Anda di halaman 1dari 32

*Kru Al-Jauhar

idak berlebihan memang kalau Kota Siak Sri


Indrapura di sebut sebagai Kota Wisata di Riau.Kota
yang berada di pinggir Sungai Siak ini memang
menawarkan berbagai objek wisata yang menarik
ditengah sedikitnya objek wisata di Provinsi Riau.
Untuk mendukung julukan tersebut, Kota ini mulai
berbenah dan mempercantik diri yang ditandai dengan
pembangunan berbagai sarana dan prasarana seperti
jalan yang lebar, jembatan, taman, dll.
Kota Siak Sri Indrapura, merupakan Kota Kecil,
namun sangat rapi dan bersih. Jalanan di Siak mulus
tanpa ada lubang sedikitpun. Selain mulus, jalan juga
lebar dengan 2 jalur yang dipisah dengan taman kecil.
Dikiri kanan jarang sekali terlihat ada sampah
berserakan, yang tampak hanya pemandangan taman
taman yang hijau. Tapi sayangnya kok minim
pedestrian ya? atau masih tahap dibangun mungkin..
Pusat kotanya tidak seberapa besar tetapi rumahrumahnya tersusun rapi. Yang unik adalah lampu
jalannya karena memiliki ukiran melayu yang khas,
yang berbeda beda di setiap ruas jalan. yang paling
penting tanpa kabel berseliweran!.
Ada apa saja yang menarik di Siak? Ayo kita lihat
satu persatu..
Kawasan Jembatan Tengku Agung Sultanah
Latifah
Jembatan ini akan anda lewati saat memasuki Kota
Siak. Jembatan yang namanya diambil dari nama istri
Raja Siak Sultan Syarif Hashim ini memang relatif
baru namun sudah menjadi primadona di Siak.
Bagaimana tidak, jembatan sepanjang 1.2km
memang memiliki daya tarik tersendiri sebagai tempat
wisata, diantaranya adalah Jalannya yang lebar
( 4 jalur ) designnya yang di dominasi warna kuning
( Melayu banget ) dengan jalan pedastrian di samping
kiri kanannya. Selain itu terdapat dua menara setinggi
masing- masing 80 meter yang dilengkapi dengan dua
buah lift untuk menuju puncak menara.
Kedepan dua menara tersebut nantinya akan dibangun
lokasi kafe sehingga pengunjung bisa menikmati
keindahan panorama Kota Siak. Ditambah lagi dengan
lampu lampu jalan dan lampu dipinggir jalan dengan
gaya melayu, menambah keindahan jembatan ini,
apalagi saat malam hari.
Istana Aseraya Al Hasymiah
Istana yang masih berdiri megah ini adalah
peninggalan kesultanan siak. Terletak di Kampung
Dalam,tepat di depan Sungai Siak. Arsitektur Istana
ini dari luar sekilas seperti bangunan eropa timur
tengah, namun bila anda masuk kedalam, akan tampak
gaya melayu didalamnya.
Kesultanan Siak Sri Inderapura atau sering disebut
sebagai Kesultanan Siak adalah kerajaan yang berdiri

Edisi Februari 2016

tahun 1723-1946 di daerah Provinsi Riau sekarang,


tepatnya di Kabupaten Siak. Ibukotanya adalah Siak
Sri
Indrapura. Kerajaan
ini
didirikan
di Buatan oleh Raja Kecik, yang bergelar Sultan
Abdul Jalil Rahmad Syah pada tahun 1723, setelah
gagal merebut tahta Kesultanan Johor. Setelah
proklamasi kemerdekaan raja Siak terakhir
Sultan Syarif Kasim II menyatakan kerajaannya
bergabung dengan Republik Indonesia yang baru
berdiri.
Didepan gapura Istana ini terdapat elang yang
bertengger seolah mengawasi setiap pengunjung yang
masuk. Sebelum masuk ke dalam Istana, anda akan
disambut karyawan Istana siak yang menggunakan
pakaian khas Melayu. Disini anda harus melepas alas
kaki agar tidak mengotori lantai Istana.Istana Siak
terdiri dari dua lantai, dilantai dasar istana akan ada
beberapa ruangan yang sangat megah, terdiri dari
ruang penyambutan tamu, ruang makan, dll.
Untuk ukuran jaman sekarang, ruangan ini masih
terasa megah apalagi untuk ukuran berpuluh puluh
tahun yang lalu. Setiap ruangan di lapisi keramik dan
karpet, di dibeberapa sisi dinding terpajang cermin
cermin berukuran besar, tidak ketinggalan lampu
gantung megah disetiap ruangan. Ditempat ini juga
dipajang beberapa benda peninggalan Kesultanan Siak
seperti berbagai macam hadiah dari kerajaan di
Eropa,Gramafone komet,Meriam, dll.
Lantai atas dan lantai dasar di hubungkan oleh 2
tangga berputar yang masih kokoh sampai sekarang.
Di lantai atas, dinding dan lantai terbuat dari kayu,
sama seperti bangunan melayu umumnya. Disini juga
dipamerkan berbagai benda peninggalan Kesultanan
Siak dan beberapa Foto Raja Raja Siak, dll.
Dihalaman istana Siak terdapat sebuah kapal, kereta
kencana?, Pos Penjagaan dan sumur tua, serta sebuah
rumah melayu yang menjual aneka suvenir khas Siak.
Masjid Raya Sahabudin dan Makam
Sekitar 500 m di depan Istana Siak terletak pula
Mesjid Sultan (Mesjid Raya Sahabuddin), masjid
syahabuddin ini merupakan masjid peninggalan
kerajaan siak sri indrapura yangdi bangun tepat di tepi
sungai siak. mesjid ini bentuknya yang khas dan unik.
Di dalamnya terdapat sebuah mimbar yang terbuat
dari kayu berukir indah bermotifkan daun, sulur dan
bunga. Disebelah masjid ini adalah makam pahlawan
nasional riau yaitu SULTAN SYARIF KHASIM II
dan beberapa anggota keluarga. untuk makam
makam sultan siak dan keluarga yang lain juga berapa
di pemakaman disekitaran ini. kecuali makam raja
kecik (raja siak) pertama berada di buantan.
Selain itu semua, masih banyak lagi hal-hal menarik
lainnya yang dapat memanjakan mata para wisatawan.

Bagi pembaca budiman yang pengen ngirim email/sms berupa


kritikan saran bantuan atau hanya sekedar tegur sapa atau
kangen-kangenan ama AJ tercinta atau hanya sekedar please
call me.. langsung aja kirim di:
buletin_aljauhar@yahoo.com
atau di +20115237477atau langsung aje layangkan selembar
kertas

Selaso Jatuh
Kembar
Pelindung:
DPP-PPMI
Penanggungjawab:
Ketua KSMR
Pemimpin Redaksi:
Irfan Muhammad Ali
Sekretaris:
Regi Rizandi
Badan Keuangan :
Ridho Al Hafidz
Staff Redaksi:
Ismail, M.Islami
Editor:
Muhammad zulhendri
Tim Reportase :
Mutashimul haq
Ihsan Pratama
Rizki Akbar
Design Artistik:
Mustafa kamal
Badan Usaha dan
Distribusi :
Lutfhi Ramuri
Juli Asmardi Putra
Balitbang:
Novrinaldi Fajri

Sekapur Sirih

Daftar Isi

03

Salam Redaksi...........

Tajuk Utama

Cendikia

Deritamu wahai

04

negeriku ....................
Ditinggal pemain pilar ,
LKFC optimis raih gelar

06

... .........................

Telaah
perbuatan

16

.........................

Senda
Jawaban di Balik tamparan

18

Pustaka

08

............

Tempa

Pulau emas, mumi, dan bandara kebanggaan Thailand

.......................................

Beriman secara lisan,


sekuler dalam

21

Ayyuha Walad..

Fiqih Wanita

Suka duka menuntut ilmu di


negeri seribu Menara

Wanita yang diwajibkan

...................................10

Bias KSMR

Temu Ramah

Langkah-langkah belajar

13

sukses. ..

Biduk Bestari
Alamat Redaksi:
Bld. 05/01 Ground floor Block 46 9th
District Nasr City Cairo
Telp. (02)24718822
Email: buletin_aljauhar@yahoo.com

01

Balimau Kasai.................

Mengenal Pengurus KSMR


.......,

Diterbitkan Oleh :
Badan Otonom KSMR
(Buletin Al-Jauhar)
KELOMPOK STUDI MAHASISWA RIAU
( KSMR ) CAIRO - MESIR

15

bekerja......................

24

28

Galeri KSMR ..................

Profil

Syeikh Abdul Wahhab Rokan

29

...................

Haluan

32

Now or Never.............

Redaksi Al Jauhar menerima tulisan dari


berbagai pihak selama sesuai dengan visi dan
misi buletin serta berhak mengedit tanpa
mengubah subtansi tulisan

Edisi Februari 2016

Sekapur Sirih
Oleh : Pimred Al-Jauhar

Assalamualaikum..
Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kepada
kita rahmat dan karunianya sehingga al-Jauhar dapat kembali menyapa kita semua.
Ncik dan puan sekalian, yang besar tak dipanggil gelar, yang kecil tak disebut
nama. Pertama-tama kami atas nama segenap kru al-Jauhar periode 2015-2016 ingin
menyampaikan permintaan maaf kami kepada ncik dan puan sekalian warga KSMR atas
keterlambatan kami dalam menerbitkan buletin kita tercinta ini. Pada edisi kali ini, alJauhar tampil dengan berbagai topik, mulai dari keadaan mutakhir Negeri Lancang
Kuning, wawasan ilmu pengetahuan, cerita singkat yang penuh hikmah, ada juga metode
belajar yang baik agar menjadi seorang yang sukses, dan masih banyak lagi tulisantulisan menarik lainnya.
Tidak lupa juga kami haturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
elemen yang telah berpartisipasi dalam mensukseskan penerbitan buletin ini, semoga
dibalas oleh Allah AWT dengan sebaik-baik balasan.
Terakhir kami berharap kedepannya buletin kita ini lebih berkualiatas lagi,
tentunya semua itu tidak akan terwujud tanpa dorongan dan sokongan dari ncik dan puan
sekalian, semoga bermanfaat dan mudah-mudahan kita semua berada dalam lindungan
Allah SWT, Aamiin..
Mekar sejambak bunga gubahan,
Jatuh sekuntum di atas peti.
Membaca itu suruhan Tuhan,
Al-alaq diturun menjadi bukti.
Harum sungguh bunga kemboja,
Bunga karangan cantik tersemat.
Janganlah membaca kulit sahaja,
Telitilah kandungan sehingga tamat.
Salam hormat kami, kru al-Jauhar periode 2015-2016

Edisi Februari 2016

Tajuk Utama
Deritamu
Wahai Negeriku

asih tersimpan jelas di


memoriku, bencana kabut
asap yang menyelimuti negeri melayu tercinta
di pertengahan tahun 2015, sehingga negeriku
berubah nama menjadi negeri diatas awan.
Dampaknya pun tak tanggung-tangung,
membuat bandara lumpuh total untuk beberapa
waktu, sekolah dan universitas diliburkan,
jarak pandang berkendara di bawah 30 meter,
banyak anak-anak yang meninggal kerena
gangguan pernapasan, masyarakat pun sulit
untuk beraktifitas, mencari uang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Seketika negeriku menjadi pusat pemberitaan, menjadi headline di berbagai media
masa lokal dan nasional, menjadi tranding topic
di dunia maya. Tak sedikit yang merasa prihatin dengan derita yang dialami negeriku, ungkapan duka dan aksi nyata berdatangan dari
berbagai kalangan, ada yang mengirimkan bantuan, atau ikut langsung memadamkan api di
hutan. Para mahasiswa melakukan aksi demo
di depan kantor gubernur, menuntut
pemerintah agar segera mengambil tindakan.
Hujan menjadi sesuatu yang paling

dinanti dan ditunggu-tunggu kedatangannya. Di


beberapa tempat dibuat hujan buatan, shalat
istisqo berulang kali dilaksanakan, belum lagi
ritual-ritual meminta hujan lainnya, mungkin
sudah tak terhitung lagi berapa banyak kata
hujan yang berwujud doa yang telah dilayangkan ke langit untuk mengetuk pintu rahmat dzat yang maha menurunkan hujan, tapi
hasil nya nihil, asap seakan sudah menjadi
selimut negeriku.
Tahun pun berganti, seiring berjalannya waktu negeriku kembali, bandara
kembali beroperasi, sekolah dan universitas
kembali beraktifitas, masyarakat bisa kembali
bekerja dengan nyaman, para pengendara tak
disulitkan lagi dengan jarak pandang yang
terhalang, asap sudah hilang, negeriku kembali
normal.
Tapi sayangnya keadaan normal tersebut tak datang dengan begitu saja. Harus ada
beberapa rumah yang kehilangan atap karena
menjadi korban angin ribut yang menjadi
penyebab datangnya hujan. Perkebunan warga
rusak diterpa kencangnya angin. Bahkan di
sebuah kampung dikabarkan ada seorang
Edisi Februari 2016

wanita paruh baya yang dibawa terbang oleh


angin. Baru kemudian beberapa waktu setelah
itu keadaan cuaca kembali normal seperti biasanya.
Mungkin sudah menjadi takdirmu wahai
negeriku, kenyamanan seperti tak mau terlalu
lama mendekapmu, hujan yang sebelumnya
menjadi sesuatu yang sangat dicinta, kini berubah menjadi petaka, banjir melanda, negeriku
kembali menderita.
Hujan turun tanpa henti, beberapa
Kabupaten terendam banjir. Rokan Hulu,
Rokan Hilir, Pelalawan, dengan Kampar dan
sekitarnya menjadi lokasi terparah. Bendungan PLTA yang menjadi penampung air di
sungai Kampar tak sanggup menampung banyaknya debit air yang turun, mau tidak mau
beberapa pintu air terpaksa dibuka, sungai
Kampar pun meluap, sehingga menyebabkan
desa-desa yang terletak di bantaran sungai
terendam banjir.
Ada ribuan rumah yang tenggelam,
beberapa orang meninggal terseret arus,
kerambah-kerambah (tempat penangkaran
ikan) hanyut, sawah dan ladang rusak, akses
jalan terputus. Tim SAR dan TNI terlihat sibuk
membantu mengevakuasi warga yang rumahnya terendam banjir, untuk sementara
waktu mereka diungsikan ke tempat yang lebih
tinggi, sebagian memilih tetap bertahan di rumah. Aktifitas masyarakat kembali lumpuh,
jangankan untuk belajar atau bekerja, keluar
rumah saja mereka susah. Dikatakan ini adalah
banjir terbesar sejak terakhir kali terjadi
tahun 1978M yang melanda Kampar dan sekitarnya.
Tidak sedikit kerugian yang dialami
masyarakat karena banjir ini, terutama bagi
Edisi Februari 2016

mereka yang mempunyai usaha penangkaran


ikan. Para penangkar ikan cuma bisa menangis
mengelus dada melihat ikan-ikannya lepas
terbawa arus air, padahal itu menjadi tumpuan
harapan yang sangat mereka harapkan.
Bagaimana tidak, satu buah kerambah yang
berisi ikan siap panen ditaksir mempunyai aset
tak kurang dari lima belas jutaan, belum lagi
dihitung dari sisi tenaga yang mesti dikeluarkan selama setahun untuk merawat dan memberi makan mulai dari bibit sampai tumbuh
menjadi ikan dewasa yang siap panen, tapi
siapa sangka usaha yang telah dibangun begitu
lama, dengan tenaga dan biaya yang tidak sedikit, musnah dalam waktu sesaat. Nasibmu
wahai negeriku.
Ntah apa yang menjadi sebab derita,
mungkin Sang Kuasa sudah mulai marah
dengan perilaku mereka, atau mungkin karena
banyaknya doa minta hujan yang dijawab Tuhan
ketika bencana asap melanda, atau memang
karena negeriku sudah bergelimang
dosa..ntahlah.

Genderang perang Sumatera


Cup XII telah ditabuh, delapan klub
dari berbagai kekeluargaan yang
ada di Pulau Sumatera akan bertarung beradu skill di tengah lapangan hijau untuk memperebutkan
gelar juara dan mentahbiskan diri
sebagai penguasa sepakbola Sumatera.
Lancang
Kuning FC yang
merupakan klub
kesayangan warga KSMR Riau
tergabung ke dalam grup A bersama Sriwijaya
FC, Saburai FC,
dan Toba FC.
Sedangkan grup
B terdiri dari Iskandar Muda FC, Minang Saiyo
FC, Sisinga Manga Raja FC, dan
Laskar Siginjai FC. Skuat yang diasuh oleh pelatih kawakan Naser
Uma yang berstatus sebagai juara
bertahan itu, tahun ini dipastikan
tidak akan diperkuat lagi oleh beberapa pemain pilar mereka karena
sudah pulang ke tanah air. Kebanyakan tim besutan pelatih
berkebangsaan Thailand tersebut
sekarang dihuni oleh pemain muda

yang masih minim pengalaman.


Namun kehilangan bebarapa
pemain pilar sepertinya tidak
mempengaruhi tekad Lancang
Kuning FC untuk mempertahankan
gelar juara. Walaupun hal tersebut
tidak dapat dipungkiri sangat
mempengaruhi gaya permainan
klub yang selama ini
terkenal dengan ciri khas
tiki takanya itu. Kerja
keras dan kekompakan
tim menjadi kunci utama
bagi mereka untuk mengulang kesuksesan tahun
lalu.
Pergelaran akbar Sepakbola Sumatera memang
menyita perhatian banyak
mata dan mempunyai
magnet tersendiri sehingga selalu
menarik untuk diikuti. Pertarungan
sengit mempertahankan gengsi
tersaji dalam nuansa kekeluargaan
atas dasar satu pulau yang sama,
Pulau Sumatera. Menarik untuk ditunggu bagaimana kiprah Lancang
Kuning FC pada pergelaran sepakbola akbar di Sumatera Utara tahun
ini. *Kru Al-Jauhar

Edisi Februari 2016

Edisi Februari 2016

Telaah
Beriman Secara Lisan, Sekuler dalam Perbuatan
Oleh: Irfan Muhammad Ali

ita sering menghina penganut ideologi sekularisme


dan mengklaim mereka sebagai perusak
agama. Seruan mereka yang selalu menyuarakan bahwa sebuah institusi harus
berdiri terpisah dengan yang namanya
agama dan kepercayaan tak jarang
mendapatkan respon yang negatif serta
menuai hujatan dari berbagai pihak, terlebih lagi dari para pemuka agama.
Di satu sisi saya rasa wajar kita
menghujat para penganut ideologi ini,
karena memang sudah seharusnya agama
menjadi acuan dan patokan dalam semua
aspek kehidupan manusia, baik itu dalam
hubungan vertikal dengan Tuhan yang
maha esa, maupun hubungan horizontal
terhadap sesama ciptaanNya. Sudah
sepatutnya kita berjalan di atas garis yang
sudah ditetapkan agama, dan berhenti
pada batasan yang telah dibuat, bukankah
agama diturunkan oleh sang pencipta
manusia untuk mengatur kehidupan demi
kebaikan manusia itu sendiri? Lantas apa
jadinya jika mereka malah berjalan
dengan meninggalkan aturan yang telah
diturunkan oleh dzat yang menciptakan
mereka dan pastinya lebih mengetahui
apa yang terbaik untuk mereka dari pada
diri mereka sendiri? Bukankah sesuatu

yang aneh jika seseorang yang sedang


mengenderai mobil hanya mau memakai
buku pedoman mengendarai mobil ketika
menanjak saja lalu memakai buku pedoman mengenderai sepeda motor ketika
sedang di turunan? Ya, begitulah kira-kira
para penganut sekulerisme, menjadikan
agama hanya sebagai pedoman dalam
berhubungan kepada Tuhan lalu mencari
buku pedoman lain ketika berhubungan
sesama manusia. Jelas itu merupakan
sebuah kesalahan fatal.
Tapi di sisi lain, alangkah lebih
baiknya terlebih dahulu kita berkaca
melihat diri kita sendiri, mengukur seberapa besar agama yang telah kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, atau
hanya sekedar simbol tanpa arti, walaupun
setiap ada yang bertanya dengan mantap
kita menjawab Islam adalah agama yang
kita yakini, tapi itu tak lebih dari pegakuan
lisan tanpa bukti. Agama selesai bersamaan dengan salam ke kiri pertanda
selesai shalat, terhenti bersamaan dengan
lembaran terakhir mushaf yang kita baca,
menghilang bersamaan dengan selesainya
pengajian yang kita ikuti, agama hanya
sekedar di masjid dan mushollah, tidak
pernah keluar dari mihrab dan sajadah,
jika begitu adanya, pantaskah kita
menghina penganut sekulerisme yang
membedakan agama dengan urusan
dunia? Apa bedanya kita dengan mereka
kecuali hanya sebatas lisan yang mengaku
beragama?
Kitab suci Alquran diturunkan
sebagai buku pedoman bagi kita dalam
mengarungi samudra kehidupan, namun
tidak bisa kita pungkiri bahwasanya hal
tersebut telah beralih fungsi dan terjadinya pergeseran nilai dari yang semestinya. Betapa banyak orang tua yang

Edisi Februari 2016

bangga bahkan memberikan hadiah dan


penghargaan ketika anak mereka manjadi
seorang Hafizh Quran, tapi pernahkan
mereka melalukan hal serupa ketika anak
mereka berakhlak dengan akhlak Alquran?
Apakah
tujuan
utama
diturunkannya
Alquran adalah untuk dihafal atau menjadi
buku pedoman dalam kehidupan? Apa yang
sebenarnya telah terjadi? Mungkinkah kebanyakan umat Islam sudah menjadi
korban dari sekulerisasi tanpa mereka sadari? Tidak sedikit kita lihat orang tua yang
merasa puas ketika anak mereka mendapat
gelar sarjana agama,
tapi bukankah yang
lebih penting dari itu
adalah ketika anaknya tersebut mengamalkan
agama?
Bukan hanya menjadikan agama sebagai
label
dan
atribut
yang
dengannya dia berbangga dan dipuji
manusia dan tidak
lebih dari itu, jika itu
yang terjadi, sekali
lagi, apa bedanya
kita dengan orangorang sekuler kecuali hanya sebatas lisan
yang mengaku beragama? Beriman secara
lisan, sekuler dalam perbuatan.
Penyebab terbesar dari keterbelakangan dan keterpurukan umat Islam hari
ini adalah karena enggannya mereka
mengaplikasikan agama mereka dalam
rutinitas dan aktifitas mereka sehari-hari,
saya tidak mengatakan jika umat Islam itu
semuanya harus menjadi ulama , ustadz,
dai atau pemuka agama lainnya, tidak, itu
tidak perlu, pedagang tetap dengan dagangannya, petani tetap dengan kebunnnya, dan pelajar tetap dengan bukunya,
semuanya tetap dengan propesi masingmasing, tapi dengan menyertakan nilai-nilai
agama dalam propesi tersebut. Tidak mengapa anda berdagang, tapi bawa serta agama anda ke pasar, jadilah pedagang yang

Edisi Februari 2016

jujur, jujur dalam setiap timbangan dan


ucapan, tidak ada salahnya anda bertani,
tapi jangan tinggalkan agama di lipatan
sajadah ketika anda berangkat ke sawah,
tidak ada larangan anda menjadi seorang
pelajar, tapi jangan biarkan agama hanya
sekedar tanda pengenal.
Begitulah seharuslah seorang muslim bersikap, setiap mereka menjadi duta
Islam dimana pun dan kapan pun mereka
berada dengan selalu menjadikan agama
sebagai tolak ukur nomor satu dalam
melakukan segala hal karena itulah yang
diajarkan oleh Rasul
panutan kita, beliau
Saw pernah bersabda:
bertaqwalah
kamu
kepada Allah dimana
pun
kamu
berada, (HR.Tirmizi).
Dalam hadist diatas
jelas bahwa kewajiban
mentaati
perintah
agama dan menjauhi
larangannya (taqwa)
tidak dibatasi oleh
apapun dan siapapun,
baik di masjid maupun di kantor, di mihrab maupun di pasar,
semuanya sama tanpa ada perbedaan,
iman dan Islam yang terucap di lisan kita
harus terealisasi dalam kehidupan nyata.
Itulah yang menjadikan kita berbeda
dengan
orang-orang
sekuler
yang
mengkotak-kotak setiap sisi kehidupan
mereka sesuai dengan waktu dan tempat,
menganggap agama dan keyakinan tidak
bisa diikut sertakan dalam hubungan
dengan sesama manusia.
Inilah PR terbesar kita saat ini,
mengembalikan peran agama sebagaimana
mestinya, mereset ulang pemahaman umat
Islam
tentang
arti
agama
yang
sesungguhnya, yaitu untuk mengatur setiap aspek dalam kehidupan manusia tanpa
terkecuali kapan dan dimanapun seorang
muslim berada.

Tempa

??

Suka Duka Menuntut Ilmu di Negeri Seribu Menara


Oleh: Ridho Al-Hafidz

merupakan salah Islam, tapi juga banyak hal yang tidak


M esir
satu Negara Arab yang menyenangkan disini. Tidak sedikit

dijuluki dengan ardhul


kinanah wal anbiyai wal ulama.
Negara yang satu ini sudah tidak asing
lagi bagi kebanyakan orang apalagi
bagi para penuntut ilmu syari. Kebanyakan dari mereka datang ke Mesir dari negeri mereka masing-masing
untuk menuntut ilmu di Universitas
tertua di dunia, Universitas al-Azhar.
Selain dikenal sebagai pusat
ilmu agama, negeri seribu menara ini
juga terkenal dengan budaya dan
tradisi masyarakatnya yang beragam. Keberagaman budaya dan
corak hidup yang
terdapat
dalam
masyarakat Mesir
adalah
turunan
dari nenek moyang mereka yang
dikenal mempunyai
peradaban
tertua di dunia. Semua hal tersebut
menjadi nilai plus bagi para mahasiswa yang ingin menuntut ilmu
disini.
Sudah menjadi sebuah hal yang
pasti bahwa tidak ada sesutau yang
sempurna di dunia ini. Mesir boleh
berbangga mempunyai peradaban tertua di dunia, sebagai pusat keilmuan

dari mahasiwa yang baru datang dari


negara mereka merasa kecewa dengan
keadaan Mesir yang sesungguhnya,
jauh dari khayalan yang selama ini
terlintas di benak mereka.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, para mahasiswa yang
sedang menuntut ilmu bisa beradaptasi dengan keadaan yang ada, mereka bisa merubah dan mensiasati
keadaan yang tidak menyenangkan
dan sama sekali tidak mendukung tersebut
dengan
merubahnya menjadi sebuah tantangan baru yang
menarik.
Salah satu hal
yang kurang menyenangkan yang
dialami oleh para
mahasiswa adalah
masalah
transportasi. Bagi mahasiwa yang tinggal di daerah Hay
Asyir dan kampusnya terletak di daerah Husein, maka cuma ada 2 bis
umum yang mempunyai rute yang
mengarah ke kampus mereka. dan dari
dua bis tersebut hanya ada satu yang
rutin dan lumayan konsisten, yaitu
bis keramat 80 coret. Sudah bisa
dipastikan jika bis ini akan selalu
Edisi Februari 2016

Tempa

??

penuh dan sesak oleh para mahasiswa


yang ingin berangkat ke kampus, belum lagi ditambah dengan warga Mesir
yang mempunyai tujuan yang sama
sehingga seringkali para mahasiswa
harus berdiri selama lebih kurang satu
jam perjalanan, tentu saja hal ini sangat tidak efektif dan akan menurunkan
konsentrasi belajar karena sudah terlebih dahulu harus menguras tenaga
demi sampai ke kampus. Keadaan
yang tidak memadai seperti ini acap
kali menjadi kambing hitam bagi
mereka yang malas kuliah untuk
berangkat ke kampus.
Sebahagian mahasiswa yang
mempunyai semangat yang tinggi dalam menuntut ilmu mencari jalan
keluar dari masalah tersebut, keinginan
yang kuat untuk tetap hadir di kuliah
akhirnya mendorong mereka untuk
melakukan berbagai percobaan yang
pada akhirnya memunculkan sebuah
rumusan baru yang setidaknya bisa
meminimalisir masalah yang ada. Diantara teori yang menjadi hasil rumusan adalah dengan cara menunggu bis
di awal mahathoh atau di mahathoh
terdekat dengan tempat bertolaknya
bis. Setelah berada di dalam bis,
usahakan duduk di bangku paling
belakang. Jika bangku belakang sudah
penuh terisi, maka carilah bangku yang
dempet dua dan duduklah di bangku
yang bersebelahan dengan jendela bis.
Semua hal ini dilakukan agar bangku
yang kita duduki aman dari orangorang yang sudah manula dan akhwat
yang naik di pertengahan jalan, walaupun mereka tidak akan meminta untuk
Edisi Februari 2016

duduk, tapi rasanya tidak tega saja


melihat mereka berdiri di sepanjang
perjalanan sedangkan kita yang lakilaki dan masih muda enak-enakan
duduk di samping mereka. Nah, dan
bisanya mereka (para manula dan akhwat) selalu berdiri di sebelah depan,
sehingga kamu yang berada di bangku
belakang tidak perlu repot-repot mempersilahkan mereka duduk di bangku
kamu karena jauh atau boleh dibilang
sudah terlepas dari kewajiban kamu
untuk mempersilahkan mereka duduk,
hehe.
Tapi jika kamu kuat untuk
berdiri dan tidak akan merasa capek
sehingga menurunkan konsentrasi
belajar, lebih baik mempersilahkan
orang yang berhak untuk duduk. Di
samping itu merupakan sebuah akhlak
yang mulia, juga berfungsi sebagai
pembentukan
kesabaran
dalam
menuntut ilmu dan insyaAllah akan
mendapat balasan yang baik dari Allah. Itu cuma merupakan sebuah contoh dari berbagai persoalan yang
dihadapi oleh para mahasiswa yang
menuntut ilmu disini. Masih banyak
lagi persoalan-persoalan lain yang harus dihadapi dan membutuhkan
kesabaran dalam menjalaninya.
Kebobrokan birokrasi yang ada
di negeri ini juga tak kalah seru dan
menjadi tantangan tersendiri bagi para
mahasiswa. Sehingga hari-hari mereka
tidak pernah lepas dari kata thobur.
Kondisi keamanan Mesir saat ini pun
semakin menambah masalah, hampir
setiap hari terjadi kasus pembegalan
terhadap para mahasiswa khususnya

Tempa

??

