PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Saat ini negara kita masih menghadapi musibah baik yang sifatnya
penyakit, pencemaran, maupun bencana alam. Sebagian kejadian tersebut telah
dilalui seperti Pandemi SARS dan bencana tsunami, namun masih ada yang perlu
perhatian serius seperti polio, flu burung, demam berdarah dangue (DBD), diare,
pencemaran lingkungan dan busung lapar.
Melihat berbagai masalah tersebut maka tidak menutup kemungkinan di
masa datang berbagai masalah kesehatan akan semakin bertambah, khususnya
masalah kesehatan lingkungan akan cenderung semakin kompleks bila tidak
diimbangi oleh peningkatan sumber daya manusia (SDM), kemampuan menyerap
dan menerapkan teknologi, serta perimbangan keragaman kecepatan laju
pembangunan tiap daerah kabupaten/kota. Hal ini akan berakibat pula pada
keragaman pola penyakit penyebab kematian antar daerah.
Berbagai penanggulangan berbagai penyakit tersebut tidak mungkin
diatasi sendiri oleh Depkes, sebaliknya tidak mungkin pula sektor terkait dapat
membantu mengatasi hal ini tanpa sosialisasi dari pengelola program kesehatan
mengenai derajat kesehatan.
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan, dengan demikian konsep
pembangunan yang berkelanjutan lebih mengutamakan dampak lingkungan pada
kebijakan pembangunan. Rencana peningkatan derajat kesehatan tersebut sesuai
Peraturan Presiden (Perpres) No. 7 Tahun 2005 tentang rencana pembangunan
jangka menengah nasional tahun 2004 - 2009 yang merupakan arah dari
pembangunan nasional.
Dalam pelaksanaan peningkatan derajat kesehatan masyarakat maka
Depkes yang tugas pokok dan fungsinya telah ditetapkan dalam Perpres No. 9
Tahun 2005 diamanatkan untuk melaksanakan pembangunan kesehatan dengan
fokus peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan masyarakat yang
berkualitas yang memuat antara lain 12 program pembangunan kesehatan antara
lain Program Lingkungan Sehat dan Program Penyehatan dan Pemberantasan
Penyakit. Salah satu bentuk Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan dalam hal ini
Rumusan Masalah
1.
2.
Tujuan
1.
2.
3.
4.
A.
BAB II
PEMBAHASAN
Program ini mengakomodasi dan mengkoordinasikan berbagai program di
tingkat Kabupaten dan Kota (dengan peran aktif masyarakat) sehingga dapat
sinkron dan menjelma menjadi daya ungkit besar terhadap kriteria sehat pada
segala sektor dan bidang. indikator kabupaten dan kota sehat seseuai Peraturan
Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor : 34 Tahun 2005
Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota
sehat
Dasar Penyelenggaran Kab / Kota Sehat
1. UU Nomor : 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah
Tahun
2005
Nomor
1138/Menkes/PB/VIII/2005
tentang
Kawasan sehat : dalah kondisi wilayah tertentu yang bersih, nyaman, aman dan
sehat bagi pekerja dan masyarakat dikawasan tersebut dengan mengoptimalkan
potensi masyarakat dan pekerja, melalui pemberdayaan pelaku pembangunan
yang terkait, difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan
wilayah.
Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang bersih,
nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan potensi
masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja masyarakat , difasilitasi oleh
sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan wilayah.
Sasaran :
1. Terlaksananya program kesehatan dan sektor terkait yang sinkron dengan
kebutuhan masyarakat, melalui perberdayaan forum yang disepakati
masyarakat.
Strategi
1. Melibatkan semua potensi yang ada di masy. dalam forum & pokja,
sebagai penggerak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.
2. Forum didampingi oleh sektor tehnis sesuai dengan potensi kawasan sehat
melakukan advokasi kpd penentu kebijakan
3. Mengembangkan kegiatan kab./kota sehat yang sesuai dengann visi dan
misi potensi daerah dengann berbagai simbol/moto, semboyan yang
dipahami & memberikan rasa kebanggaan bagi warganya.
4. Mengembangkan informasi dan promosi yang tepat sesuai dengan kondisi
setempat baik berupa media cetak, elektronik termasuk melalui internet,
media tradisional.
5. Meningkatkan potensi ekonomi daerah/wilayah dengan kegiatan yang
menjadi kesepakatan masyarakat.
6. Menjalin kerjasama antara forum kab./kota yang melaksanakan program
kabupaten/kota sehat.
C.
D.
penghargaan ini antra lain tercantum pada BAB V pasal 11 dijelaskan bahwa
penghargaan Kab/ Kota Sehat Tingkat Nasional dilaksanakan setiap 2 tahun
sekali. Dalam selang waktu tersebut dilaksanakan seleksi thd kab/ kota oleh tim
Seleksi Kab/ Kota Sehat tingkat Propinsi. Selanjutnya pengiriman hasil seleksi
Kab/Kota Sehat oleh Tim Penilai Tingkat Propinsi ke Pusat (dengan melampirkan
formulir penilaian dan dokumen pendukung) sesuai pedoman verifikasi.
( Pebruari-Maret 2009)
1. Tim Penilai Kab/Kota Sehat Tkt Pusat menseleksi administrasi (April-Mei
2009)
2. Tim Penilai tkt Pusat ke daerah utk mengklarifikasi / verifikasi (JuniAgustus 2009)
3. Penetapan calon penerima penghargaan oleh tim pusat (September 2009)
4. Pengiriman calon pemenang kab/ kota sehat ke Mendagri utk mendapat
rekomendasi/ persetujuan (September 2009)
5. Pengesahan Penenang Kab/ Kota sehat oleh Menkes (Oktober 2009)
6. Pemberian penghargaan SWASTI SABA (Nopember 2009)
Sedangkan variabel yang diverifikasi
1. Cakupan Pelaksanaan (Tatanan, Kecamatan, Desa/Kel)
2. Prestasi Daerah (penghargaan-penghargaan yang sudah diperoleh)
3. Aktifitas TIM PEMBINA
4. Aktifitas FORUM
5. Aktifitas FORKOM DESA/ KEL
6. Aktifitas POKJA DESA
7. HASIL KEGIATAN
E.
1.
program unggulan yang akan diajukan dalam kompetisi kota sehat, diantaranya :
Program greenschool atau sekolah hijau merupakan pengembangan dari
program
kota
sehat
dengan
melibatkan
dinas
pendidikanyang
berupa
2.
3.
4.
Program konservasi air dan penghijauan yang bekerjasama dengan Hotel Laras
Asri, Moses, TUK dan forship. Melalui program ini melakukan kegiatan
penanaman pohon di Dusun Tajuk dan kecandran, seminar air dan urbanisasi,
sepeda sehat kampanye Go Green, uji kemurnian air minum dalam kemasan yang
dikonsumsi masyarakat serta penandatanganan perjanjian kesepahaman kerjasama
dalam pemeliharaan lingkungan hidup, penanaman pohon di Ngawen dan daerah
5.
Kalitaman.
Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan sosialisasi di
masyarakat
sampai
ketingkat
RT/RW,
kegiatan
PSN
bersama,
dan
BAB IV
PENUTUP
A.
1.
Kesimpulan
kota sehat adalah suatu kondisi dari suatu wilayah yang bersih, nyaman, aman
dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi ekonomi
masyarakat yang saling mendukung melalui koordinasi forum kecamatan dan
difasilitasi oleh sector terkait dan sinkron dengan perencanaan masing masing
2.
desa.
Ciri-Ciri Kota Sehat yaitu Pendekatan tergantung permasalahan yang dihadapi,
Berasal dari kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masayarakat, sedangkan
3.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Penyebab Kesakitan dan Kematian Dipengaruhi Kondisi Lingkungan dan Perilaku
http://www.depkes.go.id (diunduh tanggal 14 November 2013)
Profil Kabupaten/Kota Sehat http://digilib-ampl.net/detail/detail.php (diunduh
tanggal 14 November 2013)
Pedoman Penyelenggaraan Kabupaten/ Kota Sehat ( Peraturan bersama Menteri
Dalam Negeri dan Manteri Kesehatan ). Tim Pembina Kabupaten/ Kota sehat
tingkat pusat. 2005 Posted by Tugas Partnership
Danisworo, M, 1998, Makalah Pengelolaan kualitas lingkungan dan lansekap
perkotaan di indonesia dalam menghadapi dinamika abad XXI.
Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Yunus, Hadi Sabar, (2005). Manajemen Kota: Perspektif Spasial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.