Anda di halaman 1dari 16

SKENARIO 5.

Restorasi Rigid
Seorang laki-laki usia 30 tahun dating ke klinik RSGM UNEJ ingin
menambalkan gigi belakang kanan bawah, gigi tersebut pernah ditambal dengan
bahan yang sewarna dengan warna gigi. Pasien mengeluh ada tambalan yang gupil
sehingga sering kemasukan makanan dan tidak pernah merasakan sakit spontan. Pada
pemeriksaan klinis tampak gigi 46 karies sekunder dibagian mesial dan sisa sedikit
tumpatan di bagian oklusal gigi, pecah cups mesiopalatal, gigi masih vital, tidak ada
kegoyangan, dan sisa jaringan gigi masih baik. Dokter gigi merencanakan
membuatkan restorasi rigid onlay. Pada kunjungan pertama ini dokter gigi hanya
membersihkan kavitas dan melakukan tindakan relief of pain.
Step 1 (Identifikasi kata-kata sulit)
1.

Restorasi rigid onlay


Restorasi rigid :
Restorasi rigid adalah restorasi yang dibuat di dental laboratorium dengan
menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan pada
gigi. Umumnya restorasi ini membutuhkan kunjungan yang berulang karena pada
kunjungan pertama dibuat di laboratorium, kemudian kunjungan berikutnya
pemasangan, dan penempatan tumpatan sementara sehingga menjadikan restorasi
ini lebih mahal dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Terbuat dari bahan
yang rigid/keras.
Onlay :
Rekonstruksi gigi yang lebih luas, meliputi satu atau lebih cups. Dilakukan
apabila morfologi gigi mengalami perubahan akibat restorasi sebelumnya/karies,
apabila pada

gigi

indikasi inlay/onlay namun jika

diberi

tumpatan

direk

dikhawatirkan gigi akan pecah karena tidak kuat menahan beban kunyah.
Onlay digunakan apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan
karena restorasi sebelumnya, karies, atau penggunaan fisik, sehingga inlay
dengan dua permukaan tidak akan adekuat lagi. Hal ini memerlukan suatu
restorasi yang meliputi seluruh daerah oklusal. Dan dalam keadaan ini, onlay
MOD merupakan jenis restorasi yang tepat.

2.

Relief of pain
Tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit baik sebelum atau
sesudah perawatan, dapat menggunakan cotton pellete yang diberi obat

3.

penghilang nyeri seperti eugenol.


Karies sekunder
Karies yang terjadi pada gigi yang sebelumnya sudah pernah dilakukan
penumpatan, terjadi pada tepi restorasi oleh karena kebocoran pada kavitas,
tumpatan, atau tepi preparasi kavitas yang buruk. Menyebar di dalam/ditepi
restorasi karena terjadi akumulasi debris pada tepi restorasi sehingga terbentuk
karies sekunder, disebut juga restorasi rekurent karena tumpatan bocor sehingga
bakteri mudah masuk.

Step 2 (Rumusan Masalah)


1.
2.
3.

Apa saja macam-macam restorasi rigid?


Bagaimana indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid onlay?
Apa saja hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan preparasi

4.

onlay?
Bagaimana pertimbangan dokter gigi sehingga dapat memilih perawatan restorasi

5.
6.

rigid onlay?
Apa bahan restorasi rigid onlay yang tepat untuk kasus di skenario?
Bagaimana prosedur restorasi rigid onlay?

Step 3 (Jawaban rumusan masalah)


1.

Macam-macam restorasi rigid


a. Inlay
Restorasi yang ditempatkan dalam kavitas diantara cusp,
jaringan

gigi

masih

ada.

Inlay

dapat

juga

dimana

digunakan

sisa
untuk

menggantikan restorasi yang lama.


Onlay
Restorasi yang melibatkan satu cusp atau lebih.
c. Veneer
Restorasi pada permukaan gigi dengan cara melapisi bahan yang menyerupai
b.

gigi, diindikasikan pada gigi yang mengalami perubahan warna sehingga tidak
d.

sama dengan gigi asli atau gigi sebelahnya.


Full crown

Restorasi yang digunakan untuk menyelubungi mahkota apabila sudah tidak


dapat dilakukan inlay / onlay. Biasanya pada gigi yang mengalami karies yang
e.

sangat luas, dan dapat dipakai pada gigi yang sangat pendek.
Mahkota pasak
Restorasi yang dilakukan pada gigi perawatan post endodontic / perawatan
saluran akar. Dimana retensi berupa pasak pada saluran akarnya.

2.

Indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid onlay


Indikasi :
a. Kerusakan posterior masih terdapat dinding lingual maupun bukal
b. Karies interproksimal gigi posterior dan fraaktur tonjol
c. Abrasi gigi posterior yang luas
d. Mengganti gigi posterior yang rusak
e. Posterior yang mengalami tekanan yang kuat
f. Kerusakan gigi posterior yang menerima tekanan yang besar
g. Lebar karies atau kavitas > 1/3 - 1/2 jarak antar cusp
h. Abrasi gigi posterior yang luas
Kontraindikasi :
a. Dinding bukal, lingual rusak
b. OH buruk
c. Insidensi karies tinggi
d. Mahkota pendek
e. Kavitas yang kecil

3.

Hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan preparasi onlay


a. Karies dan penyakit periodontium telah terkendali
b. OH pasien harus baik, apabila ada kalkulus sebaiknya dilakukan
scalling terlebih dahulu.
c. Gigi harus diperiksa secara klinik dan radiografik untuk meyakinkan bahwa
penyakit yang tidak dirawat sudah tidak ada.
d. Keadaan pulpa harus jelas, jika pulpitis harus dirawat dulu.
e. Model studi hendaknya dibuat sebagai petunjuk selama pembuatan restorasi
rigid.

4.

Pertimbangan dokter gigi dalam memilih perawatan onlay


Pada kasus diskenario dipertimbangkan perawatan restorasi rigid onlay oleh
karena:
a. Pasien sudah memiliki riwayat tambalan dimana disebutkan bahwa tambalan
tersebut pecah, sehingga sering kemasukan makanan. Jika pasien diberikan

perawatan yang sama (restorasi plastis) maka tidak akan mampu memperbaiki
kerusakan, tumpatan dapat pecah kembali.
b. Gigi yang mengalami kerusakan adalah gigi 46, yakni gigi posterior yang
menerima beban oklusal yang berat. Sehingga dibutuhkan restorasi yang kuat
sekaligus dapat memperbaiki morfologinya.
c. Disebutkan di skenario bahwa gigi 46 mengalami pecah cups mesiopalatal,
hal ini sesuai dengan indikasi onlay yakni untuk merekonstruksi gigi dengan
kerusakan meliputi satu atau lebih cups.
d. Disebutkan juga di scenario bahwa gigi masih vital, tidak ada kegoyangan dan
sisa jaringan masih baik, sehingga dengan perawatan onlay dirasa cukup
efektif.

5.

Bahan onlay yang tepat untuk kasus di skenario


Bahan onlay diantaranya adalah :
a. Logam
- Logam tradisional adalah emas murni (24 karat, 100% atau 1000 fine),
tetapi jarang digunakan karena sangat lunak sehingga diperlukan logam
campuran (alloy 60%) dan 20% emas murni.
- Memiliki kekuatan tensil yang tinggi, namun estetiknya kurang.
b. Porselene
- Estetiknya sangat baik karena warnanya serupa dengan warna gigi dan
-

tidak akan mengalami perubahan warna dalam jangka waktu yang lama,
Memiliki toleransi degan jaringan sekitar yang baik,
Tahan abrasi
Porcelain tradisional hanya dapat digunakan untuk gigi anterior karena
kekuatannya yang kurang baik, namun porcelain yang terbaru memiliki

kekuatan yang cukup baik sehingga dapat digunakan pada gigi posterior.
c. Porcelain fused to metal
- Warna bisa berubah dalam jangka waktu tertentu.
- Kekuatan lebih baik daripada porselen tetapi masih dibawah kekuatan
-

logam.
Estetik lebih baik daripada logam tetapi masih dibawah estetik

porcelain.
Jadi, berdasarkan penjelasan diatas maka pertimbangan membuat restorasi
onlay dengan bahan porselen fused to metal dengan alas an estetik dan kekuatan

karena yang akan direstorasi adalah gigi posterior, selain itu dari riwayat
sebelumnya pasien pernah di restorasi yang sewarna dengan warna gigi, jadi
pasien juga memperhatikan faktor estetisnya. Namun, juga dapat dipertimbangan
berdasarkan ekonomi pasien.
6.

Prosedur restorasi onlay


a. Gigi pasien yang mengalami karies dibersihkan, bongkar tumpatan lama
b. Di preparasi sesuai kebutuhan
c. Dilakukan pencetakan karena onlay hanya dapat dilakukan secara indirect
d. Hasil cetakan dikirim ke dental lab
e. Gigi pasien ditutup dengan restorasi sementara
f. Setelah jadi, pasien diintruksikan untuk kembali
g. Bongkar tumpatan sementara
h. Dilakukan TRIAL, dengan tujuan ;
- Melihat adaptasi logam dengan kavitas
- Kontak proksimal harus rapat
- Tidak boleh ada kontak premature
- Setelah hal-hal diatas terpenuhi, restorasi kemudian dihaluskan agar tidak
terdapat permukaan yang tajam yang dapat mengiritasi jaringan lunak.
i. Dipasang dengan menggunakan semen. Adapun jenis-jenis semen yang dapat
digunakan diantaranya ;
- Seng polikarboksilat lutting semen
- Seng phosfat lutting semen
- GI tipe I
- Semen resin (adhesive dual cure cement)
Prosedur penyemenan mengikuti anjuran dari masing masing pabrik.

Step 4 (Mapping)
KARIES

Restorasi Rigid

Restorasi Plastis

Inlay

Onlay

Veneer

Full crown

Mahkota Pasak

Pemilihan bahan

Indikasi dan
Kontraindikasi

Prosedur

Keterangan
: Dibahas secara mendalam
: Tidak dibahas
Step 5 (Learning Object)
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang :
1.
2.
3.
4.

Pemilihan bahan restorasi rigid


Indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid
Kelebihan dan kekurangan restorasi rigid
Prosedur restorasi rigid

Step 6 (Belajar mandiri)


6

Kekurangan dan
Kelebihan

Step 7 (Jawaban learning object)


1.

Pemilihan bahan restorasi onlay


a. Logam
Logam memiliki kekuatan yang baik, tidak mudah retak dan tahan lama.
Namun secara estetik kurang baik karena tidak sewarna dengan warna gigi.
Indikasi
-

Untuk restorasi di oklusal

Untuk restorasi yang besar dan dalam, terutama yang meluas sampai
aproksimal

Kehilangan sebagian cusp

Pada gigi yang mengalami kegagalan restorasi sebelumnya

Hasil pilihan pasien

Sebagai sandaran cengkram GTSL

Sebagai penyangga dari bridge

Pada gigi yang mengalami abrasi yang luas atau karies yang lebar
meskipun dangkal

Pada daerah yang menerima tekanan oklusal yang besar

Pada kasus dimana diperlukan:

Perlindungan pada jaringan periodontal

Kontak yang lebih baik dengan gigi tetangga

Kontraindikasi
-

Frekuensi karies tinggi

Usia muda (kurang dari 10 tahun)

OH buruk

Pada pasien dengan alergi logam

b. Komposit

Kelebihan
-

Komposit merupakan bahan onlay non logam yang memiliki estetik yang
baik karena warnanya dapat disesuaikan dengan warna gigi,

Preparasinya mudah

Memiliki modulus elasttisitas yang mendekati dentin,

Kekurangan
-

Komposit memiliki ketahanan yang lebih rendah dibandingkan dengan


restorasi rigid lain.

Kurang dapat beradaptasi dengan dinding kavitas

Dalam proses pembuatannya membutuhkan tungku khusus.


Namun terdapat komposit generasi baru yakni komposit nanofiller yang

memiliki sifat fisik yang lebih baik baik dari segi ketahan maupun adaptasi
terhadap pada dinding kavitas. Hal ini dikarenakan komposit nanofiller sudah
melewati proses silanisasi. Proses ini bertujuan untuk mencegah gangguan
hidrolisis sehingga keretakan dapat dihindari karena terjadi perlekatan yang
lebih baik antara resin dengan gigi.
c. Porselen
Kelebihan
-

Porselen adalah bahan onlay non-logam yang memiliki estetik yang


sangat baik,

Mempunyai daya perlekatan mekanik yang baik,

Warna lebih stabil,

Penyusutan minimal,

Toleransi terhadap jaringan sekitar baik,

Ketahanan baik tapi kurang dibanding logam,

Biocompatible (tidak mengiritasi dan tidak toksik), karena temperature


pembakarannya tinggi. Berikut ini adalah temperature pembakan
porselen:

Regular felspathic porcelain (temperatur tinggi 1200-1400 oC)

Aluminous porcelain (temperatur sedang 1050-1200 oC)


Metal bonding porcelain (temperatur rendah 800-1050 oC)

Mampu menguatkan struktur gigi.

Karena dibuat di laboratorium maka pencetakan anatomi dan kontak


proksimal lebih baik

Permukaan halus sehingga mecegah akumulasi plak

Indikasi
-

Restorasi kelas I, II, IV pada pasien yang membutuhkan estetik

Pada gigi dengan karies yang besar

Pada gigi yang mengalami kegagalan restorasi sebelumnya

Keadaan social-ekonomi pasien memungkinkan

Pasien dengan alergi logam

Kebutuhan restorasi yang tahan abrasi

Kontraindikasi
-

Tidak dianjurkan untuk merestorasi pada daerah yang mendapat tekanan


oklusal yang tinggi

Pada pasien dengan kebiasaan bruxism

Pada daerah yang tidak dapat diisolasi dengan baik

d. Porcelain fuse to metal


Porcelain fuse to metal adalah gabungan dari porselen dan logam yang
memiliki estetik dan kekuatan yang baik.
Indikasi
-

Restorasi pada gigi posterior yang membutuhkan kekuatan dan estetik

Pada kavitas kelas II yang dalam dan meluas sampai ke CEJ. Contohnya:
pada area proksimal premolar dan molar

Keadaan social ekonomi pasien yang memungkinkan

Kontraindikasi
-

Terdapat banyak karies dan tekanan oklusal yang tinggi

Pada preparasi subgingival yang dalam

2.

Pada pasien dengan kebiasaan bruxism

Pada daerah yang tidak dapat diisolasi dengan baik

Pada pasien dengan alergi logam

Indikasi dan Kontraindikasi Onlay


a. Indikasi
-

Pengganti restorasi amalgam yang rusak

Sebagai penghubung cusp bukal dan lingual

Restorasi karies interproksimal gigi posterior

Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang berat

Abrasi gigi posterior yang luas

Lebar isthmus telah melebihi sepertiga jarak antar cusp

Mahkota klinis masih tinggi

Untuk restorasi posterior pasca perawatan saluran akar dengan dinding


bukal dan lingual masih utuh

OH baik

Pada kasus yang memerlukan perlindungan terhadap jaringan periodontal

Memperbaiki oklusi

Sebagai abudment GTSL

Mempertahankan sebagian besar jaringan gigi yang berhubungan dengan


gingival dan sehingga hal ini merupakan suatu pertimbangan periodontal
yang sangat membantu.

b. Kontraindikasi
3.

Dinding bukal dan lingual rusak


OH buruk
Insidensi karies tinggi
Mahkota klinis yang pendek
Pada kavitas yang kecil, jadi lebih diindikasikan restorasi plastis
Pasien usia muda (kurang dari 10 tahun), karena ruang pulpa masih lebar.

Kelebihan dan Kekurangan Onlay

10

a. Kelebihan dan kekurangan secara umum


Kelebihan :
-

Menutupi seluruh permukaan oklusal sehingga dapat memperbaiki oklusi


(anatomi gigi),

Melindungi cusp,

Tekanan kunyah dapat diteruskan secara merata ke jaringan gigi,

Biocompatible,

Karena dibuat di laboratorium maka akan didapatkan salinan gigi yang


baik, sehingga menghasilkan anatomi gigi dan kontak proksimal yang
baik, memperkecil terjadinya penyusutan, memudahkan insersi dan
memudahkan pembentukan morfologi dan kontur,

Lebih sederhana dari pada crown,

Mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada tumpatan plastis,

Mempertahankan jaringan gigi.

Kekurangan
-

Biaya lebih mahal

Membutuhkan lebih banyak waktu

Tahapan lebih rumit

Mungkin dapat terjadi sensitivitas pada pasien

b. Kelebihan dan kekurangan masing-masing bahan onlay


Logam
Kelebihan
- Murah,
- Kekuatan tarik dan kekuatan tekan besar,
- Tidak mudah retak.
Kekurangan
- Estetika kurang karena tidak sewarna dengan gigi
Porselen
Kelebihan
- Estetik bagus (sewarna dengan gigi),
- Toleransi terhadap jaringan lunak bagus,
- Tidak korosi,
- Tidak larustdalam saliva,
11

- Kekuatan tekan tinggi.


Kekurangan :
- Biaya mahal
- Kekuatan tarik jelek
Komposit
Kelebihan
- Adaptasi marginal tinggi (meminimalisir kebocoran tepi),
- Lebih murah daripada inlay porselen,
- Estetik baik.
Kekurangan
- Kekuatan tekan rendah,
- Tidak cocok untuk kavitas yang besar.
Porcelain fused to metal
Kelebihan
- Kekuatan baik dan estetik bagus,
Kekurangan
- Biaya mahal,
- Dapat menimbulkan reaksi alergi dan reaksi mekanis.

4.

Prosedur Restorasi Onlay


a. Prosedur umum
-

Isolasi
Dilakukan pemasangan isolator karet (rubber dam). Jika tidak ada rubber
dam dapat digunakan cotton roll dan saliva ejector.

Akses ke karies atau restorasi lama


Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies. Alat yang
digunakan adalah bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan
kekuatan tinggi.

Preparasi
Setelah akses diperoleh, kavitas bisa dilebarkan sampai dicapai pertautan
email-dentin yang sehat. Buang semua jaringan karies atau bahan
tumpatan yang lama. Pada tahap inilah yang membedakan prosedur

12

restorasi onlay dari masing-masing bahan. Syarat umum preparasi adalah


outline form, retention form, resistence form.
-

Pencetakan
Dilakukan pencetakan double impression pada preparasi kavitas untuk
membuat model kerja die. Pencetakan dilakukan untuk memperoleh
model anatomis, hasil cetakan kemudian dikirim ke dental laboratorium
untuk dibuatkan model onlay.

Restorasi sementara
Setelah gigi di preparasi dilakukan restorasi sementara sembari
menunggu hasil model onlay jadi, menggunakan akrilik agar tidak
mengganggu mastikasi maupun oklusi. Syarat restorasi sementara adalah;

Restorasi harus dapat bertahan selama yang diperlukan,

Memenuhi fungsional dan estetik, dan

Mampu melindungi jaringan gigi.

Pasang coba
Setelah onlay jadi, pasien di intruksikan untuk kembali kemudian
dilakukan pembongkaran tumpatan sementara. Setelah itu dilakukan trial
untuk melihat adaptasi restorasi dengan dinding kavitas, kontak proksimal
harus rapat, dan tidak boleh ada kontak prematur.

Insersi
Di insersikan / dipasang pada pasien menggunakan semen sebagai lutting
antara jaringan gigi dengan restorasi. Syarat semen adalah:

Tidak toksik,

Tidak mengiritasi pulpa,

Tidak mudah larut dalam saliva,

Kekuantannya cukup,

Bakteriostatik,

13

Bersifat optik,

Melekat dengan baik pada enamel, dentin, logam, porselen, komposit,


tetapi tidak melekat pada instrumen kedokteran gigi.
-

Finishing and polishing

Kelebihan semen dibersihkan dengan fine finishing bur,

Cek oklusi dan kerapatan tepi,

Oklusal onlay dihaluskan dengan bur abrasif,

Dipoles.

b. Prosedur preparasi dan sementasi onlay logam

Preparasi
-

Memenuhi syarat umum preparasi,

Memenuhi syarat khusus preparasi logam yakni:

Dinding kavitas tegak (bentuk boks) atau divergen 3-5

Tidak ada undercut

Bevel 450 pada cavosurface Angle agar inlay dapat diburnish,


mendapatkan adaptasi yang baik
-

Kedalaman kavitas 1,5 mm

Apabila melakukan preparasi pada kavitas kelas II, axio pulp line angle
juga dibevel, dibuat isthmus sebagai retensi.

Sementasi
Dapat digunakan bahan semen GI tipe I, zinc phosfat, zinc
polycarboxylate, ZOE, dan calcium hydroxide (jarang digunakan karena
mudah lepas, biasanya digunakan sebagai semen sementara untuk merekatkan
restorasi sementara). Prosedur penyemenan tergantung dari intruksi dari
masing-masing pabrik.
c. Prosedur preparasi dan sementasi onlay komposit

Preparasi
-

Seluruh dinding kavitas halus dan rata


14

Dasar kavitas dibuat membulat

Dibuat bevel pada gingivo axio line angle, dan tidak memerlukan bevel
pada bagian lain karena dapat menyebabkan perbedaan ketebalan
restorasi sehingga akan mengganggu resistensi.

Sementasi
Menggunakan jenis semen dual cure composite. Sebelum di semen
dilakukan pengetsaan pada enamel selama 30 detik dan dentine selama 15
detik. Kasarkan permukaan dalam onlay dengan diamond bur. Prosedur
penyemenan tergantung dari intruksi pabrik.
d. Prosedur preparasi dan sementasi onlay porselen

Preparasi
-

Preparasi pengurangan oklusal sebanyak 1,5 2 mm

Pengurangan cusp fungsional sebanyak 1,5 2 mm

Pengurangan cusp non-fungsional sebanyak 1,5 mm


Catatan : cusp fungsional adalah cusp yang kontak dengan gigi antagonis.
Cusp non-fungsional adalah cusp yang sudah rusak dan akan dilakukan
restorasi. Cusp fungsional dipreparasi lebih banyak daripada cusp nonfungsional karena jika tidak demikian maka restorasi akan cepat terabrasi.

Sisa jaringan yang tersisa minimal sebanyak 2 2,5 mm

Internal dan eksternal line angle dibuat membulat

Dinding kavitas hampir sejajar dan divergen ke oklusal 5 - 100

Jika mempreparasi pada kavitas kelas II, maka lebar isthmus adalah 2 mm

Tanpa bevel.

Sementasi
Menggunakan jenis semen dual cure porselen. Prosedur penyemenan
tergantung dari intruksi pabrik.
e. Prosedur preparasi dan sementasi onlay porcelain fuse to metal

Preparasi
-

Dinding kavitas tegak dan divergen ke oklusal 3 - 50


15

Tidak memerlukan undercut

Internal line angle tajam

Eksternal line angle membulat

Jika mempreparasi pada kavitas kelas II, maka retensi didapatkan dari
bentukan dovetail dan isthmus

Ketebalan restorasi 2,5 mm

Sementasi
Dapat digunakan bahan semen zinc phosfat, semen resin (adhesive
dual cure cement), dan GI tipe I. Prosedur penyemenan tergantung dari
intruksi dari masing-masing pabrik.

Daftar Pustaka
Baum L, dkk. 1985. Textbook of Operative Dentistry. Philadelphia: W. B. Saunders.
Anusavice, Kenneth J. 2003. Buka Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.
Kidd, E. A. M. 2000. Manual Konservasi Restoratif Edisi 6. Jakarta: Widya Medika.
Apros. 2015. Inlays and Onlays Clinical Experiences and Literature Review. Dalam
Journal of Dental Health, Oral Disorders and Terapy, vol 2. By MedCrave.

16

Anda mungkin juga menyukai