juga mineral-mineral yang memiliki sifat kimia dan fisika yang khusus, seperti
florit, fosfat, kaolinit dan perlit. Mineral industri sering disebut sebagai mineral
bukan logam (non-metallics).
Sekarang ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam industri pertambangan.
Menurut Taylor (1989 dalam Evans, 1995) bijih dapat didefinisikan sebagai batuan
yang mungkin, diharapkan dapat ditambang dan darinya sesuatu yang bernilai
dapat diekstraksi. Bijih didefinisikan sebagai suatu agregat mineral dalam bentuk padat yang terbentuk secara alamiah, yang dengan keinginan ekonomis suatu
bahan ternilai dapat diekstraksi melalui suatu perlakuan.
SubBab 1.2
ingkatan daur ulang dari material di masa mendatang. Daur ulang akan
memperpanjang umur sumberdaya dan mengurangi sisa-sisa penambangan.
Substitusi dan teknologi baru dapat mengurangi permintaan. Sebagai contoh
penggantian timbal pada baterai mobil, penggantian pipa air yang dibuat
dengan timbal oleh tembaga akan menurunkan permintaan akan timbal.
SubBab 1.3
oksida, atau lelehan oksida dari magma, yang terakumulasi di bawah lelehan
silikat, seperti endapan Cu-Ni di Sudbury/Canada
Hidrotermal: Pengendapan dari larutan air panas, yang melalui permukaan
tubuh magma atau batuan metamorf atau sumber lainnya. Contoh: endapan
porfiri Cu-Au Grasberg/Irian Jaya, Batu Hijau/Sumbawa
Sekreksi lateral: Difusi material bijih atau pengotor dari batuan asal ke suatu
patahan atau celah. Contoh: Yellowknife gold deposits, Canada
Metasomatisme: Pyrometasomatik (skarn) yang terbentuk oleh proses penggantian batuan dinding. Contoh: Ertsberg/Irian Jaya, Batu Hijau/Sumbawa,
Kasihan/Pacitan.
Asal mula proses eksternal:
Pengkayaan sekunder sekunder (supergen): Pelepasan unsur-unsur bernilai dari
bagian atas dari suatu endapan mineral dan terpresipitasi kembali di bagian
yang lebih dalam, sehingga membentuk konsentrasi yang lebih tinggi. Contoh: endapan emas-perak epitermal Pongkor/Jawa Barat; endapan porfiri
Cu-Mo Chuquicamata/Chile.
Ekshalasi volkanik (ekshalasi sedimenter): Ekshalasi larutan hidrotermal pada
permukaan, biasanya di lingkungan laut. Contoh: endapan Kuroko/Jepang.
Akumulasi mekanis: Konsentrasi mineral berat ke dalam endapan placer. Contoh: endapan timah placer di Bangka dan Belitung/Sumatera, endapan emas
placer di Yukon, Canada
Presipitasi sedimenter: Presipitasi unsur-unsur tertentu pada suatu lingkungan sedimen tertentu, baik dengan atau tanpa intervensi organisme tertentu.
Contoh: BIF (Banded Iron Formation) di Brazilia, endapan mangan di Chiaturi/Rusia.
Semua endapan bijih merupakan endapan mineral yang terbentuk sebagai hasil
pengayaan satu atau lebih mineral maupun mineraloid. Untuk membentuk endapan mineral yang ekonomis, diperlukan suatu proses yang akan melokalisir pengayaan satu atau lebih jenis mineral tersebut. Mineral-mineral dapat terkonsentrasi melalui lima macam cara:
Konsentrasi terjadi dari larutan yang panas yang melewati retakan dan pori
batuan di kerak bumi membentuk endapan mineral hidrotermal.
Konsentrasi dari proses magmatik pada batuan beku membentuk endapan
mineral magmatik.
Konsentrasi yang terjadi karena presipitasi dari air danau atau air laut membentuk endapan mineral sedimen.
Konsentrasi dari air permukaan yang mengalir maupun arus di sepanjang
pantai membentuk endapan letakan (placer).
Konsentrasi yang terjadi karena proses pelapukan yang kemudian membentuk endapan mineral residu.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Craig, J. R., 1989. Ore Minerals. Concise Encyclopedia of Mineral Resources. Pergamon,
Oxford, pp. 234241.
Evans, A. M., 1993. Ore Geology and Industrial MineralsAn Introduction., 3rd Edition.
Blackwell Scientific Publications, Oxford, 389 p.
Evans, A. M., 1995. Introduction to Mineral Exploration. Blackwell Science, Oxford, 396 p.
Pohl, W. L., 2005. Mineralische und Energie-Rohstoffe, 5th Edition. E. Schweizerbartsche
Verlagsbuchhandlung, Stuttgart, 527 p.
Robb, L., 2005. Introduction to ore-forming processes. Blackwell Science Ltd, Oxford, 373
p.