??

mereka yang berasal dari Asia


Tenggara. Proses belajar mengajar di
kampus juga tidak mulus-mulus saja,
keadaan kelas yang sesak dan
melibihi kapasitas sangat tidak kondusif untuk belajar, hal tersebut diperparah dengan bahasa pengantar
yang dipakai duktur dalam muhadhoroh adalah bahasa amiyah,
sehingga membuat para mahasiswa
asing sedikit kesulitan dalam memahami pelajaran.
Seharusnya dalam belajar kita
membutuhkan suasana yang nyaman
dan mendukung, tapi kenyaman dalam menuntut ilmu tidak otomatis
menjadikan seorang penuntut ilmu

menjadi orang yang sukses dan berhasil meraih apa yang ia cita-citakan.
Bahkan kenyamanan yang ada malah
menjadikan kebanyakan orang terlalu nyaman sehingga lupa dengan
tujuan awal. Jadi bukan alasan bagi
kita untuk tidak semangat dalam
menuntut ilmu walaupun di tengah
kondisi yang tidak mendukung.
Orang yang sukses karena dipengaruhi oleh kondisi itu biasa, tapi
mereka yang sukses karena bisa
mengkondisikan kondisi itu adalah
luar biasa.

Edisi Februari 2016

Temu Ramah
Langkah-Langkah Belajar Sukses
Hasil wawancara kru al-Jauhar dengan Ncik Zulhendri, Mahasiswa KSMR yang
mendapat nilai mumtaz.
etiap orang sebenarnya mempu- dapat kecuali dengan ikut muhadharah.
S
nyai cara dan metode belajar Kemudian ada kalanya dosen mengambil
masing-masing yang sesuai dengan dirinya, referensi dari kitab-kitab selain muqoror
tapi kesalahan yang sering dilakukan oleh
kebanyakan orang adalah tidak mau
melakukan metode tersebut, dan inilah yang
membedakan orang sukses dengan orang
yang tidak sukses. Orang yang sukses adalah mereka yang menjalankan metode belajar yang sesuai dengan diri mereka semaksimal mungkin, sedangkan orang yang tidak
sukses adalah mereka yang tidak menjalankannya dengan baik.
Namun sebagian orang mungkin
perlu mencontoh metode orang lain dalam
belajar kemudian dengan sedikit modofikasi
merubah metode tersebut menjadi sesuai
dengan dirinya. Dengan alasan ini, kami
ingin berbagi metode belajar kepada kawankawan semua, semoga bisa bermanfaat bagi
kita semua.
Kami membagi metode dalam belajar menjadi dua poin penting, yaitu usaha
dan doa. Dan masing-masing mempunyai rincian tersendiri yang insyaAllah akan
kami jelaskan.
Yang pertama usaha, usaha terbagi
menjadi tiga tahap:
-Istima, (mendengar)
Ada banyak cara yang bisa kita
lakukan untuk tahap yang pertama ini, tapi
cara yang paling penting adalah dengan ikut
muhadharah di kuliah, karena banyak soalsoal yang di ujiankan diambil dari
maklumat dosen dan hal itu tidak bisa kita

Edisi Februari 2016

dan hal itu juga dimasukkan dalam soal


ujian. Selanjutnya tahapan ini juga bisa dilakukan dengan cara mendengarkan pemaparan dari orang lain yang lebih paham, bisa
jadi dari teman, atau senior.
-Qiroah, (membaca)
Membaca sangat penting dalam
tahapan belajar, karena dengan membaca
kita akan tau isi atau pembahasan dari sebuah buku atau kitab. Membaca bukan hanya terfokus kepada muqoror saja, sebagian
orang menunggu muqoror turun baru mulai
membaca, dan ini kurang benar, kita bisa
membaca buku apa saja yang mempunyai
pembahasan yang sama dengan mata kuliah
kita, karena semua ilmu itu saling berkaitan
dan menguatkan. Kemudian kami membagi
tahapan membaca ini menjadi tiga, membaca pertama yaitu untuk mengenali medan,
paham atau tidak paham teruslah membaca
sampai habis. Baca yang kedua kalinya yaitu untuk memahami poin-poin yang penting
yang ada di dalam sebuah buku, jika kita
sudah paham isi buku maka dilanjutkan
dengan membaca untuk ketiga kalinya yaitu
sekaligus dengan menghafalkan poin-poin
penting tersebut. Jangan menunggu keluar
tahdidan dari dosen untuk memulai membaca, karena ada hal-hal yang tidak dimasukkan oleh dosen ke dalam soal ujian
tapi sebenarnya itu sangat membantu kita
dalam menjawab soal. Dan tentu saja proses

Temu Ramah
membaca ini dilakukan jauh-jauh sebelum
dilaksanakannya ujian.
Muzakarah (mengulang)
Mengulang kembali pelajaran
yang sudah kita pahami dan hafal sebelumnya bisa kita lakukan dengan banyak
cara, diantaranya bisa dengan cara mengikuti bimbel atau belajar kelompok dengan
teman-teman yang lain. Salah satu kesalahan fatal yang sering kali dilakukan oleh
kebanyakan mahasiswa yaitu menjadikan
bimbel atau belajar kelompok sebagai
sarana untuk memahami pelajaran, tentu
saja hal tersebut sangat tidak efektif,
selain karena waktunya yang sudah mendekati ujian, juga karena banyaknya mata
pelajaran yang akan diujikan, sehingga
akan sangat sulit untuk memahami
sekaligus menghafal begitu banyak mata
pelajaran dengan waktu yang begitu singkat.

juga yang sengaja bangun malam untuk


tahajjud lalu berdoa.

Berdoa
Yaitu berdoa untuk diri sendiri,
meminta kepada Allah agar diberi
kesuksesan dan kemudahan dalam setiap
urusan. Kemudian usahakan berdoa
dengan lebih terperinci, dengan cara
meminta langsung apa yang sedang kita
inginkan, umpamanya kita ingin lulus
ujian dengan nilai mumtaz, maka berdoalah dengan menyebut keinginan kita itu.
Cara berdoa tergantung masing-masing
pribadi kita, mungkin ada yang berdoa
setiap selesai shalat lima waktu, atau ada

Poin-poin di atas cuma sebagai


gambaran besar dari sebuah metode belajar, dan jangan cuma terfokus dengan
metode tersebut. Kita bisa saja menambahkan hal-hal lain yang sesuai dengan
keadaan dan kemampuan diri masingmasing. Dan yang terakhir jangan lupa
bertawakkal kepada Allah, jangan pernah
menganggap usaha yang telah kita
lakukan itu sudah cukup untuk membuat
kita berhasil, semoga bermanfaat.

Mendoakan
Maksudnya adalah mendoakan
orang lain dalam doa yang kita panjatkan,
mendoakan kebaikan untuk orang tua
kita, guru-guru kita, para masyayikh yang
telah mengajarkan kita, dan jangan lupa
juga berdoa untuk kesuksesan temanteman kita yang sama-sama sedang berjuang menuntut ilmu.

Minta Doa
Salah satu kunci kesuksesan yang
juga tidak boleh kita tinggalkan adalah
dengan cara meminta doa kepada orangorang shaleh yang kita temui, bisa jadi
dari guru-guru kita atau yang lainnya. Dan
yang paling penting adalah meminta doa
Yang kedua Doa, doa terbagi dan restu kepada orang tua kita setiap kali
akan melakukan sebuah pekerjaan pentmenjadi tiga macam:
ing.

Edisi Februari 2016

Mengenal Pengurus KSMR

KELOMPOK STUDI MAHASISWA RIAU ( KSMR )


PERIODE : 2015 2016

Edisi Februari 2016

N KI
Pulau Emas, Mumi dan Bandara Kebanggaan
Thailand
Oleh: Mutashimul Haq

alam hangat buat riders al-Jauhar, Cik


dan Puan yang pastinya penasaran
dengan tema rubrik yang satu ini. Kali ini
kami bakal ngajak riders semua untuk menguak beberapa sejarah yang sangat sedikit
orang yang mengetahuinya. Coba perhatikan
gambar dibawah,

Indah bukan, tau nggak riders tempat apa ini?


Ini adalah bandara Suvharnabhumi yang terletak di negeri yang dijuluki dengan gajah
putih Thailand. Suvharnabhumi Airport ini
terletak sedikit di luar Bangkok. Pada malam
hari terlihat gemerlapan dari kejauhan, dihiasi
jalan-jalan layang yang saling tumpang tindih
rapi, parkiran yang rapi, pencahayaan yang
bagus dan tentunya didukung menejemen
yang baik pula. Mempesona bukan!
Suvharnabhumi, kalimat tersebut
terdengar aneh seperti bukan kalimat yang
berasal dari bahasa Thailand tetapi malah
lebih terdengar seperti bahasa Jawa kuno atau
mungkin Sansekerta. Dan hal ini semakin
dikuatkan dengan tanggapan warga Thailand
sendiri yang mengatakan bahwa kalimat tersebut bermakna mirip dengan makna Sumatera, pulau kita tercinta.
Menarik, Bisa jadi ini ada hubungannya dengan kedekatan hubungan kerajaan Siam (Thailand masa lalu) dengan kerajaan Sriwijaya yang menguasai Sumatera dan
sebagian Asia Tenggara pada abad ke-7
hingga abad ke-11, sehingga Suvharnabhumi
dianggap sebagai aset bersama. Namun

ternyata istilah Suvharnabhumi mulai disebut


-sebut jauh sebelum era Sriwijaya.
Dalam berbagai naskah kuno yang
ditemukan di India, pulau Sumatera yang kita
kenal sekarang ini dulunya disebut dengan
nama Sanskerta: Suwarnadwipa yang berarti pulau emas atau Suwarnabhumi yang
berarti tanah emas. Yap! Nama-nama tersebut
sudah digunakan dalam naskah-naskah literatur India sebelum masehi. Nama-nama yang
asing bagi kita karena mungkin dulunya tidak
kita pelajari di sekolah dulu, pun sejarah indonesia sebelum masehi .
Kota Barus adalah sebuah kecamatan
di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera
Utara, Indonesia. Ibukota kecamatan ini berada di kelurahan Padang Masiang. Kota
Barus sebagai kota Imperium dan pusat
peradaban dan disebut juga dengan nama
lain, yaitu Fansur. Kota ini pernah menjadi
kota perdagangan penting di timur pada masa
Dinasti ke-18 Kerajaan Mesir (sekitar 1.567
SM-1.339 SN), dan diyakini bahwa Kota
Barus telah berdiri dan ada sejak 3000 SM.

Barus barangkali adalah satu-satunya


kota yang ada di Nusantara yang namanya
telah banyak disebut-sebut sejak sebelum
masehi oleh literatur-literatur dalam bahasa
Yunani, Siriah, Tamil dan China. Kejayaan
Kota Barus sebagai pelabuhan internasional
sejak dahulu tercermin dalam sebuah peta
kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolemaus,
seorang gubernur dari kerajaan Yunani yang

Edisi Februari 2016

N KI

N KI
ditempatkan di pos Alexandria, Mesir, pada
awal masehi.
Di peta itu disebutkan bahwa di
pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar
niaga yang bernama Barousai (Barus) yang
menghasilkan wewangian dari kapur barus.
Diceritakan pula, bahwa kapur barus yang
diolah dari kayu kamfer dari Barousai itu
merupakan salah satu bahan yang digunakan
untuk pembalseman mayat (mumi) pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II, jauh
sebelum masehi. Dinyatakan oleh Herodotus
dalam bagian Catatan dan Hikayat Raja-Raja
Mesir bahwa orang mesir pernah mencapai
suatu pulau melalui jalan menuju timur dan
dilanjutkan ke tenggara dimana tempatnya
terdapat kapur barus dan emas yang melimpah. Lalu dalam sebuah manuskripsi Yahudi
kuno yang menyebutkan bahwa selain Barus,
di dalam Injil Perjanjian Lama disebutkan
(semoga tidak salah), bahwa Raja Solomon
( dalam Islam disebut Raja Sulaiman) mengirimkan kapal-kapal ke Ophir untuk mencari
emas dan kayu cendana yang terbaik untuk
membangun kuil-kuil pertamanya. Diceritakan bahwa perjalanan kapal-kapal itu
memakan waktu 3 tahun. Cukup masuk akal
jika Ophir yang dimaksud di atas bisa jadi
adalah Gunung Ophir atau disebut juga
Gunung Talamau, sebuah gunung yang terletak di Pasaman, Sumatera Barat, yang letaknya jauh dari pusat kerajaan Sulaiman di
ujung barat Timur Tengah (Palestina dan
Israel masa sekarang).

Gunung Talamau

Edisi Februari 2016

Gunung Ledang
Benarkah? Wallahu Alam. Karena
orang Malaysia juga meyakini bahwa Gunung
Ophir adalah Gunung Ledang, sebuah gunung
yang terletak di Johor, Malaysia yang dipercaya menyimpan banyak sejarah. Tapi
diluar pendapat bahwa Ophir adalah gunung
di Sumatera atau di Malaysia, yang jelas bahwa keuntungan geografis Nusantara sudah
diketahui dan dimanfaatkan dengan baik oleh
berbagai peradaban dunia jauh sebelum masa
sekarang. Indonesia sejak dahulu dikenal
karena kesuburan tanahnya, kekayaan kandungan alamnya, dan orang-orangnya yang
pekerja keras. Di luar benar tidaknya
penemuan-penemuan di atas, rasanya hampir
tidak mungkin bahwa Nusantara tidak
mengambil banyak peran dalam perkembangan peradaban-peradaban dunia sejak
masa lampau.

Senda

N KI

ami semua benar-benar hening


khusyu mendengarkan kata
perkata yang keluar dari lisan guru yang
amat sangat kami banggakan itu, khawatir
ada satu atau dua kata yang terlewati oleh
pendengaran.
Pagi itu tidak seperti biasanya,sama
sekali tidak ada rasa kantuk apalagi bermalas-malasan. Seluruh Santri 3 Aliyah
seakan berada di alam bawah sadar dengan
telinga terpasang lebar-lebar. Tiupan angin
sepoi-sepoi menemani keheningan pagi.
Setelah kalian lulus nanti jaga Iman
kalian, ucap beliau dengan tatapan kosong
sambil memainkan pelan pena di tangan
kanannya.
Tantangan diluar nanti tidaklah mudah,
jangan mudah terpengaruh dengan apapun.
Apalagi banyaknya aliran-aliran yang sudah
tidak lagi sesuai dengan ketentuan Allah
dan Rasulnya Beliau menghentikan pembicaraannya,kami semua tertunduk lesu,
semakin hari bukanlah semakin kuat keingi-

nan kami untuk lulus tetapi kekhawatiran


dan langkah yang tidak ringan untuk
meninggalkan Almamater ini.
Saya akan menceritakan sebuah kisah
kepada kalian semua ... kamipun sibuk
memperbaiki letak posisi duduk kami mendekat agar lebih jelas dapat mendengar
suara beliau.
Asiikkk cerita uy bisik kholifah pelan
sambil tersenyum
sttth .. jangan berisik keluh maimunah
tak mau diganggu.
Ada seorang santri cerdas dan rajin beribadah, sebut saja namanya Fatir. Prestasinya sudah tidak diragukan lagi, Karena
prestasinya itu Fatir pun mendapat beasiswa
untuk melanjutkan kuliahnya di Amerika
..
Lah kok Amerika guru, kenapa gak ke
Mesir ?? celetuk Nadhira tanpa ragu. Kami spontan tertawa mendengar pertanyaan
konyol itu.
Intelektualitas bahasa Inggrisnya jago

Edisi Februari 2016

Senda

Senda
makanya dapet beasiswa ke Amerika
jawab guru kami sambil tersenyum
Terusin Guru .. Pinta kami penasaran
Bertahun-tahun ia belajar di Amerika
sampai menyelesaikan study S2-nya
disana. Setelah itu ia pun kembali ke
tanah air dengan prestasi yang dikagumi
banyak orang. Dan setibanya Fatir di
tanah air Indonesia, ia pun mendatangi
Almamaternya tempat ia menimba ilmu
dulu.
Semua menyalami Fatir sambil
mengucapkan selamat. Dicarinya Kiyai
kebanggaannya. Sang Kiyai menyambutnya dengan penuh kehangatan.
Setelah berbincang cukup lama, Fatirpun
mengajukan sebuah pertanyaan,
Pak Kiyai selama saya belajar di
Amerika ada beberapa pertanyaan yang
hingga sampai saat ini belum dapat saya
temukan jawabannya, oleh karena itu
saya ingin menanyakan kepada Pak Kiyai
Apa itu pertanyaannya Fatir ???
Fatirpun tanpa ragu menyampaikan
pertanyaannya
Ada 3 pertanyaan pak kiyai,
yang pertama : Setan itu terbuat dari
api, Neraka pun tercipta dengan api.
Lalu jika setan masuk kedalam api neraka berarti setan tidak merasakan sakitnya siksaan nereka itu sendiri, Dan
sungguh Allah tidak adil akan hal ini
pak Kiyai
Sang kiyai hanya membalasnya dengan
senyuman.
Lalu apa pertanyaanmu selanjutnya ??

pertanyaan saya yang kedua : Diantara


sifat-sifat Allah adalah wujud yang berarti ada, namun dimana keberadaannya
pak kiyai ??? tidak terlihat, apakah Al-

Edisi Februari 2016

lah itu benar-benar ada ???


Dan apa pertanyaan terkahirmu ??
tanya pak kiyai dengan tenang
Dan yang terkhir saya masih belum
percaya dengan ketentuan takdir pak
kiyai, Apakah kita harus meyakini
keberadaan takdir baik dan buruk yang
sama sekali keberadaannya masih samar ??
Fatirpun mengakhiri pertanyaannya
dengan tatapan penuh rasa ingin tahu
Fatir fikirannya mulai melenceng
Guru .. Vonis Neneng tanpa ragu.
Guru
kami
hanya
menggeleng
tersenyum melihat ekspresi raut wajah
kami yang dihiasi dengan alis
mengkerut.
Guru, apa jawaban pak Kiyainya ???
tanyaku menimpali
iya Guru ..... !!!! serentak semuanya
mengiyakan pertanyaanku.
Guru kamipun meneruskan ceritanya
sambil berdiri bangun dari duduknya.

Sang kiyai tidak menjawab sepatah katapun dari pertanyaan-pertanyaan Fatir. Namun Sang Kiyai hanya menjawabnya
dengan tamparan kencang yang mendarat
di pipi kiri Fatir . Fatirpun kaget dan
protes atas perbuatan Kiyainya tersebut.
kenapa pak kiyai menapar saya ???
tanya Fatir sambil memegang pipinya
kesakitan.
itulah jawaban dari semua pertanyaan
kamu jawab pak kiyai singkat.
apa maksud pak kiyai Fatir penasaran
tidak terima
Tangan saya terbuat dari tanah, pipi kaupun terbuat dari tanah pula, dan kau merasakan sakit bukan ??
maka sama halnya dengan setan yang disiksa di api neraka. Setanpun akan merasakan sakit meski sama-sama dari api.
Dan Allah sungguh adil
Fatir tertunduk mengerti
Lalu apa kau merasakan sakit ?? tanya
sang Kiyai
Sakit sangat pak kiyai jawabnya sambil
megeluh
Berikan rasa sakit sakit itu kepadaku
namun Fatir menggeleng

Ini hanya bisa dirasakan pak kiyai, tidak


dapat diberikan berupa bentuk jawab
Fatir yakin.
Kamu benar sekali, begitu pula dengan
keberadaan Allah.
Allah hanya dapat dirasakan kekuasaannya dan keagungan Rahmatnya, sementara
itu tidak dapat dilihat bentuk parasnya
Fatir tertunduk malu, dengan tatapan anak
mata yang mulai beranak sungai.
Dan aku bertanya padamu, apakah kau
sebelumnya memiliki firasat bahwa aku
akan menampar keras pipimu ??
Fatir menggeleng lesu.
Karena itulah takdir, tidak ada satu
orangpun yang dapat menduga sebelumnya pada ketentuannya
Dan air mata Fatirpun mulai membuncah
memeluk cium erat tangan pak Kiyai.
Saya rasa kalian dapat mengambil pelajaran dari kisah Fatir tersebut ucap Guru
kami mengakhiri.
TENG .. TENG .. bunyi bel berbunyi
tepat setelah Guru mengakhiri pembicaraannya pertanda jam pelajaran telah
berakhir dan dilanjutkan dengan pelajaran
selanjutnya.

Edisi Februari 2016

Pustaka
Judul buku : Ayyuhal Walad
Penulis
: Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin
Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al Ghazali
At Thusi At Thabarani As Syafii
Penerbit : Darul Minhaj, Jeddah
Tebal
: 96 Halaman
Ayyuhal Walad atau dalam bahasa Indonesianya Wahai ananda yang ditulis oleh
Syekh Abu Hamid Al Ghazali, ulama bermazhab Syafii yang lahir di Thus tahun
450 H dan wafat tahun 505 H. Buku ini
adalah salah satu dari beberapa karangan
Imam Al Ghazali yang berupa tasauf atau
bisa juga disebut dengan adab dan pensucian diri. Buku tasauf atau adab yang pertama dikarang oleh Imam Al Ghazali adalah Ihya Ulumid Din pada tahun 489 H di
Damaskus. Dari buku Ihya Ulumid Din ini
lah terlahir setelahnya karangan beliau
berupa tasauf, diantaranya Minhajul
Abidin , Bidayatul Hidayah, dan Ayyuhal
Walad. Dalam ketiga buku tersebut Imam
Ghazali sering menyebutkan buku Ihya
Ulumid Din sebagai salah satu rujukan
yang dipakainya dalam mengarang buku
tasauf, salah satunya buku Ayyuhal Walad
yang di dalamnya sering beliau
menuyuruh pembaca untuk merujuk dan
membaca lebih lengkapnya di buku Ihya
Ulumid Din.
Sejarah buku Ayyuhal Walad karangan Imam Al Ghazali adalah berawal
dari permintaan salah seorang dari muridmurid beliau yang sudah lama berguru dan
menimba ilmu kepada Imam Al Ghazali,

Wassalamualaikum

sehingga dia telah mengumpulkan semua


jenis bidang ilmu dari gurunya Imam Al
Ghazali. Tiba-tiba pada suatu hari dia mulai berpikir perihal keadaan dirinya dan
terhadap semua yang telah dia cari dari
gurunya berupa ilmu, ilmu mana yang
bermanfaat baginya yang akan menemaninya di alam kubur dan ilmu mana yang
tidak bermanfaat supaya bisa dia tinggalkan. Sehingga dia menulis dan meminta
sesuatu kepada gurunya Imam Al Ghazali
berupa fatwa, nasehat dan doa untuk masalah-masalah yang tengah dipikirkannya.
Dia berkata : walaupun karangan Syekh
seperti Ihya ulumid Din sudah mencakup
dalam menjawab semua permasalahan
saya, tetapi yang saya maksudkan adalah
agar Syekh membuat kebutuhan dan permintaan saya dalam lembaran-lembaran
kertas yang bisa saya bawa kemana-mana
dan bisa saya amalkan di dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam buku Ayyuhal Walad ini,
pengarang membuat ada 25 nasehat yang
diawali dengat kalimat Ayyuhal Walad
yaitu sebuah kata sapaan dari seorang guru
kepada muridnya. Imam Al Ghazali di
dalam buku ini membahas 4 pokok pembahasan penting :

warahmatullah wabarakatuh

Edisi Februari 2016

Guru

menyampaikan

Pertama adalah Imam Al Ghazali


membahas tentang keselarasan ilmu
dengan amal. Beliau menekankan sekali
betapa pentingnya Ilmu yang langsung
diaplikasikan dalam amalan sehari-hari.
Karena banyaknya ditemukan orang-orang
yang giat dan rajin menuntut ilmu, tetapi
lupa ada hak lain yang harus mereka
lakukan yaitu beramal terhadap ilmu yang
telah mereka pelajari. Hadis Rasulullah
mengatakan bahwa seorang mukmin tidak
akan masuk ke dalam surga karena amalnya, tetapi karena rahmat dan kasih sayang, dan yang harus kita ketahui dan
pahami adalah rahmat dan kasih sayang
Allah yang akan kita gapai di akhirat nanti
cara memperolehnya dengan amalan kita
di dunia, karena Allah menyuruh kita untuk mengambil asbab atau faktor-faktor
yang membawa kita kepada kesuksesan
dunia dan akhirat. Salah satu faktor yang
harus kita ambil dan lakukan untuk menggapai rahmat dan kasih sayang Allah di
akhirat kelak adalah amal. Tidak bisa
dipungkiri bahwa amalan di dunia adalah
salah satu faktor untuk memperoleh rahmat dan kasih sayang Allah, dan ini juga
dikuatkan oleh beberapa ayat Al quran
yang menyuruh untuk beramal dan ganjaran-ganjaran bagi orang yang beramal
sholeh di dunia.
Poin kedua dalam buku ini adalah
setelah para penempuh jalan dan penuntut
ilmu mengetahui semua hal-hal di atas,
Imam Al Ghazali menjelaskan saatnya
mereka itu mencari dan memilih seorang
syekh atau guru yang akan mendidiknya
dan membantunya untuk mengeluarkan
akhlak-akhlak yang tidak terpuji dari dalam dirinya dan menghiasinya dengan
akhlak yang terpuji. Imam Al Ghazali
menjelaskan ada tiga karakter seorang
guru yang pantas untuk dijadikan panutan
bagi seorang penuntut ilmu : pertama ada-

lah seorang guru yang bisa memalingkan


dirinya dari kecintaan terhadap dunia yaitu
seorang guru yang mempunyai ilmu yang
bersambung silsilahnya sampai kepada
Rasulullah Saw. Kedua adalah seorang
guru yang bisa mengatur dirinya dan
menahan hawa nafsunya dari hal-hal yang
bersifat dunia, seperti sedikit makan, minum, berbicara, tidur dan banyak shalat,
sedekah dan puasa. Ketiga adalah seorang
guru yang selalu menghiasi dirinya
dengan akhlak-akhlak yang mulia seperti
sabar, syukur, tawakal, yakin, murah hati,
qanaah, ketenangan diri, lemah lembut,
rendah hati, ilmu, jujur dan lain-lain. Kalau ketiga karakter tersebut
sudah
mengakar dalam diri seorang guru, maka
dia adalah orang yang sangat pantas untuk
diikuti.
Poin ketiga dari buku Ayyuhal Walad ini adalah Imam Al Ghazali setelah
membahas tentang pentingnya amal dan
ilmu, setelah itu membahas tentang
bagaimana cara-cara mencari seorang guru
dan bagimna cara memuliakan atau beradab dengan guru tersebut, pengarang
memulai berbicara tentang tasauf atau
biasa disebut dengan pensucian diri. Dari
segi kata tasauf artinya adalah suci yaitu
mensucikan hati dari perbuatan-perbuatan
tercela, sedangkan kalimata tasauf itu
sendiri terzhalimi atau teraniaya oleh
penganutnya sendiri dan orang yang tidak
setuju dengan tasauf, karena penganutnya
sendiri sering melakukan perbuatanperbuatan yang menyimpang dari ajaran
tasauf dan Islam itu sendiri seperti
bercampur baur dengan lawan jenis dan
sedangkan orang yang tidak menyukuai
tasauf menganggap bahwa tasauf itu adalah bidah atau suatu perkara yang baru di
dalam ajaran agama Islam, padahal semua
anggapan mereka itu salah karena tasauf
itu bukanlah seperti apa yang mereka

Edisi Februari 2016

pikirkan, tetapi tasauf itu adalah bagaimana


seseorang bisa mensucikan dirinya dari
perbuatan-perbuatan tercela bahkan tasauf
itu adalah ajaran Islam.
Poin keempat dalam buku Ayyuhal
Walad adalah Imam Al Ghazali menuliskan
dalam buku ini 8 buah nasehat yang terbagi
menjadi dua yaitu 4 yang harus dilakukan
dan 4 yang harus ditinggalkan. Di antara 4
yang harus ditinggalkan adalah yang pertama janganlah kamu mendebat seseorang
terhadap maslah yang kamu ketahui dan
pahami, karena dari itu semua akan terlahir
penyakit-penyakit yang tercela seperti riya,
dengki, sombong, permusuhan dan selain
sebagainya. Poin ini juga menjelaskan tentang tujuan seseorang dalam berdebat, kalau
tujuannnya untuk menemukan kebaikan
maka berdebat ketika itu diperbolehkan dan
sebaliknya kalau berdebat hanya untuk
menammpakkan kelebihan yang ada pada
dirinya, maka debat ketika itu dilarang.
Yang kedua adalah pengarang mewantiwanti kepada kita supaya jangan menjadi
seorang yang memberi nasehat atau pendidik karena kalau kita tidak hati-hati akan
terlahir dari pekerjaan tersebut sifat-sifat
tercela yang lain, karena pekerjaan tersebut
harus menuntut kita untuk merubah diri kita
dulu ke arah yang lebih baik baru kita bisa
merubah orang lain. Tetapi Imam Al Ghazali juga menjelaskan kalau akhirnya kita
diuji dengan pkerjaan ini, maka perhatikan
ada beberapa perkara yang harus kita
lakukan yaitu di antaranya berbicaralah
sesuai kontek dan keadaan si pendengar
dengan bahasa yang mudah dipahami dan
seringlah memperhatikan atau memberi

Edisi Februari 2016

nasehat tentang hari akhirat. Yang ketiga


harus ditinggalkan adalah jangan kita
bercampur baur dengan penguasa atau pemimpin khususnya pemimpin yang zhalim,
karena Allah sangat benci sekali kalau dara
orang fasik dipuji. Dan yang keempat harus
ditinggalkan adalah jangan sekali-sekali
menerima hadiah dari pemimpin khusunya
pemimpin zhalim, karena ketika kita sudah
menerima hadiah dari mereka, berarti kita
sudah mencintainya dan mencintai orangorang zhalim berarti menginginkan
kerusukan terhadap bumi. Dan adapun 4
perkara yang harus dilakukan adalah yang
pertama perbaikilah hubungan kita dengan
Allah Swt sebagimana kita memperbaiki
hubungan dengan sesama manusia. Yang
kedua adalah berbuat baiklah dengan sesama manusia sebaimana kita berbuat baik
dengan diri sendiri. Yang ketiga adalah
baca dan pelajarilah ilmu-ilmu yang wajib
kamu ketahu yaitu ilmu tentang akhlak dan
pensucian diri, karena dengan ilmu tersebutkan yang akan mengantarkanmu ke surganya Allah Swt dan hukum mempelajari
ilmu akhlak dan pensucian diri adalah fardu
ain dengan artian wajib bagi setiap muslim
untuk berakhlak dengan akhlak yang terpuji. Yang keempat adalah hiduplah di dunia
ini dengan sederhana tidak rakus dalam hal
yang bersifat dunia, karena Rasululllah Saw
telah mencontohkan
kehidupan yang
sederhana dalam hidupnya.

Fiqih Wanita
Wanita yang Diwajibkan Bekerja
Oleh: Husnul Afifah

Seorang wanita dikatakan wajib


untuk terjun ke dalam bidang profesi
jika ia berada dalam dua kondisi. Kondisi pertama adalah bila ia harus menanggung biaya hidup bagi dirinya
sendiri dan anak-anaknya.
Dari Jabir bin Abdullah, dia berkata, Bibiku dicerai. Pada suatu hari,
dia ingin memetik buah kurmanya, lalu
seorang laki-laki menghardiknya agar
jangan keluar rumah. Lantas bibiku
menemui Rasulullah untuk menanyakan masalah ini. Rasulullah berkata,
Tentu, petiklah buah kurmamu. Barangkali, dengan itu kamu akan bisa
bersedekah atau akan melakukan
sesuatu yang baik. (HR Muslim)
Dari Aisyah, dia berkata,
Seorang wanita mengemis kepadaku

sambil membawa dua orang putrinya,


dan aku tidak punya sesuatu untuk
diberi kepadanya kecuali sebiji kurma.
Kurma itu aku berikan kepadanya dan
aku bagi-bagikan kepada kedua putrinya (HR Bukhari)
Seandainya perempuan yang
disebutkan Aisyah dalam hadits tersebut mampu bekerja untuk menghidupi
diri dan dua putrinya dari hasil usaha
yang baik dan bukan dengan mengemis, mengharap belas kasihan orang lain,
atau makan dari sedekah, betapa akan
mulia dan terhormatnya ia. Harta
sedekah itu, menurut Nabi, adalah ampas atau kotoran harta.
Kondisi kedua adalah kebutuhan
masyarakat pada beberapa pekerjaan
tertentu yang dianggap fardhu kifayah.
Edisi Februari 2016

Prof. Abdul Wahhab Khallaf,


dalam Ilmu Ushul Fiqih, mengatakan,
Wajib atau fardhu dari segi tuntutan
untuk melaksanakannya terbagi menjadi fardhu ain dan fardhu kifayah.
Fardhu ain adalah fardhu yang dituntut
melakukannya oleh syariat dari setiap
individu yang sudah mukallaf, dan
tidak sah jika digantikan oleh orang
lain, seperti shalat, zakat, haji,
menunaikan janji, serta menjauhi minuman keras dan judi.
Fardhu kifayah adalah suatu
kewajiban yang dituntut oleh syariat
melaksanakannya atas sejumlah orang
yang sudah mukallaf. Jika sudah dilaksanakan, kewajiban tersebut berarti
sudah ditunaikan dan yang lainnya
sudah terbebas dari dosa dan beban.
Akan tetapi, seandainya belum ada
individu
mukallaf
yang
melaksanakannya, semua menanggung
dosa karena mengabaikan kebaikan
tersebut. Contohnya adalah amar
maruf nahi munkar, shalat jenazah,
membangun rumah sakit, menyelamatkan orang tenggelam, memadamkan kebakaran, memberikan
pelayanan kesehatan, mendirikan
proyek industri yang yang dibutuhkan
oleh banyak orang, peradilan, fatwa,
menjawab salam, memberikan kesaksian, dan lain-lain.
Kewajiban-kewajiban tersebut
dituntut syariat agar ada di dalam
masyarakat,
orang
yang
melaksanakannya, tapi bukan dari setiap individu dari individu-individu

Edisi Februari 2016

masyarakat. Sebab kebutuhan kebutuhan yang diperlukan sudah akan


dapat terwujud dengan adanya beberapa orang yang sudah
mukallaf
melaksanakannya, dan tidak tergantung pada setiap individu yang sudah
mukallaf.
Jadi, pada fardhu kifayah, yang
dituntut dari melaksanakannya adalah
sekelompok anggota masyarakat. Kelompok
yang
berkewajiban
melaksanakan fardhu kifayah tersebut
haruslah melaksanakannya. Sementara
bagi orang yang tidak mampu dari segi
keterampilan, maka cukup dengan
memberikan dorongan moral agar
orang yang mampu mau melakukan
dan memikul tanggung jawab tersebut.
Apabila kewajiban tersebut sudah dilaksanakan, semuanya terbebas dari
dosa. Dosa bagi yang mampu adalah
karena dia mengabaikan suatu
kewajiban yang sebenarnya mampu ia
laksanakan. Sementara dosa bagi
orang yang tidak mampu adalah karena dia tidak memberikan doorngan
kepada orang yang mampu untuk
supaya
dia
memikul
dan
melaksanakan kewajiban yang sudah
menjadi bagiannya. Ini adalah konsekuensi kebersamaan dalam menunaikan
suatu kewajiban.
Kalau ada suatu kelompok yang
melihat seseorang tenggelam, sementara di antara mereka itu ada orang
yang bisa berenang dan bisa menolong
orang yang tenggelam tersebut, dan
ada pula di antara mereka yang tidak

bisa berenang dan tidak mungkin


memberikan pertolongan, maka yang
wajib melaksanakan tugas ini adalah
orang yang bisa berenang. Dia harus
berusaha
sebisa
mungkin
menyelamatkan orang yang tenggelam
tersebut. Jika dia tidak mengambil inisiatif untuk melaksanakan kewajiban
tersebut, teman-teman yang lain harus
mendorongnya
supaya
segera
melaksanakan kewajiban ini. Jika dia
telah melaksanakan tugasnya, maka
tidak akan seorang pun yang berdosa.
Akan
tetapi,
jika
dia
tidak
melaksanakan kewajiban ini, maka
semuanya menanggung dosa.
Bila tidak ada pilihan dan hanya
satu
orang
saja
yang
bisa
melaksanakan suatu fardhu kifayah,
maka hukumnya menjadi fardhu ain
bagi yang bersangkutan. Sebagai contoh, apabila orang yang tenggelam dan
butuh pertolongan itu hanya disaksikan
oleh seorang saja yang bisa berenang
apabila kejadian itu hanya dilihat
seorang lalu diminta kesaksiannya;
serta apabila di suatu daerah itu hanya
ada seorang dokter, lalu dibutuhkan
perawatan darinya, maka tugas fardhu
kifayah yang harus mereka laksanakan
itu berubah hukumnya menjadi fardhu
ain bagi mereka.
Prof. Dr. Abdul Halim Abu
Syuqqah berkata, Sementara itu,
fardhu kifayah untuk kaum wanita
dalam bidang profesi meliputi tugastugas yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat muslim dari sejumlah
wanita. Tugas-tugas tersebut merupa-

kan tuntutan dan kebutuhan sosial.


Tidak menjadi masalah apakah tugas
tersebut pada dasarnya merupakan
spesialisasi kaum wanita saja, atau tugas yang memerlukan keterlibatan
kaum wanita di dalamnya. Begitu juga
tugas-tugas yang pada dasarnya merupakan bidang khusus kaum laki-laki,
tetapi mengingat keterbatasan tenaga
tenaga kaum laki-laki, maka diperlukan bantuan tenaga wanita guna
mewujudkan kebutuhan masyarakat.
Contoh jenis pertama adalah seperti
mengajar, mengobati dan merawat
kaum wanita, menjaga dan mengajar
anak-anak, memelihara anak-anak
yatim dan anak-anak terlantar, serta
berbagai macam pelayanan sosial
lainnya.
Al Juwaini, dalam Al Ghiyatsi
mengatakan,
Melaksanakan
kewajiban-kewajiban yang hukumnya
fardhu kifayah paling tepat untuk
meningkatkan derajat dan lebih bagus
daripada fardhu ain dalam segi seni
mendekatkan diri kepada Allah.
Seorang hamba yang sudah mukallaf,
bila diberi tugas untuk melaksanakan
suatu kewajiban, ternyata dia meninggalkan dan tidak mengindahkan
perintah agama dengan perbuatan,
maka dia mendapatkan dosa. Tetapi
kalau dia melaksanakan, maka dia
mendapatkan pahala. Jika suatu
kewajiban yang hukumnya fardhu
kifayah diterlantarkan, dosanya menimpa semua, tanpa membedakan
Edisi Februari 2016

pangkat dan derajat. Akan tetapi, jika


ada orang yang melaksanakannya,
berarti dia telah membebaskan dirinya
dan teman-temannya dari dosa dan
siksa, disamping mengharap pahala
yang lebih sempurna. Orang yang me-

Edisi Februari 2016

wakili semua kaum muslimin dalam


melakukan suatu kewajiban dari
berbagai kewajiban agama, martabatnya tidak akan pernah dilecehkan.
Kemudian ada beberapa kewajiban
yang dianggap fardhu kifayah

Bias-Ksmr
GALERI KSMR 2016

Edisi Februari 2016

PROFILE

Ulama Tasawwuf Riau


yang seragam mengenai tokoh tarekat asal
Rokan itu. Perbedaan itu antara lain
mengenai hari kelahiran tokoh tersebut dan
hari berpulang kerahmatullah.

riwayat tuan guru


M engenai
Syekh
Abdul
Wahab

Rokan, hanya dapat dijumpai di dua risalah


atau teks. Risalah atau teks yang pertama
ialah Sejarah Almarhum Waliyullah
Qutubuzzaman Syekh Abdul Wahab Rokan
Tuan Guru Babussalam Langkat, disalin
oleh Syekh Haji Tajuddin bin Syekh Muhammad Daud al Wahab Rokan. Risalah ke
dua dalam bentuk hasil cetakan setebal 219
halaman, yaitu karya H.A. Fuad Said,
Syekh Abdul Wahab Tuan Guru Babusalam, diterbitkan oleh pustaka Babussalam di Medan tahun 1983.
Meskipun yang pertama telah ditulis
oleh salah seorang anak Syekh Abdul
Wahab sedangkan yang kedua telah ditulis
oleh cucunya, tetapi dalam beberapa hal
ternyata tidak dapat memberikan data-data

Edisi Februari 2016

Ayah Syekh Abdul Wahab Rokan


bernama Abdul Manaf bin Muhammad
Yasin bin Maulana Haji Abdullah Tambusai. Sang ayah ini menurut catata Syekh
Abdul Wahab (yang ditulisnya pada tanggal
13 muharrom 1300 hijriah) mempunyai
anak cucu kira kira 670 orang, meliputi
Puak Melayu Besar, Melayu Tengah dan
Batu Hampar. Ibunya bernama Arbayah
binti Dagi, asal Tanah Putih. Tokoh kita ini
telah lahir dengan nama Abdul Qosim di
Danau Runda, Rantau Binuang Sakti,
Negeri Tinggi Kabupaten Bengkalis.
Menurut sumber pertama (Syekh Tajuddin)
Abdul Qosim lahir tanggal 29 september
1830 atau 10 hari rabiul akhir 1246 H. sedangkan teks kedua (dari Fuad Said) lebih
cenderung pada tanggal 10 rabiul akhir
tahun 1230 H atau 28 september 1811 M,
dengan alasan riwayat yang masyhur
mengenai umur beliau ialah 115 tahun, begitu juga hari wafatnya. Menururt Syekh
Tajuddin, Tuan Guru Babusalam itu telah
dijemput oleh tuhannya pada hari sabtu
tanggal 28 november 1926 M. tetapi teks
kedua menyebutkan tokoh besar itu berpulang kerahmatullah dikampung Babussalam
Tanjung Pura Langkat tanggal 21 jumadil
awwal 1345 H atau 27 desember tahun
1926 M.
Abdul Qasim adalah anak ketiga

dari 4 bersaudara, setelah ia diasuh oleh


ibunya selama 2 tahun, ibunya pun meninggal. Dalam keadaan piatu dia diasuh oleh
ayahnya dengan kakaknya bernama Seri
Barat (Hj. Fatimah). Ayah Abdul Qosim
meninggal pula ketika dia telah khatam
quran, kira kira berumur 6-7 tahun, selepas
itu Abdul Qosim dibesarkan oleh kakaknya.
Perjalanan Syekh Abdul Wahab
Rokan telah membina budi pekertinya yang
mulia, ilmu yang mendalam serta penampilan yang berhasil dalam penyebaran agama
Islam melalui Tarekat Naksyahbandiyah
Babussalam. Ini semua terbentang pada
hamparan segala bekas tindakan budayanya,
dalam rentangan umur lebih dari 100 tahun.
Beliau seorang yang beruntung lahir dari
keturunan yang baik. Ayahnya seorang ulama sedangkan ibunya seorang perempuan
muslimah. Setelah beliau terdidik oleh orang
tua dan keluarganya, tokoh ini telah memulai
menimba ilmu dengan lebih dahulu mengaji
alquran di kampung halamannya.

sampai beliau berguru tahun 1863. Setelah


itu beliau bertolak ke Makkah, dengan lebih
dahulu menziarahi Habib Nuh yang terkenal
keramat di Singapura.
Setelah tiba di Makkah, Fakih Muhammad berguru kepada beberapa orang
guru atau syekh yang beraliran Syafii.
Setelah itu barulah mengambil ilmu tarekat
kepada Syekh Sulaiman Zuhdy di puncak
Jabal Abi Kubis. Dari gurunya inilah beliau
mendapat gelar Syekh Abdul Wahab Rokan
Jawi dan mendapat amanah untuk menyiarkan tarekat Naksyahbandiyah untuk wilayah
Sumatera (Aceh sampai Palembang) Semenanjung Tanah Melayu sampai ke Siam.

Pada tahun 1869 Syekh Abdul Wahab


Rokan telah sampai ke tanah air. Tindakannya yang awal ialah mendirikan sebuah kampung di Kubu Tanah Putih bernama Kampung Masjid. Tahun itu juga beliau menikah
dengan anak Datuk Cahaya Tua yang bernama Mariah. Dari sini mulailah mekar tarekat
Naksyahbandiyah ke daerah sekelilingnya,
Setelah Abdul Qosim (yang kelak seperti Kuala, Bila, Panai, Kota Pinang, Duterkenal dengan Syekh Abdul Wahab mai sampai ke Semenanjung Tanah Melayu.
Rokan) menamatkan pelajaran mengaji di
kampungnya, beliau meneruskan pendidiTahun 1874 beliau pindah ke Dumai
kannya ke Tambusai. Pada masa itu kerajaan dan membangun lagi semacam kampung
Tambusai merupakan suatu pusat pendidikan mesjid disana. Dari sinilah pengaruh tarekat
Islam di daerah Rokan. Tamatan Tambusai itu merebak ke daerah Langkat. Dari Dumai
dapat menerima gelar faqih yaitu ahli hukum kemudian berbalik ke Rantau Binuang Sakti,
Islam. Di Tambusai calon tokoh terekat ini negeri kelahirannya. Di situ menikah dengan
berguru kepada Syekh Abdul Halim Tam- adik yang dipertuan besar Sultan Zainal
busai dan juga kepada Syekh Muhammad Abidin yang bernama Tengku Paduka Siti.
Saleh seorang alim asal Minangkabau. Di kerajaan Rantau Binuang Sakti ini beliau
Sukses yang diraihnya telah terbukti dari pernah mendirikan lembaga pendidikan yang
gelar yang diberikan gurunya, yaitu Faqih langsung beliau pimpin.
Muhammad bin Abdul Manaf Tanah Putih.
Tahun 1876 tokoh ini meninggalkan
Tahun 1858 Fakih Muhammad me- Rantau Binuang Sakti (Rokan) lalu menuju
nyeberang ke Semenanjung Tanah Melayu. Negeri Kualah di Sumatera Timur. Di sini
Beliau telah belajar di sana sambil berniaga. dibangun pula Kampung Mesjid (yang
Gurunya Syekh Muhammad Yusuf asal sekarang menjadi ibu kota Kabupaten KuaMinangkabau, telah menambah ilmunya luh Hilir). Sultan Negeri Kualuh ikut belajar

Edisi Februari 2016

tarekat kepada beliau. Setelah membina umat di sini kira-kira 3 tahun, beliau pindah ke
Langkat.
Di Langkat Syekh Abdul Wahab Rokan mendapat sambutan yang baik dari
Sultan Langkat yaitu Sultan Musa. Dari Sultan inilah beliau mendapat sebidang tanah,
yang kemudian dibangun menjadi Kampung Babussalamtahun 1883, yang oleh lidah
Melayu Basilam. Tahun awal pembangunan Babussalam itu dianggap sebagai awal
berdirinya Tarekat Naksyahbandiyah Babussalam. Sedangkan Syekh kemudian menjadi terkenal pula dengan Tuan Guru Babussalam.

Edisi Februari 2016

Haluan
Now
or Never
*Pimred Al-Jauhar

idup adalah persaingan, kita sebagai manusia hanya diberi dua


pilihan dalam menjalani hidup, menjadi seorang pemenang atau
pecundang, tidak ada pilihan ketiga. Persaingan seperti telah menjadi
darah daging dalam tubuh manusia, sudah menjadi hukum alam jika untuk
mendapatkan sesuatu maka kita harus menyingkirkan sesuatu yang lain.
Setiap manusia bahkan harus bersaing demi untuk mendapatkan kehidupan. Ya, setiap calon manusia harus bersaing dengan jutaan sel sperma lainnya untuk membuahi sel telur demi untuk merasakan sesuatu yang
bernama hidup, dan hanya ada satu pemenang dari jutaan sel yang saling
bersaing, itu lah dirimu, atau dengan kata lain, dirimu sudah terlahir sebagai seorang pemenang yang membuat jutaan sel lainnya menjadi seorang
pecundang.
Hal paling mendasar yang harus dilakukan untuk menjadi seorang
pemenang adalah pandai memanfaatkan peluang, jangan tunggu hari esok
untuk menyulap sebuah masalah menjadi sebuah tantangan atau kamu akan
terlindas oleh jutaan manusia yang juga sedang berjuang mencari kesempatan untuk menang. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan kebanyakan orang adalah mengundur waktu, atau dalam bahasa agamanya
disebut at-Taswif, menunggu waktu yang tepat untuk memulai sesuatu,
padahal waktu tidak akan pernah tepat bagi mereka yang menunggu.
Bukankah jam demi jam akan akan terus berputar dan berlalu begitu cepat, sehingga tanpa disadari malam pun mulai merayap, sementara kamu
ternyata belum melakukan apa-apa. Rumusnya mudah saja, sekarang atau
tidak sama sekali, now or never, ketika kamu mengundur suatu pekerjaan,
maka waktu yang kamu undur tersebut tidak akan pernah lagi kembali
kepadamu selamanya.
Terkadang kereta kemenangan tidak akan berhenti di stasiunmu,
ketika ia melihat calon penumpangnya diam saja dan tidak menggubris kedatangannya. Maka mempersiapkan diri untuk menyambut sebuah kemenangan juga perlu, bahkan adakalanya kamu harus mengejar sendiri
keretamu, jika tidak kamu akan menunggu esok hari demi mendapatkan
kereta dengan tujuan yang sama. Itu artinya kamu sudah tidak lagi menjadi seorang pemenang, karena seorang pemenang akan muncul pada kereta
yang pertama. Seorang ahli hikmah pernah berkata, kemuliaan adalah untuk mereka yang memulai,.

Edisi Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai