Anda di halaman 1dari 55

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

Presiden selaku Kepala


Pemerintahan memegang
Kekuansaan Pengelolaan
Keuangan Negara sebagai
bagian dari Kekuansaan
Pemerintah

Dalam rangka meningkatkan Kinerja,


Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Negara, Presiden selaku Kepala
Pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan
Sistem Pengendalian Intern di lingkungan
Pemerintahan secara menyeluruh
Sistem Pengendalian Intern ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah

Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum


Negara menyelenggarakan SPI di Bidang
Perbendaharaan
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang menyelenggarakan
SPI di Bidang Pemerintahan masing-masing
Gubernur/Bupati/Walikota mengatur lebih lanjut
dan menyelenggarakan SPI di lingkungan
Pemerintah Daerah yang dipimpinnya

Pemeriksaan Keuangan Negara terdiri atas


Pemeriksaan Keuangan, Pemeriksaan Kinerja dan
Pemeriksaan dengan Tujuan tertentu

Dalam rangka Pemeriksaan Keuangan atau


Kinerja, Pemeriksa melakukan pengujian dan
penilaian atas pelaksanaan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah

Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna


Anggaran/Pengguna Barang memberikan
pernyataan bahwa Pengelolaan APBN telah
diselenggarakan berdasarkan SPI yang memadai
dan Akuntansi Keuangan telah diselenggarakan
dengan SAP

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Selaku


Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
Memberikan Pernyataan Bahwa Pengelolaan APBD
Telah Diselenggarakan Berdasarkan SPI yang
memedai dan Akuntansi Keuangan Telah
Diselenggarakan Sesuai dengan SAP

Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan


secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat
dan pemerintah daerah.
(Bab I Ps. 1 hrf 2).
SPI merupakan proses yang integral pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien , keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan. (Bab I Ps. 1 hrf 1).

10

1. Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan


Pengawasan dan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengawasan Melekat, Keputusan Menteri PAN No. 30 Tahun
1994 tentang petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat yang
diperbaharui dengan Keputusan Menteri PAN No. KEP/46/M.PAN/2004:
Unsur-unsur Waskat adalah :

2. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem


Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

11

28 AGUSTUS 2008

12

Apa sebenarnya SPI dan SPIP?


SPI adalah proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi
melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (PP
60/2008, Bab I Ps. 1 butir 1)

SPIP adalah sistem pengendalian intern (SPI) yang


diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
(PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 2)
13

Seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi,


pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi dalam rangka memberikan keyakinan
yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien untuk
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik (Bab I Ps.1 hrf. 3).

14

NO

URAIAN

WASKAT

SPIP

Definisi

Alat

Proses

Sifat

Statis

Dinamis

Framework

8 Unsur Sisdalmen

5 Unsur

Tanggungjawab
Pelaksanaan

Atasan Langsung

Seluruh pegawai dalam


organisasi

Keberadaan

Berdiri Sendiri

Terintegrasi

Penekanan

Pengawasan Atasan
Langsung
Pengawasan Fungsional

Lingkungan
Pengendalian
Penilaian Risiko
15

TAHAPAN PENGEMBANGAN SPIP


NO

FASE

KEBUTUHAN

KEGIATAN

PRODUK

TIME FRAME
Waktu yang
dibutuhkan
bergantung
pada besarnya
dukungan
pimpinan dan
organisasi
tersebut.

Knowing

Pemahaman,
Penyamaan persepsi

Penelitian, Kajian,
Benchmarking,
Sosialisasi, Diklat

Laporan
pelaksanaan

Mapping

Kondisi, Tujuan, Gap

Diagnostic assessment

IC Map

Norming

Membangun fondasi /
infrastruktur sistem

Kebijakan s.d. SOP: Draft


Pedoman Umum dan Draft
Pedoman Teknis (Limited
Hearing,Public Hearing,
Pilotting)
Pembuatan Modul Diklat
Pengembangan
Kompetensi: Diklat,

Pedoman Umum
Pedoman Teknis
Modul Diklat
Aturan-aturan
intern
Lap pelaks.
Satgas-satgas
dan produknya

Forming

Membangun unsur-unsur SPI

Implementasi
Internalisasi

Laporan tahapan
pengembangan
SPI BPKP

Performing

Pemanfaatan SPI
(memetik kegunaan)

Monitoring
Evaluasi

Laporan Hasil
Evaluasi
16

K
E
P TAA
ER T
AT AN
U
R
A
N

LA DA
LA
P
N
K
EU

N
K
EA

E
EF K T
O IS IV
P IE IT
ER N A
A SI S
P
SI
EN
G
A
M
A
A
SE N A
N
T

EF

PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN


INFORMASI DAN KOMUNIKASI
KEGIATAN PENGENDALIAN

U
N
I
T
A

U
N
I
T
B

K
E
G
I
A
T
A
N
1

PENILAIAN RISIKO
LINGKUNGAN PENGENDALIAN

17

K
E
G
I
A
T
A
N
2

Ps. 4

Lingkungan
Pengendalian

Ps. 13

Penilaian Risiko

Penegakan Integritas dan Etika


Komitmen terhadap Kompetensi
Kepemimpinan yang Kondusif
Struktur Organisasi yang Sesuai Kebutuhan
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM
Peran APIP yang Efektif
Hubungan Kerja yang Baik
Identifikasi Risiko
Analisis Risiko
Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah

SPIP

Ps. 18

Kegiatan
Pengendalian

Ps. 41

Informasi &
Komunikasi
Pemantauan
Pengendalian
Intern Ps. 43

Pembinaan Sumber Daya Manusia


Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi
Pengendalian Fisik atas Aset
Penetapan & Reviu Indikator & Ukuran Kinerja
Pemisahan Fungsi
Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting
Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu
Pembatasan Akses atas Sumber Daya
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya
Dokumentasi atas Sistem Pengendalian Intern
Sarana Komunikasi
Manajemen Sistem Informasi
Pemantauan Berkelanjutan
Evaluasi Terpisah
Tindak Lanjut
18

Penegakan Integritas dan Etika


Komitmen terhadap Kompetensi
Kepemimpinan yang Kondusif

SPIP

Lingkungan
Pengendalian

Struktur Organisasi yang Sesuai


Kebutuhan
Pendelegasian Wewenang dan
Tanggung Jawab yang Tepat
Kebijakan yang Sehat tentang
Pembinaan SDM
Peran APIP yang Efektif
Hubungan Kerja yang Baik

19

SPIP

Penilaian Risiko

Identifikasi Risiko
Analisis Risiko

20

Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah


Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi
Pengendalian Fisik atas Aset
Penetapan & Reviu Indikator & Ukuran Kinerja

SPIP

Kegiatan
Pengendalian

Pemisahan Fungsi
Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting
Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu
Pembatasan Akses atas Sumber Daya
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya
Dokumentasi atas Sistem Pengendalian Intern
21

SPIP

Informasi &
Komunikasi

Sarana Komunikasi
Manajemen Sistem Informasi

22

Pemantauan Berkelanjutan

SPIP

Pemantauan
Pengendalian Intern

Evaluasi Terpisah
Tindak Lanjut

23

UU Pemerintah
Daerah:
1.UU 32/2004
2.UU 33/2004

24

25

Was intern thd akuntabilitas keuangan negara:

26

UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM


PERATURAN PEMERINTAH
a. Lingkungan pengendalian
Kondisi dalam instansi pemerintah yang
mempengaruhi efektivitas pengendalian intern.
Pimpinan instansi pemerintah wajib menciptakan dan
memelihara lingkungan pengendalian yang
menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk
penerapan sistem pengendalian intern dalam
lingkungan kerjanya.
Lingkungan pengendalian merupakan fondasi bagi
efektifitas penerapan komponen SPIP lainnya.

27

UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM


PERATURAN PEMERINTAH
b. Penilaian risiko
Kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Instansi
Pemerintah. Penilaian risiko terdiri dari identifikasi
risiko dan analisis risiko.
Dalam penilaian risiko, pimpinan Instansi Pemerintah
terlebih dahulu menetapkan tujuan instansi
pemerintah dan tujuan pada tingkat kegiatan dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

28

UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM


PERATURAN PEMERINTAH
c. Kegiatan pengendalian
Tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta
penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk
memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah
dilaksanakan secara efektif.

Kegiatan pengendalian ditetapkan untuk membantu


memastikan bahwa arahan pimpinan IP dilaksanakan
dan membantu memastikan tindakan yang perlu, telah
dilakukan untuk meminimalkan risiko dalam mencapai
tujuan

29

UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM


PERATURAN PEMERINTAH
d. Informasi dan komunikasi
Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian pesan
atau informasi dengan menggunakan simbol atau lambang
tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan umpan balik.

30

UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM


PERATURAN PEMERINTAH
e. Pemantauan Pengendalian Intern
Proses penilaian atas mutu kinerja sistem
pengendalian intern dan proses yang memberikan
keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya
segera ditindaklanjuti. Pemantauan pengendalian
intern dilaksanakan melalui pemantauan
berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut
rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.

31

Lingkungan Pengendalian
Pasal 4
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara
lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif
untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya,
melalui:
a.
penegakan integritas dan nilai etika;
b.
komitmen terhadap kompetensi;
c.
kepemimpinan yang kondusif;
d.
pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;
e.
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;
f.
penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang
pembinaan sumber daya manusia;
g.perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif;
dan
h.
hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.
32

Penegakan Integritas dan


Nilai Etika
Pasal 5
Antara lain,
a. Menerapkan aturan perilaku;
b. Memberi keteladanan;
c.Menegakan tindakan disiplin;

33

Komitmen pada Kompetensi


Pasal 6

Antara lain,
a. Identifikasi dan penetapan kegiatan untuk
penyelesaian tusi;
b. Adanya standar kompetensi;
c.Penyelenggaraan diklat;

34

Kepemimpinan yang kondusif


Pasal 7

Antara lain,
a. Pertimbangan risiko dalam pengambilan
keputusan;
b. Penerapan manajemen berbasis kinerja;
c.Perlindungan atas aset dan informasi atas akses
yang tidak sah;

35

Bagian Ketiga
Penilaian Risiko
Pasal 13

(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan


penilaian risiko.
(2) Penilaian risiko sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas:
a. identifikasi risiko; dan
b. analisis risiko.

36

Identifikasi Risiko
Pasal 16
1. Menggunakan berbagai metodologi yang
sesuai untuk tujuan IP dan tujuan pada
tingkat kegiatan secara komprehensif
2. Menggunakan mekanisme yang memadai
untuk mengenali risiko dari faktor eksternal
dan faktor internal
3. Menilai faktor lain yang dapat meningkatkan
risiko yang dihadapi instansi pemerintah

37

Analisis Risiko
Pasal 17
(1) Analisis risiko dilaksanakan untuk
menentukan dampak risiko yang telah
diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan
(2) Pimpinan IP menerapkan prinsip kehatihatian dalam menentukan tingkat risiko yang
dapat diterima.

38

Bagian Keempat
Kegiatan Pengendalian
Pasal 18
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan
kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran,
kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah yang bersangkutan.
(2) Penyelenggaraan kegiatan pengendalian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan
pokok Instansi Pemerintah;
b. kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses
penilaian risiko;
39

Bagian Keempat
Kegiatan Pengendalian
Pasal 18
c.
kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan
dengan sifat khusus Instansi Pemerintah;
d.
kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara
tertulis;
e.
prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan
sesuai yang ditetapkan secara tertulis; dan
f.
kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur
untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut masih sesuai
dan berfungsi seperti yang diharapkan.

40

Bagian Keempat
Kegiatan Pengendalian
Pasal 18
(3) Kegiatan pengendalian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas:
a. reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang
bersangkutan;
b. pembinaan sumber daya manusia;
c. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
d. pengendalian fisik atas aset;
e. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran
kinerja;
f. pemisahan fungsi;
g. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;
41

Bagian Keempat
Kegiatan Pengendalian
Pasal 18
h. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas
transaksi dan kejadian;
i. pembatasan akses atas sumber daya dan
pencatatannya;
j. akuntabilitas terhadap sumber daya dan
pencatatannya; dan
k. dokumentasi yang baik atas Sistem
Pengendalian Intern serta transaksi dan
kejadian penting.

42

Bagian Kelima
Informasi dan Komunikasi
Pasal 41

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib


mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasi
kan informasi dalam bentuk dan waktu yang
tepat.

43

Penjelasan Ps. 42 hrf a.


Bentuk & Sarana Komunikasi
1.Buku pedoman kebijakan dan prosedur
2.Surat edaran
3.Memorandum
4.Papan pengumuman
5.Situs internet dan intranet
6.Rekaman video
7.E-mail
8.Arahan lisan
9.Tindakan pimpinan yang mendukung
implementasi SPI
44

Penjelasan Psl. 42 hrf b.


Pertimbangan Pengelolaan, Pengembangan, &
Pembaharuan Sistem Informasi

1.Manajemen sistem informasi


2.Mekanisme identifikasi kebutuhan
informasi.
3.Perkembangan dan kemajuan teknologi
informasi
4.Pemantauan mutu informasi
5.Kecukupan sumber daya.
45

Bagian Keenam

Pemantauan
Pasal 43

(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan


pemantauan Sistem Pengendalian Intern.
(2) Pemantauan Sistem Pengendalian Intern
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi
terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil
audit dan reviu lainnya.

50

Pemantauan Berkelanjutan
Pasal 44

1.
2.
3.
4.
5.

Kegiatan pengelolaan rutin


Supervisi
Pembandingan
Rekonsiliasi
dll

51

Evaluasi Terpisah
Pasal 45

Penilaian sendiri
Reviu
Pengujian efektifitas SPI

52

BAB III
PENGUATAN EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN SPIP
Umum
Pasal 47

(1) Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota


bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern di lingkungan masing-masing.
(2) Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem
Pengendalian Intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan:
a. pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan
negara; dan
b. pembinaan penyelenggaraan SPIP.
53

Bagian Kedua
Pengawasan Intern atas Penyelenggaraan Tugas dan
Fungsi Instansi Pemerintah
Pasal 48

(1) Pengawasan intern sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47


ayat (2) huruf a dilakukan oleh aparat pengawasan intern
pemerintah.
(2) Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) melakukan pengawasan intern melalui:
a. audit;
b. reviu;
c. evaluasi;
d. pemantauan; dan
e. kegiatan pengawasan lainnya.
54

Pasal 49
(1)

Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 48 ayat (1) terdiri atas:
a. BPKP;
b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
melaksanakan pengawasan intern;
c. Inspektorat Provinsi; dan
d. Inspektorat Kabupaten/Kota.
(2)
BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
a. kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b. kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan
oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan
c. kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
(3)
Dalam rangka pelaksanaan pengawasan intern untuk kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, Menteri Keuangan
melakukan koordinasi kegiatan yang terkait dengan Instansi Pemerintah
lainnya.
.
55

Pasal 49
(4)

Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional


melaksanakan pengawasan intern melakukan pengawasan
terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas
dan fungsi kementerian negara/lembaga yang didanai dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
(5) Inspektorat Provinsi melakukan pengawasan terhadap seluruh
kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan
kerja perangkat daerah provinsi yang didanai dengan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi.
(6) Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap
seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan
fungsi satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang
didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
kabupaten/kota.

56

Pasal 58
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penyelenggaraan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara diatur dengan
Peraturan Presiden.

57

Bagian Ketiga
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah
Pasal 59
(1) Pembinaan penyelenggaraan SPIP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2) huruf b meliputi:
a. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan
SPIP;
b. sosialisasi SPIP;
c. pendidikan dan pelatihan SPIP;
d. pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan
e. peningkatan kompetensi auditor aparat
pengawasan intern pemerintah.
(2) Pembinaan penyelenggaraan SPIP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh BPKP.
58

59

Anda mungkin juga menyukai