Disusun Oleh:
SUWANTO
NIM. 1407332
PRIBADI
NIM.
Kata Pengantar
Alhamdulillah puja dan puji syukur dihaturkan kepada Allah Yang Maha
Kuasa, karena atas berkah dan rahmatnya, penulis dapat membuat serta
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Dan karya tulis ilmiah ini dibuat sebagai tugas pada mata kuliah
Bimbingan dan Konseling sebagai upaya dalam melakukan proses pengkajian
manajemen dalam evaluasi dan supervisi bimbingan dan konseling serta sebagai
tujuan perkuliahan mahasiswa program pendidikan bimbingan dan konseling.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan pembuatan makalah ini agar dapat
terwujud dengan baik.
Dan pada akhirnya penulis menyadari bahwa karya tullis ilmiah ini
merupakan tugas perdana dan masih banyak terdapat kekeliruan dan kesalahan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna
memperbaiki dan belajar bersama dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah.
Bandung, april 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
2
2
41
43
DAFTAR PUSTAKA
44
LAMPIRAN
45
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Layanan Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
program pendidikan ,karena itu peran bimbingan dan konseling dalam proses
pendidikan disekolah memiliki kedudukan sama seperti layanan manjemen dan
supervisi ,serta kurikulum pembelajaran.
Orentasi kinerja propesional tidak lepas dari perkembangan kehidupan profesi
masa lalu ,sekarang dan tantangan dimasa yang akan datang.Karena itu sudah
sepantasnya apabila Konselor perlu memilki sikap akuntabilitas,komitmen,dan
pertanggung jawaban atas seluruh tugas profesinya.Konselor dituntut harus
mampu
menyusun
program
sesuai
dengan
kebutuhan
peserta
masalah-
masalah
yang
dialami
sesuai
dengan
tahap-tahap
perkembangan.
Jika bimbingan dan konseling disekolah benar-benar telah menjadi
sebuah pekerjaan profesional,maka konselor harus mampu memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap kebutuhan perkembangan siswa.Hal itu bisa
dilakukan
apabila
kesemua
komponen
sekolah
bersinergi
dan
,penulis
dapat
menyusun
makalah
yang
berjudulAPLIKASI
EVALUASI
Untuk memperoleh hasil program bimbingan dan konseling secara efektif dan
efesien,konselor harus memiliki rencana yang rinci danbertanggung jawab untuk
mencapai hasil program bimbingan dankonseling sekolah terdiri atas pelajaranpelajaran perkembangan yang tersusun dan dirancang untuk membantu siswa
dalamm mencapai kemampuan yang diiginkan.Kurikulum kegiatan bimbingan
dan konseling disekolah terdiri atas: (1) Layanan dasar yang ditunjukan pada
akademik ,karir,dan pribadi sosial;(2) mengarahkan kemampuan siswa ;(3)
menganbarkan kegiatan konseling di sekolah ,kegiatan konselor atau tim
konseling; (4) jaminan kurukulum yang disediakan untuk setiap siswa; (5) judul
dari berbagai paket kurikulum yang akan digunakan; (6) batas waktu untuk
menyelesaikan kegiatan; (7) nama individu yang bertanggung jawab untuk
menyerahkan; (8) cara dalam mengevaluasi keberhasilan sisa menggunakan prepost tes,demontrasi kemampuan atau hasil yang diperoleh;( 9) hasil yang
diharapkan siswa dapat melakukan apa yang dipertunjukan; (10) indikasi bahwa
rencana telah ditinjau dan ditandatangani oleh pengurus.
Pelaporan hasil akhir membantu menjawab pertanyaan bagaimana siswa dapat
merasakan perbedaan dengan adanya program bimbingan dan konseling
sekolah.Hasil laporan akhir meyakinkan bahwa program tesebut merupakan jalan
keluar.Analisa untuk keefektifan,perubahan dan peningkatan yang dibutuhkan
sekolah.Demografik,kelulusan dan studi lanjut,disiplin dan data kehadiran,skor tes
dan sumber lainya yang berstandar dari informasi statistik menangkap
keseluruhan gambaran kemajuan siswa.Membandingkan data dari waktu
kewaktu ,menawarkan informasi jangka panjang mencerminkan kecenderungan
kemajuan siswa.
B. Pengertian Evaluasi
Beberapa pengertian tentang evaluasi sering dikemukakan oleh beberapa ahli
seperti:
menetukan
nilai
dari
suatu
pengelolaaan,perencanaanprogram,latihan
program
staf
dan
dalam
membantu
peningkatan,agar
4) Menuntut umpan balik dan tindak lanjut ,sehingga hasil evaluasi dapat
digunakan untuk membuat kebijakan/keputusan itu sendiri dapat
berkenaan dengan:
a) personol yang
terlibat,mencakup
kemampuan;pengertian
atau
pemahaman tenaga.
b) jenis kegiatan dan pelaksanaan;prioritas kegiatan dan subjek yang
dilayani;dan
c) pembiayaan,waktu dan fasilitas lainya.
5) Kegiatan evaluasi program bimbingan dan konseling bukan merupakan
kegiatan yang bersifat insidental,tetapi merupakan proses kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan.
F. Prosedur Evaluasi
Evaluasi program bimbingan dan konseling bukan merupakan kegiatan
akhir.Artinya,kegiatan
evaluasi
merupakan
suatu
kegiatan
yang
berkesinambungan atau lebih tepat bila dikatakan siklus sebab tidak berhenti
sampai terkumpulnya data dan informasi,tetapi data atau informasi itu digunakan
sebagai dasar kebijakan atau keputusan dalam pengembangan program bimbingan
dan konseling selanjutnya.Prosedur evaluasi,yaitu meliputi serangkaian kegiatan
yang berurut sebagai berikut:
1. Identifikasi tujuan yang akan dicapai
Melakukan identifikasi terhadap tujuan yang ingin dicapai sangat penting karena
memberikan arah pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Pengembangan rencana evaluasi
Pengembangan rencana evaluasi merupakan langkah lanjutan setelah menetapkan
tujuan yang ingin dicapai .Komponen-komponen rencana evaluasi program
bimbingan dan konseling yang perlu dikembangkan antara lain;
a)
b)
c)
d)
e)
hendaknya
mempunyai
objektif,kesahihan,keterandalan,praktis,relevan,dan
tepat
sifat
guna.Beberapa
program,bagaimana
program
bimbingan
dan
tanggung
jawab,serta
alur
Penilaian proses adalah menelaah kesesuaian antara peran yang diberikan atau
diharapkan dengan kinerja yang ditunjukan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam rencana program.
4. Hasil yang dicapai
Aspek-aspek hasil program bimbingan dan konseling yang hendaknya dievaluasi
adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan diri siswa,berkaitan dengan aspek:
1) pemahaman tentang kemampuan dan kelemahan diri;
2) pemahaman tentang jenjang/program pendidikan yang dipilih;
3) peningkatan prestasi akademik;
4) penyesuaian terhadap linkungan yang dihadapinya baik keberadaan
mereka sebagai mahluk individu,sosial,maupun sebagai mahluk Tuhan.
b. Perkembangan sekolah,berkaitan dengan aspek-aspek:
1) Keberhasilan sekolah dalam menyelengarakan pembelajaran dan
pendidikan;
2) pencapaian tujuan institusional;
3) menurunya angka persentasi pelanggaran disiplin sekolah;
4) hubungan penyelenggaaran program bimbingan dan konseling dengan
program pendidikan di sekolah secara keseluruhan.
c. Perkembangan guru,berkaitan dengan aspek-aspek:
1) pemahaman tentang siswa;
2) pemahaman tentang program bimbingan dan konseling dan partisipasi
mereka dalam pelaksanaanya;
3) bantuan pemecahan masalah belajar siswa;
4) keberhasilan belajar mengajar;
5) pemahaman tentang penanaman disiplin
d. Perkembangan orang tua siswa/masyarakat,berkaiatan dengan aspekaspek:
1) pemahaman tentang perkembangan putra-putrinya;
2) pemahaman tentang keberhasilan putra-putri dalam belajar;
3) pemahaman tentang program bimbingan dan konseling di sekolah;
4) pemahaman tentang kelanjutan pendidikan siswa;
5) pemahaman tentang bantuan pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
H. Metode Evaluasi
Untuk memudahkan pemahaman terhadap alat pengumpul data,dibawah ini
dikemukakan perbedaan teknik testing,dan teknik non testing.
1. Teknik testing
Didalam teknik testing dipergunakan sejumlah tes sebagai suatuprosedur
pengukuran sistematis terhadap aspek-aspek prilaku individu.Dalam dunia
pendidikan dan psikologis kita kenal berbagai tes yang diklasifikasikan
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu,seperti tes prestasi,tes kecerdasan,tes
minat,skala siakap,tes kepribadian dan tes bakat.
1) Tes prestasi belajar (achievment test) disusun dengan tujuan untuk
mengetahui kemajuan siswa setelah disusun dengan tujuan untuk
mengetahui
kemajuan
siswa
setelah
mengikuti
proses
belajar
seseorang
seperti,sifat
introversi-ekstrovesi,stabilitas
II.
SUPERVISI KONSELING
Pasal 1 ayat 13,merupakan salah satu indikator bahwa konselor sebagai profesi
kiprahnya mulai diterima masyarakat dan pemerintah.Oleh karena itu,tonggak
yang bersejarah itu dijadikan landasan kuat dalam melaksanakan evaluasi diri
sebagai bagian dari upaya untuk membangun profesi yang profesional.
Dalam kaitanya dengan upaya peningkatan eksistensi,komotmen,dan tanggung
jawab atas seluruh aspek yang penting mewujutkan sikap akuntabilitas konselor
adalah dengan kesedian dirinya untuk melakukan supervisi secara konsisten,baik
secara administratif,supervisi klinis mengenai kelemahan-kelemahan yang masih
dimiliki,maupun supervisi pengembangan kemampuan dan profesi yang
dimilikinya.
Supervisi bagi konselor penting untuk dilakukan: (1) merupakan cara untuk
menjaga akuntabilitas konselor terhadap konselinya, (2) menjamin bahwa
konselor bekerja secara bertanggung jawab dan sebaik mungkin, (3) sebagai
persyaratan bagi semua konselor,baik konselor pemula maupun yang sudah
pengalaman,dan (4) konseling pada umumnya bersifat pribadi dan dinamis.
Ini berarti bahwa supervisi dalambimbingan dan konseling akan memiki funsi
edukatif,memulihkan atau medukung kemampuan yang dimiliki konselor dalam
menjalankan pekerjaan profesinya.Sedangkan tujuan supervisi dalam bimbingan
dan konseling adalah: ( 1) memfasilitasi kegiatan bimbingan dan konseling yang
efektif; ( 2) mengembangkan ketrampilan profesional; (3) mengolah reaksi
emosional konseli terhadap tugas konselor;(4) menjaga kode etik; (5) merangsang
gagasan dan ketrampilan baru; (6) memberikan layanan yang berkualitas sesuai
dengankode etik profesi.
Memperhatikan dasr,fungsi dan tujuan maka secara tidak langsung supervisi
konseling merupakan salah satu upaya dalam memperkuat posisi seseorang dalam
pekerjaan profesinya di sekolah.
B. Kesensitifan atas Keberadaan Konseli
Memenuhi hak konseli sebelum dia bisa menjadi terbuka adalah tugas yang
besar bagi konselor.Konselor sangat ketat menjaga sistem nilai akan sering kali
membuatnya kurang sesitif terhadap konseli yang mempunyai nilai yang berbeda
dari apa yang dimilikinya. Ciri-ciri konselor yang kompeten adalah bukan
kemampuanya untuk setuju dengan konseli yang memisahkan dirinya dari sitem
nilai yang sama atau kelas sosial ekonomi,tetapi lebih kepada kemampuan untuk
berkomonikasi dengan orang yang sangat berbeda dari dirinya.
C. Kriteria Keberhasilan Konseling
Mengukur
keberhasilan
konseling
sama
dengan
mengukur
manusia.Keberhasilan konseling ditandai dengan perubahan konseli yang
positif.Tetapi perubahan konseli akan bergantung pada kriteria penilaian prilaku
yang diinginkan.Beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui bahwa
telah terjadi perubahan prilaku pada konseli,diantaranya yaitu:
1) berkurangnya kesalahan skolastik;
2) berkurangnya masalah indisipliner;
3) meningkatnya penggunaan jasa konseling;
4) perubahan prilaku sesuai dengan tujuan pendidikan;
5) berkurangnya angka siswa yang drop-out;
6) meningkatnya keikutsertaan dalam kegiatan ektrakurikuler;
7) meningkatnya jumlah lulusan yang berkerja dan melanjutkan studi;
8) meningkatnya pemahaman diri;
9) meningkatnya penerimaan diri;
10) meningkatnya kepuasan diri;
11) meningkatnya penerimaan terhadap orang lain;
12) meningkatnya tanggung jawab terhadap diri dan orang lain;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pendekatan eksperimental.
Pendekatan tabulasi.
Pendekatan follow-up.
Pendapat ahli.
Pendapat konseli.
Kriteria ekternal.
Pengamatan guru,keluarga,dan staf sekolah.
Pendekatan deskriftif.
Pendekatan studi kasus dengan pengamatan jangka panjang terhadap
konseli.
2. Metode Survei
Survey dilakukan dengan menggunakan kuisioner terhadap konseli,keluarga
dan guru.Metode ini dapat digunakan untuk mengukur hasi secara umum.Cara ini
dapat memberikan data yang diperlukan untuk memastikan suatu
hipotesis.Walaupun kuisioner dianggap memiliki banyak kelemahan ,tetapi dapat
dihindari dengan hati-hati.
3. Metode Tabulasi
Metode ini menghasilkan deskripsi kualitatif dan memberikan informasi
mengenai efektifitas konseling.Konselor dapat melihat data statistic untuk
menemukan jenis masalah.Statistik lainyang dapat digunakan adalah jumlah
konseling,jumlah konsultasi dengan orang tua dan guru,jumlah siswa yang
menggunakan konseling,rata-rata jumlah konseling persiswa,rasio pria dan wanita
yang berkonsultasi.
4. Metode Ekperimental
Pengawasan penelitian merupakan salah satu prosedur yang ilmiah dan teliti
untuk mengevaluasi sebuah program konseling dan mengukur hasil
konseling.Pada metode eksperimental,dua atau lebih kelompok subjek
dibandingkan dengan seluruh atau satu variabel;satu kelompok disediakan
penelitian yang spesifik(kelompok penelitian) dan yang lainya tidak (kelompok
kontrol).Perbandingan antara kelompok-kelompok itu dibuat untuk menetukan
apakah ada perbedaan yang terjadi secara signifikan setelah kelompok
eksperimental menjalani pernyataan khusus.
D. Hambatan dan Masalah dalam Evaluasi Konseling
Michaelis mengelompokan hambatan evaluasi program bimbingan dan
konseling pada tiga masalah,yaitu:( 1) masalah yang berhubungan dengan
pemilihan alat evaluasi; (2) masalah yang berhubungan dengan interprestasi dan
pengunaan data yang menjamin pekerjaan alat evaluasi;dan (3) masalah yang
berhubungan dengan organisasi dan administrsi program.
Drasel,dalam kritikan tentang evaluasi belajar,mencatat masalah-masalah dalam
evaluasi :
1. Kekurangan penjelasan,kemampuan menerima pernyataan objeltif dalam
bagian dari karakteristik dan prilaku siswa yang dapat diobservasi.
2. Kegagalan yang berhubungan dengan personil siswa secara objektif pada
seluruh institusi pendidikan secara objektif.
3. Penggunaan dengan segera dan mudah kriteria yang ada yang meyertai
kegagalan yang tepat dengan segera kriteria tujuan jangka panjang.
4. Kencenderungan anggapan tujuan tertentu yang sama-sama diinginkan
oleh seluruh individu,hal ini menggabaikan perbedaan individu.
5. Kebingungan arti dengan akhir atau proses dengan hasil.
6. Terlalu banyak penggunaan reaksi yang subjektif.
7. Sedikit atau tidak ada perhatian untuk menetapkan rancangan penelitian
yang memuaskan.
Konselor yang menjalankan kerangka berpikir ekstensial phenomologi
bertentangan
dengan
masalah
pengklarifisikan
dan
pengertian
terminologi,sehingga menjadikan hipotesis eksistensial,gagasan,dan konsepkonsep akan dapat diuji secara ilmiah dan dibuktikan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Evaluasi adalah proses mendapatkan/memperoleh data atau informasi
yang berguna untuk membuat suatu keputusan. Evaluasi program bimbingan dan
konseling bukan merupakan kegiatan akhir.Artinya,kegiatan evaluasi merupakan
suatu kegiatan yang berkesinambungan atau lebih tepat bila dikatakan siklus
sebab tidak berhenti sampai terkumpulnya data dan informasi,tetapi data atau
informasi itu digunakan sebagai dasar kebijakan atau keputusan dalam
pengembangan program bimbingan dan konseling selanjutnya.
secara
administratif,supervisi
klinis
mengenai
kelemahan-
DAFTAR PUSTAKA