Anda di halaman 1dari 14

PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA
RUMAH SAKIT
DENGAN
DOKTER SPESIALIS MITRA PARUH WAKTU
Nomor : ......................

Perjanjian Kerjasama antara Rumah Sakit dengan Dokter Spesialis Mitra Paruh Waktu ini (selanjutnya disebut
sebagai Perjanjian") dibuat dan ditandatangani di Jakarta, pada hari ini tanggal . September
2015 antara:
I.

RUMAH SAKIT KARTIKA PULOMAS yang berkedudukan di Jl. Pulo Mas Timur K No. 2 Jakarta
Timur, dalam hal ini diwakili oleh dr. Betsy Amalia AS, MARS selaku Direktur RS Kartika berdasarkan
keputusan Ketua Yayasan Kartika. sehingga oleh dan karenanya sah bertindak untuk dan atas nama
Rumah Sakit Kartika Pulomas, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

II.

Nama
Tempat, Tanggal Lahir
Alamat
Jabatan

: dr. Nurbuanto Tradjutrisno, Sp. M


: Sala, 28 Januari 1956
: Jl. Pulo Raya 3 Ujung No. 03, Kebayoran Baru Jakarta Selatan
: Sebagai Dokter Spesialis Mata RS Kartika Pulomas

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama dalam Perjanjian ini disebut sebagai PARA PIHAK.
PARA PIHAK sebelumnya menerangkan :

Bahwa PIHAK PERTAMA, adalah Rumah Sakit dengan segala sarana dan prasarana serta manajemen yang
memenuhi persyaratan sebagai sebuah rumah sakit (selanjutnya disebut sebagai Rumah Sakit).

Bahwa PIHAK KEDUA adalah dokter spesialis yang memiliki kompetensi di bidangnya serta memenuhi
persyaratan standar akademis dan telah memiliki izin serta kewenangan untuk melakukan pelayanan kesehatan
serta melakukan tindakan medis sesuai dengan bidang keahliannya.

Bahwa PARA PIHAK telah sepakat untuk bekerjasama secara kemitraan dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat di Rumah Sakit.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk meningkatkan efisiensi,
efektifitas, produktifitas dan pelayanan medis dalam arti seluas-luasnya dengan mengadakan Perjanjian ini, sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

Hal. 1 dari 13

Pasal 1
RUANG LINGKUP PERJANJIAN

Perjanjian ini meliputi :


a) Pemberian jasa pelayanan medis Rawat Jalan, Rawat Inap dan Gawat Darurat di Rumah Sakit sesuai
dengan bidang keahlian PIHAK KEDUA dan uraian tugas (Job Description) termasuk Rincian
Kewenangan Klinis (Delineation of Clinical Privilege) yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA terhadap
PIHAK KEDUA di tempat PIHAK PERTAMA.
b) Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
c) Penelitian dan pengembangan.
d) Bidang Administratif.
Pasal 2
JANGKA WAKTU PERJANJIAN

1.

Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 1 September 2015 sampai
dengan 31 Agustus 2016 atau waktu lain sebagaimana ditentukan di dalam pasal 15 Perjanjian ini.

2.

Sesudah berakhirnya Surat Perjanjian Kerja ini hubungan kerja antara kedua belah pihak dinyatakan putus
dengan sendirinya dan PIHAK PERTAMA tidak mempunyai kewajiban apapun kepada PIHAK KEDUA
sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja di atas.

3.

PARA PIHAK sepakat apabila dikemudian hari terjadi keadaan di mana perpanjangan Perjanjian secara
formal/tertulis belum ditandatangani oleh PARA PIHAK, bahwa terhitung sejak tanggal berakhirnya
Perjanjian menurut Ayat 1 di atas hingga dicapainya kesepakatan diantara PARA PIHAK, maka segala
ketentuan-ketentuan yang ada dalam Perjanjian tetap diberlakukan dan mengikat PARA PIHAK untuk jangka
waktu yang akan disepakati kemudian. Apabila didapat butir-butir kesepakatan perpanjangan yang berbeda
dengan Perjanjian, maka akan dilakukan perubahan kemudian sebagaimana mestinya berdasarkan
kesepakatan PARA PIHAK.
Pasal 3
HUBUNGAN KERJASAMA

1.

Dalam pelaksanaan Kerjasama ini, segala ketentuan - ketentuan menurut Perjanjian ini dan ketentuanketentuan yang diberlakukan di tempat PIHAK PERTAMA berlaku juga bagi PIHAK KEDUA, termasuk
namun tidak terbatas kepada Job Description yang telah ditentukan, Peraturan Internal Staf Medis,
persyaratan-persyaratan khusus, Buku Pedoman Pelayanan Medis dan peraturan-peraturan disiplin lainnya
yang ada dan diberlakukan di Rumah Sakit.

2.

