kuat pada permulaan dan jadi lebih nyata ketika demam
mengurang.Masyarakat umur dewasa memikirkan kesengsaraan menderita influenza. Anak-anak
juga dengan mudah terinfeksi. Selama masa epidemi sebanyak sepertiga dari kunjungan
poliklinik pediatri adalah dengan gejala-gejala flu. Anak-anak sering mengalami demam
yang lebih lama, hilangnya virus lebih lama dari pada orang dewasa dan lebih mungkin
terjadi pneumonia virus influenza primer. Flu dapat sebagai pencetus asma pada anak dengan
mengakibatkan jalan napas hiperaktif dan flu dapat juga mempercepat terjadinya kejang demam
pada anak. Walaupun

penyakit

influenza

sangat

melemahkan,

untuk

sementara

ini

kebanyakan kasus sembuh dalam 1-2 minggu dan tidak meninggalkan cedera yang permanent.
Namun pada

epidemi yang khas ada dua jenis komplikasi yang dapat mengakibatkan

penambahan morbidibitas influenza dan menyebabkan sebagian besar kematian yaitu :


pneumonia virus influenza primer dan pneumonia bakteri sekunder.

Anda mungkin juga menyukai