Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Saat ini negara kita masih menghadapi musibah baik yang sifatnya
penyakit, pencemaran, maupun bencana alam. Sebagian kejadian tersebut telah
dilalui seperti Pandemi SARS dan bencana tsunami, namun masih ada yang perlu
perhatian serius seperti polio, flu burung, demam berdarah dangue (DBD), diare,
pencemaran lingkungan dan busung lapar.
Melihat berbagai masalah tersebut maka tidak menutup kemungkinan di
masa datang berbagai masalah kesehatan akan semakin bertambah, khususnya
masalah kesehatan lingkungan akan cenderung semakin kompleks bila tidak
diimbangi oleh peningkatan sumber daya manusia (SDM), kemampuan menyerap
dan menerapkan teknologi, serta perimbangan keragaman kecepatan laju
pembangunan tiap daerah kabupaten/kota. Hal ini akan berakibat pula pada
keragaman pola penyakit penyebab kematian antar daerah.
Berbagai penanggulangan berbagai penyakit tersebut tidak mungkin
diatasi sendiri oleh Depkes, sebaliknya tidak mungkin pula sektor terkait dapat
membantu mengatasi hal ini tanpa sosialisasi dari pengelola program kesehatan
mengenai derajat kesehatan.
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan, dengan demikian konsep
pembangunan yang berkelanjutan lebih mengutamakan dampak lingkungan pada
kebijakan pembangunan. Rencana peningkatan derajat kesehatan tersebut sesuai
Peraturan Presiden (Perpres) No. 7 Tahun 2005 tentang rencana pembangunan
jangka menengah nasional tahun 2004 - 2009 yang merupakan arah dari
pembangunan nasional.
Dalam pelaksanaan peningkatan derajat kesehatan masyarakat maka
Depkes yang tugas pokok dan fungsinya telah ditetapkan dalam Perpres No. 9
Tahun 2005 diamanatkan untuk melaksanakan pembangunan kesehatan dengan
fokus peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan masyarakat yang
berkualitas yang memuat antara lain 12 program pembangunan kesehatan antara
lain Program Lingkungan Sehat dan Program Penyehatan dan Pemberantasan
Penyakit. Salah satu bentuk Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan dalam hal ini

program Lingkungan Sehat dan Pemberantasan Penyakit, maka depkes


melaksanakan Program Penyelenggaraan Kabupaten/ Kota Sehat. Pada program
ini Dinas kesehatan yang ada di beberapa provinsi bekerjasama dengan
Pemerintah Pusat dalam mewujudkan Kabupaten/ Kota sehat demi terciptanya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
B.

Rumusan Masalah

1.
2.

Apakah yang dimaksud dengan kota sehat?


Bagaimanakah bentuk kerjasama dalam pelaksanaan Program Penyelenggaraan

Kabupaten/ Kota Sehat ?


3. Apa saja indicator kota dikatakan kota sehat ?
4.
Upaya apa saja yang dilakukan dalam mewujudkan kota sehat ?
C.

Tujuan

1.
2.
3.
4.

Mengetahui apa itu kota sehat.


Menegtahui peran pemerintah dalam mewujudkan kota sehat.
Mengetahui Indikator yang digunakan dalam penilaian kota sehat.
Mengetahui program program unggulan untuk mewujudkan kota sehat.

A.

BAB II
PEMBAHASAN
Program ini mengakomodasi dan mengkoordinasikan berbagai program di
tingkat Kabupaten dan Kota (dengan peran aktif masyarakat) sehingga dapat
sinkron dan menjelma menjadi daya ungkit besar terhadap kriteria sehat pada
segala sektor dan bidang. indikator kabupaten dan kota sehat seseuai Peraturan
Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor : 34 Tahun 2005
Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota
sehat
Dasar Penyelenggaran Kab / Kota Sehat
1. UU Nomor : 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah

2. UU Nomor: 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


3. UU Nomor: 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
4. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor :
34

Tahun

2005

Nomor

1138/Menkes/PB/VIII/2005

tentang

Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat


Dasar hukum pembentukan No. 650/174 tahun 1998 tentang pembentukan tim
Pembina teknis kab./kota sehat antara lain :
1.
Kep Mendagri No. 650/174 tahun 1998 tentang pembentukan kelompok kerja
2.

pembinaan/kota sehat pelaksanaan [rogram kab./kota sehat


kepMendagri No. 650-185 tahun 2002 tentang pembentukan kelompok kerja
pembinaan pelaksanaan program kab./kota sehat
kota sehat adalah suatu kondisi dari suatu wilayah yang bersih, nyaman, aman dan
sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi ekonomi
masyarakat yang saling mendukung melalui koordinasi forum kecamatan dan
difasilitasi oleh sector terkait dan sinkron dengan perencanaan masing masing
desa.
Tatanan : adalah sasaran Kabupaten Sehat yang sesuai dengan potensi dan
permasalahan pada masing-masing kecamatan di Kabupaten.

Kawasan sehat : dalah kondisi wilayah tertentu yang bersih, nyaman, aman dan
sehat bagi pekerja dan masyarakat dikawasan tersebut dengan mengoptimalkan
potensi masyarakat dan pekerja, melalui pemberdayaan pelaku pembangunan
yang terkait, difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan
wilayah.

Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang bersih,
nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan potensi
masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja masyarakat , difasilitasi oleh
sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan wilayah.

Forum Kabupaten/Kota adalah wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan


aspirasinya dan berpatisipasi turut menentukan arah, prioritas, perencanaan
pembangunan wilayahnya yang mengintegrasikan berbagai aspek sehingga dapat
mewujutkan wilalah yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni oleh
warganya.

Forum Komunikasi Desa Sehat adalah wadah bagi masyarakat di kecamatan


kabupaten untuk mengkoordinasikan, mengintegrasikan, mensinkronkan dan
mensimplikasikan prioritas, perencanaan antara desa satu dengan desa lainnya
diwilayah kecamatan yang dilakukan oleh masing-masing Pokja Desa Sehat
mewujutkan wilayah yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni
warganya.

Kelompok Kerja adalah wadah bagi masyarakat di kecamatan perkotaan / di


pedesaan atau yang bergerak dibidang usaha ekonomi, sosial dan budaya dan
kesehatan untuk menyalurkan aspirasinya dan berpartisipasim kegiatan yang
disepakati mereka sehingga dapat mewujutkan wilayah yang bersih, nyaman,
aman dan sehat untuk dihuni dan bekerja.

Tujuan : Tujuan Program Kabupaten Sehat pada dasarnya adalah tercapainya


kondisi Kabupaten untuk hidup dengan bersih, nyaman, aman dan sehat untuk
dihuni dan bekerja bagi warganya dengan terlaksananya berbagai programprogram kesehatan dan sektor lain, sehingga dapat meningkatkan sarana dan
produktifitas dan perekonomian masyarakat.

Sasaran :
1. Terlaksananya program kesehatan dan sektor terkait yang sinkron dengan
kebutuhan masyarakat, melalui perberdayaan forum yang disepakati
masyarakat.

2. Terbentuknya forum masyarakat yang mampu menjalin kerjasama antar


masyarakat, pemerintah kabupaten dan pihak swasta, serta dapat
menampung aspirasi masyarakat dan kebijakan pemerintah secara
seimbang dan berkelanjutan dalam mewujutkan sinergi pembangunan
yang baik.
3. Terselenggaranya upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan budaya
serta perilaku dan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara adil,
merata dan terjangkau dengan memaksimalkan seluruh potensi sumber
daya di kabupaten tersebut secara mandiri.
4. Terwujutnya kondisi yang kondusif bagi masyarakat untuk menigkatkan
produktifitas dan ekonomi wilayah dan masyarakatnya sehingga mampu
meningkatkan kehidupan dan penghidupan masyarakat menjadi lebih baik.
B.

Model Kabupaten Sehat.


1. Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana umum : penanggung jawab
teknis Dinas PU.
2. Kawasan sarana lalu lintas yang tertib dan Pelayanan Transportasi :
penanggung jawab Dinas Perhubungan
3. Kawasan Pertambangan sehat : penanggung jawab Pertambangan.
4. Kawasan Hutan sehat : penanggung jawab Dinas Kehutanan.
5. Kawasan Industri dan Perkantoran sehat : penanggung jawab Dinas
Koperindag.
6. Kawasan Pariwisata sehat : penanggung jawab Kantor Pariwisata.
7. Ketahanan Pangan dan Gizi : Penanggung Jawab Dinas Pertanian
8. Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri : penanggung jawab Dinas
Kesehatan.

9. Kehidupan sosial Yang sehat : penanggung jawab Dinas Pemberdayaan


Masyarakat.
Ciri-Ciri Kota Sehat
1. Pendekatan tergantung permasalahan yang dihadapi
2. Berasal dari kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masayarakat, sedangkan
pemerintah sebagai fasilitator
3. Mengutamakan pendekatan proses daripada target, tidak mempunyai batas
waktu, berkembang sesuai sasaran yang diinginkan masyarakat yang
dicapai secara bertahap.
4. Penyelenggaraan kegiatan didasarkan kesepakatan dari masyarakat (Toma,
LSM setempat) bersama Pemkab
5. Pendekatannya juga merupakan master plan Kota.
6. Pemkab merupakan partner kunci yang melaksanakan kegiatan
7. Kegiatan tersebut dicapai melalui proses dan komitmen pimpinan daerah,
kegiatan inovatif dari berbagai sektor yang dilakukan melalui partisipasi
masyarakat dan kerjasama
8. Dalam pelaksanaan kegiatan harus terintegrasi kondisi fisik, ekonomi, dan
budaya setempat
Kebijakan
1. Penyelenggaraan Kab./Kota Sehat diwujudkan dengan menyelenggarakan
semua program yang menjadi permasalahan di daerah, secara bertahap,
dimulai kegiatan prioritas bagi masyarakat di sejumlah kecamatan pada
sejumlah desa/kelurahan atau bidang usaha yang bersifat sosial ekonomi
dan budaya di kawasan tertentu.

2. Pelaksanaan Kab./Kota sehat dilaksanakan dengann menempatkan


masyarakat sebagai pelaku pembangunan dengan melelui pembentukan
Forum yang disepakati masy. Dengan dukungan pemerintah daerah dan
mendapatkan fasilitasi dari sektor terkait melalui program yang telah
direncakan
3. Setiap kabupaten/kota menetapkan kawasan potensial sebagai entry point
yang dimulai dengann kegiatan sederhana yang disepakati masyarakat,
kemudian berkembang dalam suatu kawasan atau aspek yang lebih luas,
menuju kabupaten/kota sehat 2010.
4. Penyelenggaraan Kab./kota sehat lebih mengutama kan proses dari pada
target, berjalan terus-menerus dimulai dengan kegiatan prioritas dalam
suatu tatanan kawasan dan dicapai dalam waktu yang sesuai dengan
kemampuan masyarakat dan semua stakeholder yang mendukung.
5. Kesepakatan tentang pilihan tatanan kabupaten/kota sehat dengan kegiatan
yang menjadi pilihan serta jenis dan besaran indikatornya ditetapkan oleh
forum bersama-sama dengan pemerintah daerah.
6. Program-program yang belum menjadi pilihan masy. diselenggarakan
secara rutin oleh masing-masing sektor dan secara bertahap programprogram tsb disosialisasikan secara intensif kepada masy. dan sektor
terkait melalui pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh forum
kabupaten/kota sehat.
7. Pelaksanaan kegiatan kabupaten/kota sehat sepenuhnya dibiayai dan
dilaksanakan oleh daerah yang bersangkutan dan masyarakat dengan
menggunakan mekanisme pendekatan konsep pemberdayaan ma-syarakat
dari, oleh dan untuk masyarakat.
8. Evaluasi kegiatan kabupaten/kota sehat dilakukan oleh forum dan pokja
kota sehat bersama-sama pemerintah daerah, LSM, perguruan tinggi,
media massa selaku pelaku pembangunan.