Khusus di dalam manajemen dan pertanggungjawabannya dalam melaksanakan Perjanjian ini, secara
administratif dan fungsional PIHAK KEDUA berada di bawah koordinasi Direktur Pelayanan Medis.
Pasal 4
WAKTU/JADWAL

Dalam melaksanakan Perjanjian ini, PIHAK KEDUA setuju mengikuti dan mentaati ketentuan-ketentuan jam
operasional praktek yang berlaku di perusahaan PIHAK PERTAMA, yaitu :
a) PIHAK KEDUA setuju melaksanakan Kewajibannya dan tugasnya sesuai jadwal yang dibuat PIHAK
PERTAMA.
b) PIHAK KEDUA bersedia sewaktu-waktu bila diperlukan untuk hadir/bertugas di Rumah Sakit sesuai
permintaan/panggilan dari PIHAK PERTAMA.

Hal. 2 dari 13

c) Pembagian jam operasional praktek sebagaimana dimaksud dalam pasal ini termasuk di dalamnya
kegiatan-kegiatan : Bidang Pelayanan, Pendidikan, Penelitian dan Administrasi Medis.
d) PIHAK KEDUA wajib untuk ikut serta dalam Hospital Induction Program, Training dan/atau program
pengenalan lainnya di Rumah sakit yang akan ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.
e) Di samping jam operasional praktek termaksud di dalam butir a, b dan c tersebut di atas PIHAK KEDUA
juga berkewajiban untuk senantiasa mengikuti pertemuan yang ditetapkan oleh dan/atau atas undangan
pihak manajemen/Direksi PIHAK PERTAMA, Komite Medis atau pihak yang ditunjuk untuk mewakili
PIHAK PERTAMA
Pasal 5
PERSYARATAN PROSEDURAL
1.

Dalam melaksanakan Perjanjian ini PIHAK KEDUA senantiasa berada dalam keadaan sehat jasmani, rohani
dan mental serta memiliki kecakapan professional sesuai dengan bidang spesialisasi atau keahliannya.

2.

PIHAK KEDUA setuju untuk mematuhi putusan Komite Medis Rumah Sakit atau Peer Group dalam
menetapkan keadaan sebagaimana tercantum dalam Ayat 1 tersebut diatas.

3.

PIHAK KEDUA setuju untuk memperlihatkan dokumen asli dan memberikan salinan (copy) legalisir asli
untuk disimpan oleh PIHAK PERTAMA, dokumen yang menyangkut keahlian dan / atau spesialisasinya serta
dokumen yang membuktikan kewenangan melakukan pekerjaan sebagai dokter di bidang keahliannya yang
diterbitkan oleh Organisasi Profesi dan / atau Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kepada PIHAK
PERTAMA termasuk dan tidak terbatas pada Dokumen Ijazah Kedokteran umum dan Spesialisasi, Surat
Tanda Registrasi (STR) yang diterbitkan Konsil Kedokteran Indonesia Surat Izin Praktek (SIP) di Rumah
Sakit yang masih berlaku.

Pasal 6
HAK DAN KEWAJIBAN
Di dalam melaksanakan Perjanjian ini, PARA PIHAK mempunyai hak dan kewajiban masing-masing yang harus
dilaksanakan dan ditaati berlandaskan pada standar profesi, termasuk dan tidak terbatas pada ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
a)

PIHAK PERTAMA mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban sebagai berikut :


(1)

HAK-HAK PIHAK PERTAMA :


(a) Menetapkan Penugasan Klinis (Clinical Appointment) PIHAK KEDUA di Rumah Sakit
dengan tetap mengindahkan dan berlandaskan kepada Peraturan Internal Staf Medis serta
peraturan perundang-undangan lain yang berlaku di Rumah Sakit.
(b) Menetapkan/menentukan pengaturan dan pembagian jam kerja yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
(c) Bilamana diperlukan, mengubah, membekukan sementara waktu atau menghentikan
kewenangan klinis (Clinical Privilege) yang telah diberikan kepada PIHAK KEDUA untuk
berpraktek kedokteran di Rumah Sakit.
(d) Melakukan pemotongan Pajak Penghasilan PIHAK KEDUA atas penghasilan/pendapatan
PIHAK KEDUA yang diperoleh di Rumah Sakit sesuai dengan Ketentuan/Peraturan Pajak
yang berlaku.
Hal. 3 dari 13

(e) Melakukan pemantauan secara berkala atas prestasi kerja, produktivitas kerja dengan
mengutamakan keselamatan pasien serta perilaku PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan
profesinya menurut Perjanjian ini, dengan ukuran atau parameter prestasi serta produktivitas
yang ditentukan berdasarkan Surat Keputusan Direksi yang merupakan kesatuan yang tak
terpisahkan dari Perjanjian ini.
(f)

(2)

PIHAK PERTAMA berhak untuk memberikan surat peringatan I (pertama) hingga ke III (tiga)
yang dapat berakhir pada diputuskannya Perjanjian ini sebagaimana diatur dalam Pasal 16
Perjanjian ini.

KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA :


(a) Memberikan kompensasi jasa-jasa profesional kepada PIHAK KEDUA yang bekerja di tempat
PIHAK PERTAMA sebagaimana ditentukan di dalam pasal 7 perjanjian ini dan/atau Surat
Keputusan Direksi Rumah Sakit yang berlaku.
(b) Menyediakan tempat operasional praktek yang layak dengan disertai sarana sebagaimana
standar pelayanan medis yang berlaku bagi sistem pelayanan medis di Rumah Sakit.
(c) Memberikan ijin kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan tindakan medis di Rumah Sakit
sesuai Penugasan Klinis (Clinical Appointment) yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit, dimana
penugasan termaksud diberikan dalam bentuk tertulis.
(d) Menghormati standar profesi medis PIHAK KEDUA.

b)

PIHAK KEDUA mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban sebagai berikut :


(1)

HAK-HAK PIHAK KEDUA :


(a) Mendapat pembayaran kompensasi jasa-jasa profesional atas hasil kerja PIHAK KEDUA di
Rumah Sakit sebagaimana ditentukan di dalam pasal 7 Perjanjian ini dan/atau Surat Keputusan
Direksi Rumah Sakit yang berlaku.
(b) Ijin meninggalkan tugas dan pekerjaannya di Rumah Sakit, selama hal tersebut diberitahukan

terlebih dahulu secara tertulis kepada dan mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA,
PIHAK KEDUA diwajibkan untuk mencari Dokter yang akan menggantikan dirinya selama ia
meninggalkan tugasnya untuk sementara di Rumah Sakit. Dokter yang ditunjuk tersebut harus
mempunyai keahlian dibidang yang sama yang telah terikat didalam perjanjian dengan PIHAK
PERTAMA, baik sebagai dokter tetap purna waktu, paruh waktu atau dokter tamu, sedemikian
rupa diusahakan oleh PIHAK KEDUA sehingga tugas dan pekerjaan PIHAK KEDUA tetap
terselenggara di tempat PIHAK PERTAMA.
(2)

KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PIHAK KEDUA:


(a) Memperlihatkan dan memberikan salinan (copy) dokumen-dokumen untuk disimpan oleh
PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Ayat 3.
(b) Mengikuti dan mentaati ketentuan-ketentuan dan pembagian jam operasional praktek termasuk
ketentuan waktu kunjungan kepada pasien sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah
Sakit.
(c) Senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan medis yang diberikannya dengan mendapatkan
atau tidak mendapatkan bantuan pembiayaan dari PIHAK PERTAMA baik sebagian maupun
seluruhnya dengan cara-cara melaksanakan kegiatan sebagai berikut, antara lain :
i.
Sebagai nara sumber di dalam presentasi kasus
Hal. 4 dari 13

ii.

Mengikuti kursus, pelatihan, pertemuan ilmiah sesuai dengan profesinya dan sesuai
dengan kebutuhan Rumah Sakit.
iii. Mendukung keberhasilan implementasi sistem informasi Rumah Sakit.
(d) Disamping ketentuan jam operasional praktek yang telah ditetapkan, PIHAK KEDUA harus
datang ke Rumah Sakit dalam hal diperlukan atau dalam keadaan- keadaan mendesak untuk
kepentingan pasien.
(e) Mematuhi semua peraturan, kebijakan, visi, misi, tata tertib, prosedur, dan segala ketentuan
yang diberlakukan di Rumah Sakit.
(f)

Menanggung seluruh Pajak Penghasilan PIHAK KEDUA atas penghasilan/ pendapatan


PIHAK KEDUA yang diperoleh di Rumah Sakit sesuai dengan Ketentuan/Peraturan Pajak
yang berlaku.

(g) Mematuhi norma etika kedokteran dan menghormati norma etika rumah sakit yang berlaku di
Indonesia serta ketentuan khusus sebagaimana dimaksud didalam Pasal 3 Perjanjian ini yang
telah atau yang akan ditetapkan dan diterbitkan oleh PIHAK PERTAMA.
(h) Mematuhi dan melaksanakan prosedur pelayanan medis dan atau pelayanan lainnya, termasuk
pengisian rekam medis, penulisan resep dan atau data administrasi medis lainnya dengan
mengoperasikan sistem informasi, hardware dan software Rumah Sakit yang tersedia, sesuai
ketentuan yang diatur dan ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.
(i)

Melaksanakan profesi sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh organisasi profesinya
dan kewenangan yang diberikan PIHAK PERTAMA sebagaimana diatur di dalam Perjanjian
ini dan lampiran 1 yang menyertainya serta melaksanakan tindakan medis hanya dalam batasbatas kompetensinya.

