Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Taufik, serta Hidayah-Nya kepada kami sehingga susunan
makalah ini walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana dapat di selesaikan
tepat pada waktunya, dengan judul Pteridophyta: hubungan kekerabatan
beberapa spesies tumbuhan paku (pteridophyta) familia polypodiaceae ditinjau
dari karakter morfologi sporofit dan gametofit.
Kami mengakui mulai dari persiapan hingga penyusunan berbagai
kesulitan maupun kendala di temukan. Namun berkat Bimbingan, Bantuan,
Arahan dari Berbagai pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tak lupa
pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Sistematika Tumbuhan yang
telah memberikan bimbingan kepada kami serta semua pihak yang telah
memberikan sumbangsihnya dalam bentuk apapun demi selesainya penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan guna untuk lebih sempurnanya dalam penulisan makalah
selanjutnya.

Semarang, 20 Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A.

LATAR BELAKANG.........................................................................1

B.

RUMUSAN MASALAH.....................................................................2

C.

TUJUAN MAKALAH........................................................................2

D.

MANFAAT...................................................................................... 3

BAB II..................................................................................................... 4
PEMBAHASAN......................................................................................... 4
A.

DEFINISI TUMBUHAN PTERIDOPHYTA.............................................4

B.

KARAKTERISTIK TUMBUHAN PAKU................................................5

C.

REPRODUKSI TUMBUHAN PAKU......................................................9

D. HUBUNGAN KEKERABATAN BEBERAPA SPESIES TUMBUHAN PAKU


FAMILIA POLYPODIACEAE DITINJAU DARI KARAKTER MORFOLOGI
SPOROFIT DAN GAMETOFIT................................................................11
E.

MANFAAT TUMBUHAN PAKU........................................................13

BAB III.................................................................................................. 22
PENUTUP............................................................................................... 22
A.

KESIMPULAN............................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 23

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongan
tumbuhan yang hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia.
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas
mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam
tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada
tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Seperti warga divisidivisi yang telah
dibicarakan sebelumnya, alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama
adalah spora. Oleh sebab itu, sementara ahli taksonomi membagi dunia
tumbuhan dalam dua kelompok saja yang diberi nama Cryptogamae dan
Phanerogamae. Cryptogamae (tumbuhan spora) meliputi yang sekarang kita
sebut dibawah nama Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, dan Pteridophyta.
Nama Cryptogamae diberikan atas dasar cara perkawinan (Alatalat
perkawinannya) yang tersembunyi (Cryptos = tersembunyi, gamos kawin ),
berbeda dengan Phanerogamae (Tumbuhan biji) yang cara perkawinannya
tampak jelas (yang dimaksud disini sebenarnya adalah penyerbukan yang
lebih dulu diketahui daripada peristiwa peristiwa seksual yang terjadi pada
golongan tumbuhan yang tidak berbiji). Tumbuhan paku dikelompokkan
dalam satu divisi yang jenis-jenisnya telah jelas mempunyai kormus dan
dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar, batang, dan daun.
Bagi manusia, tumbuhan paku telah banyak dimanfaatkan

antara

lain

sebagai tanaman hias, sayuran dan bahan obat-obatan.


Namun secara tidak langsung,

kehadiran tumbuhan paku turut

memberikan manfaat dalam memelihara ekosistem hutan antara lain dalam


pembentukan tanah, pengamanan tanah terhadap erosi, serta membantu
proses

pelapukan

serasah

hutan.

Loveless (1989) dan Asbar

(2004)

menjelaskan bahwa tumbuhan paku dapat tumbuh pada habitat yang

berbeda.

Berdasarkan

tempat

hidupnya,

tumbuhan

paku

ditemukan

tersebar luas mulai daerah tropis hingga dekat kutub utara dan selatan.
Mulai dari hutan primer, hutan sekunder, alam terbuka, dataran rendah
hingga dataran tinggi, lingkungan yang lembab, basah, rindang, kebun
tanaman, pinggir jalan paku dapat dijumpai. Tumbuhan

paku

dapat

dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu organ vegetatif yang terdiri
dari akar, batang, rimpang, dan daun. Sedangkan organ generatif terdiri
atas spora, sporangium, anteridium, dan arkegonium. Sporangium tumbuhan
paku umumnya berada di bagian bawah daun serta membentuk gugusan
berwarna hitam atau coklat. Gugusan sporangium ini dikenal sebagai sorus.
Letak sorus terhadap tulang daun merupakan sifat yang sangat penting dalam
klasifikasi

tumbuhan paku. Menurut

Pteridophyta

dapat dikelompokkan

Tjitrosoepomo
ke

dalam empat

(1994)

divisi

kelas

yaitu

Psilophytinae, Lycopodiinae, Equisetinae dan Filiciane


B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1.
2.
3.
4.

Apa yang dimaksud dengan Pteridophyta (paku-pakuan)?


Bagaimana Karakteristik Pteridophyta (paku-pakuan)?
Bagaimana siklus Reproduksi Pteridophyta (paku-pakuan)?
Bagaimana hubungan kekerabatan beberapa spesies tumbuhan paku
familia polypodiaceae ditinjau dari karakter morfologi sporofit dan

gametofit?
5. Bagaimana manfaat dan kerugian dari Pteridophyta (paku-pakuan)?
C. TUJUAN MAKALAH
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui tentang Pteridophyta (paku-pakuan).
2. Untuk mengetahui Karakteristik Pteridophyta (paku-pakuan).
3. Untuk mengetahui Reproduksi Pteridophyta (paku-pakuan).Untuk
mengetahui hubungan kekerabatan beberapa spesies tumbuhan paku
familia polypodiaceae ditinjau dari karakter morfologi sporofit dan
gametofit.
2

4. Untuk mengetahui manfaat dan kerugian dari Pteridophyta (paku-pakuan).

D. MANFAAT
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu:
1.
2.
3.
4.

Agar dapat mengetahui tentang Pteridophyta (paku-pakuan).


Agar dapat mengetahui Karakteristik Pteridophyta (paku-pakuan).
Agar dapat mengetahui Reproduksi Pteridophyta (paku-pakuan).
Agar dapat mengetahui hubungan kekerabatan beberapa spesies tumbuhan
paku familia polypodiaceae ditinjau dari karakter morfologi sporofit dan

gametofit.
5. Agar dapat mengetahui manfaat dan kerugian dari Pteridophyta (pakupakuan).

BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI TUMBUHAN PTERIDOPHYTA
Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang
anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh
pengangkut. Pteridophyta berasal dari kata

pteron :sayap bulu, dan

phiton :tumbuhan. Sehingga Pteridophyta merupakan tumbuhan paku yang


tergolong dalam tumbuhan kormus berspora, dimana tumbuhan ini
menghasilkan spora dan memiliki susunan daun yang umumnya membentuk
bangun sayap pada pucuk tumbuhan terdapat bulu-bulu. Tumbuhan paku sering
disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar,
batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku
juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki
pembuluh pengangkut.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang
paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling
organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar
serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk
epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom). Batang
tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang,
sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon
atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung.
Beradasarkan bentuk dan ukuran susunannya daun tumbuhan paku dibedakan
menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak
bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel.
Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah
terdiferensiasi.
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas
mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam

tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada
tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Alat perkembangbiakan tumbuhan
paku yang utama adalah spora. Oleh sebab itu, ahli taksonomi membagi
dunia tumbuhan dalam dua kelompok saja yang diberi nama Cryptogamae
dan phanerogamae. Cryptogamae (tumbuhan spora) meliputi yang sekarang
kita

sebut

dibawah

nama

Schizophyta,

Thallophyta, Bryophyta, dan

Pteridophyta.
B. KARAKTERISTIK TUMBUHAN PAKU
Memiliki 4 struktur penting, yaitu lapisan pelindung sel (jaket steril)yang
terdapat disekeliling organ reproduksi, embrio multiseluler yang terdapat dalam
arkegonium, kutikula pada bagian luar , dan yang paling penting adalah sistem
transport internal yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah.
Sistem transport ini sama baiknya seperti pengorganisasian transport air dan
zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi.
a) Struktur tubuh
1. Akar
Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri
atas sel sel yang dapat dibedakan dengan sel sel akarnya sendiri.
2. Batang
Pada sebagian jenis tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di
dalam tanah berupa rimbang, mungkin menjalar atau sedikit tegak.
Jika muncul di atas permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar
0,5 m. akan tetapi ada batang beberapa jenis tumbuhan paku seperti
paku pohon /paku tiang yang panjangnya mencapai 5 m dan kadang
kadang bercabang misalnya: Alsophilla dan Cyathea.
3. Daun
Daun selalu melingkar dan menggulung pada usia muda. berdasarkan
bentuk ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan antara epidermis,
daging daun, dan tulang daun.

a. Mikrofil
Daun ini berbentuk kecil kecil seperti rambut atau sisik, tidak
bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan
diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging
daun dan tulang daun.
b. Makrofil
Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangkai dan bertulang
daun, serta bercabang cabang. Sel sel penyusunnya telah
memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan
tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut
daun).

(Bagian-bagian Tumbuhan Paku)


Daun paku tumbuh dari percabangan tulang daun yang disebut frond,
dan keseluruhan daun dalam satu tangkai daun disebut pinna.

Jika diperhatikan pada permukaan bagian daun (frond) terdapat bentuk


berupa titik-titik hitam yang disebut sorus, dalam sorus terdapat kumpulan
sporangia yang merupakan tempat atau wadah dari spora. Gambar dibawah ini
menunjukkan sporangia yang tergabung dalam struktur sorus (jamak sori).

(sporangia yang tergabung dalam struktur sorus)


Tidak semua daun paku memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki
sorus merupakan daun fertil yang disebut daun sporofil, daun paku yang tidak
memiliksorus disebut daun steril. Daun ini banyak mengandung klorofil dan
banyakdimanfaatkan untuk proses fotosintesis. Daun ini disebut daun tropofil.
Ditinjau dari fungsinya , daun tumbuhan paku dibedakan atas:
1. Tropofil Merupakan daun yang khusus untuk fotosintesis.
2. Sporofil
Daun ini berfungsi untuk menghasilkan spora. Tetapi daun ini juga
dapat melakukan fotosintesis, sehingga disebut pula sebagai troposporofil.
Adapun struktur sorus adalah bagian luar dari sorus berbentuk selaput tipis
yang disebut indusium. Bagian dalam sorus terdapat kumpulan sporangium
yang didalamnya berisi ribuan spora. Jika daun sporofil (daun fertil)
diletakkan di atas permukaan kertas polos, maka

bentuk spora akan

terlihat seperti serbuk bedak berwarna hitam, coklat, kemerahan, kuning


atau hijau tergantung jenis tumbuhan pakunya. Masing-masing spora akan
7

tumbuh menjadi paku dewasa melalui proses yang kompleks. Hal tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut:

b) Habitat
Habitatnya di darat, terutama pada lapisan bawah tanah didataran rendah,
tepi pantai, lereng gunung, 350 meter diatas permukaan laut terutama di
daerah lembab, dan ada juga yang bersifat epifit (menempel) pada
tumbuhan lain.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan paku :
kadar air dalam tanah
kadar air dalam udara
Kandungan hara mineral dalam tanah
kadar cahaya untuk fotosintesis
Suhu yang optimal
Perlindungan dari angin
perlindungan dari cahaya yang terlalu kuat
Tidak semua faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada
jenis tumbuhan pakunya. Survive tidaknya suatu tumbuhan paku di suatu
areal tergantung dari ketahanan gametofitnya, apakah akan berkembang
secara alami di lingkungannya atau tidak. Seperti tanaman tingkat tinggi,
tumbuhan paku tumbuh lingkungannya masing-masing (biasanya tempat
lembab). beberapa paku dapat bertahan hidup di daerah yang ekstrim
seperti lingkungan kering dan panas. Beberapa jenis paku dapat tumbuh di
8

daerah gurun Tumbuhan paku meletakkan dirinya tepat sesuai dengan


nitchenya, tanah yang lembab, udara yang lembab, intensitas cahaya dan
sebagainya. Jarang tumbuhan paku hidup diluar nitchenya. Jika anda ingin
menumbuhkembangkan paku, maka anda harus menciptakan lingkungan
yang sesuai sehingga tumbuhan paku tumbuh dan berkembang dengan
optimal.
C. REPRODUKSI TUMBUHAN PAKU
Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetatif), yakni dengan
stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang
daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi secara seksual
(generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alatalat
kelamin (gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan
spermatozoid dan gametogonium betina menghasilkan sel telur (ovum).seperti
halnya tumbuhan lumut, tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran
keturunan).
1. Metagenesis paku homospora

2. Metagenesis Paku Heterospora dan Paku Peralihan

Pada metagenesis tumbuhan paku, baik pada paku homospora,


paku heterospora, ataupun paku peralihan, pada prinsipnya sama. Ketika
ada spora

yang

jatuh

di

tempat

yang

cocok,

spora

tadi

akan

berkembang menjadi protalium yang merupakan generasi penghasil gamet atau


biasa disebut

sebagai

membentuk anteredium

generasi
yang

akan

gametofit,

yang

menghasilkan

akan

spermatozoid

segera
dan

arkegonium yang akan menghasilkan ovum. Ketika spermatozoid dan ovum


bertemu, akan terbentuk zigot yang diploid yang akan segera berkembang
10

menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang kita lihat sehari-hari


merupakan generasi sporofit karena mampu membentuk sporangium yang
akan menghasilkan spora untuk perkembangbiakan. Fase sporofit pada
metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase
gametofitnya. Apabila kita amati daun tumbuhan paku penghasil spora
(sporofil), di sana akan kita jumpai organ-organ khusus pembentuk spora.
Spora dihasilkan dan dibentuk dalam suatu wadah yang disebut sebagai
sporangium. Biasanya sporangium pada tumbuhan paku terkumpul pada
permukaan bawah daun.

D. HUBUNGAN

KEKERABATAN

BEBERAPA

SPESIES

TUMBUHAN PAKU FAMILIA POLYPODIACEAE DITINJAU


DARI

KARAKTER

MORFOLOGI

SPOROFIT

DAN

GAMETOFIT

Menurut Raford dalam Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.7 No.19, April


2010, Hubungan kekerabatan pada tumbuhan dapat dinyatakan dengan metode
fenetik maupun filogenetik. Metode fenetik didasarkan pada kesamaan karakter
secara fenotip (morfologi, anatomi, embriologi, fitokimia), sedangkan metode
filogenetik lebih didasarkan pada nilai evolusi dari masing-masing karakter.
Salah satu familia tumbuhan paku yang memiliki anggota paling besar
di alam adalah Polypodiaceae, yaitu sekitar 170 genera dan 7000 spesies. Para
ahli taksonomi menyatakan bahwa secara filogenetik familia Polypodiaceae
merupakan kumpulan paku-pakuan yang berbeda-beda. Familia tersebut
mempunyai kesamaan pada annulus yang tidak lengkap dan tangkai
sporangiumnya yang panjang. Tumbuhan paku familia Polypodiaceae
merupakan kelompok polyphyletic, yaitu merupakan sekelompok paku-pakuan
dengan anggota yang mempunyai jalur keturunan yang berbeda-beda
(Lawrence, 1964). Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berpembuluh yang
paling primitive daripada tanaman berpembuluh lain.
11

Hasil pengamatan pada morfologi sporofit menunjukkan bahwa


perbedaan karakter terlihat pada habitus, penampakan rimpang, tipe ental,
bentuk daun, tepi daun, , susunan dan letak daun serta susunan tulang daun.
Habitus dari masing-masing spesies familia Polypodiaceae yang diamatai
mempunyai habitus rata-rata teresterial dan sebagian epifit.
Karakter morfologi gametofit terdapat perbedaan yang jelas yaitu pada
spora dan protalium. Bentuk spora dari masing-masing spesies meliputi bentuk
membulat (ovatus), elips (elipticus), seperti ginjal (renniformis) dan segi tiga
(triangularis). Ornamen spora dari masing-masing spesies meliputi retiformis
foveatus, bergranula (granulosus), colliculatus. Protalium dari masing-masing
spesies secara umum memiliki bentuk yang sama yaitu cordata, tetapi terdapat
variasi yaitu ada yang memiliki bentuk cordata memanjang dan ada pula yang
mempunyai bentuk cordata melebar.
Perbedaan juga terdapat pada tepi protalium, yaitu ada yang rata dan
bergelombang. Alat tambahan pada protalium juga terdapat perbedaan yaitu
ada yang berupa trikoma, papilla, sel khas dan ada pula yang tidak memiliki
alat tambahan. Papila maupun trikoma merupakan derivat dari epidermis atau
penonjolan keluar pada permukaan epidermis. Struktur gametofit yang telah
diamati menunjukkan perbedaan karakter pada bentuk spora, ornament spora,
bentuk protalium, tepi protalium dan alat tambahan pada protalium. Antara
spesies tumbuhan paku dalam satu familia Polypodiaceae mempunyai
perbedaan hubungan kekerabatan satu dengan yang lain.
Sesuai dengan pendapat Raford dalam Jurnal Ilmiah PROGRESSIF,
Vol.7 No.19, April 2010, kedekatan hubungan kekerabatan tersebut dapat
diketahui dengan banyaknya persamaan karakter atau ciri yang dimiliki. Hasil
dari fenogram tersebut juga dapat diketahui bahwa spesies yang mempunyai
banyak persamaan karakter atau ciri maka mempunyai kekerabatan dengan
koefisien kesamaan yang lebih besar, sehingga hubungan kekerabatannya lebih
dekat. Spesies yang mempunyai sedikit persamaan karakter atau ciri
mempunyai nilai koefisien kesamaan yang lebih kecil sehingga hubungan
kekerabatannya relatif jauh.
12

Hasil deskripsi terhadap lima spesies tumbuhan paku familia


Polypodiaceae yang diamati memperlihatkan adanya perbedaan morfologi
sporofit pada habitus, rimpang, ental, bentuk daun, tepi daun dan susunan daun.
Begitu pula pada karakter morfologi gametofit terdapat perbedaan pada bentuk
dan ornament spora, bentuk protalium, tepi protalium serta jenis alat tambahan
protalium. Morfologi protalium meliputi bentuk cordata memanjang dan
cordata melebar. Bentuk cordata memanjang terdapat pada spesies Dryopteris
concolor dan Pityrogramma calomelanos. Sedangkan bentuk cordata melebar
terdapat pada spesies Adiantum caudatum, Aspleniumnidus, Nephrolepis
falcate.
E. MANFAAT TUMBUHAN PAKU
Manfaat dari tumbuhan paku (Pteridophyta) yaitu :
1. Dipelihara sebagai tanaman hias, contohnya:
a) Adiantum pedatum

b) Alsophila cuspidata

13

c) Asplenium nidus

2. Sebagai salah satu bahan dalam pembuatan karangan bunga, misalnya


Lycopodium cernuum.
3. Untuk sayuran, misalnya:
a) Diplazium esculentum (Pakis)

b) Salvinia natans (paku sampan atau kiambang)


14

c) Marsilea crenata (Semanggi)

4. Pupuk hijau, misalnya


a) Azolla pinnata, bersimbiosis dengan Anabaena sp (alga biru) yang
berperan dalam fiksasi nitrogen. Karena paku Azolla pinata akan
bersimbiosis dengan bakteri Anabaena yg mana mengikat nitrrogen bebas
yang menyuburkan tanah bagi tumbuhan.

15

5. Bahan obat-obatan;
a) Marsilea

crenata

(Semanggi).

Secara kimia banyak mengandung


coumarin dan hyperin. Khasiatnya
sangat banyak seperti mampu
menghilangkan

bengkak,

anti

radang, anti biotik, pelancar air


seni, penurun panas, penetralisir
racun dan pelancar dahak, selain
dari juga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi sakit kuning dan
pengecilan hati. Selain itu juga diketahui bahawa Marsilea creanata
mengandung

fitoestrogen(9estrogen

tumbuhan)

yang

berpotensi

mencegah osteoporosis dan berpotensi sebagai tumbuhan bioremediasi


karena mampu menyerap logam berat Cd dan Pb
b) Lycopodium
manfaat

cernuum mempunyai

sebagai obat

tradisional,

misalnya untuk obat luka memar,


keseleo, bengkak, dan keracunan
organofosfat.
mengandung

Tumbuhan
senyawa

ini

alkaloid

dengan sistem cincin yang unik serta


mempunyai aspek biogenetik dan
biologi yang menarik. Senyawa alkaloid dari genus Lycopodium yang
dikenal sebagai alkaloid likopodium merupakan alkaloid dengan tipe
kuinolizin, piridin dan a-piridon. Selain itu Lycopodium cernuum juga
banyak digunakan dalam pembuatan karangan bunga.
c) Drymoglossum piloselloides (Paku Sisik Naga) mempunyai banyak
manfaat pada bidang kesehatan, diantaranya dapat di gunakan sebagai
pengobatan beberapa penyakit antara lain adalah: gondongan (parotitis),
16

TBC kulit dengan pembesaran


kelenjar

getah

(skrofuloderma),

sakit

bening
kuning

(jaundice), sukar buang air besar


(sembelit), sakit perut, disentri,
kencing nanah (gonore), batuk,
abses paru-paru, TB paru disertai
batuk darah, perdarahan, seperti
luka berdarah, mimisan, berak darah, muntah darah, perdarahan pada
perempuan, rematik, keputihan (leukore), dan kanker payudara.
Sedangkan bagian yang dapat di gunakan adalah bagian daun
pada Drymoglossum piloselloides.

17

d) Diplazium esculentum (Pakis). Nutrisi yang terkandung dalam daun pakis ini
sangat banyak yakni protein, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, vitamin C,
vitamin A, karoten serta lemak yang cukup rendah.

Untuk mengobati Luka,

kandungan vitamin C yang tinggi mampu meningkatkan pembentukan


kolagen yang akan mempengaruhi keberadaan sel di semua jaringan ikat
(tulang rawan membran kapiler dan kulit). Sehingga akan mempercepat
proses penyembuhan luka. Daun pakis segar sangat tinggi antioksidan
vitamin A, dan karoten. Vitamin A adalah anti-oksidan alami yang kuat
dan diperlukan oleh tubuh untuk menjaga integritas kulit dan membran
lendir. Vitamin A juga merupakan vitamin yang sangat penting untuk
penglihatan. Studi penelitian menunjukkan bahwa makanan yang kaya
vitamin A alami akan membantu tubuh terlindungi dari kanker paru-paru
dan kanker rongga mulut. Pakis juga diperkaya flavonoid dan polifenol
yang

punya

khasiat

sebagai

antioksidan dan antibakteri, seperti


Alfa karoten dan Beta karoten.
Karoten dalam tubuh mengkonversi
ke

vitamin

yang

membantu

menangkal radikal bebas berbahaya,


serta

perlindungan

dari

kanker,

peradangan, batuk, virus flu dan


demam.
e) Nephrolepis exaltata. Menurut penelitin Badan Antariksa AS (NASA)
menyebutkan bahwa tanaman ini sebagai penyerap paling efektif terutama
formaldehid, xylene, trychloroethylen dan karbon monooksida. NASA
bahkan merekomendasikan tanaman ini diletakkan dalam ruangan karena
mampu menyerap formaldehid dari tempok maupun furniture.

18

19

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan makalah diatas maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang
anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh
pengangkut.
2. Karakteristik tumpuhan paku yaitu memiliki 4 struktur penting, yaitu
lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat disekeliling organ
reproduksi, embrio multiseluler yang terdapat dalam arkegonium, kutikula
pada bagian luar , dan yang paling penting adalah sistem transport internal
yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah.
3. Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetatif), yakni dengan
stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada
tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Sementara reproduksi
secara seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan dan
betina oleh alatalat kelamin (gametogonium).

4.

Adanya perbedaan morfologi sporofit pada habitus, rimpang, ental, bentuk


daun, tepi daun dan susunan daun. Begitu pula pada karakter morfologi
gametofit terdapat perbedaan pada bentuk dan ornament spora, bentuk
protalium, tepi protalium serta jenis alat tambahan protalium.

5. Manfaat dari tumbuhan paku yaitu dipelihara sebagai tanaman hias sebagai
salah satu bahan dalam pembuatan karangan bunga, sebagai pupuk hijau,
sebagai bahan obat-obatan dan dapat pula dikonsumsi sebagai sayuran.

22

DAFTAR PUSTAKA
Yudianto, Adi Suroso, 1992, Pengantar Botany Cryptogamae, Tarsito, Bandung.
Champbell. 2000. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Dasuki, U. A. 1994. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB.
Jurnal Ilmiah PROGRESSIF Hubungan Kekerabatan Beberapa Spesies
Tumbuhan Paku Familia Polypodiaceae dari Karakter Morfologi Sporofit dan
Gametofit , Vol.7 No.19, April 2010.
Lawrence. G. H. M. 1964. Taxonomy of Vascular Plants. The Mc Millan
Company. New York.
Mooryati, S. 1998. Alam Sumber Kesehatan, 347-349. Balai Pustaka: Jakarta.
Polunin, Nicholas.1960. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu
Serumpun, Yogyakarta, Gajah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University.

23

24

Anda mungkin juga menyukai