Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
Mardhatillah
Pembimbing :
Dr. Cut Elvira Novita, M.Ked, Sp.THT-KL
Anatomi Hidung
Hidung Luar
Hidung luar berbentuk piramid dengan
bagianbagiannya dari atas ke bawah:
Pangkal hidung (bridge)
Dorsum nasi
Puncak hidung
Ala nasi
Kolumela
Lubang hidung
(nares anterior)
Anatomi Hidung
Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk
terowongan dari depan ke belakang dipisahkan
oleh septum nasi dibagian tengahnya sehingga
menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Setiap
kavum nasi mempunyai 4 buah dinding yaitu
dinding medial, lateral, inferior dan superior.
Konka nasalis
Fisiologi Hidung
Sebagai jalan nafas
Pengatur kondisi udara (air
conditioning)
Sebagai penyaring dan pelindung
Indra penghidu
Resonansi suara
Proses bicara
Refleks nasal
POLIP HIDUNG
Pengertian
Polip nasi massa
lunak yang tumbuh di
dalam rongga hidung.
Sebagian besar polip
berwarna putih bening
atau keabu abuan,
mengkilat, lunak karena
banyak mengandung
cairan (polip edematosa).
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi polip nasi pada populasi
bervariasi antara 0,2%-4,3% (Drake Lee
1997, Ferguson et al.2006)
Polip nasi dapat mengenai semua ras dan
frekuensinya meningkat sesuai usia.
Polip nasi biasanya terjadi pada rentang
usia 30 tahun sampai 60 tahun
dua sampai empat kali lebih sering terjadi
Etiologi
Polip hidung biasanya terbentuk
sebagai akibat reaksi hipersensitif
atau reaksi alergi pada mukosa
hidung.
Peranan infeksi pada pembentukan
polip hidung belum diketahui dengan
pasti
tetapi ada keragu-raguan bahwa
infeksi dalam hidung atau sinus
paranasal
seringkali
ditemukan
bersamaan dengan adanya polip
Faktor Predisposisi
PATOFISIOLOGI
Patogenesis polip nasi masih belum diketahui.
Perkembangan polip telah dihubungkan dengan
inflamasi kronik,disfungsi saraf otonom serta
predisposisi genetik pnyebab tersering adalah
sinusitis kronik dan rinitis alergi. Dalam jangka
waktu yang lama, vasodilatasi lama dari
pembuluh darah submukosa edema mukosa
Ketidakseimbangan saraf vasomotor
peningkatan permeabilitas kapiler dan
gangguan regulasi vascularlepasnya sitokin
dari sel mast edema terbentuk polip
PATOGENESIS
Terdapat 3 faktor penting yang berperan di
dalam terjadinya polip, yaitu
1. Peradangan lama dan berulang pada
selaput permukaan hidung dan sinus
2. Gangguan keseimbangan Vasomotor
3. Peningkatan tekanan cairan antar ruang
sel dan bengkak selaput permukaan
hidung
Gejala Klinis
Rasa sumbatan di hidung (Gejala
Utama). Sumbatan ini tidak hilang
timbul dan makin lama semakin
berat keluhannya.
Umumnya, penderita juga
mengeluh rinore cair dan post nasal
drip.
Hiposmia atau anosmia (Bila
sumbatan semakin besar)
Sinusitis (Komplikasi sumbatan
paranasal) dengan keluhan nyeri
kepala dan rinore
Diagnosis
Keluhan utama pasien hidung tersumbat dari
ringan ke berat, rinore yang mulai dari jernih
sampai purulen, hiposmia/ anosmia, dapat
disertai bersin-bersin, nyeri pada hidung disertai
sakit kepala di daerah frontal. Bila disertai infeksi
sekunder didapatkan post nasal drip dan rinore
purulen.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik, hidung tampak mekar karena
pelebaran batang hidung akibat polip nasi yang
masif yang menyebabkan deformitas hidung luar.
Pada rinoskopi anterior, dilihat adanya massa
berwarna pucat, berasal dari meatus medius dan
mudah digerakkan.
Pemeriksaan Penunjang
Naso-endoskopi gambaran yang baik dari
polip, khususnya polip berukuran kecil di meatus
media. Polip stadium 1 dan 2 kadang-kadang
tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi anterior
Pemeriksaan radiologi penebalan mukosa dan
adanya batas udara dan cairan di dalam sinus,
tetapi pemeriksaan ini kurang bermanfaat pada
pada kasus polip.
CT scan ada kelainan anatomi, polip, atau
sumbatan pada komplek osteomeatal. CT scan
terutama diindikasikan pada kasus polip yang
gagal diterapi dengan medikamentosa.
Klasifikasi
Stadium 0: Tidak ada polip
Stadium 1: polip masih terbatas di meatus
medius
Stadium 2: polip sudah keluar dari meatus
medius, tampak di rongga hidung tapi belum
memenuhi rongga hidung dan tidak
menyebabkan obstruksi total
Stadium 3: polip yang massif/ obstruksi total
Diagnosis Banding
Polip didiagnosa bandingkan dengan konka
polipoid:
Tidak bertangkai
Sukar digerakkan
Nyeri bila ditekan dengan pinset
Mudah berdarah
Dapat mengecil pada pemakaian vasokonstriktor
(kapas adrenalin)
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa kortikosteroid, antibiotik
Non Medikamentosa Operasi
Polipektomi
Etmoidektomi
Prognosis
Polip hidung sering tumbuh kembali, oleh karena
itu pengobatannya juga perlu ditujukan kepada
penyebabnya, misalnya alergi. Terapi yang paling
ideal pada rinitis alergi adalah menghindari
kontak dengan alergen penyebab dan eliminasi.
THANK YOU!