Pajak Pertambahan Nilai (PPn) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM);
c. Penilaian kembali dapat dilakukan terhadap seluruh aset tetap (revaluasi total) atau
terhadap sebagian aset tetap (revaluasi parsial) yang dimiliki perusahaan.
d. Penilaian kembali aset tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aset tetap
pada saat penilaian dilakukan, yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang
diakui oleh pemerintah.
e. Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau
penilai yang diakui oleh pemerintah ternyata kemudian tidak mencaerminkan keadaan
yang sebenarnya, Dirjen Pajak akan menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar yang
bersangkutan.
f. Selisih antara niali pasar atau nilai wajar dengan nilai buku fiskal aset tetap yang dinilai
kembali wajib dikompensasikan terlebih dahulu dengan kerugian fiskal tahun berjalan
dan sisa kerugian fiskal tahun-tahun sebelumnya yang masih dapat dikompensasikan.
g. Selisih lebih karena penilaian kembali setelah dilakukan kompensasi kerugian dikenakan
pajak penghasilan yang bersifat final, sesebesar 10% .
h. Bagi WP yang melakukan penggabungan usaha, pajak penghasilan yang terhutang
sebesatr 10% diatas, dapat dibayar dalam jangka waktu paling lama 5 tahun terhitung
sejak tahun dilakukannya penilaian kembali aset tetap perusahaan.
i. Pajak penghasilan yang harus dilunasi untuk setiap tahun paling sedikit sebesar 20% dari
jumlah pajak yang terutang, kecuali pelunasan untuk tahun terakhir.
j. Apabila WP melakukan penilaian kembali aset tetap sebelum akhir tahun pajak, maka
kerugian fiskal pada tahun buku yang bersangkutan, diperhitungkan sampai dengan
dilakukannya revaluasi aset tetap tersebut.
k. Nilai pasar atau nilai wajar merupakan dasar penyusutan aset mulai tahun pajak
dilakukannya penilaian kembali aset tetap tersebut penyusutan dilakukan sesuai dengan
Pasal 11 UU Pajak Penghasilan.
l. Aset tetap yang telah dilakukan penilaian kembali dan telah dikenakan Pajak Penghasilan
tidak dapat dialihkan kepada pihak lain sebelum lewat jangka waktu 5 tahun setelah
dilakukannya penilaian kembali.
m. Apabila WP mengalihkan aset tetap tersebut sebelum lewat jangka waktu 5 tahun, maka
atas selisih penilaian aset tetap tersebut tetap dikenakan Pajak Penghasian yang terutang
sebesar 10% dan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 15%.
n. Dikecualikan dari jangka waktu 5 tahun jika aset tetap tersebut dialihkan kepada
pemerintah atau dialihkan dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran
usaha.
4. Alasan Wajib Pajak Melakukan Revaluasi
a. Meningkatkan nilai perusahaan (mark-up) sehingga memudahkan perusahaan dalam
proses pencarian dana, baik melalui pinjaman bank maupun pinjaman saham (go
public);
Untuk tahun 2002 PT. PQR memperoleh laba sebesar Rp. 200.000.000. Tahuntahun sebelumnya
PT. PQR mencatatatkan kerugian sebagai berikut:
Tahun
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
Kerugian
Rp. 200.000.000
Rp. 300.000.000
Rp. 250.000.000
Rp. 2.000.000.000
Rp. 3.000.000.000
Rp. 200.000.000
Rp. 100.000.000
Pembahasan:
PT. PQR terlebih dahulu mengkompensasikan laba tahun 2002 sebesar Rp. 200.000.000 dengan
rugi tahun 1997 sebesar Rp. 250.000.000 sehingga sisa rugi tahun 1997 adalahRp.
50.000.000.Kemudian selisih revaluasi dikompensikan dengan urutan sebagai berikut: