Termoregulasi
adalah
Suatu
pengaturan
fisiologis
tubuh
manusia
mengenai
keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan secara konstan.
Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan prilaku. Agar suhu
tubuh tetap konstan dan berada dalam batasan normal, hubungan antara prodksi panas dan
pengeluaran panas harus dipertahankan. Hubungan diregulasi melalui mekanisme neurologis
dan kardiovaskular. Perawat menerapkan pengetahuan mekanisme kontrol suhu untuk
meningkatkan regulasi suhu.
Hipotalamus yang terletak antara hemisfer serebral, mengontror suhu tubuh
sebagaimana kerja termostat dalam rumah. Hipotalamus merasakan perubahan ringan pada
suhu tubuh. Hipotalamus anterior mengontror pengeluaran panas, dan hipotalamus posterior
mengontror produksi panas.
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi termoregulasi
Banyak faktor yang mempengaruhi suhu tubuh. Perubahan pada suhu tubuh dalam
rentang normal terjadi ketika hubungan antara produksi panas dan kehilangan panas diganggu
oleh variabel fisiologis atau prilaku. Berikut adalah faktor yang mempengarui suhu tubuh :
a. Usia
Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang relatif konstan, masuk
dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan cepat.suhu tubuh bayi dapat berespon
secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan. Bayi baru lahir mengeluaran lebih dari
30% panas tubuhnya melalui kepala oleh karena itu perlu menggunakan penutup kepala
untuk mencegah pengeluaran panas. Bila terlindung dari ingkungan yang ektrem, suhu tubuh
bayi dipertahankan pada 35,5 C sampai 39,5C. Produksi panas akan meningkat seiring
dengan pertumbuhan bayi memasuki anak-anak. Perbedaan secara individu 0,25C sampai
0,55 C adalah normal (Whaley and Wong, 1995).
Regulasi suhu tidak stabil sampai pubertas. Rentang suhu normal turun secara berangsur
sanpai seseorang mendekati masa lansia. Lansia mempunyai rentang suhu tubuh lebih sempit
daripada dewasa awal. Suhu oral 35 C tidak lazim pada lansia dalam cuaca dingin. Nmun
rentang shu tubuh pada lansia sekitar 36 C. Lansia terutama sensitif terhadap suhu yang
ektrem karena kemunduran mekanisme kontrol, terutama pada kontrol vasomotor ( kontrol
Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan yang sangat
hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme pengluaranpanas dan suhu tubuh akan naik. Jika kien berada di lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubh
mungkin rendah karena penyebaran yang efektif dan pengeluaran panas yang konduktif. Bayi
dan lansia paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekaisme suhu mereka
kurang efisien.
Perubahan suhu
Perubahan suhu tubuh di luar rentang normal mempengaruhi set point hipotalamus.
Perubahan ini dapat berhubungan dengan produksi panas yang berlebihan, pengeluaran panas
yang berlebihan, produksi panas minimal. Pengeluaran panas minimal atau setiap gabungan
dari perubahan tersebut. Sifat perubahan tersebut mempengauhi masalah klinis yang dialami
klien.
a.
Demam
Demam atau hiperpireksia terjadi karena mekanisme pengeluara panas tidak mampu
untuk
mempertahankan
mengakibatkan
kecepatan
peningkatan
suhu
pengeluaran
tubuh
kelebihan
abnormal.
produksi
Tingkat
panas,
ketika
yang
demam
Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan
untuk
meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermia. Setiap
hipotermia
pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk memproduksi panas, mengakibatkan hipotermia. Hipotermia
diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti. Hal tersebut dapat terjadi kebetulan atau tidak
sengaja selama prosedur bedah untuk mengurangi kebutuhan metabolik dan kebutuhan tubuh
terhada oksigen.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama
beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35 C, klien menglami gemetar yang tidak
terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menila. Jika suhu tubuh turun di bawah
34,4 C, frekuensi jantung, pernafasan, dan tekanan darah turun. kulit menjadi sianotik.
Pengkajian
Tempat
Ada banyak tempat untuk mengkaji suhu inti dan permukaan tubuh. Suhu inti dari arteri
paru, esofagus dan kandung kemih digunakan untuk perawatan intensif. Pengukuran ini
membutuhkan peralatan yang di psang invasif secara terus-menerus dalam rongga atau organ
tubuh. Peralatan ini haus memiliki pembacaan akurat yang secara cepet dan terus-menerus
menunjukkan pembacaan pada monitor elektronik.
Tempat yang paling sering digunakan untuk pengukuran suhu ini juga invasif tetapi
dapat digunakan secara intermiten. Termasuk membran timpani, mulut rektum dan aksila.
Lapisan termometer noninvasif yang disiapkan secara kimia juga dapat digunkan pada kulit.
Tempat pengukuran seperti oral, rektal, aksila dan kulit menghandalkan sirkulasi efektif darah
pada tempat pengukuran.panas dari darah di alirkan ke alat termometer. Suhu timpani
mengandalkan radiasi panas tubuh erhadap sensor inframerah. Karena suplai darah arteri
membran timpani dianggap sebagai suhu inti.
Untuk memastikan bacaan suhu yang akurat, setiap tempat harus diukur dengan akurat.
Variasi suhu yang didapatkan bergantung pada tempat pengukuran, tetapi harus antara 36 C
dan 38 C. Walaupun temuan riset dari banyak dari banyak didapati pertentangan; secara
umum diterima bahwa suhu rektal biasanya 0,5 C lebih tinggi dari suhu oraldan suhu aksila
0,5 C lebih rendah dari suhu oral. Setiap tempat pengukuran tersebut memiliki keuntungan
dan kerugian. Perawat memilih tempat yang paling aman dan akurat untuk pasien. Perlu
dilakukan pengukuran pada tempat yang sama bila pengukuran tersebut di ulang.
Termometer
Ada tiga jenis termometer yang digunakan untuk menentukan suhu tubuh adalah air
raksa-kaca, elektronik dan sekali pakai. Perawat bertanggung jawab untuk banyak menetahui
dan terampil dalam menggunakan alat ukur yang dipilih. Tingkat pendidikan inservice dapat
mempengaruhi keakuratan dan reabilitas pembacaan suhu. Setiap alat pengukuran
menggunakan derajat celsius atau skala fahrenheit. Termometer elektronik membuat perawat
dapat mengonversi skala dengan cara mngaktifkan tombol.
Termometer air raksa-kaca
Termometer air raksa-kaca adalah termometer yang paling dikenal, telah digunakan sejak
abad ke-15. termometer tersebut terbuat dari kaca yang pada salah satu ujungnya ditutup dan
jung lainya dengan bentolan berisi air raksa. Ada 3 jenis termometer kaca, yaitu oral
( ujungnya ramping), stubby, dan rektal (ujungnya berbentuk buah pir). Ujung termometer
oral langsing, sehingga memungkinkan pentolan lebih banyak terpapar pada pembuluh darah
di dalam mulut. Termometer oral biasanya memiliki ujung berwarna biru. Termometer stubby
biasanya lebih pendek dan lebih gemuk dari pada jenis oral. Dapat digunakan mengukur suhu
dimana saja. Termometer rektar memiliki ujung yang tumpul atau runcing, untuk mencegah
trauma terhadap jaringan rektal pada saat insersi. Termometer ini biasanya di kenali dengan
ujung yang berwarna merah. Keterlambatan waktu pencatatan dan dan mudah pecah
merupakan kerugian dari termometer air raksa-kaca. Keuntungan dari termometer air raksakaca adalah harga murah, mudah diperoleh, dan banyak tersedia.
Termometer elektronik
Termometer elektronik terdiri atas unit tampilan tenaga batere yang dapat diisi ulang,
kabel kawat yang tipis dan alas yang memproses suhu yang dibungkus dengan kantung
plastik sekali pakai. Salah satu bentuk termometer elektronik menggunakan alat seperti
pensil. Probe tersendiri yang anti pecah tersedia untuk oral dan rektal. Probe untuk oral dapat
juga digunakan untuk mengukur suhu di aksila. Selama 20 sampai 50 detik dari insersi,
pembacaan terlihat pada unit tampilan tanda bunyi yang terdengar bila puncak pembacaan
suhu terukur.
Bentuk lain dari termometer elektronik digunakan secara khusus untuk pengukuran
timpanik. Spekulum otoskop dengan ujung sensor inframerah mendeteksi penyebaran panas
dari membran timpani. Dalam 2 sampai 5 detik dari mulai dimasukkan ke dalam kanal
auditorius, hasilnya terlihat pada layar. Tanda bunyi terdengar saat puncak bacaan suhu telah
tercapai.
Termometer sekai pakai
Termometer sekali pakai dan penggunaan tunggal berbentuk strip kecil yang terbuat dari
plastik dengan sensor suhu pada salah satu ujungnya. Sensor tersebut terdiri atas matrik dari
lekukan seperti titik yang mengandung bahan kimia yang larut dan berubah warna pada
perbedaan suhu. Digunakan untuk suhu oral dan aksila, terutama pada anak-anak. Dipakai
dengan cara yang sama dengan termometer aksila dan digunakan hanya sekali. Waktu yang
dibutuhkan untuk menunjukkan suhu hanya 60 detik (Ericksonet al, 1996). Termometer di
ambil dan dibaca setelah sekitar 10 detik supaya stabil.
Bentuk lain dari termometer sekali pakai adalah koyo (patch) atau pita sensitif suhu.
Digunakan pada dahi atau abdomen, koyo akan berubah warna pada suhu yang berbeda.
Kedua jenis termometer sekali pakai ini berguna untuk mengetahi suhu, khususnya pada
bayi yang baru lahir.
b. Diagnosa keperawatan
Perawat mengkaji temuan pengkajian dan mengelompokkan karateristik yang ditentukan
untuk membuat diagnosa keperawatan. Misalnya, pada peningkatan suhu tubuh, kulit
kemerahan, kulit hangat saat disentuh, dan takikardia menandakan diagnosis, hipertermia.
Diagnosis keperawatan mengidentifikasi risiko klien terhadap perubahan suhu tubuh atau
perubahan suhu yang aktual. Jika klien memiliki faktor resiko, perawat meminimalkan atau
menghilangkan faktor yang meningkatkan perubahan suhu. Pengkajian suhu di batas
normalmengarah pada diagnosa keperawatan.
Pada contohnya hipertermia, faktor yang berhubungan dengan aktivitas yang berat akan
menghasilkan intervensi yang sangat berdeda daripada faktor yang berhubungan dengan
ketidakmampuan atau berkeringat.
Proses Diagnostik Keperawatan terhadap Termoregulasi
pengkajian
Batasan karakteristik
Diagnosa keperawatan
berhubungan
proses infeksi
yang
dengan
Hasil yg diharapkan
intervensi
rasional
implementasi
Memberikan asetaminofel
Mengukur suhu klien
e. Evaluasi
Semua intervensi keperawatan dievaluasi dengan membandingkan respon aktual klien
terhadap hasil yang diharapkan dari rencana perawatan.hal ini menunjukkan apakah tujuan
keperawatan telah terpenuhi atau apakah dibutuhkan revisi terhadap rencana.
Evaluasi interensi terhadap hipertermia
tujuan
Tindakan evaluasi
tubuh
II.
PEMBAHASAN
Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama
untuk memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai
termostat tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit. Penyesuaian
dikoordinasi dengan sangat rumit dalam mekanisme penambahan dan pengurangan suhu
sesuai dengan keperluan untuk mengorekasi setiap penyimpangan suhu inti dari nilai patokan
normal. Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,01C
(Sherwood, 1996).
Hipotalamus terus-menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu inti
melalui reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut termoreseptor (reseptor
hangat, dingin dan nyeri di perifer). Reseptor suhu sangat aktif selama perubahan temperatur.
Sensasi suhu primer diadaptasi dengan sangat cepat. Suhu inti dipantau oleh termoreseptor
sentral yang terletak di hipotalamus serta di susunan syaraf pusat dan organ abdomen
(Sherwood, 1996).
Di hipotalamus diketahui terdapat 2 pusat pengaturan suhu, yaitu di regio posterior dan
anteror. Regio posterior diaktifkan oleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks yang
memperantarai produksi panas dan konservasi panas. Sedang, regio anterior yang diaktifkan
oleh rasa hangat, memicu refleks yang memperantarai pengurangan panas.
yang disebut dengan hipotalamus. Pusat pengaturan suhu tubuh itu mematok suhu badan kita
di satu titik yang disebut set point.
Hipotalamus bertugas mempertahankan suhu tubuh agar senantiasa konstan, berkisar
pada suhu 37C. Itu sebabnya, di mana pun manusia berada, di kutub atau di padang pasir,
suhu tubuh harus selalu diupayakan stabil, sehingga manusia disebut sebagai makhluk yang
mampu beradaptasi. Termostat hipotalamus bekerja berdasarkan asupan dari ujung saraf dan
suhu darah yang beredar di tubuh. Di udara dingin hipotalamus akan membuat program agar
tubuh tidak kedinginan, dengan menaikkan set point alias menaikkan suhu tubuh. Caranya
dengan mengerutkan pembuluh darah, badan menggigil dan tampak pucat.
Sedangkan di udara panas, hipotalamus tentu saja harus menurunkan suhu tubuh
untuk mencegah heatstroke. Caranya dengan mengeluarkan panas melalui penguapan.
Pembuluh darah melebar, pernapasan pun menjadi lebih cepat. Karena itu, pada saat
kepanasan, selain berkeringat, kulit kita juga tampak kemerahan (flushing).
Organ Pengatur Suhu Tubuh
-
Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai
thermostat yang berada dibawah otak.
Kulit --> Reseptor ferifer --> hipotalamus (posterior dan anterior) --> Preoptika hypotalamus
--> Nervus eferent --> kehilangan/pembentukan panas
Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
1. Kecepatan metabolisme basal
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak
jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada
uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.
2. Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100%
lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang
tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat
adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu
Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan
mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh
dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya,
lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan
lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui
pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis
arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa
yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi
panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan
radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.
III.
PENUTUP
Dari hasil penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama untuk
memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai termostat
tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit.
2. Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang hilang
ke lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi dengan 4 proses, yaitu
konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan
karena kontakdengan suatu benda. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan
udara atau cairan melalui permukaan tubuh. Radiasi adalah emisi dari energi elektromagnet.
Radiasi dapat mentransfer panas antar objek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh,
radiasi sinar matahari. Evaporasi adalah proses kehilangan panas dari permukaan cairan yang
ditranformasikan dalam bentuk gas.
3. Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen
pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus,
dan saraf eferen serta termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu
tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya
4. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
-
Hormone pertumbuhan
Hormone tiroid
Hormone kelamin
Demam ( peradangan )
Status gizi
Aktivitas
Gangguan organ
Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadican.
2011.
Termogulasi
Psda
Manusia.
http://ahmadihcan.blogspot.com/2011/01/termoregulasi-pada-manusia-makalah.html
Aninomaus.
2011.
Metabolisme
Suhu
Tubuh.
http://www.duniaperawat.com/2011/04/metabolisme-suhu-tubuh.html
_____.
2009.
Termogulasi
Pengaturan
Suhu
Tubuh.
http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/21/termoregulasi-pengaturan-suhutubuh/
Aya,. A. 2010. Pengaturan Suhu Tubuh. http://www.duniaperawat.com/2011/04/metabolismesuhu-tubuh.html
FISIOLOGI TERMOREGULASI
SUHU INTI DAN SUHU KULIT
Suhu jaringan bagian dalam tubuh (suhu inti atau core temperature) hampir
selalu konstan, berfluktuasi sepanjang hari dalam rentang sempit, hanya sekitar
1F ( 0,6C) kecuali dalam keadaan demam. Manusia dapat terpapar pada suhu
serendah 55F atau setinggi 130F dengan tetap mempertahankan suhu inti
mendekati konstan. Mekanisme yang mengendalikan suhu tubuh menunjukkan suatu
sistem pengaturan yang amat baik.
Berbeda dengan suhu inti, suhu kulit naik-turun dipengaruhi suhu lingkungan.
Hal ini penting karena salah satu fungsi kulit adalah melepaskan panas ke
lingkungan.
99F (37,5C). Suhu normal rata-rata secara umum adalah antara 98,0 F sampai
98,6 F (36,7C sampai 37C) bila diukur per oral, dan kira-kira 1F atau 0,6C lebih
tinggi bila diukur per rektal.
Suhu tubuh sedikit bervariasi pada kerja fisik dan pada suhu lingkungan yang
ekstrem, karena mekanisme pengaturan suhu tidak 100 persen tepat. Bila dibentuk
panas yang berlebihan di dalam tubuh karena kerja fisik yang melelahkan, suhu
rektal akan meningkat sampai setinggi 101F-104F. Sebaliknya, ketika tubuh
terpapar dengan suhu yang dingin, suhu rektal dapat turun sampai di bawah nilai
96F.
Produksi Panas
Produksi panas adalah produk tambahan metabolisme. Faktor-faktor yang
menentukan laju produksi panas (laju metabolisme tubuh) meliputi:
(1) laju metabolisme basal dari semua sel tubuh;
(2)
laju cadangan metabolisme yang disebabkan oleh aktivitas otot, termasuk kontraksi otot yang disebabkan oleh menggigil;
(3)
(4)
metabolisme
tambahan
yang
disebabkan
oleh
efek
epinefrin,
(5)
Kehilangan Panas
Sebagian besar produksi panas di dalam tubuh dihasilkan oleh proses
metabolisme pada organ dalam, terutama dalam hati, otak, jantung, dan
otot rangka selama kerja. Kemudian panas ini dihantarkan dari organ dan
jaringan yang lebih dalam ke kulit, di mana panas hilang ke udara dan
lingkungan sekitar. Oleh karena itu, laju hilangnya panas ditentukan
hampir seluruhnya oleh dua faktor:
(1)
(2)
sistem
saraf
simpatis
dalam
memberikan
respons
terhadap
perubahan suhu inti tubuh dan perubahan suhu lingkungan. Hal ini akan
dibicarakan kemudian pada bab ini yang berhubungan dengan pengaturan
suhu tubuh oleh hipotalamus.
1)
Radiasi
2)
Konduksi
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4, hanya sejumlah kecil panas
yang biasanya hilang dari tubuh melalui konduksi langsung dari permukaan tubuh ke benda-benda
dari
kulit
sehingga
udara
baru
secara
terus
3)
Konveksi
menerus
konveksi.
Sejumlah kecil konveksi hampir selalu terjadi di sekitar tubuh akibat
kecenderungan udara di sekitar kulit untuk bergerak naik sewaktu menjadi
panas. Oleh karena itu, orang telanjang yang duduk di ruangan yang nyaman tanpa gerakan udara yang besar masih tetap kehilangan sekitar 15
persen dari panas tubuhnya melalui konduksi ke udara kemudian oleh
konveksi udara menjauhi tubuhnya.
dengan
konduktivitas
udara.
Oleh
karena
itu,
kecepatan
kehilangan panas ke air pada suhu yang cukup rendah jauh lebih besar
daripada kecepatan kehilangan panas ke udara pada suhu yang sama.
Saat air dan udara sangat dingin, kecepatan kehilangan panas ke udara
menjadi hampir sama besar dengan air, karena air dan udara pada
dasarnya mampu membawa semua panas yang dapat berdifusi melalui
penyekat subkutan kulit.
4)
Evaporasi
Bila air berevaporasi dari permukaan tubuh, panas sebesar 0,58
Kalori (kilokalori) hilang untuk setiap satu gram air yang mengalami
evaporasi. Bahkan bila seseorang tidak berkeringat sekalipun, air masih
berevaporasi secara tidak kelihatan dari kulit dan paru-paru dengan
kecepatan sekitar 450 sampai 600 ml/hari. Hal ini menyebabkan
kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 sampai 16 Kalori
per jam. Evaporasi air melalui kulit dan paru-paru yang tidak kelihatan ini
tidak dapat dikendalikaan untuk tujuan pengaturan suhu karena evaporasi
tersebut dihasilkan dari
permukaan
kulit
dan
permukaan
sistem
pernapasan.
evaporasi keringat
Akan
tetapi,
Impuls
dari
area
yang
menyebabkan
berkeringat
ini
yang
mensekresikan
asetilkolin).
Kelenjar
ini
dapat
juga
dan tubuh perlu melepaskan panas yang berlebihan yang dihasilkan oleh
otot yang aktif.
berikut
Apabila kelenjar keringat hanya dirangsang sedikit, cairan prekusor
mengalir melalui duktus dengan lambat. Dalam hal ini, pada dasarnya
hampir semua ion natrium dan klorida direabsorbsi, dan konsentrasi
masing-masing ion ini turun menjadi 5 mEq/liter. Hal ini mengurangi
tekanan osmotik cairan keringat tersebut sangat rendah sehingga
sebagian besar cairan kemudian juga direabsorbsi, yang memekatkan
sebagian besar kandungan unsur lainnya. Oleh karena itu, pada kecepatan
berkeringat yang rendah, kandungan unsur seperti urea, asam laktat, dan
ion kalium biasanya konsentrasinya sangat tinggi.
sekresi
aldosteron,
yang
selanjutnya
dihasilkan
dari
untuk
beberapa
hari
pertama.
Setelah
sampai
minggu
menimbulkan
terengah-engah.
Proses
terengah-engah
yang
mukosa,
terutama
evaporasi
saliva
dari
lidah.
Namun
yang
sensitif
terhadap
dingin,
sebaliknya,
meningkatkan
Deteksi Suhu dengan Reseptor pada kulit dan Jaringan Dalam Tubuh
Walaupun sinyal yang ditimbulkan oleh reseptor suhu dari hipotalamus
sangat kuat dalam mengatur suhu tubuh, reseptor suhu pada bagian lain
dari tubuh juga mempunyai peranan penting dalam pengaturan suhu. Hal
ini terjadi pada reseptor suhu di kulit dan beberapa jaringan khusus dalam
tubuh.
Diingatkan kembali dari pembicaraan mengenai reseptor sensoris, bahwa
kulit dibantu oleh reseptor dingin dan panas. Reseptor dingin terdapat
jauh lebih banyak daripada reseptor panas; tepatnya, terdapat 10 kali
lebih banyak di seluruh kulit. Oleh karena itu, deteksi suhu oleh reseptor
perifer ini lebih peka terhadap suhu sejuk dan dingin daripada suhu
hangat.
Apabila seluruh kulit tubuh menggigil, terjadi pengaruh refleks yang segera
dibangkitkan untuk meningkatkan suhu tubuh melalui beberapa cara,
sebagai berikut:
(1) memberikan rangsangan kuat sehingga menyebabkan menggigil, dengan
akibat meningkatnya kecepatan pembentukan panas tubuh;
(2) menghambat proses berkeringat bila hal ini harus terjadi
(3)
pusat
tubuh
temperatur
terlalu
panas
hipotalamus
atau
terlalu
mendeteksi
dingin,
pusat
bahwa
akan
1.
2.
peningkatan
kecepatan
kehilangan
panas
melaui
di
atas
temperatur
kritis
370C
(98,60F).
Peningkatan
Penurunan
pembentukan
panas.
Mekanisme
yang
menyebabkan
tubuh
terlalu
dingin,
sistem
pengaturan
temperatur
2.
3.
dan
tidak
benar-benar
menyebabkan
gerakan
otot
yang
bersirkulasi
kecepatan
dalam
metabolisme
darah
selular
dapat
dengan
menyebabkan
cepat;
efek
peningkatan
ini
disebut
penyesuaian
diri
terhadap
iklim sangat
mempengaruhi
sekali
bahwa
termogenesis
kimia
meningkatkan
kecepatan
termogenesis
kimia
dapat
meningkatkan
kecepatan
Keluaran
Tiroksin
sebagai
Penyebab
kelenjar
tiroid.
Peningkatan
tiroksin
meningkatkan
kecepatan
terjadi pada hewan. Oleh karena itu, kita masih tidak mengerti, secara
kuantitatif, berapa penting metode adaptasi tiroid terhadap dingin pada
manusia. Pengukuran yang terpisah telah memperlihatkan bahwa anggota
militer yang ditugaskan di kutub mengalami peningkatan kecepatan metabolisme; demikian juga dengan orang Eskimo yang memiliki kelainan
kecepatan metabolisme yang tinggi. Juga, efek rangsangan udara dingin
yang terus menerus pada kelenjar tiroid mungkin dapat menjelaskan
insiden goiter tiroid toksika yang lebih tinggi pada orang yang tinggal di
iklim yang lebih dingin daripada mereka yang tinggal di iklim yang lebih
hangat.
temperatur
terus
menerus
berupaya
untuk
me-
sama
dengan
rasio
perubahan
temperatur
lingkungan
bagi
sistem
pengaturan
biologis
(sebagai
contoh,
sistem
Mengukur suhu tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu yang paling umum
adalah dengan melakukan pengukuran di ketiak, mulut dan dubur. Termometer yang
digunakan,sebaiknya termometer digital (elektronik) untuk memberikan hasil yang
tepat dan akurat.
Mengukur Suhu Tubuh Di Bawah Ketiak
Pengukuran suhu tubuh yang paling umum dan mudah adalah di ketiak. Langkah
pengukuran sebagai berikut:
Bersihkan termometer.
Mengukur suhu tubuh yang paling mudah dan memberikan hasil yang cukup akurat
adalah melalui mulut. Untuk mengukur suhu tubuh ini dilakukan dengan langkah
sebagai berikut:
Tempat lain
untuk mengukur suhu tubuh adalah di dubur. Namun pengukuran di tempat ini cukup
merepotkan, terutama pada bayi atau anak-anak. Langkah pengukuran pada
bayi/anak-anak dilakukan sebagai berikut:
Pengukuran suhu tubuh di dubur memberikan hasil yang paling akurat. Sebagai
catatan, jangan gunakan termometer di dubur untuk melakukan pengukuran di tempat
lain, terutama di mulut. Tahukan alasannya?
Pengertian
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas dari tubuh,
yang diukur dalam unit panas yang disebut derajat.
B.
Fisiologi
Suhu yang di maksud adalah panas atau dingin suatu substansi. Suhu tubuh adalah
perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang
hilang ke lingkungan luar.
Panas yang diproduksi pengeluaran panas = suhu tubuh
Meskipun dalam kondisi tubuh yang ekstrim dan aktivitas fisik, mekanisme kontrol suhu
manusia tetap menjaga suhu inti atau suhu jaringan dalam relative konstans. Bagaimana pun
suhu permukaan berfluktuasi bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang
hilang ke lingkungan luar. Karena fluktuasi suhu permukaan ini, suhu yang dpat diterima
berkisar dari 36C sampai 38C.Fungsi jaringan dan sel tubuh paling baik dalam rentang
suhu yang relative sempit.
Tempat pengukuran suhu (oral, rectal, aksila, membran timpani, esophagus, arteri pulmoner,
atau bahkan kandung kemih ) merupakan salah satu faktor ang menentukan suhu tubuh klien
dalam rentang sempit ini. Untuk dewasa awal yang sehat rata-rata suhu oral 37C. Pada
praktik klink, perawat mempelajari kisaran suhu dank lien individu. Tidak ada nilai suhu
yang berlaku untuk semua orang.
Pengukuran suhu tubuh ditunjukan untuk memproleh suhu inti jaringan tubuh rata-rata ang
representatif. Suhu normal rata-rata bervariasi bergantung lokasi pengukuran. Tempat
pengukuran suhu inti merupakan indicator suhu tubuh yang lebih dapat diandalkan daripada
tempat yang menunjukan suhu permukaan.
Tempat pengukuran suhu inti dan suhu permukaan sebagai berikut:
Suhu inti
Rectum
Membran timpani
Esofagus
Arteri pulmoner
Kandung kemih
Suhu permukaan
Kulit
Aksila
Oral
Arteri pulmoner menunjukan nilai yang paling representative karena darah bercampur dari
semua bagian tubuh. Pengukuran suhu pada arteri pulmoner merupakan standar dibandingkan
dengan semua tempat ang dikatakan akurat.
C.
Regulasi
Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologi dan prilaku. Agar suhu tubuh
tetap konstan dan berada dalam batas normal, hubungan antara produksi panas dan
pengeluaran panas harus di pertahankan. Hubungan diregulasi melalui mekanisme neurologis
dan kardiovaskular.
Proses pengaturan suhu terletak pada hypotalamus. Hipotalamus terletak antara hemisfer
serebral, mengontrol suhu tubuh sebagaimana kerja termostat dalam rumah. Suhu yang
nyaman adalahset point dimana system panas beroprasi. Di rumah, turunnya suhu
ruangan , mengaktifkan perapian, sebalik nya naik nya suhu mematikan perapian hipotalamus
merasakan perubahan ringan pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior mengontrol pengeluaran
panas dan posterior mengontrol produksi panas.
Bila sel saraf di hipotalamus anterior menjadi panas melebihi set-poin, inpuls akan
dikirimkan untuk menurunkan suhu tubuh. (Perhatikan gambar)
Mekanisme pengeluaran panas termasuk berkeringat fasodilatasi (pelebaran) pembulu darah,
dan hambatan produksi panas. Darah didistribusi kembali ke pembuluh darah permukaan
untuk meningkatkan pengeluaran panas. Jika hipotalamus posterior merasakan suhu tubuh
rebih rendah dari set point, mekanisme konserpasi panas bekerja. Vasokonstriksik
(penyempitan pembuluh darah) mengurangi aliran darah ke kulit dan ekstrimitas.
Kompensasi produksi panas di stimulasi melalui kontraksi otot volunter dan getar atau
menggigil pada otot. Bila Vasokonstriksik tidak efektif dalam pencegahan tambahan
pengeluran panas, tubuh mulai menggigil. Lesi atau trauma pada hipotalamus atau kord
spinalis yang membawa pesan hipotalamus, dapat menyebabkan perubahan serius pada
kontrol suhu.
D.
Produksi panas
Panas diproduksi didalam tubuh melalui metabolisme, yang merupakan reaksi kimia pada
semua sel tubuh. Makanan merupakan sumber bahan bakar yang utama bagi metabolism.
Termogulasi membutuhkan fungsi normal dari proses produksi panas. Reaksi kimia seluler
membutuhkan energi untuk membentuk adenosine trifosfat (ATP). Jumlah energy yang
digunakan untuk metabolisme adalah laju metabolik. Aktivitas yang memerlukan tambahan
reaksi kimia meningkatkan laju metabolik. Bila metabolism meningkat, panas tambahan akan
diproduksi. Ketika metabolisme menurun, panas yang diproduksi akan lebih sedikit. Produksi
panas terjadi selama istirahat, gerakan otot polos, getaran dan termogenesis tanpa menggigil.
1. Metabolisme basal menghasilkan panas yang diproduksi tubuh saat istirahat. Jumlah
rata-rata laju metabolik basal (BMR) bergantung pada luas permukaan tubuh.
Hormon tiroid juga mempengaruhi BMR. Dengan cara meningkatkan pemecahan
glukosa dan lemak tubuh, hormone tiroid meningkatkan laju reaksi kimia pada
hamper seluruh sel tubuh. Bila hormone tiroid direaksi dalam jumlah besar, BMR
dapat meningkatkan 100% diatas normal. Tidak adanya hormone tiroid dapat
mengurangi setengah jumlah BMR, yang menyebabkan penurunan produksi panas.
Stimulasi system saraf simpatis oleh neropinefrin dan epinefrin juga dapat
meningkatkan laju metabolic jaringan tubuh. Mediator kimia ini menyebabkan
glukosa darah turun, yang akan menstimulasi sel untuk menghasilkan glukosa.
Hormone seks pria, testosterone meningkatkan BMR. Pria memiliki BMR yang lebih
tinggi dari pada wanita.
2. Gerakan volunteer seperti aktivitas otot selama latihan, membutuhkan tambahan
energi. Laju metabolic dapat menigkat diatas 2000 kali normal. Produksi panas dapat
meningkat di atas 50 kali normal.
3. Menggigil merupakan respons tubuh involunter terhadap suhu yang berbeda dalam
tubuh. Gerakan otot skelet selama menggigil membutuhkan energi yang signifikan.
Menggigil dapat meningkatkan produksi panas 5 5 kali lebih besar dari normal.
Panas diproduksi untuk mempertahankan suhu tubuh.
E.
Macam-Macam Suhu
Usia
Suhu (Celcius)
Baru lahir
36,8
1 tahun
36,8
5-8 tahun
37,0
10 tahun
37,0
Remaja
37,0
Dewasa
37,0
36,0
G.
1. Usia
Bayi sangat di pengaruhi oleh suhu lingkungan dan harus di lindungi dari perubahan suhu
yang sangat ekstrim. Suhu tubuh anak akan terus bervariasi dibandingkan suhu orang dewasa
hingga menginjak pubertas atau masa remaja. Sebagai lansia terutama mereka yang berusia
diatas 75 tahun, beresiko mengalami hipotermia (suhu tubuh dibawah 36 C) karena berbagai
alasan diantaranya :
1. Diet makanan yang tidak adekuat
2. Kehilangan lemak subkutan
3. Kurangnya aktifitas
4. Variasi diurnal (irama sirkadian)
Suhu tubuh normalnya akan berubah sepanjang hari, dengan perbedaan 1C antara pagi dan
sore hari. Titik suhu tubuh tertinggi biasanya terjadi antara pukul 20.00 dan 24.00 dan titik
suhu tubuh terendah saat tidur, yaitu pada pukul 04.00 dan jam 06.00.
2. Olahraga
Kerja berat dan olahraga yang keras dapat meningkatkan suhu tubuh hinga 38,3-40C apabila
di ukur mulai rectal
3. Hormon
Wanita biasanya mengalami fluktuasi hormone lebih sering dari pada pria. Pada wanita
sekresi prpogensterone pada saat ovulasi akan meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3- 0,6C
4. Strees
Stimulasi pada system sarap simpatis dapat meningkatkan epinefrin dan norepunefrin yang
akan meningkatkan aktifitas metabolism basal dan produksi panas. Perawat dapat
memperkirakan bahwa klian yang sangat stres atau sangat cemas akana mengalami
peningkatan suhu karna alasan tersebut.
5. Linkungan
Suhu tubuh yang ekstrem dapat mempengaruhi sitem pengaturan suhu tubuh seseorang .
1. H.
No Lokasi
Keuntungan
Oral
Rectal
Hasil reliabel
Berespon secepat
thermometer oral ketika
terjadinya perubahan pada
suhu anteri, fakta yang
Kekurangan
Thermometer kaca
dapat pecah bila
tergigit
Dapat melukai
mulut setelah
pembedahan oral
berpotensi
membahayakan bagi klien
yang febris karena biasa
saja diperoleh informasi
yang salah
Aksila
Memb ran
timpani
Mudah di akses
Sangat cepat
Pengukuran yang
berulang dapat
menunjukan hasil yang
berbeda
Thermometer harus di
pasang untuk waktu yang
lama agar memperoleh
hasil yang akurat
hasil.
5
Kulit
Murah
1. I.
Pengeluaran Panas
Radiasi : perpindahan panas dari permukaan suatu objek kepermukaan lain tanpa
keduanya bersentuhan (thibodeau dan patton 1993). Panas melalui gelombang
electromagnetic. Aliran darah dari organ internal inti membawa panas ke kulit dan ke
pembuluh darah permukaan. Jumlah panas yang dibawa kepermukaan tergantung dari
tingkat vasokonstriksi dan vasodilatasi yang di atur oleh hipotalamus. Panas yang
menyebar dari kulit ke setiap objek yang lebih dingin di sekelilingnya . penyebaran
meningkat bila perbedaan suhu antara objek juga meningkat.
contoh : 60% pengeluaran panas pada seseorang yang tidak mengenakan pakaian dan berdiri
pada ruangan dengan suhu normal adalah melalui radiasi (Guyton, 1996)
Konduksi : perpindahan panas dari suatu molekul ke molekul lainnya yang suhunya
lebih rendah. Terjadinya kontak langsung antara molekul dan biasanya menyebabkan
kehilangan panas yang sangat sedikit, misalnya :ketika tubuh direndam air yang
dingin. Jumlah perpindahan panas tergantung pada perbedaan suhu dan jumlah serta
lama kontak antar molekul.
oleh udara yang lebih dingin, sehingga individual akan selalu kehilangan sedikit panas
lewat konveksi.
Evaporasi : proses perpindahan energi panas ketika cairan tubuh berubah menjadi
gas. Selama evaporasi, kira-kira 0,6 kalori panas hilang untuk setiap gram air yang
menguap (Guyton, 1991). Tubuh secara continue kehilangan panas melalui evaporasi.
Kira-kira 600-900 ml sehari menguap dari kulit dan paru, mengakibatkan kehilangan
air dan panas. Kehilangan normal ini di pertimbangkan kehilangan air tidak kasat
mata dan tidak memakai peran utama dalam mengatur suhu.
1. J.
Macam-Macam Thermometer
1. Thermometer air raksa-kaca : thermometer yang terubuat dari tabung kaca
yang pada salah satu ujungnya ditutup dan ujung lainnya dengan pentolan air
raksa
Gambar !
K.
Perubahan suhu
Perubahan suhu tubuh di luar rentang normal mempengaruhi set point hipotalamus.
Perubahan ini dapat berhubungan dengan produksi panas yang berlebihan, pengeluaran panas
yang berlebihan/dan produksi panas yang minimal. Pada Sifat perubahan tsb mempengaruhi
masalah klinis yang dialami klien.
1. Demam
Hiperpireksia atau demam terjadi karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu untuk
mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas, yang mengakibatkan
peningkatan suhu tubuh abnormal. Tingkat ketika demam mengancam kesehatan seringkali
merupakan sumber yang diperdebatkan diantara pemberi perawat kesehatan. Demam
biasanyatidak berbahaya jika berada pada suhu dinawah 39C.
Berikut beberapa pola demam :
Terus menerus : tingginya menetap lebih dari 24 jam bervariasi 1C sampai 2C.
Intermiten : demam memuncak secara berseling dengan suhu normal. Suhu kembali
normal paling sedikit dalam 24 jam.
Remiten : demam memuncak dan turun tanpa kembali ke tingkat suhu normal.
Relaps : periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu normal, episode
demam dan normotemia dapat memanjang lebih dari 24 jam.
panas (miss : Fenotiazim, antikolirgenik, diuretic, amfetamin dan antagonis resptor betaadrenergik) dan mereka yang menjalani latihan olahraga atau kerja yang berat (miss : atlet,
pekerja kontruksi dam petani)
Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat dan malfungsi
hupotalamus. Heatstroke dengan suhu >40,5C mengakibatkan kerusakan jarungan jaringan
pada sel dari semua organ tubuh.
6. Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk memproduksi panas akibat hipotermia.
Ketika suhu tubuh turun menjadi 35C klien mengalami gemetar yang todak terkontrol,
hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai. Jika suhu tubuh menurun dibawah 34,4C
frekuensi jantung pernafasan dan tekanan dalam turun.
Jika hipotermia terus berlangsung, klien akan mengalami disritmia jantung, kehilangan
kesadaran dan tidak responsif terhadap stimulus nyeri. Dalam kasus hipotermia berat, klien
dapat menunjukan tanda klinis yang mirip dengan orang mati misalnya tidak ada respon
terhadap stimulus dan nadi serta pernafasan sangat lemah.
Berikut klasifikasi hpotermia :
Celcius (C)
Fahrenheit (F)
33 36
91,4 96,8
30 33
86,0 91,4
27 30
80,6 86,0
<30
<80,6
Ringan
Sedang
Berat
Sangat berat
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A . Aziz Alimul, 2008 , Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia , Jakarta : Salemba
Merdeka
Potter A. Patricia, 1996 , Fundamental Keperawatan , Jakarta : EGC
Suhu tubuh dalam fungsi optimalnya menetap pada rentang sempit, suhu tubuh orang dewasa
normal rata-rata adalah 37C. Tidak ada suhu tunggal yang normal bagi masing-masing
individu,
karena
tergantung
pada
faktor
lingkungan.
Panas secara normal diproduksi oleh tubuh dalam empat cara:
Suatu proses konstan dengan metabolisme basal --> 55% - 60% energi tubuh
seseorang digunakan untuk produksi panas.
Latihan meningkatkan kerja otot --> meningkatkan mebolisma --> produksi panas
meningkat.
Sekresi hormone tiroid --> meningkatkan pemecahan lemak glukosa --> meningatkan
produksi panas.
Saat gula darah turun --> merangsang saraf simpatis --> merangsang epinefrin dan
norephinefrin --> meningkatkan produksi panas.
Suhu tubuh hilang melalui empat cara, dan gangguan pada mekanisme ini dapat
menyebabkan terjadinya hipertermia atau demam.
Suhu hilang melalui proses radiasi --> Di mana perpindahan panas dari permukaan
suatu obyek ke obyek lain tanpa ada kontak langsung.
Suhu hilang melalui konduksi --> Perpindahan panas dari suatu obyek dengan cara
kontak langsung.
Suhu hilang akibat proses konveksi --> Udara tubuh sekitar kulit mengalir ke udara
yang lebih dingin.
Suhu hilang melalui proses evaporasi --> Kehilangan panas melalui penguapan lewat
keringat.
Tubuh secara normal mempertahankan keseimbangan antara produksi dan kehilangan suhu
melalui system pengendali suhu.
Arterior di kulit --> melakukan vasokontriksi bila suhu di bawah normal, dan
vasodilatasi bila suhu di atas normal.
Kelenjar keringat --> bila suhu di bawah normal kelenjar keringat akan mengurangi
produksi keringat, bila suhu di atas normal kelenjar keringat akan meningkatkan
produksi keringat.
Erector muscle --> melaksanakan konteraksi otot halus bila dingin sehingga bulubulu merinding, dan relaksasi bila suhu panas sehingga bulu-bulu datar.
Otot skeletal --> pengaturan kerja volunteer dan involunter bila suhu di bawah
normal menggigil dan loncat-loncat, bila suhu di atas normal kerja volunteer dengan
kipas-kipas atau lainnya.
Kelenjar endokrin --> bila suhu di bawah normal hormone ephinefrin dan tiroid
akan memecahkan lemak untuk meningkatkan metabolisme, bila suhu di atas normal
metabolisme dikurangi.
Suhu tubuh diatur seluruhnya oleh mekanisme persarapan umpan balik semua mekanisme
terjadi melalui pusat pengaturan suhu yang terletak pada hypothalamus.
Mekanisme penurunan temperature bila tubuh terlalu panas:
Vasodilatasi pembuluh darah kulit --> Semua area dalam tubuh, pembuluh darah
kulit berdilatasi kuat, sehingga vasodilatasi penuh meningkatkan pemindahan panas
ke kulit. Hal ini disebabkan oleh hambatan pusat simpatis di hipotalamus posterior
yang menyebabkan vasokontriksi.
Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh --> Hal ini disebabkan oleh rangsangan dari
pusat simpatis hipotalamus posterior.
Piloereksi --> Yang berarti berdiri pada akarnya --> Rangsangan simpatis
menyebabkan arektor pili yang melekat ke folikel rambut berkontraksi, sehingga
rambut berdiri tegak, walaupun mekanisme ini pada manusia tidak berpengaruh, pada
hewan memungkinkan untuk membentuk lapisan tebal isolator udara yang
bersebelahan dengan kulit, sehingga pemindahan panas ke lingkungan sangat ditekan.
Pengukuran
Suhu
Tubuh
Pada
Penderita
Demam
(Hipertermia)
Demam adalah peningkatan suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang
berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus. Suhu tubuh normal
berkisar antara 36,5-37,2C. Derajat suhu yang dapat dikatakan demam adalah rectal
temperature =38,0C atau oral temperature =37,5C atau axillary temperature =37,2C.
Pirogen seperti bakteri, virus dan antigen tertentu dapat meningkatkan suhu tubuh dengan
meningkatkan
set
point
di
hypothalamus.
Demam merupakan suatu kondisi kegagalan pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) akibat
ketidakmampuan tubuh melepaskan / mengeluarkan panas (misal pada heat stroke) atau
produksi panas yang berlebihan oleh tubuh dengan pelepasan panas dalam laju yang normal.
Pathofisiologi demam
Infeksi atau peradangan --> fagositosis oleh netrofil --> mengeluarkan zat pyrogen endogen
--> merangsang prostaglanding --> meningkatkan set point di hypothalamus --> mengawali
respon dingin --> produksi panas meningkat, pengurangan panas menurun --> suhu tubuh
mengikuti
set
point
baru
-->
demam.
Respon fisiologi dari demam meliputi hal-hal berikut ini:
Pengkajian
Saat memeriksa klien demam:
Inspeksi dan palpasi kulit untuk mengetahui suhu, kelembaban dan turgor.
Tanyakan apakah klien mengalami sakit kepala, mialgia, menggigil, mual, kelemahan,
kelelahan, anoreksia atau fotopobia.
Catat muntah atau diare, observasi prilaku seperti kebingungan, disorientasi dan
kegelisahan.
Inspeksi kondisi mukosa mulut untuk adanya penebalan, lesi dan penurunan salivasi.
Alat khusus
Alat-alat berikut ini digunakan dalam memeriksa suhu tubuh:
Persiapan
Pilihlah sisi pengukuran yang paling cocok berdasarkan pada umur, daerah yang dapat diukur
atau kondisi klinis.
Oral --> paling mudah dilakukan, hasil pembacaan akurat. Tidak cocok digunakan
pada klien seperti bayi, anak atau klien tidak sadar dan mengalami pembedahan
mulut.
Persiapan klien:
Catatan : gunakan sarung tangan sekali pakai pada tangan yang dominant untuk mengukur
suhu
oral
dan
rectal.
Pengukuran oral:
Pegang thermometer air raksa pada bagian belakang yang sitandai warna / puncak
batang thermometer.
Cuci dalam air dingin, keringkan thermometer dengan tisu dari ujung kaca kearah jari
dengan gerak rotasi.
Baca tingkat air raksa. Tempatkan thermometer di bawah lidah klien dalam kantung
sublingual, lateral ke tengah rahang.
Minta klien untuk menahan thermometer dengan bibir (hindari dari gigitan).
Keluarkan thermometer dengan hati-hati, lap bersih, bacalah tingkat air raksanya
Turunkan lagi thermometer dan simpan dengan baik atau kembalikan ketempat
penyimpangan.
Periharalah privasi klien dengan tirai atau pintu tertutup, atau posisi. gunakan sarung
tangan.
Cuci, bersihkan dan turunkan thermometer dengan tehnik yang sama dengan
pengukuran oral.
Pasang pelindung rectal, lumasi ujung tabung dengan pelican 1 sampai 1,5 inci.
Buka anus dengan menaikkan bokong atas dengan tangan yang dominant. Masukan
perlahan thermometer ke dalam anus ke arah umbilicus 1,5 inci pada dewasa dan 0,5
inci pada bayi.
Keluarkan thermometer dan lap bersih dengan gerak rotasi, lap area anal untuk
membersihkan pelumas atau faeses.
Cucilah thermometer dalam air sabun hangat dan bilaslah dalam air dingin dan
kembalikan penutup ketempatnya, keringkan dan simpan kembali pada tempatnya.
Pengukuran ketiak:
Bilaslah thermometer kaca air raksa dalam air dingin, dilap bersih dan turunkan.
Buka pakaian atau gaun bahu dan lengan, masukkan thermometer ke tengah ketiak,
turunkan lengan klien, dan silangkan lengan bawah klien.
Angkat thermometer dan lap bersih dengan garakkan rotasi, bacalah tingkat air raksa.
Dokumentasikan.
Selama ini banyak orang menganggap suhu tubuh normal manusia berada pada titik
37 derajat Celcius. Benar, rata-rata suhu tubuh normal manusia memang berada pada
kisaran tersebut. Tapi kenyataannya suhu tubuh normal tidak selalu pada titik 37
derajat Celcius. Suhu tubuh yang normal bisa berada di antara 36,5-37,5 derajat
Celcius.
Suhu tubuh normal bisa berubah sepanjang hari. Biasanya, suhu terendah terjadi pada
pagi hari dan akan naik 0,6 derajat Celcius pada sore hari. Aktivitas yang Anda
lakukan sehari-hari juga bisa memengaruhi suhu tubuh. Contohnya ketika Anda
berolahraga di hari yang panas maka suhu tubuh dapat naik 0,6 derajat Celcius.
Suhu tubuh normal juga bisa berbeda, entah lebih tinggi atau lebih rendah, ketika
seorang wanita berovulasi atau saat siklus menstruasi.
Pahami lebih jauh mengenai tingkat suhu tubuh karena suhu tubuh yang terlalu rendah
maupun terlalu tinggi berpotensi menimbulkan kondisi yang lebih parah.
Suhu tubuh rendah
Suhu tubuh rendah bisa disebut sebagai hipotermia. Suhu tubuh yang terlalu rendah
dapat mengancam jiwa karena memperlambat sistem kerja saraf dan pernapasan,
serta peredaran darah.
Seseorang dikatakan mengalami hipotermia jika suhu tubuh berada di bawah 35
derajat Celcius. Kondisi ini terjadi ketika seseorang terkena paparan cuaca dingin
seperti terlalu lama berada di tempat dingin, tidak memakai pakaian hangat saat di
tempat dingin, atau terjatuh ke dalam air yang sangat dingin.
Pahami pula gejala-gejala terjadinya hipotermia. Pada orang dewasa, gejala yang akan
dirasakan antara lain menggigil, bicara tidak jelas, pernapasan yang pendek dan pelan,
serta perlahan-lahan hilang kesadaran. Sementara gejala yang terjadi pada bayi adalah
kulit dingin dan berwarna merah, tidak berenergi, dan menangis tanpa tenaga.
Jika kedinginan, pakailah pakaian yang lebih tebal dan hangat. Usahakan agar tubuh
selalu kering. Konsumsi minuman hangat seperti rebusan air jahe. Mandi air hangat
dan berpelukan juga bisa menjadi pilihan. Jika mencurigai seseorang mengalami
hipotermia, segera bawa ke rumah sakit terdekat karena ini merupakan kondisi
darurat.
Suhu tubuh tinggi
Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh berada pada titik lebih dari 38,3 derajat
Celcius. Hipertermia terjadi ketika tubuh gagal mengatur suhu sehingga suhu tubuh
pun terus meningkat. Sengatan panas akan dirasakan oleh pengidap hipertemia.
Demam berbeda dari hipertermia. Seseorang dikatakan mengalami demam ketika
suhu tubuhnya berada di atas 37,5 derajat Celcius. Demam adalah peningkatan suhu
tubuh dalam tingkat yang sepenuhnya terkendali oleh sistem pengaturan suhu tubuh
sedangkan hipertermia adalah meningkatnya suhu tubuh di luar kendali sistem
tersebut.
Sengatan panas umumnya berkembang ketika seseorang berada di lingkungan yang
panas dan tubuh tidak mampu mendinginkan diri secara efektif. Suhu tubuh yang
tinggi dan berkelanjutan dapat menyebabkan dehidrasi parah dan merusak organ
tubuh secara permanen, seperti otak. Oleh karena itu, kondisi ini memerlukan
penanganan medis secepatnya.
Orang dewasa dengan suhu tubuh 39,4 derajat Celcius dan anak-anak dengan suhu
tubuh 38 derajat Celcius disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.
Ukur Suhu Tubuh
Berbagai cara bisa dilakukan untuk mengukur suhu tubuh. Anda bisa menggunakan
termometer dengan beragam jenis sesuai kebutuhan.
Termometer sekali pakai. Jenis ini bisa dipakai sekali di mulut atau
rektum. Bisa juga dipakai untuk mengukur suhu terus-menerus selama 48
jam pada kulit bayi. Termometer ini aman, namun tidak seakurat
termometer elektornik dan telinga.
Pengambilan suhu tubuh dalam kurun waktu satu jam setelah olahraga
berat atau setelah mandi air panas.
Memahami suhu tubuh sangatlah penting. Jadi sediakan selalu termometer di rumah
Anda sebagai langkah awal mendeteksi suhu tubuh apakah normal atau abnormal.
Pada dasarnya, tubuh manusia memiliki suhu tubuh yang bervariasi dan beragam
tergantung dari banyaknya aktivitas yang dilakukan, serta kondisi cuaca dan suhu
yang terjadi pada lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini tentunya akan berbeda beda
setiap manusia.
aktivitas aktivitas yang dilakukan antara anak anak dengan orang dewasa juga
berbeda beda. Berikut ini info lebih lengkapnya :
Suhu tubuh normal pada bayi
Suhu tubuh normal pada bayi (termasuk di dalamnya adalah balita, dan anak anak
usia sekolah dasar berbeda dengan orang dewasa. Bayi dan anak anak cenderung
memiliki suhu tubuh normal yang jauh lebih tinggi dibandingkan orang dewasa atau
remaja. Hal ini disebabkan oleh tingginya proses metabolism tubuh yang terjadi pada
bayi dan anak anak.
Pada usia 3 bulan, bayi memiliki rata rata suhu tubuh 37.4 C,
Mungkin anda sering mengalami panic, ketika suhu tubuh bayi anda mencapai angka
37.6 C. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan berlebihan, karena pada dasarnya, suhu
tubuh tersebut adalah normal, dan tidak menandakan bayi tersebut mengalami
demam.
Bagaimana cara mengukur suhu tubuh pada bayi?
Untuk mengukur rata rata suhu tubuh bayi dalam satu hari, perlu dilakukan
pengukuran shu tubuh lebih dari 1 kali, yaitu pada saat :
Pagi hari
Siang hari
Sore hari
Malam hari
Pengukuran ini dapat anda lakukan secara rutin dan teratur dalam satu hari, dan akan
menghasilkan rata rata suhu tubuh dari bayi tersebut. Pengukuran suhu tubuh, selain
dilakukan dalam rentang waktu tertentu, diperlukan juga teknik khusus dalam
melakukan pengukuran, yaitu :
Pada usia 0 3 bulan, pengukuran suhu tubuh dilakukan melalui anus dari
bayi.
Ketika melakukan pengukuran, biasanya terdapat perbedaan suhu, yaitu suhu anus 1
derajat lebih tinggi daripada suhu di mulut, sedangkan suhu di ketiak 1 derajat lebih
rendah daripada suhu mulut.
Apabila bayi mengalami suhu tubuh sebesar 38 40 C atau lebih dan tidak
mengalami penurunan suhu, maka anda wajib untuk memeriksakan bayi tersebut ke
dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Suhu tubuh normal pada orang dewasa ( dari remaja hingga tua )
sponsored links
Suhu tubuh normal pada orang dewasa ( dimulai dari remaja ) memiliki nilai sebesar
36.5 37.5 C. Hal ini menunjukkan bahwa, suhu tubuh orang dewasa masih lebih
rendah dibandingkan suhu tubuh pada bayi. Suhu tubuh pada orang dewasa sebaiknya
dilakukan dengan beberapa rentang waktu, namun biasanya orang orang lebih
senang mengukur suhu tubuhnya ketika sedang merasakan meriang.
Bagaimana mengukur suhu tubuh manusia dewasa?
Untuk mengukur suhu tubuh pada orang dewasa, dapat menggunakan beberapa
instrument thermometer yang banyak dijual di pasaran, baik dalam bentuk
thermometer raksa, ataupun thermometer digital.
Berikut ini jenis jenis thermometer yang bisa anda gunakan :
Termometer telinga
Thermometer elektronik
Thermometer dahi
Termometer dot
Itulah beberapa penjelasan singkat mengenai suhu tubuh pada manusia, baik itu usia
bayi hingga anak anak, dan juga remaja, dewasa, hingga lanjut usia.
Akibat Suhu Tubuh Tidak Normal
Suhu tubuh yang rendah ini juga bisa disebut dengan istilah hipotermia. Hipotermia
ternyata sangat berbahaya, karena hipotermia dapat menyebabkan kematian pada
penderitanya.
Berkut ini beberapa faktor yang dapat menyebabkan hipotermia :
Badan menggigil
Wajah pucat
Tidak berenergi.
Suhu tubuh yang tinggi biasa disebut dengan istilah hipertermia. Pada kondisi inilah
seseorang, baik anak anak, hingga tua mengalam apa yang disebut dengan demam.
Biasanya suhu yang menjadi patokan adalah diatas 37.5 C. berikut ini adalah hal hal
yang mungkin akan terjadi ketika anda mengalami hipertermia, yaitu :
Demam berdarah
Lemas
Sulit makan
Perlu Diperhatikan !!
Ketika suhu tubuh sudah berada dapa rentang 38 39 C, bahkan melebihi, atau
kurang dari 36 C, maka anda wajib melakukan pemeriksaan ke dokter, karena itu
tanda tanda ketidaknormalan suhu tubuh anda.
Itulah beberapa ulasan singkat mengenai suhu tubuh manusia, terutama pada anak
anak yang baru dilahirkan, hingga masa masa lanjut usia. Dari beberapa ulasan
sebelumnya dapat ditari kesimpulan berupa tips tips yang dapat anda lakukan untuk
menjaga suhu tubuh normal anda, yaitu :
Hindari kontak dengan lokasi yang terlalu panas, ataupun terlalu dingin.
Selalu gunakan pakaian pelindung yang baik, terutama ketika berada pada
daerah yang sangat panas dan sangat dingin.
Selalu mengkonsumsi makanan yang memiliki nilai gizi yang dan baik
untuk menjaga daya tahan tubuh.
Biasanya jenis obat yang dijadikan panduan orang ketika suhu tubuh tinggi adalah
parasetamol, namun efek samping parasetamol jangka panjang wajib anda ketahui dan
jangan asal memberikan jenis obat ini.
garis dengan angka sebagai penunjuk skala temperatur pada sisinya. Termometer air
raksa sangat akurat jika dibandingkan dengan termometer digital. Ini karena air raksa
yang digunakan di dalam tabung merupakan logam mulia dan tidak terpengaruh
apapun. Berbeda dengan termometer digital yang tingkat akurasinya tergantung
baterai, jelas Dr. Tatang.
Sebelum menggunakannya, turunkan air raksa di dalam tabung dengan mengibaskibaskan termometer untuk mencapai hasil yang akurat. Hanya, walaupun akurat,
penggunaan termometer raksa juga harus berhati-hati agar tabung tidak pecah dan air
raksa tidak terkena kulit. Untuk bayi dan batita, penggunaan termometer digital akan
lebih aman. Dokter ini kembali menambahkan, Selain itu, pada termometer digital,
kita tidak perlu memperhatikan jam. Selain waktunya relatif sebentar, saat mencapai
suhu maksimal tubuh, termometer digital akan otomatis mengeluarkan bunyi bip.
Termometer Aksila/Ketiak
Cara Penggunaan: Sesuai dengan namanya, penggunaan termometer ini memang
diselipkan pada ketiak. Bagian yang diselipkan adalah ujung yang lebih kecil dan
memiliki indikator pada ujungnya. Pastikan Anda menyelipkannya di bagian puncak
ketiak.
Waktu: Karena diletakkan pada ketiak (bagian luar tubuh) dan tidak dimasukkan ke
dalam tubuh, waktu yang dibutuhkan untuk menuai hasilnya pun cukup lamasekitar
10 menit. Karena waktu yang dibutuhkan lebih lama, otomatis kita harus lebih sabar
menunggu agar hasil yang didapat pun benar, kata Dr. Tatang.
Tingkat Akurasi: Hasil pengukuran suhu pada aksila (ketiak) biasanya juga tidak
seakurat pengukuran yang dilakukan di dalam mulut atau rektal. Umumnya suhu
terukur yang didapat dengan menggunakan termometer aksila lebih rendah 1-2 derajat
dibandingkan suhu yang diukur dengan termometer oral atau rektal, jelas dokter
yang juga mengajar di Universitas Pelita Harapan ini. Termometer ini cocok
digunakan untuk usia balita ke atas.
Termometer Mulut
Cara penggunaan: Termometer ini dimasukkan ke dalam mulut. Namun perhatikan
penempatannya, karena Anda harus memastikan ujung termometer di bawah lidah
sejauh mungkin. Hal ini penting, karena masih banyak orang yang mengira
penggunaan termometer mulut adalah hanya dengan memasukkannya ke dalam mulut,
tapi di atas lidah dan cukup dengan dikulum.
Waktu: Sekitar 3-4 menit.
Tingkat akurasi: Dr. Tatang kembali berujar, Karena semakin dekat ke inti tubuh,
maka tingkat akurasi termometer mulut lebih tinggi dibandingkan dengan termometer
aksila. Pada termometer mulut, suhu tubuh anak baru digolongkan demam jika
mencapai 38 C. Jangan lupa, ini karena suhu pada termometer mulut biasanya 1-2
lebih tinggi daripada termometer aksila, tambahnya. Usahakan anak tidak minum
atau makan sesuatu yang panas atau dingin sekitar 20-30 menit sebelum dilakukan
pengukuran agar suhu di bawah lidah tidak berubah dan hasilnya pun akurat.
Termometer ini cocok digunakan untuk usia balita ke atas, karena bayi dan balita
belum memiliki kontrol yang baik untuk tetap menjaga termometer tetap berada stabil
di bawah lidah.
Termometer Rektal
Cara penggunaan: Termometer ini dimasukkan ke dalam anus bayi. Telungkupkan
bayi, beri pelicin yang larut dalam air pada ujung termometer, lalu masukkan ke
dalam anus sedalam 1-2 cm.
Waktu: Tunggulah sampai ada bunyi bip untuk membaca hasilnyabiasanya
sekitar 3 menit (disarankan menggunakan termometer digital pada rektal).
Tingkat akurasi: Selain paling cocok digunakan untuk mengukur suhu tubuh bayi,
termometer rektal juga paling akurat dibandingkan termometer mulut dan termometer
aksila, kata Dr. Tatang. Termometer ini juga paling cocok digunakan pada bayi.
(core temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial,
toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif
konstan (sekitar 37C).
Tempat pengukuran suhu inti yang paling efektif : rectum, membrane timpani,
esophagus, arteri pulmonel, kandung kemih, rektal.
2. Suhu permukaan:
(surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan subkutan, dan
lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20C sampai 40C.
Tempat pengukuran suhu permukaan yang paling efektif : kulit, aksila oral.
Umur
Suhu
(derajat
celcius)
3 bulan
37,5
1 tahun
37,7
3 tahun
37,2
5 tahun
37,0
7 tahun
36,8
9 tahun
36,7
13 tahun
36,6
1. Membran Timpani
Keuntungan:
kerugian:
Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah telinga atau membran
timpani.
Keakuratan pengukuran pada bayi baru lahir dan anak-anak dibawah 3 tahun masih
diragukan.
2. Rektal
keuntungan:
Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat diperoleh
kerugian:
Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah rektal, kelainan rektal,
nyeri pada area rektal, atau cenderung perdarahan.
Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa malu dan ansietas
klien.
Memerlukan lubrikasi
3. Oral
keuntungan:
kerugian:
Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat
epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan
Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau klien
konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif
3. Aksilla
keuntungan:
Cara yang lebih disukai pada bayi baru lahir dank lien yang tidak kooperatif.
kerugian:
3. Hormone pertumbuhan
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan
kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga
meningkat.
4. Hormone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi kimia dalam
tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme
menjadi 50-100% diatas normal.
5. Hormon kelamin
Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira
10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada
perempuan, fluktuasi suhu lebih berfariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran
hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,30,6C di atas suhu basal.
6. Demam ( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme
sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10C.
7. Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20-30%. Hal
ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk
mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi
mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan
lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak
merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan
kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
8. Aktifitas
Aktifitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan
antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas)
dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3-40,0 C.
9. Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat
menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat
pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan
suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
10.Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh
dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga
sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu
antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.
PROSES PENGEUARAN PANAS
1. Radiasi
1.
1. Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk
gelombang panas inframerah. Gelombang inframerah yang
dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang 5 20
mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke
segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan
panas paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme
kehilangan panas.
Panas adalah energi kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada
gerakan ini dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit.
Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak
terjadi lagi pertukaran panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga
udara baru yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.
2. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan bendabenda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan
mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi
dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan
tubuh untuk terpapar langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada
paparan dengan udara, dan sifat isolator benda menyebabkan proses perpindahan
panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.
3. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas karena gerakan udara. Panas dikonduksi
pertama kali pada molekul udara secara langsung dalam kontak dengan kulit. Arus
udara membawa udara hangat pada saat kecepatan arus udara meningkat, dan
kehilangan panas konventif meningkat.
4. Evaporasi
Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas
tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan
kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak
berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 600 ml/hari.
Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 16 kalori
per jam.
Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul
air secara terus
menerus melalui kulit dan system pernafasan.
HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA SAAT PENGUKURAN SUHU TUBUH
Cara menurunkan suhu harus dilakukan hati-hati jangan sampai thermometer jatuh
dan pecah
Sebelum melakukan pengukuran harus dijelaskan dengan benar tentang tempat dan
tujuan pengukuran suhu
KESEHATAN
sari indah
Blogger.
Blogroll
Blogger news
About
Blogger templates
Archives
o
2013 (1)
2012 (15)
(15)
SUHU TUBUH
SUHU TUBUH
SUHU TUBUH
ROKOK
LIVER
SUHU TUBUH
sari indah |
undefinedundefined
undefined
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .........................................................................................
........
KATA
PENGANTAR ................................................................................
..............
ii
DAFTAR
ISI ..............................................................................................
................
iii
BAB
PENDAHULUAN.............................................................................
.............
1.1
1.2
Tujuan .....................................................................................................
2
BAB
II
PEMBAHASAN..............................................................................
..............
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
III
PENUTUP......................................................................................
..............
1.1
14
Kesimpulan .............................................................................................
14
1.2
Saran .......................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
untuk
melakukan
serangkaian
mekanisme
untuk
perubahan
suhu
berpengaruh
terhadap
timbulnya
rasa
daerah yang paling peka terhadap rasa suhu. Kepadatan titik-titik rasa
dingin paling tinggi.
panas
(heat
production)
dalam
tubuh
manusia
otot,
terjadi
penggunaan
energi
menjadi
kerja
dan
menghasilkan panas.
3.
4.
fisika.
Permukaan
tubuh
dapat
kehilangan
panas
melalui
elektromagnetik
melalui
suatu
ruang.
Konduksi
ialah
2.
3.
Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu ratarata gabungan suhu inti dan suhu kulit.
Pengukuran suhu tubuh
2.
3.
a.
Vasodilatasi
Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua
area tubuh. Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis
pada hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga
terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan
pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih
banyak.
b.
Berkeringat
Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan
suhu yang melewati batas kritis, yaitu 37C. pengeluaran keringat
menyebabkan
peningkatan
pengeluaran
panas
melalui
evaporasi.
ambang
kritis.
Pengeluaran
keringat
dirangsang
oleh
2.
a.
b.
c.
tanggapan
disebut
efektor.
Reseptor
saraf
yang
paling
sederhana hanya berupa ujung dendrit dari suatu sel syaraf (neuron) ,
tidak meliputi selubung / selaput myelin dan dapat di temukan pada
reseptor rasa nyeri (free nerve ending) atau nociresetor.
Berdasarkan Lokasi Sumber Rangsang
1.
2.
3.
4.
batas
ambang
perangsangan
pada
membrane
potensial
generator.
mengatur
meningkatkan
dan
kedalam
serangkaian
menurunkan
suhu
respon
tubuh
operasional
secara
yang
berturut-turut.
Pusat pengaturan tubuh manusia ada di Hipotalamus, oleh karena itu jika
hipotalamus terganggu maka mekanisme engaturan suhu tubuh juga akan
terganggu dan mempengaruhi thermostat tubuh manusia. Mekanisme
pengaturan suhu tubuh manusia erat kaitannya antara kerja sama system
syaraf baik otonom, somatic dan endokrin. Sehingga ketika membahas
mengenai pengaturan suhu oleh system persyarafan maka tidak lepas
pula kaitannya dengan kerja system endokrin terhadap mekanisme
pengaturan suhu tubuh seperti TSH dan TRH.
Exercise
Semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x,
sedangkan pada atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.
2.
Hormon
(Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama
basal metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan
hormon pertumbuhan dapat meningkatkan metabolisme rate 5-15%.
3.
Sistem syaraf
Selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system
syaraf otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan
norepinephrine (NE) dan juga merangsang pelepasan hormon epinephrine
dan norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal sehingga meningkatkan
metabolisme rate dari sel tubuh.
4.
Suhu tubuh
Meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate,
setiap peningkatan 1 % suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan
reaksi biokimia 10 %.
5.
Asupan makanan
7.
Usia
Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas
meningkatseiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak.
regulasi suhu akannormal setelah anak mencapai pubertas.Lansia sensitif
terhadap suhu yang ekstrem akibat turunnya mekanisme kontrolsuhu
(terutama
kontrol
vasomotor),
penurunan
jumlah
jaringan
Olahraga
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan metabolisme
lemak dankarbohidrat.
9.
Kadar Hormon
Suhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria
10. Irama sirkardiansuhu tubuh berubah secara normal 0,5-1 derajat Celcius
selama periode 24 jam.suhu tubuh rendah antara pukul 01:00 dan 04:00
dini hari.
11. Stres
Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi
hormonal dan persyarafan
12. Lingkungan
Mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suku disekitar.
Walaupun terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai
mekanisme
homeostasis yang
dapat
dipertahankan
dalam
rentang
normal. Suhu tubuh yang normal adalah mendekati suhu tubuh inti yaitu
sekitar 37 0 C. suhu tubuh manusia mengalami fluktuasi sebesar 0,5 0,7
0 C, suhu terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari.
Panas yang diproduksikan harus sesuai dengan panas yang hilang.
Demam
Demam
merupakan
mekanisme
pertahanan
yang
penting.
meningkat
menggunakan
energi
yang
memproduksi
panas
tambahan.
2.
akibat
panas
kehilangan
terjadi
cairan
bila
dan
diaforesis
elektrolit
yang
secara
banyak
berlebihan.
Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas. Tanda dan gejala kurang
volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas.
Tindakan pertama yaitu memindahkan klien ke lingkungan yang lebih
dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.
3.
Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh
untuk
mempengaruhi
mekanisme
pengeluaran
panas.
Hipertermia
yang
terjadi
ketika
orang
yang
rentan
menggunakan
obat-obatan
anastetik tertentu.
4.
Heat stroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan
suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi
ini disebut heat stroke, kedaruratan yang berbahaya panas dengan angka
mortalitas yang tinggi. Klien beresiko termasuk yang masih sangat muda
atau sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme,
diabetes atau alkoholik. Yang termasuk beresiko adalah orang yang
mengkonsumsi
obat
yang
menurunkan
kemampuan
tubuh
untuk
terlebih
dahulu
terkena
karena
sensitivitasnya
terhadap
Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga
akan mengakibatakan hipotermia.
Tingkatan hipotermia
2.
3.
SUHU(DERAJAT
CELCIUS)
3 Bulan
37,5C
6 Bulan
37,5C
1 Tahun
37,7C
3 Tahun
37,2C
5 Tahun
37,0C
7 Tahun
36,8C
9 Tahun
36,7C
11
Tahun
36,7C
13
Tahun
36,6C
Dewasa
>70
Tahun
36,4C
36,0C
2.
3.
Tingginya
mengirimkan
suhu
impuls
darah
syaraf
ke
merangsang
area
preoptic,
termoreseptor
dimana
yang
sebaliknya
lingkungan
melalui
radiasi
dan
konduksi
bersamaan
dengan
peningkatan volume aliran darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang
lebih dingin. Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang,
dan tidak terjadi menggigil. Tingginya suhu darah merangsang kelenjar
keringat kulit melalui aktivasi syaraf simpatis hipotalamik. Saat air
menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi lebih dingin. Respon ini
melawan efek penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu
tubuh kembali normal. Skema Mekanisme Feedback Negatif Menghemat
Atau Meningkatkan Produksi Panas Menurun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar
penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris.
Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya
berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat Kehilangan panas
melalui
pertukaran
panas
secara
radiasi,
konduksi,
konveksi,
dan
hormone,
system
saraf,
asupan
makanan,
gender
iklim
3.2 Saran
Sebaiknya kita selalu menerapkan cara hidup sehat,agar tubuh kita
selalu sehat dan tidak mengganggu aktivitas kita sehari-hari,agar suhu
tubuh selalu dalam keadaan normal dan dapat menyesuaikan dengn
kondisi lingkungan sekitar kita.