(j)

Senantiasa memberikan pelayanan medis secara optimal sesuai dengan standar profesi dan
standar pelayanan medis yang ditetapkan oleh organisasi profesinya dan/atau oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia serta standar pelayanan medis Rumah Sakit termasuk standar
terapi dan obat-obatan sesuai formularium yang berlaku di Rumah Sakit.

(k) Senantiasa merujuk pasien kepada staf medis lain di Rumah Sakit dalam hal PIHAK KEDUA
merasakan terdapat masalah yang di luar kompetensinya dan mematuhi Peraturan Internal Staf
Medis dan peraturan pelaksanaannya yang diberlakukan di tempat Rumah Sakit dalam
menetapkan jenis kasus yang harus dirujuk tersebut apabila ditentukan.
(l)

Senantiasa melaksanakan prosedur medis sesuai dengan bidang keahlian PIHAK KEDUA
dengan memperhatikan kaidah-kaidah keselamatan pasien dan kelaziman yang berlaku di
dunia medis (Patient Safety) sesuai dengan program yang di selenggarakan oleh Rumah Sakit.

(m) Dalam hal terjadi klaim atau gugatan perdata / pidana sebagai akibat dari kelalaian atau
kesalahan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan dan memenuhi ketentuan butir (g) (h) (i) (j)
(k) dan (l) di atas atau mengenai ketentuan pelayanan medis lainnya, maka PIHAK KEDUA
akan bertanggung jawab sepenuhnya atas profesionalismenya dalam melakukan pelayanan
medis di Rumah Sakit. Sehubungan dengan klaim atau gugatan tersebut, apabila
mengakibatkan suatu kerugian bagi pasien, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab
sepenuhnya untuk memberikan ganti kerugian yang ditimbulkan. Seluruh biaya yang mungkin
di keluarkan oleh PIHAK PERTAMA sehubungan dengan adanya gugatan perdata dan atau
tuntutan pidana tersebut akan diganti oleh PIHAK KEDUA. Jumlah dan mekanisme
pembayaran atas biaya tersebut akan ditetapkan kemudian oleh PIHAK PERTAMA secara
aktual.

Hal. 5 dari 13

(n) Berkewajiban mengikuti Asuransi Profesi dan biaya premi asuransi profesi menjadi tanggung
jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya.
(o) Ikut serta aktif dalam keanggotaan Komite Medik Rumah Sakit apabila diperlukan dan/atau
diminta oleh Managemen Rumah Sakit.
(p) Ikut berperan serta secara aktif untuk mendukung pencapaian standar akreditasi rumah sakit
nasional (acuan KARS) maupun Akreditasi Internasional (JCI) di Rumah Sakit.
(q) PIHAK KEDUA bersedia untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada Direksi dan seluruh
karyawan PIHAK PERTAMA di Rumah Sakit PIHAK PERTAMA tanpa dikenakan biaya
apapun.
Pasal 7
JASA MEDIS
1.

PIHAK PERTAMA akan memberikan biaya pembagian hasil dari setiap jasa medis yang dilakukan oleh
PIHAK KEDUA di Rumah Sakit PIHAK PERTAMA sebesar 20% (dua puluh persen) untuk PIHAK
PERTAMA dan 80% (delapan puluh persen) untuk PIHAK KEDUA (belum dipotong Pph 21). Atau
kebijakkan lain yang telah ditetapkan oleh Pemilik Rumah Sakit.

2.

Untuk setiap biaya jasa penunjang medis termasuk namun tidak terbatas pada Farmasi, Laboratorium,
Radiologi, OK dan lain-lainnya sepenuhnya menjadi pendapatan PIHAK PERTAMA.
Pasal 8
CARA PEMBAYARAN

1.

PIHAK KEDUA akan mendapatkan pembayaran atas jasa-jasa profesi yang dilakukan PIHAK KEDUA
berdasarkan Perjanjian ini.

2.

Semua pembayaran atas jasa profesi PIHAK KEDUA akan dilakukan secara Bank Transfer ke rekening
PIHAK KEDUA:
No Rekening
Atas Nama
Bank

: ..............................
: .............................
: ........................

Pasal 9
PAJAK
PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menanggung seluruh Pajak Penghasilan PIHAK KEDUA atas jasa medis
yang tersebut pada pasal 7 sesuai dengan Ketentuan/Peraturan Pajak yang berlaku.
Pasal 10
KOMITE MEDIS
1.

Dalam pelaksanaan Perjanjian ini, PIHAK KEDUA wajib mengikuti segala kebijakan, ketentuan,
persyaratan, peraturan serta keputusan yang dikeluarkan oleh Komite Medis.

Hal. 6 dari 13

2.