Strategi
1. Melibatkan semua potensi yang ada di masy. dalam forum & pokja,
sebagai penggerak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.
2. Forum didampingi oleh sektor tehnis sesuai dengan potensi kawasan sehat
melakukan advokasi kpd penentu kebijakan
3. Mengembangkan kegiatan kab./kota sehat yang sesuai dengann visi dan
misi potensi daerah dengann berbagai simbol/moto, semboyan yang
dipahami & memberikan rasa kebanggaan bagi warganya.
4. Mengembangkan informasi dan promosi yang tepat sesuai dengan kondisi
setempat baik berupa media cetak, elektronik termasuk melalui internet,
media tradisional.
5. Meningkatkan potensi ekonomi daerah/wilayah dengan kegiatan yang
menjadi kesepakatan masyarakat.
6. Menjalin kerjasama antara forum kab./kota yang melaksanakan program
kabupaten/kota sehat.

Tatanan Kab./Kota sehat


1. Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum
2. Kawasan Sarana Lalu Lintas Tertib & Pelayanan Transportasi
3. Kawasan Industri & Perkantoran yang Sehat
4. Kawasan Kawasan Pariwisata Sehat
5. Kawasan Pertambangan Sehat
6. Kawasan Hutan Sehat

7. Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri


8. Ketahanan Pangan dan Gizi
9. Kehidupan Sosial yang Sehat.
Peran PKK pada program Kota /Kab.Sehat adalah pemberdayaan masyarakat pada
tatanan yang dipilih oleh Forum antra lain :
1. Kawasan Permukinan Sarana dan Prasarana Sehat
2. Kehidupan Masyarakat yang Sehat Mandiri
3. Ketahanan Pangan dan Gizi
4. Kehidupan Sosial yang Sehat
5. Kawasan Pariwisata Sehat
6. Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat
Klasifikasi dan Kriteria Penghargaan Kab/Kota Sehat
1. Klasifikasi Kab/Kota Sehat : Pemantapan, Pembinaan, dan Pengembangan
2. Klasifikasi ditentukan berdasarkan jumlah tatanan yang dipilih
3. Kriteria tatanan
4. Kegiatan dalam tatanan
5. Berfungsinya Forum Kabupaten Sehat, FKDS, dan Pokja tingkat Desa
6. Berfungsinya Tim Teknis Kabupaten
Penghargaan SWASTI SABA diklasifikasikan atas 3 katagori :
1. Penghargaan PADAPA (Pemantapan) dari MENKES

2. Penghargaan WIWERDA (Pembinaan) dari MENKES


3. Penghargaan WISTARA (Pengembangan) dari PRESIDEN
4. Penghargaan WISTARA diberikan pada taraf pengembangan

C.

Indikator Program Kabuppaten/Kota Sehat sesuai Peraturan Bersama Menteri


Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor : 34 Tahun 2005 Nomor :
1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat,
Pengertian kota sehat atau kabupaten sehat sendiri adalah suatu kondisi kota
atau kabupaten yang bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk dihuni penduduk
yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa tatanan dan kegiatan
yang terintegrasi yang disepakati oleh masyarakat dan pemerintah daerahnya,
yang dalam hal ini menyangkut pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten
atau kota. Sedangkan maksud tatanan disini adalah sasaran yang akan dicapai oleh
kota atau kabupaten tersebut sesuai dengan potensi dan permasalahan pada
masing-masing kecamatan di kabupaten atau kota tersebut. Hal ini seperti yang
tertuang dalam Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Kesehatan nomor 34 tahun 2005 dan nomor 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang
Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat.
Menurut pengertian di atas, jelas gerakan kota sehat di tiap negara berbeda,
tergantung permasalahan yang dihadapi masing-masing, sehingga tidak dapat
dibandingkan program apa saja yang dijalankan oleh pemerintahnya, karena pasti
masalah tiap daerah berbeda.
Cuma ada beberapa kesamaan konsep, yaitu sama-sama berasal dari keinginan
dan kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masyarakat, dan pemerintahnya berperan
secara aktif sebagai fasilitator. Disini lebih mengutamakan pendekatan proses
daripada target apa yang akan dicapai, artinya bersifat atau berkembang secara
dinamis, tidak ada batasan waktu, dilakukan secara terus menerus dan bertahap
sesuai sasaran yang diinginkan masyarakat.

D.

Verifikasi Program Kabupaten Kota Sehat


Dalam rangka pemberian penghargaan terhadap program kabupaten/Kota Sehat
dilakukan pemberian penghargaan setiap 2 tahun sekali. Dasar pelaksanaan

penghargaan ini antra lain tercantum pada BAB V pasal 11 dijelaskan bahwa
penghargaan Kab/ Kota Sehat Tingkat Nasional dilaksanakan setiap 2 tahun
sekali. Dalam selang waktu tersebut dilaksanakan seleksi thd kab/ kota oleh tim
Seleksi Kab/ Kota Sehat tingkat Propinsi. Selanjutnya pengiriman hasil seleksi
Kab/Kota Sehat oleh Tim Penilai Tingkat Propinsi ke Pusat (dengan melampirkan
formulir penilaian dan dokumen pendukung) sesuai pedoman verifikasi.
( Pebruari-Maret 2009)
1. Tim Penilai Kab/Kota Sehat Tkt Pusat menseleksi administrasi (April-Mei
2009)
2. Tim Penilai tkt Pusat ke daerah utk mengklarifikasi / verifikasi (JuniAgustus 2009)
3. Penetapan calon penerima penghargaan oleh tim pusat (September 2009)
4. Pengiriman calon pemenang kab/ kota sehat ke Mendagri utk mendapat
rekomendasi/ persetujuan (September 2009)
5. Pengesahan Penenang Kab/ Kota sehat oleh Menkes (Oktober 2009)
6. Pemberian penghargaan SWASTI SABA (Nopember 2009)
Sedangkan variabel yang diverifikasi
1. Cakupan Pelaksanaan (Tatanan, Kecamatan, Desa/Kel)
2. Prestasi Daerah (penghargaan-penghargaan yang sudah diperoleh)
3. Aktifitas TIM PEMBINA
4. Aktifitas FORUM
5. Aktifitas FORKOM DESA/ KEL
6. Aktifitas POKJA DESA

7. HASIL KEGIATAN
E.

Contoh kota sehat


Kota sehat : salatiga berjuang mendapatkan penghargaan Swasti Saba Wistara
(penghargaan tertinggi untuk kota sehat )
Kota salatiga pada tahun 2008 mendapatkan penghargaan Swasti Saba Padapa,
pada tahun 2011 mendapat penghargaan Swasti Saba Wiwerda, dan sekarang
sedang berusaha mendapatkan penghargaan Swasti Saba Wistara yang akan dinilai
pada hari senin, 8 juli 2013.
Program kota sehat di salatiga mengacu pada WHO yang bertepatan dengan
hari ulang tahun WHO dengan tema healthy cities for better life
Pada tahun ini kota salatiga akan dinilai sebanyak 8 tatanan yaitu kawasan
pemukiman, sarana dan prasarana sehat, kawasan sarana lalu lintas tertib dan
pelayanan transportasi, ketahanan pangan dan gizi, kehidupan masyarakat yang
sehat dan mandiri, kehidupan social yang sehat, kawasan pariwisata yang sehat,
kawasan industry dan perkotaan sehat, dan kawasan hutan sehat.
Pada saat kota salatiga mendapatkan penghargaan Swasti Saba Padapa pada
tahun 2008 dinilai sebanyak 4 tatanan yaitu kawasan pemukiman, sarana dan
prasarana sehat, kawasan sarana lalu lintas tertib dan pelayanan transportasi,
ketahanan pangan dan gizi, kehidupan masyarakat yang sehat dan mandiri.
Pada saat kota salatiga mendapatkan penghargaan Swasti Saba Wiwerda pada
tahun 2011 dinilai sebanyak 6 tatanan yaitu kawasan pemukiman, sarana dan
prasarana sehat, kawasan sarana lalu lintas tertib dan pelayanan transportasi,
ketahanan pangan dan gizi, kehidupan masyarakat yang sehat dan mandiri,
kehidupan social yang sehat, kawasan pariwisata yang sehat.
Untuk penilaian kota sehat tahun 2013, kota salatiga mengandalkan beberapa

1.

program unggulan yang akan diajukan dalam kompetisi kota sehat, diantaranya :
Program greenschool atau sekolah hijau merupakan pengembangan dari
program

kota

sehat

dengan

melibatkan

dinas

pendidikanyang

berupa

pengmbangan kurikulum dan pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan


pendidikan lingkungan sekolah. Selain itu Dinkes kota salati juga bekerjasama
dengan Dinas Pengelola Lingkungan Hidup (DPLH) melakukan pembagian
tanaman keras dan program pelestarian tanaman langka, deprogram ini juga
ditambahkan larangan merokok.

2.

Program pengendalian merokok ditempat kerja yang telah dilakukan sosialisasi


program dengan lintas sector, perusahaan swasta, kelurahan dan kecamatan, di

3.

pindok pesantren dan surat edaran SKPD tentang pengendalian merokok.


Program keluarga mandiri kelola sampah merupakan program unggulan yang
sudah disosialisasikan sampai tingkat RT/RW, program ini juga membuat tempat
percontohan pengelolaan sampah rumah tangga, dan bekerjasama dengan kantor
lingkungan hidupmeberikan stimulant berupa tempat sampah dan grobag sampah.

4.

Program konservasi air dan penghijauan yang bekerjasama dengan Hotel Laras
Asri, Moses, TUK dan forship. Melalui program ini melakukan kegiatan
penanaman pohon di Dusun Tajuk dan kecandran, seminar air dan urbanisasi,
sepeda sehat kampanye Go Green, uji kemurnian air minum dalam kemasan yang
dikonsumsi masyarakat serta penandatanganan perjanjian kesepahaman kerjasama
dalam pemeliharaan lingkungan hidup, penanaman pohon di Ngawen dan daerah

5.

Kalitaman.
Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan sosialisasi di
masyarakat

sampai

ketingkat

RT/RW,

kegiatan

PSN

bersama,

dan

penandatanganan perjanjian kesepahaman kerjasama untuk mewujudkan kota


salatiga bebas jentik.

BAB IV
PENUTUP
A.
1.

Kesimpulan
kota sehat adalah suatu kondisi dari suatu wilayah yang bersih, nyaman, aman
dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi ekonomi
masyarakat yang saling mendukung melalui koordinasi forum kecamatan dan
difasilitasi oleh sector terkait dan sinkron dengan perencanaan masing masing

2.

desa.
Ciri-Ciri Kota Sehat yaitu Pendekatan tergantung permasalahan yang dihadapi,
Berasal dari kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masayarakat, sedangkan

3.

pemerintah sebagai fasilitator


Tatanan Kab./Kota sehat meliputi Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana
Umum, Sarana Lalu Lintas Tertib & Pelayanan Transportasi, Industri &
Perkantoran yang Sehat. Pariwisata Sehat, Pertambangan Sehat, Hutan Sehat,
Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri, Ketahanan Pangan dan Gizi ,

4.

Kehidupan Sosial yang Sehat.


Gerakan kota sehat di tiap negara berbeda, tergantung permasalahan yang
dihadapi masing-masing, sehingga tidak dapat dibandingkan program apa saja
yang dijalankan oleh pemerintahnya, karena pasti masalah tiap daerah berbeda.
Cuma ada beberapa kesamaan konsep, yaitu sama-sama berasal dari keinginan
dan kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masyarakat, dan pemerintahnya berperan

secara aktif sebagai fasilitator.


5.
Verifikasi Program Kabupaten Kota Sehat Dalam rangka pemberian
penghargaan terhadap program kabupaten/Kota Sehat dilakukan pemberian
penghargaan setiap 2 tahun sekali.

DAFTAR PUSTAKA
Penyebab Kesakitan dan Kematian Dipengaruhi Kondisi Lingkungan dan Perilaku
http://www.depkes.go.id (diunduh tanggal 14 November 2013)
Profil Kabupaten/Kota Sehat http://digilib-ampl.net/detail/detail.php (diunduh
tanggal 14 November 2013)
Pedoman Penyelenggaraan Kabupaten/ Kota Sehat ( Peraturan bersama Menteri
Dalam Negeri dan Manteri Kesehatan ). Tim Pembina Kabupaten/ Kota sehat
tingkat pusat. 2005 Posted by Tugas Partnership
Danisworo, M, 1998, Makalah Pengelolaan kualitas lingkungan dan lansekap
perkotaan di indonesia dalam menghadapi dinamika abad XXI.
Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Yunus, Hadi Sabar, (2005). Manajemen Kota: Perspektif Spasial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai