Anda di halaman 1dari 22

APLIKASI MANAJEMEN DALAM EVALUASI DAN

SUPERVISI BIMBINGAN DAN KONSELING


Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Uman Suherman, M.Pd. dan
Dr. Nurhudaya, M.Pd.
MAKALAH

Disusun Oleh:
SUWANTO

NIM. 1407332

PRIBADI

NIM.

PASCA SARJANA BIMBINGAN DAN KONSELINGFAKULTAS


ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015

Kata Pengantar

Alhamdulillah puja dan puji syukur dihaturkan kepada Allah Yang Maha
Kuasa, karena atas berkah dan rahmatnya, penulis dapat membuat serta
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Dan karya tulis ilmiah ini dibuat sebagai tugas pada mata kuliah
Bimbingan dan Konseling sebagai upaya dalam melakukan proses pengkajian
manajemen dalam evaluasi dan supervisi bimbingan dan konseling serta sebagai
tujuan perkuliahan mahasiswa program pendidikan bimbingan dan konseling.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan pembuatan makalah ini agar dapat
terwujud dengan baik.
Dan pada akhirnya penulis menyadari bahwa karya tullis ilmiah ini
merupakan tugas perdana dan masih banyak terdapat kekeliruan dan kesalahan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna
memperbaiki dan belajar bersama dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah.
Bandung, april 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

1
2
2

BAB II PAPARAN ISI BUKU


Riwayat Hidup Carl Gustav Jung Pandangan Jung terhadap Psikoanalisi,
Pandangan tentang sifat manusia, Implikasi Teori Kepribadian Psikoanalitik Jung
terhadapBimbingan dan Konseling, serta Kelemahan & Kelebihan Teori Carl
gustav jung
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran

41
43

DAFTAR PUSTAKA

44

LAMPIRAN

45

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Layanan Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
program pendidikan ,karena itu peran bimbingan dan konseling dalam proses
pendidikan disekolah memiliki kedudukan sama seperti layanan manjemen dan
supervisi ,serta kurikulum pembelajaran.
Orentasi kinerja propesional tidak lepas dari perkembangan kehidupan profesi
masa lalu ,sekarang dan tantangan dimasa yang akan datang.Karena itu sudah
sepantasnya apabila Konselor perlu memilki sikap akuntabilitas,komitmen,dan
pertanggung jawaban atas seluruh tugas profesinya.Konselor dituntut harus
mampu

menyusun

program

sesuai

dengan

kebutuhan

peserta

didik,melaksanakan program tesebut dengan manajemen yang baik,dievaluasi


semua kegiatan serta melakukan supervisi.
Kenyataan dilapangan ,pelaksanaan bimbingan dan konseling belum
menujukan kualitas yang diharapkan karena masih lemahnya sistem pendukung
layanan seperti: (1) Kebijakan manajemen sekolah;(2)sinergitas antar personil
pendidikan (kepala sekolah,wakil kepala sekolah,guru mata pelajaran,wali
kelas,konselor dan komite sekolah);(3)profesional guru bimbingan dan
konseling.
Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah hendaknya dijadikan
sebagai suatu usaha profesional,karena itu konseling sebagai bagian pekejaan
profesinya harus berdasarkan pemikiran rasional substantif yang lebih
berkembang dibandingkan dengan yang diberikan masa lalu.Pelayanan kepada
peserta didik harus mampu berdasarkan prinsif pencegahan dan pemahaman
terhadap

masalah-

masalah

yang

dialami

sesuai

dengan

tahap-tahap

perkembangan.
Jika bimbingan dan konseling disekolah benar-benar telah menjadi
sebuah pekerjaan profesional,maka konselor harus mampu memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap kebutuhan perkembangan siswa.Hal itu bisa

dilakukan

apabila

kesemua

komponen

sekolah

bersinergi

dan

perencanaan,pelaksanaan program ,evaluasi dan supervisi program bimbingan


dan konseling dapat terwujut dengan baik.
Pemikiran inilah yang menjadi latar belakang betapa pentingnya
seorang guru bimbingan dan konseling harus mampu menganalisis program BK
sesuai dengan kebutuhan peserta didik melakasanakan program, evaluasi dan
supervisi.Sehingga keberhasilan program BK dapat terarah dan terukur sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik.Dari latar belakang
tersebut

,penulis

dapat

menyusun

makalah

yang

berjudulAPLIKASI

MANAJEMEN DALAM EVALUASI DAN SUPERVISI BIMBINGAN DAN


KONSELING.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini sebagai berikut :
1. Apasaja aliksi manajemen dalam evaluasi dan supervisi bimbingan dan
konseling dalam pendidikan?
2. Mengapa aliksi manajemen dalam evaluasi dan supervisi bimbingan dan
konseling diperlukan dalam pendidikan?
3. Apa tujuan aliksi manajemen dalam evaluasi dan supervisi bimbingan dan
konseling dalam pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa saja aliksi manajemen dalam evaluasi dan supervisi
bimbingan dan konseling dalam pendidikan?
2. Mengetahu apliksi manajemen dalam evaluasi dan supervisi bimbingan
dan konseling diperlukan dalam pendidikan?
3. Mengetahui apa tujuan aliksi manajemen dalam evaluasi dan supervisi
bimbingan dan konseling dalam pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
I.

EVALUASI

A. Sistem Manajemen dan Akuntabilitas Program

Sistem manajemen adalah usaha usaha melalui pemberdayaan sumber daya


yang menujang sekolah dalam melaksanakan program bimbingan dan
konseling.Fondasi organisasi program bimbingan dan konseling dibangun pada
sistem manajemen.
Kesepakatan manajemen dalam program bimbingan dan konseling menjamin
sistem layanan bantuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa lebih efektif
.Program bimbingan dan konseling komprehensif diarahkan pada data.Artinya
pemanfataan data sebagai awal pengembangan program bimbingan dan konseling
diharapkan mendorong sistem pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
secara integral dan memastikan bahwa setiap siswa memperoleh manfaat program
bimbingan dan konseling di sekolah,konselor harus melihat data sebagai sisi dan
berbagai perspektif .Selesai menganalisis data ,konselor sekolah,pegawai
administratif,staf pengajar,pegawai siap membuat gambaran yang terbaru dari
siswa dan lingkungan sekolah.
Konselor sekolah harus terampil dalam mengumpulkan data,menganalisis,dan
mempresentasikan prestasi siswa dan data yang berhubungan.Karena itu
pengunaan data sangat diperlukan untuk memastikan agar setiap siswa dapat
memperoleh manfaat program bimbingan dan konseling.Konselor hendaknya
dapat menujukan bahwa program yang disusun telah disesuaikan berdasarkan
analisis kebutuhan siswa,pencapaian,dan keterkaitan data.Rencana aktivitas berisi
petunjuk kurikulum yang mencakup:1) domain,standar dan kompetensi;2)
Gambaran aktifitas nyata;3) Kurukulum yang digunakan;4) waktu yang
diperlukan;5) orang yang bertangung jawab; 6) penilaian kesuksesan siswa; dan
7)hasil yang diharapkan.Penjadwalan digunakan konselor untuk menentukan
waktu yang yang diperlukan,jadwal utama dibuat dan dipublikasikan agar siswa
,orang tua,guru dan pihak manajemen sekolah,sehingga memudahkan dalam
medukung dan turut berpartisifasi dalam program bimbingan dan konseling
sekolah.

Untuk memperoleh hasil program bimbingan dan konseling secara efektif dan
efesien,konselor harus memiliki rencana yang rinci danbertanggung jawab untuk
mencapai hasil program bimbingan dankonseling sekolah terdiri atas pelajaranpelajaran perkembangan yang tersusun dan dirancang untuk membantu siswa
dalamm mencapai kemampuan yang diiginkan.Kurikulum kegiatan bimbingan
dan konseling disekolah terdiri atas: (1) Layanan dasar yang ditunjukan pada
akademik ,karir,dan pribadi sosial;(2) mengarahkan kemampuan siswa ;(3)
menganbarkan kegiatan konseling di sekolah ,kegiatan konselor atau tim
konseling; (4) jaminan kurukulum yang disediakan untuk setiap siswa; (5) judul
dari berbagai paket kurikulum yang akan digunakan; (6) batas waktu untuk
menyelesaikan kegiatan; (7) nama individu yang bertanggung jawab untuk
menyerahkan; (8) cara dalam mengevaluasi keberhasilan sisa menggunakan prepost tes,demontrasi kemampuan atau hasil yang diperoleh;( 9) hasil yang
diharapkan siswa dapat melakukan apa yang dipertunjukan; (10) indikasi bahwa
rencana telah ditinjau dan ditandatangani oleh pengurus.
Pelaporan hasil akhir membantu menjawab pertanyaan bagaimana siswa dapat
merasakan perbedaan dengan adanya program bimbingan dan konseling
sekolah.Hasil laporan akhir meyakinkan bahwa program tesebut merupakan jalan
keluar.Analisa untuk keefektifan,perubahan dan peningkatan yang dibutuhkan
sekolah.Demografik,kelulusan dan studi lanjut,disiplin dan data kehadiran,skor tes
dan sumber lainya yang berstandar dari informasi statistik menangkap
keseluruhan gambaran kemajuan siswa.Membandingkan data dari waktu
kewaktu ,menawarkan informasi jangka panjang mencerminkan kecenderungan
kemajuan siswa.
B. Pengertian Evaluasi
Beberapa pengertian tentang evaluasi sering dikemukakan oleh beberapa ahli
seperti:

Lessinger 1973(Gibson,1981:374) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses


penilaian dengan jalan membandingkan antara tujuan yang diharapkan dengan
kemajuan/prestasi nyata yang dicapai.
Wysong 1974(Gibson,1981:374) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses
untuk menggambarkan ,memperoleh atau menghasilkan informasiyang berguna
untuk mempertimbangkan suatu keputusan.
Berdasarkan pada rumusan pengertian evaluasi diatas dapat disimpulkan
bahwa evaluasi program bimbingan dan konseling adalah:
1) Suatu proses sistematis dalam mengumpulkan data dan kegiatan analisis
untuk

menetukan

nilai

dari

suatu

pengelolaaan,perencanaanprogram,latihan

program
staf

dan

dalam

membantu

peningkatan,agar

memperoleh pertimbangan yang sebaik-baiknya tentang usaha,efektifitas


dan efesiensi tidaknya suatu program.
2) Suatu proses pengumpulan informasai untuk mengetahui dan menetukan
efektivitas dan efesiensi program bimbingan dan konseling dalam
membantu para siswa agar mereka dapat mengetahui dan memahami
kebutuhan-kebutuhan kemampuan dan kelemahan,serta kemungkinaa
pengebanganya.
Pada akhirnya,dalam kegiatan evaluasi program bimbingan dan konseling
pengambilan keputusan merupakan aspek yang sangat penting.Karena suatu
penilaian dianggap perlu dilakukan,justru untuk melayani pengambil keputusan
.Supaya pengambil keputusan dapat dipenuhi,maka dalam pelaksanan evaluasi
program bimbingan dan konseling perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Evaluasi program bimbingan dan konseling dalam pengembangan adalah
untuk dapat membuat keputusan melalui informasi yang cukup.
2) Evaluasi program bimbingan dan konseling adalah suatu lingkaran yang
berkesinambungan dan melengkapi dalam susunan program.
3) Evaluasi program bimbingan dan konseling adalah suatu proses yang
didalamnya terdapat langkah-langkah perencanaan ,pelaksanaan,dan
pengembangannya.

4) Perencanaan dan pengembangan merupakan proses yang banyak


berkenaan dengan evaluator dan pembuat keputusan serta pelaksanaan
tidak hanya berifat teknis.
C. Tujuan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi program bimbingan dan konseling adalah memenuhi dua
tujuan utama ,yaitu untuk mengetahui:
1) Taraf kemajuan program bimbingan dan konseling atau perkembangan
orang-orangyang telah dilayani melalui program bimbingan dan konseling.
2) Tingkat efektivitas strategis pelaksanaan program bimbingan dan
konseling yang telah dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
Kedua tujuan program bimbingan dan konseling itu dapat dikembangkan secara
operasional sebagai berikut:
1) Meneliti secara periodik hasil pelaksanaan program bimbingan dan
konseling .
2) Menetahui jenis layanan bimbingan yang sudah/belum dilaksanakan atau
perlu diperbaiki.
3) Mengetahui tingkat efektivitas metode/strategi layanan yang sudah
dilaksanakan.
4) mengetahui sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam menujang
keberhasilan program bimbingan dan konseling
5) Memperoleh pegangan yang kuat dalam mempublikasikan peranan
bimbingan dalam masyarakat.
6) Mengetahui sumbangan program bimbingan dan konseling terhadap
pencapaian tujuan institusional khususnya dan tujuan pendidikan pada
umumnya.
7) Memperoleh informasi yang kuat dalam mengembangkan program
bimbingan dan konseling selanjutnya.
8) Membantu mengembangakan kurukulum sekolah yang mempunyai
kesesuaian dengan masalah dan kebutuhan para siswanya.
D. Fungsi Evaluasi
Pada umunya para ahli mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses
mendapatkan/memperoleh data atau informasi yang berguna untuk membuat suatu

keputusan.Atas dasar itulah kegiatan evaluasi program bimbingan dan konseling


memiliki funfsi sebagai berikut:
1) Memberikan informasi atau data pada para pembuat keputusan.
2) Mengukur pelaksanan program bimbingan dan konseling dengan jalan
membandingkan atau membuktikan tingkat kemajuan yang telah dicapai.
3) Menyetujui atau menolak pelaksanaan program bimbingan dan konseling
dengan memberikan bukti tentang apa yang telah dicapai dan belum
dicapai dalam pelaksanaan program.
4) Meningkatkan kualitas pelaksanaan program bimbingan dan konseling
dengan memberikan acuan/dasar agar pelaksanaan lebih efektif dan
efesien.
5) Meningkatkan kepercayaan dalam melaksanakan program bimbingan dan
konseling dalam melaksanakan dan mempertimbangkan kegiatan dengan
cara yang lebih baik.
6) Meningkatkan pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan program dan akibatnya.
7) Menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi dalam pembuatan keputusan
bersama.
8) Memberikan umpan balik atau tanggapan terhadap peran dan tanggung
jawab personil dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
9) Meningkatkan pemahaman setiap personil dalam mengembangkan
kemampuan profesionalnya.
E. Prisif-Prisif Evaluasi
Untuk memenuhi tujuan dan fungsi pelaksanaan evaluasi program bimbingan
dan konseling diperlukan adanya pelaksanaan evaluasi yang baik.Artinya kegiatan
evaluasi program bimbingan dan konseling harus memenuhi aturan dan
memperoleh

hasil yang dapat diguakan untuk mempertimbangkan langkah

selajutnya.Beberapa prinsif sebagai berikut:


1) Kejelasan tujuan yang akan dicapai dalam suatu kegiatan evaluasi.
2) Memerlukan adanya kriteria pengukuran.
3) Melibatkan pihak yang betul-betul memahami tentang konsep dasar
bimbingan dan konseling secara komprehensif.

4) Menuntut umpan balik dan tindak lanjut ,sehingga hasil evaluasi dapat
digunakan untuk membuat kebijakan/keputusan itu sendiri dapat
berkenaan dengan:
a) personol yang

terlibat,mencakup

kemampuan;pengertian

atau

pemahaman tenaga.
b) jenis kegiatan dan pelaksanaan;prioritas kegiatan dan subjek yang
dilayani;dan
c) pembiayaan,waktu dan fasilitas lainya.
5) Kegiatan evaluasi program bimbingan dan konseling bukan merupakan
kegiatan yang bersifat insidental,tetapi merupakan proses kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan.
F. Prosedur Evaluasi
Evaluasi program bimbingan dan konseling bukan merupakan kegiatan
akhir.Artinya,kegiatan

evaluasi

merupakan

suatu

kegiatan

yang

berkesinambungan atau lebih tepat bila dikatakan siklus sebab tidak berhenti
sampai terkumpulnya data dan informasi,tetapi data atau informasi itu digunakan
sebagai dasar kebijakan atau keputusan dalam pengembangan program bimbingan
dan konseling selanjutnya.Prosedur evaluasi,yaitu meliputi serangkaian kegiatan
yang berurut sebagai berikut:
1. Identifikasi tujuan yang akan dicapai
Melakukan identifikasi terhadap tujuan yang ingin dicapai sangat penting karena
memberikan arah pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Pengembangan rencana evaluasi
Pengembangan rencana evaluasi merupakan langkah lanjutan setelah menetapkan
tujuan yang ingin dicapai .Komponen-komponen rencana evaluasi program
bimbingan dan konseling yang perlu dikembangkan antara lain;
a)
b)
c)
d)
e)

data atau informasi yang dibutuhkan


alat pengumpulan data yang digunakan
sumber data atau informasi yang dapat dihubungi
personil pelaksanaan
waktu pelaksanaan

f) kriteria penilaian ;dan


g) bagaimana pelaporan dan pada siapa laporan itu disampaikan.
3. Pelaksanaan Evaluasi
Setelah rencana iti disusun dan disetujui,pelaksanaan evaluasi program
bimbingan dan konseling bergantung pada metode yang digunakan.Prinsip
pelaksanan evaluasi perlu memperhatikan faktor-faktor yang telah direncanakan
sehingga terjadi berinteraksi antara faktor yang satu dengan yang lainya dan dapat
membantu pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
4. Pelaporan dan pemanfaatan hasil evaluasi
Pelaporan dan pemanfatan hasil evaluasi dianggap sangat penting sebab langkah
ini merupakan bentuk kongkrit sikap akuntabilitas atas program dan hasil kegiatan
yang telah dilakukan oleh konselor beserta staf yang lainya.Hasil kegiatan
evaluasi yang baik adalah dapat memberikan sumbangan pertimbangan dalam
membuat kebijakan dan keputusan selanjutnya.Program bimbingan dan konseling
itu diganti,diubah atau dikembangkan semata-mata berdasarkan hasil evaluasi.
G. Lingkup dan Aspek Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi program bimbingan dan konseling membutuhkan
himpunan data atau informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam menetukan kebijakan dan keputusan.Karena itu data atau informasi yang
dikumpulkan

hendaknya

mempunyai

objektif,kesahihan,keterandalan,praktis,relevan,dan

tepat

sifat
guna.Beberapa

pertimbangan yang perlu dilakukan dalam mengumpulkan data antara lain:


1) data atau informasi apa yang harus dihimpun
2) dari mana/siapa informasi itu dapat digunakan?
3) Serta alat dan metode apa yang dapat digunakan?
Mengacu pada permasalahan diatas,pada bagian ini dikemukakan mengenai
ruang linkup dan aspek-aspek evaluasi,alat pengumpul data yang bisa digunakan
1. Tujuan dan keberhasilan yang diharapkan

Penetuan tujuan merupakan bidang manajemen yang sangat penting,karena itu


tujuan program bimbngan dan konseling hendaknya jelas ,singkat,oprasional,dan
terukur.Beberapa aspek tujuan yang hendaknya diperhatikan antara lain:
1) Tujuan umum Program Bimbingan dan konseling di sekolah.
2) Tujuan khusus Program Bimbingan dan konseling dari setiap materi dan
jenis kegiatan yang dilakukan seperti:
a) tujuan layanan pengumpulan data;
b) tujuan layanan informasi
c) tujuan layanan konseling
d) tujuan layanan penempatan
e) tujuan layanan penelitian dan tindak lanjut
2. Program Bimbingan dan konseling
Aspek-aspek yang harus dinilai dalam program bimbingan dan konseling adalah
sebagai berikut:
a) Dasar atau acuan penyusunan program,seperti produk hukum dalam
bentuk undand-undang,peraturan pemerintahan,keputusan dan kebijakan
baik berasal dari pemerintah maupun sekolah,seperti visi dan misi
pendidikan.
b) Proses penyususnan

program,bagaimana

program

bimbingan

dan

konseling itu diwujutkan,apakah melalui penelaahan kebutuhan dan


kondisi sekolah dengan melibatkan tim pengembang atau hasi pekerjaan
perseorangan
c) Kurikulum layanan:
1) layanan dasar
2) perencanaan individual
3) layanan responsif
4) dukungan sistem
d) Pengorganisasian yang berkaitan dengan
1) Personil,menyangkut tugas dan

tanggung

jawab,serta

alur

komonikasi/tata kerja diantara staf sekolah dan bimbingan


2) Fasilitas,berkaitan dengan ruangan dan alat-alat pengumpulan data dan
penyimpanan data
3) biaya,berkaitan dengan anggaran dan sumber biayanya
4) Waktu,berkaiatan dengan waktu perencanaan dan pelaksanaan serta
pertanggungjawabanya.
3. Proses Layanan

Penilaian proses adalah menelaah kesesuaian antara peran yang diberikan atau
diharapkan dengan kinerja yang ditunjukan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam rencana program.
4. Hasil yang dicapai
Aspek-aspek hasil program bimbingan dan konseling yang hendaknya dievaluasi
adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan diri siswa,berkaitan dengan aspek:
1) pemahaman tentang kemampuan dan kelemahan diri;
2) pemahaman tentang jenjang/program pendidikan yang dipilih;
3) peningkatan prestasi akademik;
4) penyesuaian terhadap linkungan yang dihadapinya baik keberadaan
mereka sebagai mahluk individu,sosial,maupun sebagai mahluk Tuhan.
b. Perkembangan sekolah,berkaitan dengan aspek-aspek:
1) Keberhasilan sekolah dalam menyelengarakan pembelajaran dan
pendidikan;
2) pencapaian tujuan institusional;
3) menurunya angka persentasi pelanggaran disiplin sekolah;
4) hubungan penyelenggaaran program bimbingan dan konseling dengan
program pendidikan di sekolah secara keseluruhan.
c. Perkembangan guru,berkaitan dengan aspek-aspek:
1) pemahaman tentang siswa;
2) pemahaman tentang program bimbingan dan konseling dan partisipasi
mereka dalam pelaksanaanya;
3) bantuan pemecahan masalah belajar siswa;
4) keberhasilan belajar mengajar;
5) pemahaman tentang penanaman disiplin
d. Perkembangan orang tua siswa/masyarakat,berkaiatan dengan aspekaspek:
1) pemahaman tentang perkembangan putra-putrinya;
2) pemahaman tentang keberhasilan putra-putri dalam belajar;
3) pemahaman tentang program bimbingan dan konseling di sekolah;
4) pemahaman tentang kelanjutan pendidikan siswa;
5) pemahaman tentang bantuan pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
H. Metode Evaluasi
Untuk memudahkan pemahaman terhadap alat pengumpul data,dibawah ini
dikemukakan perbedaan teknik testing,dan teknik non testing.

1. Teknik testing
Didalam teknik testing dipergunakan sejumlah tes sebagai suatuprosedur
pengukuran sistematis terhadap aspek-aspek prilaku individu.Dalam dunia
pendidikan dan psikologis kita kenal berbagai tes yang diklasifikasikan
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu,seperti tes prestasi,tes kecerdasan,tes
minat,skala siakap,tes kepribadian dan tes bakat.
1) Tes prestasi belajar (achievment test) disusun dengan tujuan untuk
mengetahui kemajuan siswa setelah disusun dengan tujuan untuk
mengetahui

kemajuan

siswa

setelah

mengikuti

proses

belajar

mengajar,seperti tingkat pemahaman terhadap materi dan tingkat


pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelunya.
2) Skala sikap dengan menggunakan skala sikap kita dapat mengetahui
kecenderungan seseorang terhadap program bimbingan dan konseling
yang dilaksanakan sekolah.Apakah itu sikap siswa,guru bidang studi,orang
tua siswa/masyarakat.
3) Tes kepribadian,jenis tes ini digunakan untuk mengetahui sifat dan
karakteristik

seseorang

seperti,sifat

introversi-ekstrovesi,stabilitas

emosional,rasa humor,percaya diri,kehidupan seksual,popularitas dan


sebagainya.
2. Teknik Non Test
Alat-alat pengumpulan data yang tergolong pada teknik non test adalah
observasi,angket,wawancara,daftar cek list,skala penilaian dan sosiometri.

II.

SUPERVISI KONSELING

A. Dasar dan makna supervisi


Dicantumkan konselor sebagai salah satu tenaga pendidikan pada undangundang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)

Pasal 1 ayat 13,merupakan salah satu indikator bahwa konselor sebagai profesi
kiprahnya mulai diterima masyarakat dan pemerintah.Oleh karena itu,tonggak
yang bersejarah itu dijadikan landasan kuat dalam melaksanakan evaluasi diri
sebagai bagian dari upaya untuk membangun profesi yang profesional.
Dalam kaitanya dengan upaya peningkatan eksistensi,komotmen,dan tanggung
jawab atas seluruh aspek yang penting mewujutkan sikap akuntabilitas konselor
adalah dengan kesedian dirinya untuk melakukan supervisi secara konsisten,baik
secara administratif,supervisi klinis mengenai kelemahan-kelemahan yang masih
dimiliki,maupun supervisi pengembangan kemampuan dan profesi yang
dimilikinya.
Supervisi bagi konselor penting untuk dilakukan: (1) merupakan cara untuk
menjaga akuntabilitas konselor terhadap konselinya, (2) menjamin bahwa
konselor bekerja secara bertanggung jawab dan sebaik mungkin, (3) sebagai
persyaratan bagi semua konselor,baik konselor pemula maupun yang sudah
pengalaman,dan (4) konseling pada umumnya bersifat pribadi dan dinamis.
Ini berarti bahwa supervisi dalambimbingan dan konseling akan memiki funsi
edukatif,memulihkan atau medukung kemampuan yang dimiliki konselor dalam
menjalankan pekerjaan profesinya.Sedangkan tujuan supervisi dalam bimbingan
dan konseling adalah: ( 1) memfasilitasi kegiatan bimbingan dan konseling yang
efektif; ( 2) mengembangkan ketrampilan profesional; (3) mengolah reaksi
emosional konseli terhadap tugas konselor;(4) menjaga kode etik; (5) merangsang
gagasan dan ketrampilan baru; (6) memberikan layanan yang berkualitas sesuai
dengankode etik profesi.
Memperhatikan dasr,fungsi dan tujuan maka secara tidak langsung supervisi
konseling merupakan salah satu upaya dalam memperkuat posisi seseorang dalam
pekerjaan profesinya di sekolah.
B. Kesensitifan atas Keberadaan Konseli

Memenuhi hak konseli sebelum dia bisa menjadi terbuka adalah tugas yang
besar bagi konselor.Konselor sangat ketat menjaga sistem nilai akan sering kali
membuatnya kurang sesitif terhadap konseli yang mempunyai nilai yang berbeda
dari apa yang dimilikinya. Ciri-ciri konselor yang kompeten adalah bukan
kemampuanya untuk setuju dengan konseli yang memisahkan dirinya dari sitem
nilai yang sama atau kelas sosial ekonomi,tetapi lebih kepada kemampuan untuk
berkomonikasi dengan orang yang sangat berbeda dari dirinya.
C. Kriteria Keberhasilan Konseling
Mengukur
keberhasilan
konseling
sama
dengan
mengukur
manusia.Keberhasilan konseling ditandai dengan perubahan konseli yang
positif.Tetapi perubahan konseli akan bergantung pada kriteria penilaian prilaku
yang diinginkan.Beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui bahwa
telah terjadi perubahan prilaku pada konseli,diantaranya yaitu:
1) berkurangnya kesalahan skolastik;
2) berkurangnya masalah indisipliner;
3) meningkatnya penggunaan jasa konseling;
4) perubahan prilaku sesuai dengan tujuan pendidikan;
5) berkurangnya angka siswa yang drop-out;
6) meningkatnya keikutsertaan dalam kegiatan ektrakurikuler;
7) meningkatnya jumlah lulusan yang berkerja dan melanjutkan studi;
8) meningkatnya pemahaman diri;
9) meningkatnya penerimaan diri;
10) meningkatnya kepuasan diri;
11) meningkatnya penerimaan terhadap orang lain;
12) meningkatnya tanggung jawab terhadap diri dan orang lain;

Apapun pilihan konselor,kadang-kadang akan berhubungan dengan kriteria


penilaian secara subjektif.Hal ini berarti bahwa seseorang dapat mengangap
bahwa konseling telah membawa perubahan positif terhadap konseli,tetapi yang
lainya menggagapnya negatif.Penetapan kriteria prilaku merupakan masalah
penting dalam penilaian hasil konseling.Pada umumnya,penerapan berbagai
kriteria belum menyediakan data untuk menilai bahwa konseling efektif karena
kriteria tidak ditentukan oleh konseli dan situasinya.
D. Pendekatan dan Alat Supervisi
Beberapa pendekatan dan alat yang digunakan untuk menilai efektivitas
konseling,yaitu:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pendekatan eksperimental.
Pendekatan tabulasi.
Pendekatan follow-up.
Pendapat ahli.
Pendapat konseli.
Kriteria ekternal.
Pengamatan guru,keluarga,dan staf sekolah.
Pendekatan deskriftif.
Pendekatan studi kasus dengan pengamatan jangka panjang terhadap
konseli.

Alat yang digunakan:rekaman audio dan vidio,rekaman kesehatan,alat-alat


sosiometrik,catatan
komulatif,buku
diari,instrumen
standar,cheklist,skala
peringkat,inventori,kuesioner,studi kasus,dan lai-lain.Beberapa metode penilaian
konseling yang dapat digunakan dalam waktu singkat dan tidak terlalu rumit,yaitu
studi kasus,survey,dan pendekatan tabulasi.
1. Studi Kasus
Metode studi kasus merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menilai hasil konseling.Dalam melaksanakan studi kasus,data atau informasi
mengenai
perubahan
prilaku
konseli
dapat
diperoleh
melalui
rekaman,keluarga,pengamatan prilaku konseli dan laporan konseli.

2. Metode Survei
Survey dilakukan dengan menggunakan kuisioner terhadap konseli,keluarga
dan guru.Metode ini dapat digunakan untuk mengukur hasi secara umum.Cara ini
dapat memberikan data yang diperlukan untuk memastikan suatu
hipotesis.Walaupun kuisioner dianggap memiliki banyak kelemahan ,tetapi dapat
dihindari dengan hati-hati.
3. Metode Tabulasi
Metode ini menghasilkan deskripsi kualitatif dan memberikan informasi
mengenai efektifitas konseling.Konselor dapat melihat data statistic untuk
menemukan jenis masalah.Statistik lainyang dapat digunakan adalah jumlah
konseling,jumlah konsultasi dengan orang tua dan guru,jumlah siswa yang
menggunakan konseling,rata-rata jumlah konseling persiswa,rasio pria dan wanita
yang berkonsultasi.

4. Metode Ekperimental
Pengawasan penelitian merupakan salah satu prosedur yang ilmiah dan teliti
untuk mengevaluasi sebuah program konseling dan mengukur hasil
konseling.Pada metode eksperimental,dua atau lebih kelompok subjek
dibandingkan dengan seluruh atau satu variabel;satu kelompok disediakan
penelitian yang spesifik(kelompok penelitian) dan yang lainya tidak (kelompok
kontrol).Perbandingan antara kelompok-kelompok itu dibuat untuk menetukan
apakah ada perbedaan yang terjadi secara signifikan setelah kelompok
eksperimental menjalani pernyataan khusus.
D. Hambatan dan Masalah dalam Evaluasi Konseling
Michaelis mengelompokan hambatan evaluasi program bimbingan dan
konseling pada tiga masalah,yaitu:( 1) masalah yang berhubungan dengan
pemilihan alat evaluasi; (2) masalah yang berhubungan dengan interprestasi dan
pengunaan data yang menjamin pekerjaan alat evaluasi;dan (3) masalah yang
berhubungan dengan organisasi dan administrsi program.
Drasel,dalam kritikan tentang evaluasi belajar,mencatat masalah-masalah dalam
evaluasi :
1. Kekurangan penjelasan,kemampuan menerima pernyataan objeltif dalam
bagian dari karakteristik dan prilaku siswa yang dapat diobservasi.
2. Kegagalan yang berhubungan dengan personil siswa secara objektif pada
seluruh institusi pendidikan secara objektif.
3. Penggunaan dengan segera dan mudah kriteria yang ada yang meyertai
kegagalan yang tepat dengan segera kriteria tujuan jangka panjang.
4. Kencenderungan anggapan tujuan tertentu yang sama-sama diinginkan
oleh seluruh individu,hal ini menggabaikan perbedaan individu.
5. Kebingungan arti dengan akhir atau proses dengan hasil.
6. Terlalu banyak penggunaan reaksi yang subjektif.
7. Sedikit atau tidak ada perhatian untuk menetapkan rancangan penelitian
yang memuaskan.
Konselor yang menjalankan kerangka berpikir ekstensial phenomologi
bertentangan
dengan
masalah
pengklarifisikan
dan
pengertian
terminologi,sehingga menjadikan hipotesis eksistensial,gagasan,dan konsepkonsep akan dapat diuji secara ilmiah dan dibuktikan.

Jika penilaian penetuan terhadap objektivitas masing-masing program


digunakan dari kumpulan data statistik dalam program,melalui studi
pencatatansegi konseling dan kemampuan pekerjaanya,maka kumpulan data
statistik mungkin tetap tidak terperinci atau dikelabuhi dan kualitas data mungkin
subjektif,mereka akan memberikan yang cukup dan sesuai dengan penilaian
tentang hakekat dan dampak konseling.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Evaluasi adalah proses mendapatkan/memperoleh data atau informasi
yang berguna untuk membuat suatu keputusan. Evaluasi program bimbingan dan
konseling bukan merupakan kegiatan akhir.Artinya,kegiatan evaluasi merupakan
suatu kegiatan yang berkesinambungan atau lebih tepat bila dikatakan siklus
sebab tidak berhenti sampai terkumpulnya data dan informasi,tetapi data atau
informasi itu digunakan sebagai dasar kebijakan atau keputusan dalam
pengembangan program bimbingan dan konseling selanjutnya.

Dalam kaitanya dengan upaya peningkatan eksistensi,komotmen,dan


tanggung jawab atas seluruh aspek yang penting mewujutkan sikap akuntabilitas
konselor adalah dengan kesedian dirinya untuk melakukan supervisi secara
konsisten,baik

secara

administratif,supervisi

klinis

mengenai

kelemahan-

kelemahan yang masih dimiliki,maupun supervisi pengembangan kemampuan dan


profesi yang dimilikinya.

DAFTAR PUSTAKA

Suherman,Uman.(2011).Manajemen Bimbingan dan Konseling.Bandung:Rizqi


Suherman,Uman&Sudrajat Dadang.(1998).Evaluasi dan Pengembangan Program
Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Bandung

harus mampu memberikan kontribusi

Anda mungkin juga menyukai