Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
sebenarnya.
epatu dan pakaian yang kita gunakan mempunyai ukuran tertentu.
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur
yang digunakan sebagai satuan.
Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan
pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk
melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut
satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil
yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku.
Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan atau tolak
ukur untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada pada alat ukur
sehinga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan
data. (Ramli : 2011).j
setuju (TS), 3 untuk ragu-ragu (R), 4 untuk setuju (S), dan 5 untuk sangat setuju
(SS). Skor pernyataan negative dimulai dari 1 untuk sangat setuju (SS), 2 untuk
setuju (S), 3 untuk ragu-ragu (R), 4 untuk tidak setuju (TS), dan 5 untuk sangat
tidak setuju (STS). Beberapa peneliti menghilangkan option Ragu-ragu dalam
instrument penelitian untuk memudahkan peneliti melihat sikap siswa
sesungguhnya sesuai angket yang responden isikan.
2. Skala Guttman
Yaitu skala yang menginginkan tipe jawaban tegas, seperti jawaban benar - salah,
ya - tidak, pernah - tidak pernah, positif - negative, tinggi - rendah, baik - buruk, dan
seterusnya. Pada skala Guttman, hanya ada dua interval, yaitu setuju dan tidak
setuju.
Skala Guttman dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda maupun daftar checklist.
Untuk jawaban positif seperti benar, ya, tinggi, baik, dan semacamnya diberi skor 1;
sedangkan untuk jawaban negative seperti salah, tidak, rendah, buruk, dan
semacamnya diberi skor 0.
3. Semantik Differensial
Skala diferensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan
ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana
jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang
sangat negative terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah
data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau
karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang. Berikut contoh penggunaan skala
semantic differential mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah.
Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
Responden yang member penilaian angka 7, berarti persepsi terhadap gaya
kepemimpinan kepala sekolah adalah sangat positif; sedangkan responden yang
memberikan penilaian angka 1 persepsi kepemimpinan kepala sekolah adalah
sangat negative.
4. Rating Scale
Data-data skala yang diperoleh melalui tiga macam skala yang dikemukakan di atas
adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Berbeda dengan rating scale, data yang
diperoleh adalah data kuantitatif (angka) yang kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif. Seperti halnya skala lainnya, dalam rating scale responden
akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan.
Rating scale lebih fleksibel, tidak saja untuk mengukur sikap tetapi dapat juga
digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lingkungan,
seperti skala untuk mengukur status sosial, ekonomi, pengetahuan, kemampuan,
dan lain-lain. Dalam rating scale, yang paling penting adalah kemampuan
http://berbagireferensi.blogspot.com/2011/03/bentuk-skala-pengukuranA. SKALA
LIKERT: digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Contoh :.
Preferensi
1.Sangat Setuju
2.Setuju
3.Ragu-ragu
4.Tidak Setuju
5.Sangat Tdk Setuju
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat favorable (positif)
bersifat bersifat unfavorable (negatif).
Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negative. Sistem penilaian dalam skala Likert adalah sebagai
berikut:
Item Favorable: sangat setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak setuju/baik (2),
sangat tidak setuju/baik (1)
Item Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3), tidak setuju/ baik
(4), sangat tidak setuju/ baik (5).
Contoh :
No
Pernyataan
Jawaban
.
S
S
1
ST
X
X
SS = Sangat Setuju
TS = Tidak Setuju
= Setuju
RR = Ragu-Ragu
B. SKALA GUTTMAN: Skala pengukuran dengan tipe ini, akan di dapat jawaban yang
tegas, yaitu ya atau tidak, benar atau salah, pernah
atau tidak, positf atau negatif, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval
atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala Likert terdapat interval 1,2,3,4,5
interval, dari kata sangat setuju sampai sangat tidak setuju, maka dalam skala Gutmann
hanya ada dua interval yaitu setuju atau tidak setuju. Penelitian menggunakan skala
Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang di tanyakan.
Contoh :
Apakah anda setuju dengan kenaikan harga BBM ?
a. Setuju
b. tidak setuju
C. SKALA THURSTONE: Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir
yang berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor
menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah
(40-50) pernyataan yang relevan dengan variable yang hendak diukur kemudian sejumlah
ahli (20-40) orang menilai relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk yang
hendak diukur.
Adapun contoh skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini.
Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11 menyatakan
sangat relevan.
Contoh : minat siswa terhadap pelajaran kimia,
No
Pernyataan
Jawaban
Pelajaran kimia
bermanfaat
3
studi lain
(
matematika
(
D. SEMANTIK DIFERENSIAL: Skala diferensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi
bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis
kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban
yang sangat negative terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data
interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik
tertentu yang dimiliki seseorang.
