Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Taufik, serta Hidayah-Nya kepada kami sehingga susunan
makalah ini walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana dapat di selesaikan
tepat pada waktunya, dengan judul Pteridophyta: hubungan kekerabatan
beberapa spesies tumbuhan paku (pteridophyta) familia polypodiaceae ditinjau
dari karakter morfologi sporofit dan gametofit.
Kami mengakui mulai dari persiapan hingga penyusunan berbagai
kesulitan maupun kendala di temukan. Namun berkat Bimbingan, Bantuan,
Arahan dari Berbagai pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tak lupa
pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Sistematika Tumbuhan yang
telah memberikan bimbingan kepada kami serta semua pihak yang telah
memberikan sumbangsihnya dalam bentuk apapun demi selesainya penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan guna untuk lebih sempurnanya dalam penulisan makalah
selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A.
LATAR BELAKANG.........................................................................1
B.
RUMUSAN MASALAH.....................................................................2
C.
TUJUAN MAKALAH........................................................................2
D.
MANFAAT...................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................... 4
PEMBAHASAN......................................................................................... 4
A.
B.
C.
BAB III.................................................................................................. 22
PENUTUP............................................................................................... 22
A.
KESIMPULAN............................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongan
tumbuhan yang hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia.
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas
mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam
tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada
tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Seperti warga divisidivisi yang telah
dibicarakan sebelumnya, alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama
adalah spora. Oleh sebab itu, sementara ahli taksonomi membagi dunia
tumbuhan dalam dua kelompok saja yang diberi nama Cryptogamae dan
Phanerogamae. Cryptogamae (tumbuhan spora) meliputi yang sekarang kita
sebut dibawah nama Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta.
Nama Cryptogamae diberikan atas dasar cara perkawinan (Alatalat
perkawinannya) yang tersembunyi (Cryptos = tersembunyi, gamos kawin ),
berbeda dengan Phanerogamae (Tumbuhan biji) yang cara perkawinannya
tampak jelas (yang dimaksud disini sebenarnya adalah penyerbukan yang
lebih dulu diketahui daripada peristiwa peristiwa seksual yang terjadi pada
golongan tumbuhan yang tidak berbiji). Tumbuhan paku dikelompokkan
dalam satu divisi yang jenis-jenisnya telah jelas mempunyai kormus dan
dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar, batang, dan daun.
Bagi manusia, tumbuhan paku telah banyak dimanfaatkan
antara
lain
pelapukan
serasah
hutan.
(2004)
berbeda.
Berdasarkan
tempat
hidupnya,
tumbuhan
paku
ditemukan
tersebar luas mulai daerah tropis hingga dekat kutub utara dan selatan.
Mulai dari hutan primer, hutan sekunder, alam terbuka, dataran rendah
hingga dataran tinggi, lingkungan yang lembab, basah, rindang, kebun
tanaman, pinggir jalan paku dapat dijumpai. Tumbuhan
paku
dapat
dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu organ vegetatif yang terdiri
dari akar, batang, rimpang, dan daun. Sedangkan organ generatif terdiri
atas spora, sporangium, anteridium, dan arkegonium. Sporangium tumbuhan
paku umumnya berada di bagian bawah daun serta membentuk gugusan
berwarna hitam atau coklat. Gugusan sporangium ini dikenal sebagai sorus.
Letak sorus terhadap tulang daun merupakan sifat yang sangat penting dalam
klasifikasi
Pteridophyta
dapat dikelompokkan
Tjitrosoepomo
ke
dalam empat
(1994)
divisi
kelas
yaitu
gametofit?
5. Bagaimana manfaat dan kerugian dari Pteridophyta (paku-pakuan)?
C. TUJUAN MAKALAH
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui tentang Pteridophyta (paku-pakuan).
2. Untuk mengetahui Karakteristik Pteridophyta (paku-pakuan).
3. Untuk mengetahui Reproduksi Pteridophyta (paku-pakuan).Untuk
mengetahui hubungan kekerabatan beberapa spesies tumbuhan paku
familia polypodiaceae ditinjau dari karakter morfologi sporofit dan
gametofit.
2
D. MANFAAT
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu:
1.
2.
3.
4.
gametofit.
5. Agar dapat mengetahui manfaat dan kerugian dari Pteridophyta (pakupakuan).
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI TUMBUHAN PTERIDOPHYTA
Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang
anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh
pengangkut. Pteridophyta berasal dari kata
tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada
tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Alat perkembangbiakan tumbuhan
paku yang utama adalah spora. Oleh sebab itu, ahli taksonomi membagi
dunia tumbuhan dalam dua kelompok saja yang diberi nama Cryptogamae
dan phanerogamae. Cryptogamae (tumbuhan spora) meliputi yang sekarang
kita
sebut
dibawah
nama
Schizophyta,
Pteridophyta.
B. KARAKTERISTIK TUMBUHAN PAKU
Memiliki 4 struktur penting, yaitu lapisan pelindung sel (jaket steril)yang
terdapat disekeliling organ reproduksi, embrio multiseluler yang terdapat dalam
arkegonium, kutikula pada bagian luar , dan yang paling penting adalah sistem
transport internal yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah.
Sistem transport ini sama baiknya seperti pengorganisasian transport air dan
zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi.
a) Struktur tubuh
1. Akar
Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri
atas sel sel yang dapat dibedakan dengan sel sel akarnya sendiri.
2. Batang
Pada sebagian jenis tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di
dalam tanah berupa rimbang, mungkin menjalar atau sedikit tegak.
Jika muncul di atas permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar
0,5 m. akan tetapi ada batang beberapa jenis tumbuhan paku seperti
paku pohon /paku tiang yang panjangnya mencapai 5 m dan kadang
kadang bercabang misalnya: Alsophilla dan Cyathea.
3. Daun
Daun selalu melingkar dan menggulung pada usia muda. berdasarkan
bentuk ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan antara epidermis,
daging daun, dan tulang daun.
a. Mikrofil
Daun ini berbentuk kecil kecil seperti rambut atau sisik, tidak
bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan
diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging
daun dan tulang daun.
b. Makrofil
Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangkai dan bertulang
daun, serta bercabang cabang. Sel sel penyusunnya telah
memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan
tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut
daun).
tumbuh menjadi paku dewasa melalui proses yang kompleks. Hal tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut:
b) Habitat
Habitatnya di darat, terutama pada lapisan bawah tanah didataran rendah,
tepi pantai, lereng gunung, 350 meter diatas permukaan laut terutama di
daerah lembab, dan ada juga yang bersifat epifit (menempel) pada
tumbuhan lain.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan paku :
kadar air dalam tanah
kadar air dalam udara
Kandungan hara mineral dalam tanah
kadar cahaya untuk fotosintesis
Suhu yang optimal
Perlindungan dari angin
perlindungan dari cahaya yang terlalu kuat
Tidak semua faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada
jenis tumbuhan pakunya. Survive tidaknya suatu tumbuhan paku di suatu
areal tergantung dari ketahanan gametofitnya, apakah akan berkembang
secara alami di lingkungannya atau tidak. Seperti tanaman tingkat tinggi,
tumbuhan paku tumbuh lingkungannya masing-masing (biasanya tempat
lembab). beberapa paku dapat bertahan hidup di daerah yang ekstrim
seperti lingkungan kering dan panas. Beberapa jenis paku dapat tumbuh di
8
yang
jatuh
di
tempat
yang
cocok,
spora
tadi
akan
sebagai
membentuk anteredium
generasi
yang
akan
gametofit,
yang
menghasilkan
akan
spermatozoid
segera
dan
D. HUBUNGAN
KEKERABATAN
BEBERAPA
SPESIES
KARAKTER
MORFOLOGI
SPOROFIT
DAN
GAMETOFIT
b) Alsophila cuspidata
13
c) Asplenium nidus
15
5. Bahan obat-obatan;
a) Marsilea
crenata
(Semanggi).
bengkak,
anti
fitoestrogen(9estrogen
tumbuhan)
yang
berpotensi
cernuum mempunyai
sebagai obat
tradisional,
Tumbuhan
senyawa
ini
alkaloid
getah
(skrofuloderma),
sakit
bening
kuning
17
d) Diplazium esculentum (Pakis). Nutrisi yang terkandung dalam daun pakis ini
sangat banyak yakni protein, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, vitamin C,
vitamin A, karoten serta lemak yang cukup rendah.
punya
khasiat
sebagai
vitamin
yang
membantu
perlindungan
dari
kanker,
18
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan makalah diatas maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang
anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh
pengangkut.
2. Karakteristik tumpuhan paku yaitu memiliki 4 struktur penting, yaitu
lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat disekeliling organ
reproduksi, embrio multiseluler yang terdapat dalam arkegonium, kutikula
pada bagian luar , dan yang paling penting adalah sistem transport internal
yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah.
3. Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetatif), yakni dengan
stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada
tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Sementara reproduksi
secara seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan dan
betina oleh alatalat kelamin (gametogonium).
4.
5. Manfaat dari tumbuhan paku yaitu dipelihara sebagai tanaman hias sebagai
salah satu bahan dalam pembuatan karangan bunga, sebagai pupuk hijau,
sebagai bahan obat-obatan dan dapat pula dikonsumsi sebagai sayuran.
22
DAFTAR PUSTAKA
Yudianto, Adi Suroso, 1992, Pengantar Botany Cryptogamae, Tarsito, Bandung.
Champbell. 2000. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Dasuki, U. A. 1994. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB.
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF Hubungan Kekerabatan Beberapa Spesies
Tumbuhan Paku Familia Polypodiaceae dari Karakter Morfologi Sporofit dan
Gametofit , Vol.7 No.19, April 2010.
Lawrence. G. H. M. 1964. Taxonomy of Vascular Plants. The Mc Millan
Company. New York.
Mooryati, S. 1998. Alam Sumber Kesehatan, 347-349. Balai Pustaka: Jakarta.
Polunin, Nicholas.1960. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu
Serumpun, Yogyakarta, Gajah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University.
23
24