Nur Aini Feis
Nur Aini Feis
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syaratsyarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Nur Aini
NIM: 105082002767
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh
Nur Aini
NIM: 105082002767
DI Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Amilin, SE.,Ak.,M.si
NIP. 150 370 232
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2009 M
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh
Nur Aini
NIM: 105082002767
DI Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Amilin, SE.,Ak.,M.si
NIP. 150 370 232
Penguji Ahli
Rahmawati, SE.,MM
NIP. 150 377 441
Hari ini Senin tanggal 18 Mei Tahun dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas nama Nur Aini NIM: 105082002767 dengan judul Skripsi
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN AUDITOR
DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT. Memperhatikan
penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Amilin, SE.,Ak.,M.si
Ketua
: Nur Aini
: Jakarta, 6 Juni 1987
: Jl.Masjid Nurul Hidayah Rt007/012 No.26,
Ciracas Jakarta-Timur
: (021)8717531 / 08567532034
PENDIDIKAN
TK
SD
SMP
SMA
S1
: TK Islam PB Soedirman
: SD Islam PB Soedirman
: SLTP Islam PB Soedirman
: SMU Negeri 39 Cijantung
: Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Paduan Suara Swarna Gita SMAN 39 Jakarta
2. Panitia Fushion II Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: Muhammad Nasir
2. Tempat & Tgl. Lahir : Palembang, 27 Juli 1954
3. Alamat
: Jl.Masjid Nurul Hidayah Rt007/012 No.26,
Ciracas Jakarta-Timur
4. Telepon
: 021-8717531/08121088954
5. Ibu
: Zubaidar
6. Tempat & Tgl. Lahir : Lahat, 6 Juli 1960
7. Alamat
: Jl.Masjid Nurul Hidayah Rt007/012 No.26,
Ciracas Jakarta-Timur
8. Telepon
: 021-8717531
9. Anak Ke dari
: Satu dari Dua Bersaudara
Abstract
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris tentang
pengaruh independensi auditor, pengalaman auditor dan etika auditor terhadap
kualitas audit. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari auditor
independen dari kantor akuntan publik di DKI Jakarta.
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Metode penentuan data yang
digunakan adalah convenience sampling. Kuesioner yang disebarkan kepada
auditor sebanyak 100 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali adalah 78
kuesioner (78%). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
berganda dimana auditor independensi auditor, pengalaman auditor, dan etika
auditor sebagai variabel independent sedangkan kualitas audit sebagai variabel
dependen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa independensi auditor, pengalaman
auditor,dan etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.
Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel independensi
auditor adalah 0.000, variabel pengalaman auditor sebesar 0.026, dan variabel
etika auditor sebesar 0.048.
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW. Sang Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
untuk memenuhi syarat-syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi. Dan atas
izin-Nya, penulis telah menyelesaikan skripsi ini. Dalam realisasinya, penulis
sadar sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah banyak membantu dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis haturkan
atas kekuatan yang telah Allah SWT anugerahkan. Dan selain itu, penulis juga
ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada :
1. Kedua Orang tua Quw tercinta Ayah&Ibu terima kasih untuk semua Doa dan
harapannya serta bantuan moral maupun material.
2. Adikku Rio, Nanda, Hilda, Ghina, Zilan, Darmawan terima kasih atas semua
doanya dan support yang telah diberikan.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial dan Dosen Pembimbing 1, terima kasih atas bimbingan dan seluruh
advice yang telah diberikan.
4. Bapak Amilin, SE., Ak., M.si selaku Dosen Pembimbing 2, terima kasih atas
bimbingan dan seluruh advice yang telah diberikan kepada penulis. Terima
kasih pak..
5. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi terima kasih
atas semua bantuan yang telah Bapak berikan.
6. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. Tanpa kalian
semua penulis tidak akan mendapatkan ilmu yang sangat berharga yang akan
bermanfaat selamanya.
7. E_GalZ: Nisa, Nyonyah, nCun, aNa, Deffy, Repa, Vita, Erika, Anti, Angel,
makasih untuk suPPortnya!!! Luv U ALL!!!fRienDs 4-EvEr
8. gELo girlS : Lintah, Mirak, Bella, BurQi, Mala, i love u ALL SahaBaTQuw!!
Jangan pernah lupakan perjuangan kita!!akhirnya...kita akan menghadapi
dunia yang baru...Real World...Semangaaat!!!!!
9. Anak-anak akUn_E!!! Hayo SemangaT!!!kalian adalah sahabat-sahabat yang
terbaik!!!
10. Mas Dhani makasih atas inspirasi, semangat, dan motivasi yang selalu
diberikan kepada penulis. LovE You
11. Bapak perpustakaan terimakasih pak atas semua buku-buku yang sangat
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Dan semua orang dan pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhir kata, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik,
saran dan masukan konstruktif dari berbagai pihak agar dapat lebih memberikan
manfaat dikemudian hari. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang membacanya. Amin..
Wassalammualaikum Wr. Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
iii
iv
Abstract...
Abstrak
vi
Kata Pengantar
vii
Daftar Isi..
ix
Daftar Tabel.
xii
Daftar Gambar.
xiii
Daftar Lampiran...
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian..
B. Perumusan Masalah...
1. Pengertian Audit..
2. Tujuan Audit
3. Jenis Audit 10
4. Perbedaan Audit Internal dan Audit Eksternal
11
5. Standar Auditing..
12
B. Etika 14
1. Definisi Etika 14
2. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik 16
3. Tiga Pendekatan Etika... 17
4. Prinsip-prinsip Etika.. 18
5. Dilemma Etika 20
35
35
36
a. Uji Reliabilitas. 56
b. Uji Validitas 59
3. Uji Hipotesis. 62
a. Uji Asumsi Klasik... 62
b. Analisis Regresi Berganda.. 66
c. Uji Koefisien Determinasi... 68
d. Uji Statistik t 69
C. Pembahasan.. 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.. 75
B. Implikasi... 76
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No
Keterangan
Halaman
3.1
46
4.1
48
4.2
50
4.3
51
4.4-1
52
4.4-2
4.4-3
53
54
4.5
Statistik Deskriptif.
55
4.6-1
56
4.6-2
57
4.6-3
57
4.6-4
58
4.7-1
59
4.7-2
60
4.7-3
60
4.7-4
61
4.8
Uji Multikolinearitas.
64
4.9
Koefisien Regresi..
66
4.10
4.11
Uji Statistik t
69
DAFTAR GAMBAR
No
Keterangan
Halaman
2.1
Model Penelitian............................
33
4.1
Normal P-Plot
62
4.2
Grafik Histogram...
63
4.3
Scatterplot..
65
Daftar Lampiran
No.
Keterangan
Halaman
80
81
Deskriptif Statistik...
85
88
89
93
Kuesioner Penelitian
94
95
106
10
107
BAB I
PENDAHULUAN
penelitian-penelitian
sebelumnya,
terlihat
bahwa
kualitas audit tidak bisa diukur secara pasti sehingga hasil penelitiannya
berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan
penelitian
yang
berjudul
Pengaruh
Independensi
Auditor,
yang
diaudit.
Penelitian ini
juga
berguna
untuk
informasi
dan
gambaran
mengenai
pengaruh
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Konsep Auditing
1. Pengertian Audit
Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting
Association dalam Kell & Boynton (2002:6), mendefinisikan auditing
sebagai:
A systematic process of objectively obtaining and evaluating
evidence regarding assertions about economic actions and events to
ascertain the degree of correspondence between those assertions and
established criteria and communicating the results to interested users .
Sedangkan menurut Sukrisno Agoes (2008:3) auditing ialah:
Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun
oleh manajemen, beserta catatan pembukuan dan bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan tersebut .
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat peneliti simpulkan
bahwa auditing merupakan suatu proses untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang peristiwa ekonomi dengan
menentukan derajat kesesuaian antara asersi yang dibuat dengan kriteria
yang telah ditetapkan, kemudian hasilnya tersebut dikomunikasikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
2. Tujuan Audit
Tujuan umum audit dalam Kell & Boynton (2002:6) adalah untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan tujuan audit spesifik ditentukan
berdasar asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam
laporan keuangan.
Asersi manajemen (management assertion) adalah pernyataan yang
tersirat atau yang dinyatakan dengan jelas oleh manajemen mengenai jenis
transaksi dan akun terkait dalam laporan keuangan. Asersi manajemen
berhubungan langsung dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,
sehingga auditor harus memahami asersiasersi manajemen agar audit
dapat dilaksanakan dengan memadai.
Arens
dan
Loebbecke
(2008:147)
atau
SPAP
seksi
326
3. Jenis Audit
Menurut Kell & Boynton (2002: 8-9) terdapat tiga jenis audit yang
ada umumnya menunjukkan karakteristik kunci yang tercakup dalam
definisi audit. Jenis-jenis audit tersebut adalah audit laporan keuangan,
audit kepatuhan, dan audit opersional.
a. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan
keuangan secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan kriteriakriteria tertentu, kriteria itu adalah prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
b. Audit Operasional
Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian manapun dari
prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi
dan efektifitasnya. Umumnya, pada saat selesainya audit operasional,
auditor akan memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk
memperbaiki jalannya operasi perusahaan.
c. Audit Ketaatan
Audit ketaatan bertujuan untuk mempertimbangkan apakah audittee
(klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah
ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.
Audit Eksternal
1. Merupakan karyawan
perusahaan, atau bisa saja
merupakan entitas independen.
4. Sesekali memperhatikan
pencegahan dan pendeteksian
kecurangan secara umum,
namun akan memberikan
perhatian lebih bila kecurangan
tersebut akan mempengaruhi
laporan keuangan secara
material.
5. Independen terhadap
manajemen dan dewan direksi
baik dalam kenyataan maupun
secara mental.
eksternal maupun internal bisa jadi serupa, namun tujuan dan hasil yang
diharapkan bisa berbeda. Mereka mencerminkan dua profesi yang berlainan
yang harus saling menghargai satu sama lain dan memanfaatkan kelebihan
masing-masing. (Sawyer:2005)
5. Standar Auditing
Menurut PSA No. 01 (SA Seksi 150)
Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. Prosedur
berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar
berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan
berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan
prosedur tersebut. Jadi, berlainan dengan prosedur auditing, standar
auditing mencakup mutu professional (professional qualities) auditor
independen dan pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam
pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. (Soekrisno Agoes:2008)
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan
Akuntan Publik Indonesia, seperti yang terdapat dalam SPAP terdiri dari
sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam
semua
hal
yang
berhubungan
dengan
perikatan,
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
B. Etika
1. Definisi Etika
Ethics (etika) adalah strandar prilaku yang menjadi dasar penilaian
benar atau salah, jujur atau tidak jujur, adil atau tidak adilnya tindakan
seseorang (Weygandt, Kieso, & Kimmel, 2007). Etika secara umum
diartikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai. Masing-masing orang
memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat diungkapkan secara
eksplisit. Perilaku beretika diperlukan oleh masyarakat agar semuanya
dapat berjalan lancar serta teratur sesuai dengan ketentuan yang ada,
kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting sehingga banyak
diantara nilai etika yang dimasukkan dalam undang-undang.
Di Indonesia, etika diterjemahkan menjadi kesusilaan karena sila
berarti dasar, kaidah atau aturan, sedangkan su berarti baik, benar dan
bagus. Selanjutnya, selain kaidah etika masyarakat juga terdapat apa yang
disebut dengan kaidah professional yang khusus berlaku dalam kelompok
profesi yang besangkutan. Oleh karena merupakan konsensus, maka etika
tersebut dinyatakan secara tertulis atau formal yang selanjutnya disebut
sebagai kode etik. Sifat sanksinya juga moral psikologik, yaitu
dikucilkan atau disingkirkan dari pergaulan kelompok profesi yang
bersangkutan (Desriani,1993 dalam Gudono,2000).
Etika adalah seperangkat prinsip moral atau nilai (Arens dan
loebbecke, 2008), atau aturan perilaku yang ditetapkan oleh organisasi
profesi untuk melindungi kepentingan anggota dan masyarakat sebagai
pemakai jasanya. Aturan tersebut berisi hal-hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan dan harus ditaati oleh setiap anggota organisasi.
Etika dalam bahasa Yunani terdiri dari dua kata yaitu: ethos berarti
kebiasaan atau adat, dan ethikos berarti perasaan batin atau kecenderungan
batin mendorong manusia dalam bertingkah laku. Etika sebenarnya
meliputi suatu proses penentuan yang komplek tentang apa yang harus
dilakukan seseorang dalam situasi tertentu.
Profesi itu sendiri meliputi kombinasi unik dari pengalaman dan
pembelajaran masing-masing individu seperti yang dikemukakan oleh
Ward et al. (1993) dalam Gudono (2000). Jadi secara umum etika
menggambarkan suatu perwujudan dan penetapan suatu norma sikap dan
tingkah laku yang membantu manusia bertindak secara bebas dan dapat
harus disebut baik atau buruk dan mengapa suatu anggapan moral
dapat dianggap benar atau salah.
3. Meta Etika
Meta etika merupakan studi dari etika normative. Awalan meta
(dari bahasa Yunani) mempunyai arti melebihi, melampaui.
Menunjukkan bahwa yang dibahas bukanlah moralitas secara
langsung, melainkan ucapan-ucapan kita dibidang moralitas, meliputi
penjelasan dan penilaian asumsi dan investigasi kebenaran dari
argumentasi moral.
4.
Prinsip-prinsip Etika
Prinsip-prinsip etika menurut Kode Etik Profesi AICPA (American
Institute of Certified Public accountants) dalam Seprian (2007) adalah
sebagai berikut:
1. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai profesional, para
anggota harus berusaha menjadi profesional yang peka serta memiliki
pertimbangan moral atas seluruh aktivitas mereka.
2. Kepentingan publik
Para anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak sedemikian
rupa agar dapat melayani kepentingan publik, menghargai kepercayaan
publik, serta menunjukan komitmennya pada profesionalisme.
3. Integritas
kepentingan
dalam
melaksanakan
tanggung
jawab
profesionalnya.
5.
Due care
Seorang anggota harus selalu memperhatikan standar teknik dan etika
profesi, selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas
jasa
yang diberikannya,
serta
5. Dilemma Etika
Menurut Arens dan Loebecke (2008) dilemma etika adalah: Situasi
yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang pantas
harus dibuat. Maksudnya adalah dalam kehidupan sehari-hari seseorang
dihadapkan pada situasi dimana terjadi pertentangan batin, karena
sebenarnya ia tahu bahwa keputusan yang diambilnya salah. Auditor,
tiga
tingkatan:
pra-konvensional,
konvensional,
dan
pasca-
dan
terintegrasi
dibanding
tahap
sebelumnya.
Kohlberg
Tingkat 3 (Pasca-Konvensional)
5. Orientasi kontrak sosial
6. Prinsip etika universal (Principled conscience)
Tingkat 1: Pra-Konvensional
Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada anakanak, walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap
ini. Seseorang yang berada dalam tingkat pra-konvensional menilai moralitas
dari suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung. Tingkat prakonvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam perkembangan moral, dan
murni melihat diri dalam bentuk egosentris.
Dalam tahap pertama, individu-individu memfokuskan diri pada
konsekuensi langsung dari tindakan mereka yang dirasakan sendiri. Sebagai
contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila orang yang
melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman diberikan dianggap semakin
salah tindakan itu. Tahap dua menempati posisi apa untungnya buat saya,
perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya.
Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang
lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap
kebutuhannya sendiri.
Dalam tahap dua perhatian kepada orang lain tidak didasari oleh loyalitas
atau faktor yang bersifat intrinsik. Kekurangan perspektif tentang masyarakat
dalam tingkat pra-konvensional, berbeda dengan kontrak sosial (tahap lima),
sebab semua tindakan dilakukan untuk melayani kebutuhan diri sendiri saja.
Bagi mereka dari tahap dua, perpektif dunia dilihat sebagai sesuatu yang
bersifat relatif secara moral.
Tingkat 2: Konvensional
Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau orang
dewasa. Orang di tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan
membandingkannya dengan pandangan dan harapan masyarakat. Tingkat
konvensional terdiri dari tahap ketiga dan keempat dalam perkembangan
moral.
Dalam tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran
sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orangorang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan masyarakat terhadap
peran yang dimilikinya. Dalam tahap empat, adalah penting untuk mematuhi
hukum, keputusan, dan konvensi sosial karena berguna dalam memelihara
fungsi dari masyarakat. Penalaran moral dalam tahap empat lebih dari sekedar
kebutuhan akan penerimaan individual seperti dalam tahap tiga; kebutuhan
masyarakat harus melebihi kebutuhan pribadi.
Tingkat 3: Pasca-Konvensional
Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal sebagai tingkat berprinsip,
terdiri dari tahap lima dan enam dari perkembangan moral. Kenyataan bahwa
individu-individu adalah entitas yang terpisah dari masyarakat kini menjadi
semakin jelas. Akibat hakekat diri mendahului orang lain ini membuat
tingkatan
pasca-konvensional
sering
tertukar
dengan
perilaku
pra-
ada,
ia
merasa
kesulitan
untuk
menemukan
seseorang
yang
D. Teori Keagenan
Agent memiliki informasi yang lebih banyak (full information) dibanding
dengan principal di sisi lain, sehingga menimbulkan adanya asimetry
information. Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu
untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingan
untuk memaksimumkan utilitynya. Sedangkan bagi pemilik modal dalam hal
ini investor, akan sulit untuk mengontrol secara efektif tindakan yang
dilakukan oleh manajemen karena hanya memiliki sedikit informasi yang ada.
Oleh karena itu, terkadang kebijakan-kebijakan tertentu yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan tanpa sepengetahuan pihak pemilik modal atau
investor.
Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory
(Mursalim, 2005), yang membuat suatu model kontraktual antara dua atau
lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak yang lain
disebut principal. Principal mendelegasikan pertanggungjawaban atas
decision making kepada agent, hal ini dapat pula dikatakan bahwa principal
memberikan suatu amanah kepada agent untuk melaksanakan tugas tertentu
sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Wewenang dan
tanggungjawab agent maupun principal diatur dalam kontrak kerja atas
persetujuan bersama.
Scott (2000) menyatakan bahwa perusahaan mempunyai banyak kontrak,
misalnya kontrak kerja antara perusahaan dengan para manajernya dan
kontrak pinjaman antara perusahaan dengan krediturnya. Kontrak kerja yang
dimaksud adalah kontrak kerja antara pemilik modal dengan manajer
perusahaan, dimana antara agent dan principal ingin memaksimumkan utility
masing-masing dengan informasi yang dimiliki.
Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam
lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek
perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin
E. Independensi
Tanggung jawab yang besar, maka merupakan suatu hal yang penting
bagi akuntan yang bekerja di suatu kantor akuntan publik untuk memiliki
independensi dan keahlian yang tinggi. Jika akuntan tidak independen
terhadap manajemen kliennya, pendapat yang dia berikan tidak mempunyai
arti. Dalam Seprian (2007) independensi akuntan publik mencakup dua aspek,
yaitu: (1) independensi sikap mental, dan (2) independensi penampilan.
Setiap akuntan harus menjaga integritas dan keobjektivan dalam tugas
proesional dan setiap auditor harus independen dari semua kepentingan yang
bertentangan atau pengaruh yang tidak layak. Ia juga harus menghindari
situasi yang dapat menimbulkan kesan pada pihak ketiga bahwa ada
pertentangan kepentingan atau keobjektivan sudah tidak dapat dipertahankan.
Mautz dan Sharaf (1993) menyatakan bahwa untuk dapat menjalankan
kewajibannya, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh auditor, yaitu
kompetensi, independensi, dan due professional care. Mempertahankan
perilaku yang independen bagi auditor dalam memenuhi tanggung jawab
mereka adalah penting. Tetapi yang juga penting adalah bahwa pemakai
laporan keuangan tersebut memiliki kepercayaan atas independensi tersebut.
Shockley (1981) dalam Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) melakukan
penelitian tentang empat faktor yang berpengaruh terhadap independensi
akuntan publik dimana responden penelitiannya adalah kantor akuntan publik,
bank dan analis keuangan. Faktor yang diteliti adalah pemberian jasa
konsultasi kepada klien, persaingan antar KAP, ukuran KAP dan lama
hubungan audit dengan klien.
F. Pengalaman Auditor
terjadinya
keseimbangan
antara
kebutuhan,
keahlian,
penunjang
keterampilan
lainnya.
Auditor
yang
kurang
G. Kualitas Audit
DeAngelo (1981) menyatakan bahwa kualitas audit dapat dilihat dalam
dua dimensi, pertama auditor harus mampu mendeteksi salah saji material,
kedua salah saji tersebut harus dilaporkan. Kemampuan untuk mendeteksi
salah saji material sangat dipengaruhi oleh kemampuan teknologi auditor,
prosedur audit dan jumlah sampling yang digunakan. Kemampuan untuk
melaporkan salah saji material secara tepat tergantung pada sikap
independensi auditor, jika auditor berada dalam tekanan personal, emosional
dan keuangan maka auditor dapat kehilangan independensinya.
Audit yang berkualitas akan mampu mengurangi faktor ketidakpastian
yang berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan oleh pihak
manajemen. Karena itu wajar jika kemudian kualitas audit menjadi topik yang
selalu memperoleh perhatian mendalam dari profesi akuntan, pemerintah dan
masyarakat serta para investor. Berkaitan dengan kasus Enron, WorldCom,
dan
jatuhnya
KAP
Arthur
Andersen
merupakan
saat
yang
tepat
Juni tahun 2002 diikuti dengan PMK No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa
Akuntan Publik di Indonesia. Undang-undang tersebut diantaranya mengatur
tentang rotasi wajib bagi auditor serta KAP tidak diperbolehkan memberikan
jasa non audit disamping pemberian jasa audit pada klien karena dapat
mengganggu independensi auditor. Kualitas audit akan selalu diragukan jika
jasa-jasa lain yang diberikan dianggap membahayakan keobjektifan dan
independensi auditor.
H. Penelitian Terdahulu
Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) menemukan bahwa independensi
berpengaruh signifikan tehadap
kualitas
audit,
selanjutnya
interaksi
I. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai pengaruh
independensi, pengalaman audit dan etika auditor terhadap kualitas audit.
Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan, dapat disederhanakan
dalam bentuk model sebagai berikut:
Variabel Independen
Variabel Dependen
Independensi
Auditor
Pengalaman
Auditor
Etika
Auditor
Kualitas Audit
Gambar 2.1
Model Penelitian
J. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan atas landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha1 : Independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
audit.
Ha2 : Pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
audit.
Ha3 : Etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
pengalaman dan etika auditor terhadap kualitas audit. Dalam penelitian ini,
data diambil dari sejumlah sampel yang ada dalam populasi. Populasi
penelitian ini adalah kantor-kantor akuntan publik yang ada di DKI Jakarta .
Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat
individual dengan sampel penelitian seluruh auditor independen yang bekerja
di kantor akuntan publik, yaitu partner, manajer, supervisor, auditor senior dan
auditor junior.
D. Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan di penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS
versi 16.0. analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel
independensi auditor (X1), pengalaman auditor (X2), etika auditor (X3)
dengan kualitas audit (Y).
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan
informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar
demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, ,minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi) (Imam Ghozali, 2005).
3. Uji Hipotesis
a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
ataukah tidak, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell
shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti
distribusi normal, yaitu distribusi data tersebut tidak melenceng ke
kiri atau ke kanan (Santoso, 2003). Analisis grafik adalah salah
satu cara termudah untuk melihat normalitas data dengan cara
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal probability plot.
2) Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi
ditemukan
adanya
korelasi
antar
variabel
bebas
X1 = Independensi Auditor
X2 = Pengalaman Auditor
X3 = Etika Auditor
e
= Error
Nilai koefisien regresi atau b diperoleh dengan menggunakan
= Koefisien Korelasi
d. Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui hubungan masingmasing variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel
bebas secara individual terhadap variabel terikat digunakan tingkat
signifikan 5%. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima
2) Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak
(Imam Ghozali,2005 : 55-58).
pengukuran
variabel
ini
menggunakan
instrumen
2. Variabel Dependen
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
No
1.
Variabel
Variabel
Kualitas
Audit
De Angelo
(1981)
Dimensi
Kualitas Teknis
Kualitas Jasa
Hubungan
Auditor-Klien
Independensi
2.
Variabel
Pengalaman
Auditor
Jangka waktu
audit
Indikator
Reputasi
Kemampuan
Jaminan
Hubungan auditor-klien
Empati
Daya Tanggap
Jasa Non Audit
Keahlian
Pengalaman
Status
Obyektivitas
Skala
Pengukuran
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
3.
4.
Auditor
Ida Suraida
(2003)
Variabel
Independensi
Auditor
Mautz dan
Sharaf (1993)
Variabel
Etika Auditor
Ida Suraida
(2003)
Jumlah
penugasan
Banyaknya penugasan
Independensi
dalam program
audit
Kepedulian
pada etika
profesi
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
Alamat
Jl. Tanjung Duren Barat III No. 1E
Jakarta Barat 11470
2.
DRS. Irwanto
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
2. Karakteristik Responden
Kuesioner yang dibagikan berjumlah 100 buah dengan tingkat
proporsi pembagian sebagai berikut:
Tabel 4.2
Data Penyebaran Kuesioner
No
Kuesioner yang
telah disebar
5
Kuesioner yang
telah kembali
5
1.
2.
DRS. Irwanto
3.
4.
5.
20
14
6.
7.
8.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
18.
19.
20.
100
78
9.
16.
17.
Table 4.3
Data Sampel Penelitian
Keterangan
Kuesioner yang
diterima
Kuesioner yang
salah/tidak
dikembalikan
Jumlah Kuesioner
yang disebar
Responden
(Auditor Eksternal)
%
78
78
22
22
100
100
Jumlah kuesioner yang kembali dari total kuesioner yang telah disebar
adalah sebanyak 78 kuesioner atau 78%. Jumlah kuesioner yang tidak
dikembalikan/salah adalah 22 buah atau 22% (lihat tabel 4.3). Kuesioner
sebanyak 22 buah yang tidak kembali disebabkan karena waktu penelitian
yang diambil oleh peneliti, bertepatan dengan waktu penugasan auditor,
sehingga ketika menyebarkan kuesioner para auditor sedang tidak berada
di kantor akuntan publik tempat mereka bekerja melainkan berada di
tempat klien yang mereka audit. Oleh karena itu, para auditor eksternal
tidak sempat untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
Tabel 4.4-1
Karakteristik Responden Auditor Eksternal
Jabatan
Keterangan
Jenis kelamin:
a. Pria
b. Wanita
25
17
12
13
4
1
4
Jumlah
2
-
47
31
78
Pendidikan
Keterangan
Jumlah
D3
S1
S2
S3
Jabatan:
a. Auditor Junior
b. Auditor Senior
c. Supervisor
d. Manajer
e. Partner
5
-
36
24
3
2
1
1
1
2
2
1
42
25
5
4
2
Jumlah
66
78
Keterangan
Jumlah
< 3 thn
3-5 thn
36
11
-
6
10
2
-
4
2
2
-
1
2
2
42
25
5
4
2
47
18
78
Jabatan:
a. Auditor Junior
b. Auditor Senior
c. Supervisor
d. Manajer
e. Partner
B. Penemuan
1. Statistik Deskriptif
Berdasarkan data yang diperoleh, maka didapatkan hasil statistik
deskriptif sebagai berikut:
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif
Statistics
ind
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Skewness
Std. Error of Skewness
Kurtosis
Std. Error of Kurtosis
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
100
78
0
44.1923
.50010
44.0000
44.00
4.41679
19.508
.321
.272
.667
.538
22.00
33.00
55.00
3447.00
55.0000
peng
78
0
3.4487
.22546
3.0000
2.00
1.99120
3.965
1.835
.272
2.904
.538
8.00
2.00
10.00
269.00
10.0000
etik
78
0
71.3846
1.04880
73.0000
75.00
9.26273
85.798
-1.021
.272
3.314
.538
58.00
33.00
91.00
5568.00
91.0000
kual
78
0
63.6538
.72394
63.0000
60.00
6.39364
40.879
.272
.272
.757
.538
32.00
48.00
80.00
4965.00
80.0000
Tabel 4.6-1
Uji Reliabilitas
Independensi Auditor
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.827
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.840
N of Items
11
Tabel 4.6-2
Uji Reliabilitas
Pengalaman Audit
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.834
Cronbach's
Alpha
.813
N of Items
2
Cronbach's
Alpha
.874
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.875
N of Items
18
besar dari 0,60 (0,874 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa jawaban
responden
terhadap
pernyataan
variabel
independensi
auditor
dikatakan reliabel.
Tabel 4.6-4
Uji Reliabilitas
Kualitas Audit
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.782
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.800
N of Items
17
b. Uji Validitas
Pada penelitian kali ini, jumlah sampel (n) yang akan diuji adalah
78 responden dengan taraf signifikan () 5%, dengan ketentuan df = 78
2 = 76, maka didapat r tabel sebesar 0,223. Berdasarkan hasil
pengujian didapatkan bahwa semua pernyataan dikatakan valid, karena
koefisien korelasi (r hitung) > r tabel.
Tabel 4.7-1
Uji Validitas
Independensi Auditor
Pernyataan
Ind 1
Ind 2
Ind 3
Ind 4
Ind 5
Ind 6
Ind 7
Ind 8
Ind 9
Ind 10
Ind 11
Corrected Item-Total
Correlation
0,705
0,566
0,461
0,555
0,486
0,712
0,652
0,690
0,720
0,702
0,555
r tabel
Keterangan
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tabel 4.7-2
Uji Validitas
Pengalaman Auditor
Pernyataan
Peng 1
Peng 2
Corrected Item-Total
Correlation
0,902
0,947
r tabel
Keterangan
0,223
0,223
Valid
Valid
Corrected Item-Total
Correlation
0,449
0,646
0,574
0,669
0,627
0,615
0,664
0,725
0,676
0,561
0,599
0,528
0,271
0,577
0,426
0,562
0,474
0,510
r table
Keterangan
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tabel 4.7-4
Uji Validitas
Kualitas Audit
Pernyataan
Kual 1
Kual 2
Kual 3
Kual 4
Kual 5
Kual 6
Kual 7
Kual 8
Kual 9
Kual 10
Kual 11
Kual 12
Kual 13
Kual 14
Kual 15
Kual 16
Kual 17
Corrected Item-Total
Correlation
0,544
0,548
0,534
0,550
0,601
0,648
0,645
0,561
0,334
0,537
0,652
0,239
0,273
0,395
0,319
0,382
0,494
r tabel
Keterangan
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
0,223
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
audit
dengan
menggunakan
pearson
correlations
memperlihatkan semua nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel
(product moment), berarti butir pernyataan tersebut dinyatakan valid.
3. Uji Hipotesis
a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka
didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar 4.1
Normal P-Plot
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Gambar 4.2
Grafik Histogram
Histogram
Frequency
15
10
Mean =1.31E-15
Std. Dev. =0.98
N =78
0
-3
-2
-1
2) Uji Multikolinieritas
Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh,
maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8
Uji Multikolinearitas
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Model
B
Std. Error
Beta
t
Sig. Tolerance VIF
1
(Constant) 26.255
6.822
3.848 .000
Ind
.587
.144
.405 4.076 .000
.843 1.186
Peng
.733
.322
.228 2.275 .026
.829 1.206
Etik
.130
.065
.193 2.009 .048
.907 1.103
a. Dependent Variable: Kual
3) Uji Heteroskesdastisitas
Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh,
maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar 4.3
Scatterplot
Scatterplot
-1
-2
-3
-2
Unstandardized Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Model
B
Std. Error
Beta
t
Sig. Tolerance VIF
1
(Constant) 26.255
6.822
3.848 .000
Ind
.587
.144
.405 4.076 .000
.843 1.186
Peng
.733
.322
.228 2.275 .026
.829 1.206
Etik
.130
.065
.193 2.009 .048
.907 1.103
a. Dependent Variable: Kual
R
.618a
R Square
.383
Adjusted
R Square
.357
Std. Error of
the Estimate
5.12491
d. Uji Statistik t
Tabel dibawah ini merupakan hasil analisis mengenai uji statistik t
yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.11
Uji Statistik t
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Model
B
Std. Error
Beta
t
Sig. Tolerance VIF
1
(Constant) 26.255
6.822
3.848 .000
Ind
.587
.144
.405 4.076 .000
.843 1.186
Peng
.733
.322
.228 2.275 .026
.829 1.206
Etik
.130
.065
.193 2.009 .048
.907 1.103
a. Dependent Variable: Kual
sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ha1
diterima, hal ini berarti bahwa independensi auditor berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit.
C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, untuk variabel independensi
auditor hasil yang diperoleh menyatakan bahwa independensi auditor
berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Susiana dan Arleen (2007) yang
melakukan penelitian mengenai pengaruh independensi, mekanisme corporate
governance, dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Hasil
penelitian tersebut membuktikan bahwa independensi dan kualitas audit tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hal ini
disebabkan diantaranya karena perbedaan jenis sampel yang digunakan dalam
penelitian, pada penelitian tersebut sampel yang digunakan adalah perusahaan
publik yang tentunya pengetahuan mereka mengenai audit tidak begitu
demikian dapat terlihat bahwa independensi merupakan hal yang harus selalu
diterapkan oleh para auditor dalam melaksanakan auditnya.
Sedangkan untuk pengalaman auditor, Hasil penelitian yang diperoleh
menunjukkan bahwa pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas audit. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Nurul Dwi
Ayuni (2008) yang menemukan bahwa pengalaman berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer. Hal ini dikarenakan pada penelitian tersebut pengalaman diuji
terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer sedangkan
dalam penelitian ini pengalaman audit diuji terhadap kualitas audit secara
umum, tidak spesifik atas sistem informasi berbasis komputer. Namun
penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Rizmah
Nurchasanah dan Wiwin Rahmanti (2004) yang menemukan bahwa faktor
pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinan KAP berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit.
Pengalaman melaksanakan audit dapat mempengaruhi kualitas audit yang
dihasilkan oleh seorang auditor. Semakin berpengalaman seorang auditor
maka semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugastugas yang semakin kompleks, termasuk dalam melakukan pengawasan dan
pemeriksaan selama berlangsungnya penugasan audit. Pengalaman yang
diperoleh oleh seorang auditor tidak hanya diperoleh melalui banyaknya
penugasan audit yang dilakukan, namun pengalaman dapat diperoleh melalui
menerapkan
etika
auditor
sebagaimana
mestinya
akan
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
independensi auditor, pengalaman audit dan etika auditor terhadap kualitas
audit. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Independensi auditor (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
audit (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nizarul,
Trisni dan Liliek (2007) yang menemukan bahwa independensi
berpengaruh signifikan tehadap kualitas audit.
2. Pengalaman auditor (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
audit (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0,026. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rizmah
B. Implikasi
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, hasil regresi memperlihatkan
tingkat signifikansi 0,000 untuk independensi auditor, 0,026 untuk pengalaman
audit dan 0,048 untuk etika auditor. Berdasarkan penjelasan diatas, maka
implikasi dari ketiga variabel ini adalah:
1. Variabel independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit, artinya bahwa independensi merupakan hal yang harus
selalu diterapkan oleh para auditor dalam melaksanakan auditnya agar
audit yang dilaksanakan dapat menghasilkan laporan yang berkualitas.
2. Variabel pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit. Semakin berpengalaman seorang auditor maka semakin
mampu ia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang
semakin
kompleks,
termasuk
dalam
melakukan
pengawasan
dan
Concern,
IDENTITAS RESPONDEN
Pada bagian ini Anda diminta untuk mengisi identitas responden mengenai nama,
nama KAP dan usia pada pertanyaan no 1, 2 dan 3. Untuk pertanyaan no 4 s.d 7
harap memilih salah satu dengan memberi tanda silang (X).
1. Nama Responden
..
2. Nama KAP
..
3. Usia
tahun
4. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
5. Pendidikan Formal :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
D3
Sedang Menempuh S1
Lulus S1
Sedang menempuh S2
Lulus S2
S3
< 3 tahun
3 5 tahun
5 10 tahun
> 10 tahun
Junior Auditor
Senior Auditor
Supervisor Auditor
Partner
Manajer
Pada Bagian B, C, dan D gunakan skala berikut ini untuk menunjukkan sejauh
mana Anda setuju atau tidak setuju. Berilah tanda silang (X) pada kolom yang
dipilih.
STS
TS
SS
Sangat Tidak
Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
INDEPENDENSI AUDITOR
No
Pernyataan
1.
2.
3.
Penyusunan program audit bebas dari usahausaha pihak lain terhadap subyek pekerjaan
pemeriksaan selain untuk proses pemeriksaan
yang disediakan
4.
STS TS
SS
5.
6.
7.
No
Pernyataan
8.
9.
STS TS N
SS
SS
10. Auditor harus menghindari penggunaan katakata yang menyesatkan baik secara sengaja
maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta,
opini, dan rekomendasi dalam interpretasi
auditor.
11. Auditor harus bebas dalam menggunakan
judgement mengenai fakta dan opini dalam
laporan audit
KUALITAS AUDIT
No
Pertnyataan
1.
2.
3.
4.
5.
STS TS
6.
7.
8.
Pertanyaan
STS TS
PENGALAMAN AUDIT
1. Lamanya pengalaman audit yang Anda miliki:
a. Lama sekali (lebih dari 20 tahun)
b. Cukup lama (16 s/d 20 tahun)
c. Lama (11 s/d 15 tahun)
d. Kurang Lama (5 s/d 10 tahun)
e. Sebentar (kurang dari 5 tahun)
2. Banyaknya jumlah penugasan yang Bapak/Ibu/Saudara laksanakan:
a.
b.
c.
d.
SS
Ilustrasi 1
Sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) baru saja memperoleh klien baru dengan
biaya audit yang sangat rendah. Dalam persiapan pengauditar seorang partner
mengusulkan anggaran jam pengauditan untuk akun persediaan selama 100 jam.
Padahal pengalaman partner senior dengan klien sejenis menunjukkan bahwa
untuk memperoleh keyakinan agar tidak terjadi kesalahan maupun pelanggaran
terhadap standar yang bersifat material, pengauditan memerlukan waktu minimal
150 jam. Di KAP tersebut, evaluasi kinerja partner didasarkan pada efisiensi
pengauditan.
Tindakan: Usulan anggaran waktu tersebut diterima oleh partner senior,
akibatnya dalam proses pengauditan partner tersebut melakukan
prosedur pengauditan yang lebih sedikit terhadap akun persediaan.
Dari tindakan diatas, jawablah 3 pertanyaan di bawah ini:
Menurut saya, tindakan tersebut
Etis
1 2 3 4 5 Tidak Etis
Kemungkinan saya melakukan
Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah
Kemungkinan kolega saya melakukan
Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah
Ilustrasi 2
Auditor X bertindak sebagai auditor independen pada klien A. Volume penjualan
klien A mengalami penurunan sangat drastis. Auditor X mengetahui bahwa klien
A akan segera bangkrut. Pada saat yang sama, auditor juga sedang mengaudit
klien B. Ketika sedang melakukan pengauditan pada rekening piutang klien B,
auditor X menemukan bahwa klien A memiliki utang terhadap klien B sebesar Rp
500 juta. Jumlah ini merupakan 10% dari saldo piutang klien B.
Tindakan: Auditor X memberitahu klien B tentang kemungkinan bangkrut yang
akan dialami klien A.
5 Tidak Etis
5 Rendah
5 Rendah
Ilustrasi 3
Auditor Y disamping berpraktik sebagai akuntan publik juga ikut aktif dalam
kegiatan aktifitas sosial. Dia sangat aktif dalam organisasi untuk penyandang
cacat di kotanya. Dalam rangka untuk mengumpulkan dana bagi organisasi
Amilin
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nur Aini
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Abstract:
The objectives of this research was to explain the influence of auditor
independence, auditor experience and auditor ethics to audit quality. Data used in
this research was questionnaires from independent auditors, at audit firms in DKI
Jakarta.
Sampling method was using convenience sampling. 100 questionnaires was
distribute. Total returned questionnaires was 78 (78%). The method of data
analyzing used in this research was multiple regression method with auditor
independence, auditor experience, auditor ethics is independence variable and
audit quality is dependent variable.
This research showed that auditor independence, auditor experience, and
auditor ethics has significant to audit quality. The t test showed that value of
significant of auditor independence variable is 0.000, auditor experience variable
is 0.026, and auditor ethics variable is 0.048.
Keywords: Auditor Independence, Auditor Experience, Auditor Ethics, Audit
Quality
I. PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang Penelitian
Banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis yang melibatkan
profesi seorang akuntan. Akuntan adalah profesi yang keberadaannya sangat
masyarakat.
Profesi
seorang
akuntan
diharapkan
memiliki
pengauditan.
Standar
pengauditan
tersebut
mencakup
mutu
laporan audit
yang berkualitas
jika
auditor
tersebut
Etika dalam bahasa Yunani terdiri dari dua kata yaitu: ethos berarti
kebiasaan
atau
adat, dan
batin
atau
setiap tahap memiliki perspektif yang baru dan diperlukan, dan lebih
komprehensif, beragam, dan terintegrasi dibanding tahap sebelumnya.
Kohlberg menggunakan cerita-cerita tentang dilema moral dalam
penelitiannya, dan ia tertarik pada bagaimana orang-orang akan
menjustifikasi tindakan-tindakan mereka bila mereka berada dalam
persoalan moral yang sama. Teorinya didasarkan pada tahapan
perkembangan konstruktif; setiap tahapan dan tingkatan memberi
tanggapan yang lebih adekuat terhadap dilema-dilema moral dibanding
tahap atau tingkat sebelumnya.
Tahapan-tahapan
Tingkat 1 (Pra-Konvensional)
1. Orientasi kepatuhan dan hukuman
2. Orientasi minat pribadi (Apa untungnya buat saya?)
Tingkat 2 (Konvensional)
3. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas (Sikap anak baik)
4. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial (Moralitas hukum
dan aturan)
Tingkat 3 (Pasca-Konvensional)
melayani kebutuhan diri sendiri saja. Bagi mereka dari tahap dua,
perpektif dunia dilihat sebagai sesuatu yang bersifat relatif secara moral.
Tingkat 2: Konvensional
Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau orang
dewasa. Orang di tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan
dengan membandingkannya dengan pandangan dan harapan masyarakat.
Tingkat konvensional terdiri dari tahap ketiga dan keempat dalam
perkembangan moral.
Dalam tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki
peran sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan
dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan
masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Dalam tahap empat, adalah
penting untuk mematuhi hukum, keputusan, dan konvensi sosial karena
berguna dalam memelihara fungsi dari masyarakat. Penalaran moral
dalam tahap empat lebih dari sekedar kebutuhan akan penerimaan
individual seperti dalam tahap tiga; kebutuhan masyarakat harus melebihi
kebutuhan pribadi.
Tingkat 3: Pasca-Konvensional
Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal sebagai tingkat
berprinsip, terdiri dari tahap lima dan enam dari perkembangan moral.
Kenyataan bahwa individu-individu adalah entitas yang terpisah dari
masyarakat kini menjadi semakin jelas. Akibat hakekat diri mendahului
dan
pilihan
jangan
sampai
ditahan
atau
dihambat.
lain
disebut
principal.
Principal
mendelegasikan
pemilik (principal)
yang
berkualitas
akan
mampu
mengurangi
faktor
yang diberikan
dianggap
membahayakan
keobjektifan
dan
independensi auditor.
2.7. Model Penelitian
Model penelitian dalam penelitian ini ditampilkan pada gambar 2.1
dalam lampiran.
GAMBAR 2.1
2.8. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan atas landasan teori dan kerangka pemikiran di atas,
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha1
kualitas audit.
Ha2
kualitas audit.
Ha3
audit
3. METODE PENELITIAN
Pengalaman
Auditor
adalah
pengalaman
auditor
dalam
bahwa
variabel
pengalaman
audit
mempunyai
angka
signifikansi 0,026 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan
auditor
hasil
yang
diperoleh
menyatakan
bahwa
yang diberikan tentunya tidak maksimal dan tidak sesuai dengan yang
diharapkan, jawaban yang mereka berikan hanya sebatas hasil dari
laporan keuangan yang telah dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Sedangkan pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah auditor
eksternal yang tentunya sangat mengetahui dan memahami segala sesuatu
mengenai audit.
Namun hasil dari penelitian ini mendukung penelitian yang telah
dilakukan Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) yang menemukan bahwa
independensi berpengaruh signifikan tehadap kualitas audit. Audit yang
dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi
ketentuan dan standar pengauditan. Standar pengauditan tersebut
mencakup mutu profesional auditor, independensi dan penyusunan
laporan audit. Hasil lain mengenai penelitian tentang independensi
menunjukkan bahwa dalam mengambil keputusan seorang akuntan publik
dipengaruhi oleh dorongan untuk mempertahankan klien auditnya, tetapi
disisi lain terdapat beberapa kekuatan yang bisa meredakan pengaruh
tersebut. Hasil penelitian juga memberikan bukti bahwa pemisahan staf
audit dari staf yang melakukan consulting service dirasakan oleh pemakai
laporan akan meningkatkan independensi akuntan publik. Pengaruh
Budaya masyarakat atau organisasi terhadap pribadi akuntan publik akan
mempengaruhi sikap independensinya ( Johnny HS, 2009).
Jadi independensi merupakan salah satu standar pengauditan yang
harus dipenuhi agar audit yang dilaksanakan oleh auditor berkualitas.
kompleks,
GAMBAR 4.1
Piaget, Jean. The Moral Judgment of the Child. London: Kegan Paul, Trench,
Trubner and Co.. ISBN 0-02-925240-7, 1932.
PMK No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik di Indonesia.
Randal J Elder, Mark S Beasley, Alvin A. Arens, and amir Abadi Jusuf. Auditing
and Assurance Service. An Integrated Approach An Indonesian Adaption.
Edisi 12. New Jersey. Prentice Hall/Pearson Education, 2009.
Santoso, Singgih. Latihan SPSS: Statistik Parametrik, Alex Media Komputindo,
Jakarta, 2003.
Seprian. Etika Profesional Auditor. artikel diakses tanggal 12 Desember 2008,
dari http://seprian-jurnal.2007/11 April. etika-profesional-auditor.html.
Suraida, Ida. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman, Risiko Audit dan
Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini
Akuntan Publik (Survay terhadap para akuntan publik di Indonesia).
Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana Unpad (Tidak Dipblikasikan),
2003.
Susiana dan Arleen Herawaty. Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme
Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan
Keuangan. SNA X Makassar, 2007.
LAMPIRAN
GAMBAR 2.1
Variabel Independen
Variabel Dependen
Independensi
Auditor
Pengalaman
Auditor
Etika
Auditor
Kualitas Audit