Restorasi Rigid
Seorang laki-laki usia 30 tahun dating ke klinik RSGM UNEJ ingin
menambalkan gigi belakang kanan bawah, gigi tersebut pernah ditambal dengan
bahan yang sewarna dengan warna gigi. Pasien mengeluh ada tambalan yang gupil
sehingga sering kemasukan makanan dan tidak pernah merasakan sakit spontan. Pada
pemeriksaan klinis tampak gigi 46 karies sekunder dibagian mesial dan sisa sedikit
tumpatan di bagian oklusal gigi, pecah cups mesiopalatal, gigi masih vital, tidak ada
kegoyangan, dan sisa jaringan gigi masih baik. Dokter gigi merencanakan
membuatkan restorasi rigid onlay. Pada kunjungan pertama ini dokter gigi hanya
membersihkan kavitas dan melakukan tindakan relief of pain.
Step 1 (Identifikasi kata-kata sulit)
1.
gigi
diberi
tumpatan
direk
dikhawatirkan gigi akan pecah karena tidak kuat menahan beban kunyah.
Onlay digunakan apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan
karena restorasi sebelumnya, karies, atau penggunaan fisik, sehingga inlay
dengan dua permukaan tidak akan adekuat lagi. Hal ini memerlukan suatu
restorasi yang meliputi seluruh daerah oklusal. Dan dalam keadaan ini, onlay
MOD merupakan jenis restorasi yang tepat.
2.
Relief of pain
Tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit baik sebelum atau
sesudah perawatan, dapat menggunakan cotton pellete yang diberi obat
3.
4.
onlay?
Bagaimana pertimbangan dokter gigi sehingga dapat memilih perawatan restorasi
5.
6.
rigid onlay?
Apa bahan restorasi rigid onlay yang tepat untuk kasus di skenario?
Bagaimana prosedur restorasi rigid onlay?
gigi
masih
ada.
Inlay
dapat
juga
dimana
digunakan
sisa
untuk
gigi, diindikasikan pada gigi yang mengalami perubahan warna sehingga tidak
d.
sangat luas, dan dapat dipakai pada gigi yang sangat pendek.
Mahkota pasak
Restorasi yang dilakukan pada gigi perawatan post endodontic / perawatan
saluran akar. Dimana retensi berupa pasak pada saluran akarnya.
2.
3.
4.
perawatan yang sama (restorasi plastis) maka tidak akan mampu memperbaiki
kerusakan, tumpatan dapat pecah kembali.
b. Gigi yang mengalami kerusakan adalah gigi 46, yakni gigi posterior yang
menerima beban oklusal yang berat. Sehingga dibutuhkan restorasi yang kuat
sekaligus dapat memperbaiki morfologinya.
c. Disebutkan di skenario bahwa gigi 46 mengalami pecah cups mesiopalatal,
hal ini sesuai dengan indikasi onlay yakni untuk merekonstruksi gigi dengan
kerusakan meliputi satu atau lebih cups.
d. Disebutkan juga di scenario bahwa gigi masih vital, tidak ada kegoyangan dan
sisa jaringan masih baik, sehingga dengan perawatan onlay dirasa cukup
efektif.
5.
tidak akan mengalami perubahan warna dalam jangka waktu yang lama,
Memiliki toleransi degan jaringan sekitar yang baik,
Tahan abrasi
Porcelain tradisional hanya dapat digunakan untuk gigi anterior karena
kekuatannya yang kurang baik, namun porcelain yang terbaru memiliki
kekuatan yang cukup baik sehingga dapat digunakan pada gigi posterior.
c. Porcelain fused to metal
- Warna bisa berubah dalam jangka waktu tertentu.
- Kekuatan lebih baik daripada porselen tetapi masih dibawah kekuatan
-
logam.
Estetik lebih baik daripada logam tetapi masih dibawah estetik
porcelain.
Jadi, berdasarkan penjelasan diatas maka pertimbangan membuat restorasi
onlay dengan bahan porselen fused to metal dengan alas an estetik dan kekuatan
karena yang akan direstorasi adalah gigi posterior, selain itu dari riwayat
sebelumnya pasien pernah di restorasi yang sewarna dengan warna gigi, jadi
pasien juga memperhatikan faktor estetisnya. Namun, juga dapat dipertimbangan
berdasarkan ekonomi pasien.
6.
Step 4 (Mapping)
KARIES
Restorasi Rigid
Restorasi Plastis
Inlay
Onlay
Veneer
Full crown
Mahkota Pasak
Pemilihan bahan
Indikasi dan
Kontraindikasi
Prosedur
Keterangan
: Dibahas secara mendalam
: Tidak dibahas
Step 5 (Learning Object)
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang :
1.
2.
3.
4.
Kekurangan dan
Kelebihan
Untuk restorasi yang besar dan dalam, terutama yang meluas sampai
aproksimal
Pada gigi yang mengalami abrasi yang luas atau karies yang lebar
meskipun dangkal
Kontraindikasi
-
OH buruk
b. Komposit
Kelebihan
-
Komposit merupakan bahan onlay non logam yang memiliki estetik yang
baik karena warnanya dapat disesuaikan dengan warna gigi,
Preparasinya mudah
Kekurangan
-
memiliki sifat fisik yang lebih baik baik dari segi ketahan maupun adaptasi
terhadap pada dinding kavitas. Hal ini dikarenakan komposit nanofiller sudah
melewati proses silanisasi. Proses ini bertujuan untuk mencegah gangguan
hidrolisis sehingga keretakan dapat dihindari karena terjadi perlekatan yang
lebih baik antara resin dengan gigi.
c. Porselen
Kelebihan
-
Penyusutan minimal,
Indikasi
-
Kontraindikasi
-
Pada kavitas kelas II yang dalam dan meluas sampai ke CEJ. Contohnya:
pada area proksimal premolar dan molar
Kontraindikasi
-
2.
OH baik
Memperbaiki oklusi
b. Kontraindikasi
3.
10
Melindungi cusp,
Biocompatible,
Kekurangan
-
4.
Isolasi
Dilakukan pemasangan isolator karet (rubber dam). Jika tidak ada rubber
dam dapat digunakan cotton roll dan saliva ejector.
Preparasi
Setelah akses diperoleh, kavitas bisa dilebarkan sampai dicapai pertautan
email-dentin yang sehat. Buang semua jaringan karies atau bahan
tumpatan yang lama. Pada tahap inilah yang membedakan prosedur
12
Pencetakan
Dilakukan pencetakan double impression pada preparasi kavitas untuk
membuat model kerja die. Pencetakan dilakukan untuk memperoleh
model anatomis, hasil cetakan kemudian dikirim ke dental laboratorium
untuk dibuatkan model onlay.
Restorasi sementara
Setelah gigi di preparasi dilakukan restorasi sementara sembari
menunggu hasil model onlay jadi, menggunakan akrilik agar tidak
mengganggu mastikasi maupun oklusi. Syarat restorasi sementara adalah;
Pasang coba
Setelah onlay jadi, pasien di intruksikan untuk kembali kemudian
dilakukan pembongkaran tumpatan sementara. Setelah itu dilakukan trial
untuk melihat adaptasi restorasi dengan dinding kavitas, kontak proksimal
harus rapat, dan tidak boleh ada kontak prematur.
Insersi
Di insersikan / dipasang pada pasien menggunakan semen sebagai lutting
antara jaringan gigi dengan restorasi. Syarat semen adalah:
Tidak toksik,
Kekuantannya cukup,
Bakteriostatik,
13
Bersifat optik,
Dipoles.
Preparasi
-
Apabila melakukan preparasi pada kavitas kelas II, axio pulp line angle
juga dibevel, dibuat isthmus sebagai retensi.
Sementasi
Dapat digunakan bahan semen GI tipe I, zinc phosfat, zinc
polycarboxylate, ZOE, dan calcium hydroxide (jarang digunakan karena
mudah lepas, biasanya digunakan sebagai semen sementara untuk merekatkan
restorasi sementara). Prosedur penyemenan tergantung dari intruksi dari
masing-masing pabrik.
c. Prosedur preparasi dan sementasi onlay komposit
Preparasi
-
Dibuat bevel pada gingivo axio line angle, dan tidak memerlukan bevel
pada bagian lain karena dapat menyebabkan perbedaan ketebalan
restorasi sehingga akan mengganggu resistensi.
Sementasi
Menggunakan jenis semen dual cure composite. Sebelum di semen
dilakukan pengetsaan pada enamel selama 30 detik dan dentine selama 15
detik. Kasarkan permukaan dalam onlay dengan diamond bur. Prosedur
penyemenan tergantung dari intruksi pabrik.
d. Prosedur preparasi dan sementasi onlay porselen
Preparasi
-
Jika mempreparasi pada kavitas kelas II, maka lebar isthmus adalah 2 mm
Tanpa bevel.
Sementasi
Menggunakan jenis semen dual cure porselen. Prosedur penyemenan
tergantung dari intruksi pabrik.
e. Prosedur preparasi dan sementasi onlay porcelain fuse to metal
Preparasi
-
Jika mempreparasi pada kavitas kelas II, maka retensi didapatkan dari
bentukan dovetail dan isthmus
Sementasi
Dapat digunakan bahan semen zinc phosfat, semen resin (adhesive
dual cure cement), dan GI tipe I. Prosedur penyemenan tergantung dari
intruksi dari masing-masing pabrik.
Daftar Pustaka
Baum L, dkk. 1985. Textbook of Operative Dentistry. Philadelphia: W. B. Saunders.
Anusavice, Kenneth J. 2003. Buka Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.
Kidd, E. A. M. 2000. Manual Konservasi Restoratif Edisi 6. Jakarta: Widya Medika.
Apros. 2015. Inlays and Onlays Clinical Experiences and Literature Review. Dalam
Journal of Dental Health, Oral Disorders and Terapy, vol 2. By MedCrave.
16