Anda di halaman 1dari 9

1.

Seminar
Seminar adalah suatu pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah dibawah
pimpinan ketua sidang (guru besar atau seorang ahli). Pertemuan atau persidangan dalam
seminar biasanya menampilkan satu atau beberapa pembicara dengan makalah atau kertas kerja
masing-masing. Seminar biasanya diadakan untuk membahas suatu masalah secara ilmiah.
Pembahasan dalam seminar berpangkal pada makalah atau kertas kerja yang telah disusun
sebelumnya oleh beberapa pembicara sesuai dengan pokok-pokok bahasan yang diminta oleh
sesuatu panitia penyelenggara. Pokok bahasan yang telah ditentukan, akan dinahas oleh
pembicara secara teoritis dan dibagi beberapa subpokok bila bahasan masalahnya terlalu luas.
Disini terdapat pula moderator yang bertugas memandu jalannya acara dan mencatat pokokpokok pembicaraan. Pada awal seminar, dapat dibuka dengan dengan suatu pandangan umum
oleh moderator sehingga tujuan seminar terarah. Peserta mendengarkan pokok pembicaraan yang
disampaikan pembicara. Pe,bahasan dalam seminar membutuhkan waktu yang lebih lama karena
sifatnya yang ilmiah. Apabila pembicara tidak dapat mengendalikan diri maka waktu banyak
dipergunakan untuk pembahasan yang kurang penting. Setelah pembicara memaparkan
permasalahan dapat dibuka sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Setelah semua
pertanyaan dari peserta seminar dapat terjawab oleh pembicara maka moderator menyimpulkan
permasalah tersebut dan menuup seminar dengan permasalahan yang berhasil dipecahkan.
Contoh Seminar :
Judul Seminar: Menjadi Orangtua yang Sukses
Tujuan: Memberikan kiat-kiat menjadi orangtua yang mampu membantu anak mempersiapkan
masa depan yang sesuai dengan potensi anak.
Pokok-pokok pembahasan:
Memahami fungsi orangtua
Mengenali potensi anak
Membantu anak mempersiapkan masa depan
Durasi: 3 jam
Peserta: Orangtua yang memiliki anak berusia 10 tahun keatas
Pembicara: disediakan oleh Komisi Panggilan
Pengajuan permintaan seminar: minimal dua bulan sebelum hari H
Topik Untuk Sosialisasi Panggilan
Sosialisasi dan promosi panggilan bisa dilakukan dalam berbagai kesempatan, termasuk
dalam berbagai kesempatan pertemuan di lingkungan/wilayah, seperti Pendalaman Iman,
Novena, Rekoleksi, Family Gathering, perayaan Paskah, perayaan Natal. Ruang ini

menyediakan berbagai topik yang bisa digunakan sebagai bahan sosialisasi/promosi.


Dirancang dalam bentuk modul, yang masing-masing hanya membutuhkan
waktu 10-15 menit. Selamat mencoba.

2. Sarasehan
Sarasehan adalah pertemuan yang diadakan untuk mendengarkan pendapat atau saran dari
seorang ahli dalam bidang tertentu untuk memecahkan atau menuntaskan suatu masalah yang
terjadi, pengertian Sarasehan hampir sama dengan penyuluhan, yaitu sama-sama ada pembicara
atau penyaji yang mahir dalam bidang yang akan dibawakan atau disampaikan, perbedaanya
hanya jika Sarasehan belum ditentukan tema atau target yang akan dibawakan sedangkan
Penyuluhan sudah ditentukan tema atu target yang akan dibawakan.Metode penyelenggaraan
Sarasehan yaitu mengundang seorang ahli dalam bidang tertentu sebagai seorang penyaji, lalu
tugas seorang peserta hanyalah mendengarkan penjelasan dari penyaji, apabila dibuka sesi tanya
jawab maka pendengar boleh menanyakan seseutu kepada penyaji.
Contoh dari Sarasehan, yaitu ketika seorang petugas kesehatan memberikan penjelasan kepada
siswa SMA tentang bahayanya rokok dan dampak yang ditimbulkan rokok terhadap kesehatan
dalam tubuh manusia. Setelah menjelaskan lalu diberilah sesi pertanyaan kepada peserta atau
siswa SMA di saat itulah terjadi tanya jawab kepada penyaji dengan peserta.
3. Simposium
A.

Pengertian

Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang


pemimpin (moderator). Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka
mengemukakan aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat juga terjadi
sesuatu topik persoalan dibagi atas beberapa aspek, kemudian disetiap aspek disorotitersendiri
secara khusus, tidak perlu dari berbagai sudut pandang.
Pembicara dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah
(penyaran pembanding), di bawah pimpinan seseorang moderator. Pendengar diberi kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai
berbicara. Moderator hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan meneruskan
pertanyaan-pertanyaan, sanggahan atau pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat

disebarluaskan, terutama dari pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan umum
yang dianggap perlu saja.
B.
Penggunaan simposium
Simposium dapat digunakan:
1.
Utnuk mengemukakan aspek-aspek yang berbeda dari suatu topik tertentu.
2.
Jika kelompok peserta besar.
3.
Kalau kelompok membutuhkan keterampilan yang ringkas.
4.
Jika ada pembicara yang memenuhi syarat (ahli dalam bidang yang disoroti)
C.
a.
1.
2.
3.
4.
b.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Kelebihan dan kelemahan


Kelebihan
Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.
Dapat mengemukakan informasi banyak dalam waktu singkat.
Pergantian pembicara menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi akan menjadikan
sidang lebih menarik.
Dapat direncanakan jauh sebelumnya.
Kelemahan
Kurang spontanitas dan kreatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah
ditentukan.
Kurang interaksi kelompok.
Menekankan pokok pembicaraan.
Agak terasa formal.
Kepribadian pembicara dapat menekankan materi.
Sulit mengadakan kontrol waktu.
Secara umum membatasi pendapat pembicara.
Membutuhkan perencaan sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang
tepat.
Cendrung dipakai secara berlebihan.

Contoh simposium Nasional Himage ITS - 2009


PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai sebuah Negara yang memiliki hutan tropic terluas ketiga di
dunia, dengan ekosistem hutan, flora dan fauna yang beragam serta merupakan sumber daya
yang mempunyai peranan sangat penting untuk menunujang keseimbangan ekosistem alam.
Namun seiring dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi nasional, tekanan
terhadap sumber daya hutan semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat
deforestasi di Negara ini. Apabila hal tersebut tidak segera ditindak lanjuti, maka diperkirakan
jumlah hutan di Indonesia tidak dapat mencukupi kebutuhan negara dalam kurun waktu 20 tahun
mendatang.

Dengan dilaksanakannya kegiatan simposium nasional ini, diharapkan dapat mempertemukan


tenaga-tenaga ahli Geomatika (Geodesi) maupun disiplin ilmu lain, instansi-instansi terkait serta
masyakarat umum sehingga diperoleh kesepakatan maupun kerjasama antara berbagai pihak
demi meningkatkan sestem penyediaan data dan strategi pengolahan hutan yang ideal secara
berkelanjutan, serta diharapkan mampu meningkatkan kesadaran seluruh elemen bangsa ini
untuk mempertahankan produktivitas hutan dalam jangka panjang sehingga dapat memberikan
manfaat bagi bangsa dan negara.
TUJUAN
1.
mengidentifikasi besarnya potensi dan ancaman deforesasi sumber daya hutan yang
dimiliki Indonesia.
2.
Sebagai fasilitator terjadinya komunikasi dan kerjasama dari pihak dalam usaha
penyusunan arah kebijakan pengelolaan hutan yang ideal
3.
Tercetus Ide dan konsep pemikiran tentang teknologi penyediaan data sistem pemantauan
hutan serta ekosistem didalamnya.
4.
Menumbuhkan Kesadara masyarakat bangsa dari negara tentang pentingnya menjaga dan
melestarikan hutan.
PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Selasa,24 Maret 2009
Pukul : 08.00-16.00 BBWI
Tempat : Ruang Sidang Pasca Sarjana Lt 3 Kampus ITS Surabaya
KEYNOTE SPEAKER
H.M.S Kaban SE,M.Si (Menteri Kehutanan)
PEMBICARA
1.
Prof.Dr.Aris Poniman (Kepala Deputi Bidang Survey SDA BAKOSURTANAL)
2.
Ir.Nur.Hidayat.Dipl Ing(kepala Deputi Bidang Indraja LAPAN)
3.
Prof.Dr.Ir.Bangun MS.DEA
4.
Dr.Mubariq Ahmad (CEO WWF Inonesia)
4.Diskusi Panel

Pengertian Diskusi Panel Pengertian diskusi panel adalah bentuk diskusi resmi yang dilakukan
dengan menghadirkan beberapa pemateri yang melihat topik pembicaraan dari sudut pandang
yang berbeda-beda, yang disebut dengan panelis. Hal inilah yang membedakan diskusi panel
dengan diskusi lainnya, yakni adanya panelis karena itulah disebut dengan diskusi panel. Seperti
halnya bentuk diskusi lainnya diskusi panel juga terdapat moderator, notulen, peserta dan
panelis. Di dalam diskusi panel, panelis berperan untuk menyampaikan pandangan-pandanganya
terhadap suatu masalah yang dibahas. Biasanya terdapat hingga empat atau lima penelis sesuai
dengan topik bahasan diskusi, jadi jumlah panelis tidak dibatasi. Sehingga dinamakan Panelis 1,
Panelis 2, Panelis 3, dan seterusnya. Setiap panelis merupakan orang yang ahli di bidangnya

dengan demikian memiliki sudut pandang terhadap topik yang berbeda. Sudut pandang yang
biasanya diambil adalah sudut pandang agama, pendidikan, sosial budaya, etika, ekonomi dan
sebagainya sesuai dengan topik yang dibahas dalam diskusi.

Contoh Diskusi panel:


Diskusi Panel STAH Dharma Nusantara Jakarta
STAH Dharma Nusantara Jakarta, sebagai lembaga pendidikan tinggi yang mengemban misi
Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pembelajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat).
Disamping melaksanakan aktivitas pembelajaran kepada mahasiswanya juga dituntut melakukan
penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam kaitan dengan penelitian dipandang perlu ada
upaya upaya dalam meningkatkan peran dosen & civitas akademika STAH DN
Jakarta untukmelakukan penelitian sesuai dengan bidang kajian lembaga.
Upaya tersebut diwujudkan dalam sebuah kegiatan nyata yaitu Diskusi Panel yang diikuti oleh
dosen dan segenap civitas akademika serta organisasi-organisasi lain seperti Peradah, KMHD UI,
KMHD UI, KMHB UNJ, KPSHD Jakarta Timur, serta organisasi kepemudaan Hindu lainnya.
yang dinilai mampu berkontribusi dalam memangun atmosfer diskusi. Diskusi ini menjadi
bagian yang intergral dari kegiatan akademik lembaga. Tujuan diadakannya diskusi adalah :
1. Mengembangkan Studi Kehinduan di Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara
Jakarta
2. Meningkatkan Kompetensi dosen dan civitas akademika dalam bidang penelitian dan
penulisan jurnal ilmiah.
3. Penyediaan materi jurnal/berkala lainnya demi kontinuitas penerbitan.
Diskusi panel pertama yang diselenggarakan di Kampus STAH DN Jakarta pada tanggal 14
Agustus 2010 mengambil tema REPRODUKSI PENGETAHUAN AGAMA DAN denga
sub tema: Kedayatahanan Agama dan Budaya. Diskusi ini menghadirkan 3 orang panelis yakni
dr. I Ketut Lilamurti, S.Ag., I Gusti Made Arya, S.Hum dan I Ketut Bantas, S.Ag, M.Fil.H. ,
dengan moderator Wayan Mirta Astawa, M.Pd. Pada kesempatan ini hadir pula Ketua STAH
Dharma Nusantara Jakarta, Prof. Dr. Ir. I Made Kartika D., Dipl.-Ing, yang pada kesempatan itu
memberikan pengarahan kepada seluruh peserta diskusi. Inti dari pengarahan tersebut adalah,
belajarlah untuk mendengar, berpendapat serta menerima kritik namun tetap berada pada koridor
etika akademik.
Sejalan dengan temanya yang memang menarik, diskusi kali itu berjalan cukup seru. Setiap
panelis secara merata dihujani pertanyaan oleh para penanya. Para penanya tidak hanya
didominasi oleh para dosen tetapi juga oleh mahasiswa dan tamu undangan. Salah satu panelis
yang dihujani pertanyaan adalah dr. I Ketut Lila Murti yang ketika itu makalahnya mengangkat
masalah pengkonversian agama, yang mana umat Hindu sering menjadi objek dari
pengkonversian tersebut. Menurut panelis yang akrab disapa Pak Dokter ini, terjadinya
pengkonversian terhadap beberapa umat disebabkan oleh dua faktor, yakni karena kelemahan

dari sistem institusi yang memiliki tanggung jawab sebagai pengayom umat, serta derasnya arus
politik fundamentalis keagamaan.
Khusus mengenai fundamentalisme keagamaan, banyak sekali pertanyaan yang menyangkut
pautkan tentang terorisme. Sebagian besar penanya menilai terorisme sebagai gerakan radikal
yang semakin lama semakin subur pertumbuhannya di negara ini. Jawaban dari pertanyaan
tersebut coba dijelaskan oleh sdr I Gusti Made Arya Suta Wirawan, bahwa salah satu letak
permasalahan dari berkembangnya terorisme di negeri ini adalah sikap permisif beberapa
masyarakat terhadap pelaku teroris. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya sejumlah warga yang
akhirnya menjadi tersangka karena menyembunyikan para pelaku teroris. Bahkan ada beberapa
teroris yang sempat-sempatnya poligami dan sampai beristri empat. Dengan kata lain, selama
tidak ada kesamaan tujuan di antara seluruh warga negara, maka teroris akan sulit untuk
diberantas. Namun bagi bpk. Dr. IGN Arsana, penyebab atau biang keladi dari munculnya teroris
adalah injustice (ketidak-adilan).
Kegiatan yang berlangsung selama 4,5 (empat setengah jam ini) berakhir pukul 14.30 WIB
dengan tambahan waktu 30 menit dari yang direncanakan dalam jadwal pukul 14.00 WIB.
Peserta yang datang ketika itu diberikan sertifikat. (ASW)

5. Kongres
Kongres adalah kumpulan orang, terutama untuk tujuan politik. Kongres adalah
permusyawaratan yang terdiri atas seluruh anggota organisasi.
Contoh kongres :
Kongres Pemuda (ejaan van Ophuysen: Congres Pemoeda) adalah kongres nasional yang
pernah diadakan 2 kali di Jakarta (Batavia). Kongres Pemuda I diadakan tahun 1926 dan
menghasilkan kesepakatan bersama mengenai kegiatan pemuda pada segi sosial, ekonomi, dan
budaya. Kongres ini diikuti oleh seluruh organisasi pemuda saat itu seperti Jong Java, Jong
Sumatra, Jong Betawi, dlsb. Selanjutnya juga disepakati untuk mengadakan kongres yang kedua.
Kongres Pemuda II, yang diadakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 dipimpin oleh pemuda
Soegondo dari PPI (Persatuan Pemuda Indonesia), menghasilkan keputusan penting yang disebut
sebagai Sumpah Pemuda. Selain itu pada kongres tersebut Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf
Supratman juga ditetapkan sebagai lagu kebangsaan.
6. Muktamar
Muktamar adalah pertemuan para wakil organisasi untuk berunding atau bertukar pendapat
mengenai suatu masalah yang di hadapi bersama.
Contoh kongres :

Penyelenggaraan Muktamar ke 47 Muhammadiyah dan Aisyiah


Ketua MPR RI Zulkifli Hasan berharap penyelenggaraan Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan
Muktamar Satu Abad Aisyiyah yang berlangsung damai dapat menjadi contoh teladan bagi
organisasi lain di Indonesia.
"Penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiah di Makassar berlangsung damai dan
penuh persaudaraan. Kini yang hangat dan jauh dari iklim persaingan ini hendaknya menjadi
contoh bagi organisasi lainnya, baik partai politik maupun ormas," kata Zulkifli Hasan usai
pembukaan Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan Muktamar Satu Abad Aisyiyah, di Lapangan
Karebosi, Makassar, Senin (3/8).
Menurut Zulkifli, penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah di Makassar berlangsung dalam
suasana kekeluargaan yang hangat, saling percaya serta jauh dari persaingan, apalagi konflik
karena mengutamakan kepentingan kelompok.
Zulkifli berharap, dari pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah dan Muktamar Aisyiyah di
Makassar ini dapat memberikan hasil terbaik dan dapat membawa perubahan besar bagi
kemajuan bangsa Indonesia.
Penyelenggaraan Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan Muktamar Satu Abad Aisyiyah dibuka
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015, Din
Syamsuddin.
Hadir pada pembukaan Muktamar tersebut Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana,
sejumlah menteri kabinet antara lain Menko Polhukam Tedjo Purdjiatno, Menteri PAN-RB Yudi
Chrisnandi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Perindustrian Saleh Husein.
Hadir juga Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Ketua DPD RI Irman Gusman dan Wakil
Ketua DPD RI Farouk Muhammad, mantan Ketua DPR RI Agung Laksono, serta duta besar dan
perwakilan duta besar dari beberapa negara sahabat.
7 . Loka Karya
Loka Karya adalah suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah
tertentu dan mencari solusinya.
Contoh loka karya :
Lokakarya & Penutupan Kegiatan KKN tematik Unv. Ibnu Khaldun di Kelurahan seKecamatan Bojongsari

Rabu, 25 September 2013 telah dilaksanakan acara Lokakarya dan Penutupan Kegiatan KKN
Tematik Unviversitas Ibnu Khaldun di Aula Kantor Kecamatan Bojongsari. Acara ini dihadiri
oleh Camat Bojongsari, para dosen pembimbing mahasiswa Universitas Ibnu Khaldun, para
mahasiswa KKN dan beberapa warga Kecamatan Bojongsari yang diundang dalam acara ini.
Dalam acara ini Bapak Camat Bojongsari memberikan sambutan yang berisi himbauan kepada
warga Bojongsari untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungannya dan melanjutkan kegiatan
Bank sampah yang telah dibentuk oleh Mahasiswa KKN Unviversitas Ibnu Khaldun.
Acara dilanjutkan dengan presentasi dari 6 kelompok mahasiswa KKN di 6 Kelurahan yang ada
di kecamatan Bojongsari. Dalam presentasinya, para mahasiswa menyampaikan berbagai macam
kegiatan yang telah mereka lakukan di wilayah kelurahan masing-masing. berg=bagai macam
kegiatan yang telah mereka lakukan antara lain :
1. Sosialisasi pemilahan sampah (organik dan anorganik)
2. Pelatihan pengolahan sampah yang bisa didaur ulang
3. Pembentukan bank sampah, dan
4. Penghijauan
Jumlah bank sampah baru yang telah dibentuk oleh mahasiswa KKN Tematik Unviversitas Ibnu
Khaldun Tahun 2013 ini berjumlah 17 Bank Sampah, tersebar di 6 kelurahan. Sedangkan jumlah
bank sampah yang sudah dibentuk sebelumnya ada 9 Bank sampah, sehingga jumlah total Bank
Sampah yang ada di wilayah se-Kecamatan Bojongsari berjumlah 26 Bank Sampah.
Acara ini ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan hasil daur ulang sampah dari mahasiswa
kepada pihak kecamatan dan kelurahan.

TUGAS BAHASA INDONESIA

NAMA

: AULIA RAHMAINI

KELAS

: VIII

Anda mungkin juga menyukai