Dalam hal kebijakan, ketentuan, persyaratan, peraturan serta keputusan Komite Medis tersebut bertentangan
dengan ketentuan, peraturan dan/atau keputusan Rumah Sakit, maka akan diberlakukan ketentuan menurut
Rumah Sakit.
Pasal 11
TATA CARA DAN PROSEDUR PELAYANAN MEDIS

1.

PIHAK KEDUA berkewajiban untuk selalu melaksanakan pelayanan medis sesuai dengan Pedoman,
Panduan, Standar Prosedur Operasional pelayanan medis dan ketentuan-ketentuan lain yang diberlakukan di
Rumah Sakit.

2.

PIHAK KEDUA setuju untuk dari waktu ke waktu menyusun, memperbaiki dan memperbaharui (apabila
perlu) berbagai prosedur pelayanan medis yang sesuai dengan standar profesinya agar PARA PIHAK dapat
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pasien dan keluarganya.

3.

PIHAK PERTAMA setuju untuk memberikan fasilitas dan kemudahan kepada PIHAK KEDUA dalam
rangka menyusun prosedur sebagaimana dimaksud dalam Ayat 2 Pasal ini.

4.

Prosedur sebagaimana dimaksud dalam Ayat 2 Pasal ini dipantau setiap saat oleh Komite Medis dan PIHAK
KEDUA setuju untuk membantu Komite Medis dalam memantau dan menyampaikan perbaikan setiap
prosedur di Rumah Sakit dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu layanan PARA PIHAK.
Pasal 12
SYARAT-SYARAT PENGGUNAAN ALAT-ALAT MEDIS DAN OBAT-OBATAN

1.

PIHAK KEDUA setuju untuk tidak membawa dan/atau menggunakan alat-alat medis dari luar Rumah Sakit
tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA. Segala risiko dan akibat yang timbul sehubungan dengan
pengunaan Alat medis dari luar Rumah Sakit tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari PIHAK PERTAMA
merupakan risiko dan tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya.

2.

Dalam hal PIHAK PERTAMA menyetujui penggunaan alat-alat medis yang dibawa oleh PIHAK KEDUA
untuk digunakan Rumah Sakit maka segala akibat yang timbul termasuk pembiayaannya akan disepakati
secara terpisah oleh PARA PIHAK secara tertulis.

3.

PARA PIHAK setuju untuk bertanggung jawab atas akibat yang timbul dari penggunaan alat-alat medis
tersebut termasuk pembiayaannya sesuai kesepakatan PARA PIHAK sebagaimana tercantum dalam Ayat 2
Pasal ini.

4.

PIHAK KEDUA setuju untuk tidak membawa dan/atau menggunakan obat-obatan, prothese/alat bantu,
bahan farmasi, dan bahan kimia lainnya dari luar Rumah Sakit tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK
PERTAMA. Segala risiko dan akibat yang timbul sehubungan dengan pengunaan obat-obatan, prothese/alat
bantu, bahan farmasi, dan bahan kimia lainnya dari luar Rumah Sakit tanpa persetujuan tertulis PIHAK
PERTAMA merupakan risiko dan tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya.

5.

Dalam hal PIHAK PERTAMA menyetujui penggunaan obat-obatan, bahan farmasi, dan bahan kimia lainnya
yang dibawa oleh PIHAK KEDUA untuk digunakan di tempat PIHAK PERTAMA maka segala akibat yang
timbul termasuk pembiayaannya akan disepakati secara tersendiri oleh PARA PIHAK di luar Perjanjian ini
secara tertulis.

6.

PARA PIHAK setuju untuk bertanggung jawab atas akibat yang timbul dari penggunaan obat- obatan,
Prothese, bahan farmasi, dan bahan kimia lainnya dari luar Rumah Sakit tersebut termasuk pembiayaannya
sesuai kesepakatan PARA PIHAK menurut Ayat 5 diatas.

Hal. 7 dari 13

Pasal 13
ETIKA KERJA DAN KEWENANGAN MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS
1.

PIHAK KEDUA setuju untuk mematuhi norma etika kedokteran dan menghormati norma etika Rumah Sakit
yang berlaku di Indonesia serta ketentuan khusus yang telah diatur, ditetapkan dan diterbitkan di dalam
Rumah Sakit dan/atau dalam perusahaan PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 3
Perjanjian ini yang telah ditetapkan dan diterbitkan PIHAK PERTAMA.

2.

PIHAK KEDUA setuju untuk melaksanakan profesi sesuai dengan Penugasan Klinis (Clinical Appointment)
yang diberikan PIHAK PERTAMA sebagaimana diatur di dalam Perjanjian ini serta melaksanakan tindakan
medis hanya dalam batas-batas kompetensinya.

3.

PIHAK KEDUA setuju untuk senantiasa memberikan pelayanan medis secara optimal sesuai dengan standar
profesi dan standar pelayanan medis yang ditetapkan oleh organisasi profesinya dan atau oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia dan standar pelayanan medis yang berlaku di Rumah Sakit.

4.

PIHAK KEDUA setuju untuk senantiasa merujuk pasien kepada dokter atau staf medis lain di Rumah Sakit
dalam hal PIHAK KEDUA mengetahui atau merasakan terdapat masalah yang di luar kompetensinya
sebagaimana tercantum dalam Pasal 6 Ayat 2 butir (k).

5.

PIHAK KEDUA setuju bahwa dalam menentukan serta menetapkan jenis -jenis kasus yang harus dirujuk ke
staf medis Spesialis lain sebagaimana ditentukan dalam Ayat 4 di atas, akan berpatokan kepada Peraturan
Internal Staf Medis dan/atau keputusan Komite Medis.
Pasal 14
KERAHASIAAN

1.

PIHAK KEDUA setuju untuk merahasiakan semua informasi sehubungan dengan PIHAK PERTAMA yaitu
mengenai hal-hal yang sepatutnya dirahasiakan dan dalam hubungan antara Rumah Sakit dengan staf medis
serta keterkaitannya dengan pasien Rumah Sakit.

2.

Informasi yang harus dirahasiakan tersebut adalah termasuk namun tak terbatas pada informasi mengenai:
a) rencana dan strategi usaha, catatan catatan keuangan dan akuntansi, penelitian pemasaran, teknik
penjualan, catatan medis dan informasi pribadi dari Pasien, harga dan pemasok, Prosedur Manual,
Standar Operasional Prosedur serta catatan lain yang dimilki oleh Rumah Sakit yang kesemuanya itu
dalam bentuk catatan tertulis atau dalam bentuk data komputer serta;
b) Program-program dan data komputer, sistem dokumentasi, hardware khusus, pengembangan software
development dan manual, tetapi tidak termasuk setiap informasi yang telah menjadi milik publik; dan
c) Informasi sensitif mengenai Pemegang Saham Rumah Sakit, Direksi, Dewan Komisaris dan jajaran
Manajemen Rumah Sakit, Pasien, serta data Rekanan Rumah Sakit/informasi bisnis di mana Rumah
Sakit telah terikat melalui suatu perjanjian atau etika yang berlaku secara umum untuk tidak saling
membeberkan informasi rahasia.

3.

Kewajiban-kewajiban untuk menjaga kerahasiaan di bawah ini tidak akan diberlakukan terhadap informasi di
mana salah satu pihak membuktikan bahwa informasi tersebut:
a) pada saat atau setelah pengungkapan, telah menjadi milik umum tanpa kesengajaan maupun perilaku
yang salah dari PIHAK PERTAMA ataupun PIHAK KEDUA.
b) sebelum pengungkapan, telah terlebih dahulu berada dalam kekuasaan pihak yang menerima baik tanpa
adanya pembatasan atas pengungkapan kepada pihak lain.

Hal. 8 dari 13

4.

Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud memiliki saham prioritas atau mayoritas suatu perusahaan yang
bergerak di bidang perumahsakitan atau yang serupa dengan PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA
harus memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA.

5.

Kewajiban dan tanggung jawab masing-masing Pihak sehubungan dengan Informasi Rahasia sebagaimana
diatur dalam Pasal ini akan tetap berlaku dan mengikat masing-masing pihak walaupun Perjanjian ini
berakhir.
Pasal 15
LARANGAN DAN SANKSI

Di dalam melaksanakan Perjanjian ini PIHAK KEDUA terikat untuk mematuhi dan menghindari larangan larangan sebagaimana tercantum di bawah ini. Apabila PIHAK KEDUA gagal dalam mematuhi dan menghindari
larangan-larangan yang tercantum di bawah ini, maka PIHAK PERTAMA dapat memutuskan Perjanjian secara
sepihak dengan mengesampingkan ketentuan pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yakni :
a)

Melanggar peraturan-peraturan, persyaratan-persyaratan, prosedur serta disiplin kerja yang ditetapkan dan
berlaku di Rumah Sakit, baik yang khusus diatur di dalam Perjanjian ini maupun yang dibuat sebagai
ketentuan tata laksana kerja harian, termasuk dan tidak terbatas pada Peraturan Internal Staf Medis, pedoman
pelaksanaannya dan peraturan-peraturan lainnya yang berhubungan dengan kesehatan dan etika kedokteran
yang berlaku di Indonesia.

b)

Membawa dan atau menggunakan alat-alat medis, prothese, obat-obatan, bahan farmasi, dan bahan kimia
lainnya dari luar Rumah Sakit tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari PIHAK PERTAMA.

c)

Membawa dan atau menggunakan tenaga kesehatan untuk membantu PIHAK KEDUA di dalam
melaksanakan pelayanan medis dan atau pelayanan kesehatan lainnya di tempat PIHAK PERTAMA dari luar
Rumah Sakit, kecuali dengan ijin tertulis dari PIHAK PERTAMA.
Pasal 16
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

1.

Perjanjian ini akan berakhir dalam hal-hal :


a)
b)
c)

d)
e)
f)

g)

2.

Berakhirnya jangka waktu Perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal 2 Perjanjian ini.
Diberhentikan oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana tidak terpenuhinya lagi syarat-syarat sesuai
Pasal 5 ayat 1.
PIHAK KEDUA melanggar ketentuan tentang larangan yang berakibat diputuskannya secara
sepihak Perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA, sebagaimana diatur di dalam Pasal 15 Perjanjian
ini dan atau tidak memenuhi salah satu atau lebih kewajiban sebagaimana ditentukan di dalam
Pasal 6 Perjanjian ini.
PIHAK PERTAMA tidak memiliki dan tidak mengoperasikan Rumah Sakit.
Dicabutnya Penugasan Klinis PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA.
Adanya pencabutan ijin praktek PIHAK KEDUA yang dikeluarkan oleh Suku Dinas Kesehatan
setempat.
Perjanjian dapat diakhiri oleh PIHAK PERTAMA secara sepihak apabila berdasarkan pemantauan
secara berkala atas prestasi dan produktivitas kerja PIHAK KEDUA menunjukan tingkat prestasi
dan produktivitas yang rendah sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Ayat 1 butir (e) Perjanjian ini.

Dalam hal PIHAK PERTAMA masih memerlukan PIHAK KEDUA dan bermaksud untuk
memperpanjang/memperbaharui Perjanjian, maka penawaran tersebut akan disampaikan secara tertulis
kepada PIHAK KEDUA paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum berakhirnya Perjanjian ini bersama-sama
dengan surat pemberitahuan dan dalam hal demikian PIHAK KEDUA wajib memberikan jawaban secara
tertulis perihal persetujuannya dan kehendaknya untuk memperpanjang kembali Perjanjian ini paling lambat 3
(tiga) hari setelah pemberitahuan tertulis diterima PIHAK KEDUA.

Hal. 9 dari 13

3.

Dalam hal PIHAK KEDUA tidak memberikan jawaban tertulis sebagaimana diatur dalam Ayat 2 tersebut
di atas maka PIHAK KEDUA setuju untuk tidak memperpanjang Perjanjian ini dan mengakui tidak
berwenang lagi melakukan tindakan medis di Rumah Sakit kecuali PIHAK PERTAMA mengijinkan secara
khusus yang dinyatakan dengan tertulis dengan tujuan tertentu.

4.

PARA PIHAK dengan ini sepakat sehubungan dengan pengakhiran Perjanjian ini mengesampingkan
berlakunya ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

5.

Dalam hal PIHAK KEDUA tidak memberikan jawaban tertulis sebagaimana diatur dalam Ayat 2 tersebut
di atas maka PIHAK KEDUA setuju untuk menyerahkan kembali kewenangan melakukan tindakan medis
yang selama ini dijalankannya di Rumah Sakit kepada PIHAK PERTAMA, di mana PIHAK PERTAMA dapat
menunjuk dokter lain untuk melakukan tugas yang selama ini dijalankan oleh PIHAK KEDUA.

6.

Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 butir (d) tersebut di atas maka PIHAK
PERTAMA akan memberitahukan hal tersebut kepada PIHAK KEDUA secara tertulis paling lambat 1 (satu)
bulan sebelum pengoperasian perusahaan PIHAK PERTAMA dihentikan.

7.

Berakhirnya Perjanjian tidak menghapus segala kewajiban dari masing-masing Pihak kepada Pihak lainnya
yang masih ada berdasarkan Perjanjian ini dan masing-masing Pihak tetap wajib untuk menyelesaikan seluruh
kewajibannya sebelum tanggal berakhirnya Perjanjian sampai seluruh kewajiban tersebut telah selesai
dilaksanakan.

8.

Dalam hal terjadi keadaan kahar (FORCE MAJEURE) seperti bencana alam, revolusi, pemberontakan
atau tindakan/kebijakan pemerintah yang mengubah secara drastis keadaan sosial masyarakat serta nilai
materi dan jasa atau keadaan-keadaan lain yang disebabkan oleh kejadian-kejadian yang terjadi di luar kontrol
PARA PIHAK, maka tidak diperlukan pemberitahuan terlebih dahulu oleh PARA PIHAK untuk
menghentikan pengoperasian dan atau pelayanan kesehatan dari perusahaan PIHAK PERTAMA, dan oleh
karena itu demi hukum Perjanjian ini berakhir.

9.

PIHAK KEDUA setuju untuk tidak menuntut dalam bentuk apapun kepada PIHAK PERTAMA akibat
keadaan sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 16 Ayat 1 dan Ayat 8 Perjanjian ini.
Pasal 17
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1.

Perjanjian ini tunduk pada dan hanya dapat ditafsirkan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia.

2.

Dalam hal terjadi perselisihan yang sifatnya medis antara PARA PIHAK yang menyangkut tindakan medis
terhadap pasiennya, maka PARA PIHAK sepakat untuk menunjuk orang dan/atau organisasi yang mempunyai
kemampuan, keahlian, pengalaman dan pengetahuan yang tinggi mengenai perselisihan medis dimaksud
untuk memeriksa dan memutuskan perselisihan medis tersebut dalam hal ini adalah Komite Medis. Media
yang telah ditunjuk tersebut akan mengadakan pertemuan, memeriksa dan kemudian memutuskan sebuah
rekomendasi yang akan diserahkan kepada PIHAK PERTAMA. Tata cara pemeriksaan perselisihan medis
akan ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA dan akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

3.

Keputusan sebagaimana tercantum dalam Ayat 2 di atas merupakan keputusan final dan mengikat PARA
PIHAK.

4.

Keputusan tersebut harus langsung dilaksanakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal
putusan terhadap perselisihan yang sifatnya medis tersebut di keluarkan.

5.

Dalam hal terjadi perselisihan diantara PARA PIHAK di dalam melaksanakan Perjanjian ini, maka PARA
PIHAK bersepakat untuk meyelesaikannya terlebih dahulu dengan cara musyawarah dan kekeluargaan.

6.

Di dalam melaksanakan Perjanjian ini serta segala sesuatu akibat yang ditimbulkan, PARA PIHAK sepakat
untuk memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
Pasal 18
Hal. 10 dari 13

LAIN-LAIN
1.

Istilah-istilah yang ada dalam Perjanjian ini harus ditafsirkan sesuai dengan penafsiran umum yang berlaku
di masyarakat dan/atau di bidang perumahsakitan.

2.

Hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini akan ditetapkan kemudian oleh PARA PIHAK secara
musyawarah dan mufakat dan akan dicantumkan di dalam suatu addendum yang merupakan satu kesatuan
dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini. PARA PIHAK sepakat bilamana dikemudian hari
ditemukan atau terjadi kekurangan dalam Perjanjian ini, maka akan dilakukan perubahan dan penyempurnaan
kedalam Addendum sebagaimana mestinya.

3.

PARA PIHAK sepakat bahwa dengan ditandatanganinya Perjanjian ini dan termasuk penggunaan istilah
"kerja" atau istilah lain yang berkonotasi melakukan pekerjaan di Rumah Sakit dalam Perjanjian ini, tidak
dimaksudkan untuk menciptakan hubungan kerja antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan perundang- undangan Ketenagakerjaan yang berlaku.

4.

Perjanjian ini termasuk lampiran-lampirannya (apabila ada) serta ketentuan lainnya yang dimaksud dalam
Perjanjian ini, merupakan keseluruhan persetujuan antara PARA PIHAK mengenai hal-hal yang diatur dalam
Perjanjian ini.

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang masing-masing bermaterai cukup ditandatangani oleh PARA
PIHAK, memiliki kekuatan hukum yang sama serta mengikat Para Pihak dibuat pada hari dan tanggal sebagaimana
tercantum pada bagian awal Perjanjian ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA

dr. Nurbuanto Tradjutrisno, Sp. M

dr. Betsy Amalia AS, MARS


Direktur Rumah Sakit Kartika Pulo Mas

Hal. 11 dari 13

Lampiran I
Perjanjian Nomor : ................................./2015
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER SPESIALIS MITRA PARUH WAKTU
YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT
1.

Ruang Lingkup

Pelayanan Kesehatan
Pendidikan dan Pelatihan
Administratif

2.

Pajak

Ditanggung Dokter yang bersangkutan sesuai


peraturan perpajakan yang berlaku (dibayar melalui
Rumah Sakit)

3.

Ikatan Kerja

Perjanjian Kerjasama, Peraturan Internal Staf medis


dan peraturan/pedoman pelaksanaannya, Peraturan
dan Tata Tertib Dokter

4.

Waktu Kerja

Sesuai jadwal yang dibuat Rumah Sakit

5.

Menjadi Manajer di RS lain

Tidak dilarang

6.

Pemilikan Saham di Perusahaan lain

Boleh

7.

Praktek di tempat lain

Boleh, maksimal 3 tempat termasuk di Rumah Sakit

8.

Asuransi profesi

Wajib memiliki Asuransi Profesi dengan provider


yang ditentukan Rumah Sakit, biaya ditanggung
sepenuhnya oleh Dokter yang bersangkutan

PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA

dr. Nurbuanto Tradjutrisno, Sp. M

dr. Betsy Amalia AS, MARS


Direktur Rumah Sakit Kartika Pulo Mas

Hal. 12 dari 13

Hal. 13 dari 13

Anda mungkin juga menyukai