Laprak Eldas 3
Laprak Eldas 3
UNIT III
Nama
: Arifin Galu
Nomor Mahasiswa
: 15/384921/TK/43583
Hari Praktikum
: Jumat
Tanggal Praktikum
Kelompok
: 10
1. Tujuan
2. Dasar teori
Penyearah gelombang (rectifier) adalah bagian dari power supply/catu daya yang
berfungsi untuk mengubah sinyal tegangan AC (Alternating Current) menjadi tegangan DC
(Direct Current). Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah diode yang
dikonfiguarsikan secara forward bias. Dalam sebuah power supply tegangan rendah,
sebelum tegangan AC tersebut di ubah menjadi tegangan DC maka tegangan AC tersebut
perlu di turunkan menggunakan transformator stepdown. Ada 3 bagian utama dalam
penyearah gelombang pada suatu power supply yaitu, penurun tegangan (transformator),
penyearah gelombang / rectifier (diode) dan filter (kapasitor). Urutannya sebagai berikut.
Tegangan PLN (AC) transformator rectifier filter tegangan DC. Penyearah
gelombang dibagi menjadi 2 jenis yaitu penearah setengah gelombang dan penyearah
gleombang penuh.
Vavg=
Vm
R
Prinsip kerja dari penyearah gelombang penuh dengan 4 diode diatas dimulai pada
saat output transformator memberikan level tegangan sisi positif, maka D1, D4
pada posisi forward bias dan D2, D3 pada posisi reverse bias sehingga level
tegangan sisi puncak positif tersebut akan di leawatkan melalui D1 ke D4.
Kemudian pada saat output transformator memberikan level tegangan sisi puncak
negatif maka D2, D4 pada posisi forward bias dan D1, D2 pada posisi reverse bias
sehingan level tegangan sisi negatif tersebut dialirkan melalui D2, D4.
Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda ini dapat
bekerja karena menggunakan transformator dengan CT. Transformator dengan CT
seperti pada gambar diatas dapat memberikan output tegangan AC pada kedua
terminal output sekunder terhadap terminal CT dengan level tegangan yang
berbeda fasa 180. Pada saat terminal output transformator pada D1 memberikan
sinyal puncak positif maka terminal output pada D2 memberikan sinyal puncak
negatif, pada kondisi ini D1 pada posisi forward dan D2 pada posisi reverse.
Sehingga sisi puncak positif dilewatkan melalui D1. Kemudian pada saat terminal
output transformator pada D1 memberikan sinyal puncak negatif maka terminal
output pada D2 memberikan sinyal puncak positif, pada kondisi ini D1 posisi
reverse dan D2 pada posisi forward. Sehingga sinyal puncak positif dilewatkan
melalui D2.
Vavg=
2 Vm
Fungsi kapasitor
pada rangkaian
diatas untuk menekan
ripple (riak) yang
terjadi dari proses
penyearahan
gelombang AC. Setelah
dipasang filter kapasitor maka
output dari rangkaian penyearah gelombang penuh ini akan menjadi tegangan DC
(Direct Current).
V DC =
2 Vmax
V Ripple =
I Load
fC
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Resistor 22 k 1buah
Resistor 10 k 1 buah
Resistor 3 k 1 buah
Resistor 560 1 buah
Kapasitor 220 F/35 V 1 buah
Kapasitor 47 F/25 V 1 buah
Transistor Fes 9013 1 buah
Potensio mono 5 k
LED 1 buah
Beberapa kabel jumper
21.
C. Analisa Gambar Rangkaian
1. Sistem penyearah gelombang penuh
a. Pengujian gelombang sebelum tapis dipasang
22.
23. Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan
menggunakan 2 diode. Tegangan input merupakan tegangan AC (tegangan PLN)
yang dihubungkan dengan trafo step down, dengan nilai keluaran sebesar 12 V. Trafo
ini merupakan trafo CT (Center Tap), dimana terdapat 2 keluaran input tegangan
yaitu V1 dan V2 yang besar nilainya sama serta terdapat keluaran berupa ground yang
berasal dari CT. Hasil keluaran dari trafo akan masuk ke diode, arus V 1 masuk pada
diode 1, arus V2 masuk pada diode 2. Dimana pada saat V1 positif arus akan
dilewatkan oleh diode 1, V2 negatif arus akan ditahan oleh diode 2. Tetapi pada saat
V2 positif arus akan lewat pada diode 2, V1 bernilai negatif arus akan ditahan oleh
diode 1. Selanjutnya arus dari diode 1 dan diode 2 akan bersatu di satu titik dan
mengalir ke beban resistor 10 k.
24.
25.
b. Pengujian setelah tapis dipasang
26.
27. Pada rangkaian ini terdapat penambahan 2 kapasitor yang berfungsi sebagai filter
yang menghasilkan geombang riak, output gelombang riak dipengaruhi oleh
besarnya nilai kapasitor yag dipasang, semakin besar nilai kapasitor yang digunakan
maka akan semakin halus gelombang yang dihasilkan.
c. Pengujian dengan beban resistor
28.
29. Untuk pengujian menggunakan beban resistor bentuk gelombang riak1 yang
dihasilkan berupa gelombang bergerigi, karena resistor berfungsi sebagai tahanan,
semakin besar nilai resistor maka akan semakin halus ripple(riak) yang dihasilkan.
2. Pengujian daya terkendali
a. Pengujian tanpa beban, dengan tegangan output diatur menjadi 5 V
30.
31. Pada rangkaian ini dengan adanya penyedia daya terkendali, kita dapat mengatur
V output pada keluaran rangkaian sebesar nilai yang diinginkan. Pada rangkaian ini
kita menginginkan V output sebesar 5 Volt. Kita dapat mengubah ubah besar nilai
keluaran V output dengan mengubah besar nilai potensiometer yaitu dengan
memutar pemutar pada potensiometer. Dan diukur pada multimeter sampai
menunjukkan angka 5 V.
b. Pengujian dengan beban resistor
32.
33. Pada rangakaian ini untuk nilai beban tidak menggunakan nilai hambatan dari
potensiometer, namun menggunakan nilai beban pada RL1, RL2 dan RL3.
c. Pengujian R1, R2 dan V In DC dengan V Output bervariasi
34.
35. Pada rangkaian ini kita merubah rubah nilai potensiometer untuk mendapatkan
nilai V output yang bervariasi. V output yang digunakan antara lain 3 V, 4 V, 6 V,
7V, 9 V, 10 V.
36.
D. Hasil Pengujian
I.
70.
71.
72.
73.
74.
75. Gambar gelombang Riak2 :
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
3. Pengujian Bentuk Gelombang dengan Beban Resistor
-
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
-
107.
108. Gambar gelombang Riak2 :
109.
110.
111.
112.
113.
114.
-
128.
129.
130.
131.
132.
II. Merangkai dan menguji penyedia daya terkendali
1. Pengujian tanpa Beban, dengan Tegangan Output diatur 5 V
133.
VIn DC = 23 V (multimeter)
134.
VOut = 5 V
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
2. Pengujian dengan beban resistor
-
155.
156.
157.
158.
159.
160. Gambar gelombang Riak2 :
161.
162.
163.
164.
165.
166.
-
204.
Potensio
: 0,9 Ohm
R Seri
: 657 Ohm
Kapasitor 1
: 28 F/25 V
Kapasitor 2
: 200 F/25 V
Data pengamatan
205.
V
O
u
t
209.
3V
206.
V In
D
C
210.
2,75
207.
R1
208.
R2
211.
212.
213.
4V
217.
6V
221.
7V
225.
9V
229.
10 V
214.
3,05
218.
5,87
222.
8,1
226.
9,23
230.
12,0
3
215.
216.
219.
220.
223.
224.
227.
228.
231.
60
232.
22
233.
E. Analisa Hasil Pengujian
1. Sistem penyearah gelombang penuh
a. Pengujian bentuk gelombang sebelum tapis dipasang
234. Input trafo CT berupa tegangan AC yang berasal dari PLN, pada keluaran
memiliki besar tegangan V1 dan V2 yang memiliki nilai yang sama besar. Dengan
menggunakan CRO didapatkan nilai V1 = 22,5 V dan V2 = 23,75 V. Seharusnya nilai V1
dan V2 sama besar, mungkin ini disebabkan karena kesalahan perhitungan. Maka antara
V1 dan V2 dicari nilai rata-ratanya yaitu (V1 + V2)/2 = 23,125 V Tegangan yang
dihitung oleh CRO merupakan tegangan peak to peak ( Vpp ). Sehingga tegangan
sebenarnya atau tegangan dari peak to ground adalah VPP / 2. Tegangan ini disebut
dengan tegangan V max =
Vpp
2
23,125
2
= 11,5625 V
235.
236. Voutput = Vmax 0,7 = 11,5625 0,7 = 10,8625 V
237.
238. Pada hasil pengujian V output sebesar 10,5 V, hasil mendekati nilai perhitungan.
239.
240. Untuk mencari V output DC digunakan, V out DC =
21,725
3,14
2 Voutput
= 6,91 V
241.
242. Hasil pengujian V output DC = 10,9 V, hasil cukup jauh dari nilai perhitungan.
243. Pada hasil pengujian gambar gelombang V1 masih terlihat bentuk gelombang
sinusoida yang memiliki fase positif dan fase negatif. Gambar gelombang V2 pun tidak
jauh berbeda karena V1 dan V2 memiliki besar nilai yang sama. Untuk gambar
gelombang output, pada nilai negatif ditahan sehingga hanya terlihat bagian positif
saja.
244.
Xc
R
Xc
252.
x Vriak 1
1,3
C
253. Vriak 2 =
Xc
R
254.
27,65
1000
1,3
47
= 27,65
x Vriak 1
x 0,68 = 0,018 V
255.
256. Hasil pengukuran sebesar 0,09 V, hasil cukup jauh berbeda.
257. Hasil pengujian gambar pada Riak1 gelombang output masih memiliki besar nilai
riak yang besar sehingga masih terlihat gelombang yang seperti gerigi. Sedangkan
pada pengujian gambar pada Riak2 gelombang output sudah memiliki besar nilai riak
yang lebih kecil.
258.
c. Pengujian bentuk gelombang dengan beban resistor
itu tidak akan menyimpang terlalu jauh. Drop tegangan pada resistor seri 1 k
yang menyebabkan adanya perbedaan besar nilai output.
260.
Dengan menggunakan CRO Vriak 1 didapat sebesar 7,6 V, sedangkan
Vriak 2 didapatkan sebesar 0,028 V. Nilai pada Vriak 2 didapat lebih kecil
dibanding dengan Vriak 1, menandakan kapasitor pada C2 berfungsi dengan baik
yaitu untuk memperhalus gelombang riak pada output. Besarnya nilai Vriak 1 dan
Vriak 2 ditentukan oleh adanya beban resistor RL1.
261.
262.
Vout DC1 = 7,53 V (sesuai hasil pengukuran)
263.
Vout DC2 =
264.
265.
266.
267.
268.
RL
R+ RL
3000
1000+3000
x Vout DC1
x 7,53 = 5,6475 V
269.
Xc
1,3
C
270.
Vriak 2 =
Xc
R
x Vriak 1
271.
272.
273.
27,65
1000
1,3
47
= 27,65
x 7,6 = 0,21 V
274.
278.
279.
Vout DC2 =
280.
281.
282.
283.
284.
RL
R+ RL
22000
1000+ 22000
x Vout DC1
x 15,6 = 14,92 V
285.
Xc
1,3
C
286.
Vriak 2 =
Xc
R
x Vriak 1
287.
288.
289.
27,65
1000
1,3
47
= 27,65
x 0,8 = 0,022 V
290.
Vout DC2 =
296.
297.
298.
RL
R+ RL
47000
1000+ 47000
x Vout DC1
x 15,45 = 15,12 V
299.
300.
301.
Xc
1,3
C
302.
Vriak 2 =
Xc
R
303.
1,3
47
x Vriak 1
27,65
1000
= 27,65
x 0,68 = 0,018 V
304.
305.
Hasil pengujian Vriak 2 = 0,025 V ( kurang mendekati hasil
perhitungan )
306.
307.
Dari ketiga percobaan, didapatkan hasil gambar gelombang riak 1
maupun gelombang riak 2 yang masing masing hampir sama, yang
membedakannya hanya besar nilai amplitude gelombang output tersebut.
308.
2. Pengujian penyedia daya terkendali
a. Pengujian tanpa beban dengan tegangan output diatur pada 5 V
309. Pada pengujian ini diatur agar nilai Vout menjadi 5 V dengan mengubah besar
nilai pada potensiometer. Sehingga didapatkan besar nilai V In DC sebesar 23 V, untuk
Vriak In dengan menggunakan CRO didapat nilai sebesar 0,48 V, sedangkan untuk
Vriak out didapatkan nilai sebesar 0,35 V. Dari hasil pengujian didapatkan kapasitor C2
berfungsi dengan baik karena besar nilai Vriak out menjadi lebih kecil dibanding besar
nilai Vriak In.
310.
311. Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat
gelombang yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out
semakin terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapasitor C2.
312.
b. Pengujian dengan beban resistor
315.
Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat
gelombang yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out
semakin terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapasitor C2.
316.
percobaan ini hanya pada saat V Out 10 V nilai R1 dan R2 terukur, umtuk variasi V
Out yang lain tidak sempat terukur karenaa keterbatasan waktu.
328.
F. Kesimpulan
1. Pada sistem penyearah gelombang penuh dapat menggunakan 2 dioda atau 4 dioda, untuk
penggunaan 4 dioda sering juda disebut bridge wave rectifier.
2. Pada dioda reverse bias, dioda akan menahan sinyal negatif yang dihasilkan, jadi pada
output sinyal negatif tidak ditampilkan.
3. Pada penambahan kapasitor membuat sinyal pada dioda sebelumnya menjadi berriak
(ripple), semakin besar nilai kapasitansi maka gelombang riak akan semakin kecil atau
semakin halus.
4. Potensiometer digunakan sebagai pengatur nilai V output pada pengujian penyedia daya
terkendali.
5. Hasil output dari rangkaian penyearah gelombang seharusnya sudah berupa tegangan DC
329.
330.
331.
G. Lampiran
1. Besar nilai faktor riak sebelum tapis dipasang
332.
r=
333.
334.
Vr (rms)
Vdc
x 100% =
7,4
10,9
x 100% = 67 %
Vr (rms)
Vdc
x 100% =
0,09
16,52
x 100% = 0,54 %
2. Sebelum tapis dipasang dioda berfungsi sebagai penyearah gelombang penuh, pada saat
mode forward bias mengalirkan gelombang sinusoidal berfase positif, sedangkan pada saat
mode reverse bias akan menahan gelombang sinusoida inputan berfase negatif. Sedangkan
tahanan blider berfungsi sebagai beban output sehingga terjadi drop tegangan pada diri
tahanan blider, sehingga tercipta adanya arus yang membuat rangkaian tidak short.
3. Kapastor berfungsi sebagai tapis(filter) sehingga hasil output dari rangkaian kapasitor
menghasilkan riak gelombang yang diinginkan kecil. R seri berfungsi sebagai drop
tegangan sebelum arus hasil penapisan kapasitor C1 mengalir ke kapasitor C2.
Potensiometer berfungsi sebagai pengatur besar nilai output yang diinginkan dengan
merubah besar nilai tahanan dirinya sendiri. Transistor berfungsi sebagai regulator
tegangan.
4. Dengan merubah nilai Vout tidak mempengaruhi besar nilai Vin DC. Yang menyesuaikan
adalah besar nilai R1 dan R2.
5.
335.
336.
337.
338.
339.
340.
341.
Vout