Contoh : Penggunaan skala Semantik Diferensial mengenai gaya kepemimpinan kepala
sekolah.
Demokrasi
Otoriter
Bertanggung
Tidak
Jawab
Bertanggung
Jawab
Memberi
Mendominasi
Tidak
Kepercayaan
Menghargai
Bawahan
Menghargai
Bawahan
Keputusan
Diambil
Keputusan
Diambil Sendiri
Bersama
Contoh lain : Penilaian pelajaran kimia
Menyenangkan !..!..!..!..!..!..!..!..! Membosankan
Sulit
!..!..!..!..!..!..!..!..! Mudah
Bermanfaat
!..!..!..!..!..!..!..!..! Sia-Sia
Menantang
!..!..!..!..!..!..!..!..! Menjemukan
E. PENILAIAN (RATING SCALE): Data-data skala yang diperoleh melalui tiga macam
skala yang dikemukakan di atas adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Berbeda
dengan rating scale, data yang diperoleh adalah data kuantitatif (angka) yang kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Seperti halnya skala lainnya, dalam rating scale
responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan.
Rating scale lebih fleksibel, tidak saja untuk mengukur sikap tetapi dapat juga digunakan
untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lingkungan, seperti skala untuk
mengukur status sosial, ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain. Dalam rating
scale, yang paling penting adalah kemampuan menterjemahkan alternative jawaban yang
dipilih responden.
Contoh :
Kenyamanan ruang tunggu RSU Kartini :
5
Daftar Pustaka :
http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2009/12/skala-pengukuran.html
http://anggunfreeze.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-skala-pengukuran.html
http://berbagireferensi.blogspot.com/2011/03/bentuk-skala-pengukurandalam.html
http://evisapinatulbahriah.wordpress.com/2011/06/24/asesmen-afektif/
-dalam.html
mungkin yang ingin contoh skala ratting scale dapat dilihat di
http://wakhinuddin.wordpress.com/2009/04/15/rating-scale/
BEDA
SKALA PENGUKURAN DALAM PENELITIAN
rudhy theart | September 18, 2015 | Penelitian | Tidak ada Komentar
SKALA LIKERT
Skala Likert adalah skala pengukuran yang pertama. Skala Likert ini digunakan untuk
mengukur sikap dan pendapat seseorang terhadap masalah atau fenomena sosial yang
terjadi. Dengan menggunakan skala likert, variabel yang diukur akan dijabarkan
menjadi indikator variabel. Dari indikator variabel inilah kemudian akan dijadikan titik
tolak untuk menyusun bagian-bagian instrumen berupa pertanyaan atau pernyataan.
SKALA GUTTMAN
Skala pengukuran yang kedua adalah skala Guttman. Pada dasarnya skala gutman juga
digunakan dalam penelitian sosial untuk melihat pendapat dan sikap para responden
berdasarkan
instrumen
yang
telah
dibuat.
Namun
pada
pertanyaan yang dibutuhkan membutuhkan jawaban yang lebih tegas dengan hanya
memberikan dua pilihan.
untuk
mengukur
sikap
hanya
saja
berbeda
bentuknya
dengan
skala gutman dan skala likert yang memberikan pilihan dalam bentuk pilihan ganda.
Skala ini dibuat dengan membuat susunan dalam satu garis continue ke bawah
indikator sangat positif diletakkan di sebelah kanan dan sebaliknya sangat negatif
diletakkan disebelah kiri.
RATING SCALE
Skala pengukuran yang keempat adalah rating scale. Rating scale digunakan untuk
mengukur sikap dan persepsi responden. Perbedaannya dari ketiga skala di atas adalah
pada ketiga skala sebelumnya mendapatkan data kualitatif yang di kuantitatifkan maka
pada rating scale data yang di dapat langsung berupa data kuantitatif.
Pada pembahasan kami kali ini cukup sekian, pembahasan lebih lengkap tentang
masing-masing skala pengukuran tersebut akan kami bahas satu persatu pada
kesempatan
selanjutnya.
Semoga
bisa
menjadi
gambaran
awal
tentang
skala
2.
3.
4.
Setuju (skor 4)
5.
the
Measurement
of
BEDA
Ada beberapa skala pengukuran yang dapat digunakan dalam merancang skala pengukuran pada
penelitian perilaku salah satunya adalah skala likert. Skala Likert adalah
suatu skalapsikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang
paling banyak digunakan dalam riset berupasurvei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis
Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya Dalam pembuatan
skala likert.(Budiaji, 2013 ).
Dalam pembuatan skala likert. periset membuat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan
suatu isu atau objek, lalu subjek atau responden diminta untuk mengindikasikan tingkat
kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing pernyataan. Biasanya
disediakan lima pilihan skala dengan format seperti:
1.
2.
Tidak setuju
3.
Netral
4.
Setuju
5.
Sangat setuju
Pada skala likert dengan skala lima terdapat lima alternatif jawaban yaitu: sangat setuju,
setuju,netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada skala likert lima skala tersebut maka
sangat setuju pasti lebih tinggi daripada yang setuju, yang setuju pasti lebih tinggi daripada yang
netral, yang netral pasti lebih tinggi daripada yang tidak setuju, sedangkan yang tidak setuju pasti
lebih tinggi daripada yang sangat tidak setuju. Namun jarak antara sangat setuju ke setuju dan
dari setuju ke netral dan seterusnya tentunya tidak sama, oleh karena itu data yang dihasilkan
oleh skala likert adalah data ordinal. Sedangkan cara scoring bahwa sangat setuju 5, setuju 4,
netral 3, tidak setuju 2 dan sangat tidak setuju 1 hanya merupakan kode saja untuk mengetahui
mana yang lebih tinggi dan mana yang lebih rendah (Suliyanto, 2011).
Dari cara scoring tersebut kita tidak bisa memaknai bahwa sangat setuju adalah netral ditambah
setuju. Tapi permasalahannya sesuai dengan ciri-ciri dari data ordinal, bahwa data ordinal belum
bisa dikenai operasi matematis, tetapi banyak peneliti pada saat scoring dari skala likert
menjumlahkan skor di tiap-tiap item padahal jelas-jelas skala data ordinal tidak bisa dijumlahkan
(Suliyanto, 2011). Pemberian skor untuk setiap pernyataan tidak sembarang bisa ditentukan,
melainkan harus melalui uji-coba terlebih dahulu. Skor atau bobot untuk setiap pernyataan
tersebut sangat tergantung pada distribusi jawaban dari hasil uji coba (Sappaile, 2007).
Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan juga skala dengan
tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan bahwa beberapa karakteristik
statistic hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata sangat mirip. Skala
likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negative
terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala
Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia.
Kemudahan penggunaan skala likert menyebabkan skala ini lebih ba-nyak digunakan oleh
peneliti. Kelly and Tincani (2013), misalnya, menggunakan skala likert untuk mengukur perilaku
kerjasama individu yaitu dengan meng-ukur variabel ideologi, perspektif, pela-tihan pribadi, dan
pelatihan orang lain. Di bidang pertanian, skala likert juga sering digunakan untuk mengukur
pre-ferensi individu seperti pada preferensi konsumen terhadap penerimaan produk makanan
yang telah dimodifikasi dan preferensi petani terhadap karakteristik tanaman gandum yang ingin
diusahatanikan Nelson (Dalam budiaji, 2013).
Kemudahan yang ada pada penyu-sunan skala likert harus diperhatikan dengan hati-hati agar
analisis lanjutan terhadap butir-butir respon tepat. Permasalahan yang sering terjadi adalah
kebingunan dalam penggo-longan skala likert ke dalam dua skala pengukuran yang berbeda yaitu
dian-tara ordinal dan interval. Perdebatan antara penggolongan skala likert keda-lam dua
golongan skala yang berbeda telah berlangsung cukup lama karena penggolongan skala
pengukuran yang berbeda akan berdampak pada analisis yang dapat digunakan pada skala likert.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mereviewpenggolongan skala likert yang telah dikemukakan
beberapa pe-neliti. Kemudian, jumlah optimal titik respon pada skala likert juga akan dibahas,
berjumlah genap atau ganjil (Budiaji, 2013).
Sumber :
Budiaji, weksi. 2013. Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala Likert. Jurnal Ilmu Pertanian
dan Perikanan 2 (2)
Sappaile, 2007. Pembobotan Butir Pernyataan dalam Bentuk Skala Likert dengan Pendekatan
Distribusi.Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 13 (064)
Suliyanto, 2011. Perbedaan Pandangan Skala Likert sebagai Skala Ordinal atau Skala
Interval. Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Diponegoro : Purwokerto
BEDA
1. 1. Metodelogi Penelitian | 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen
untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatifnaturalistik peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen, karena
dalam
penelitian
kualitatif
peneliti
merupakan
key
instruments.
demikian,
jumlah
instrumen
untuk
Nazir
(1999)
serta
Good
dan
Hatt
(1952)
adalah
cara
penelitian
3.
Bagaimana
cara
menyusun
instrumen
mengetahui
macam-macam
dari
skala
pengukuran.
2.
Dapat
Penelitian
BAB
II
SKALA
PENGUKURAN
DAN
menghasilkan
data
kuantitatif.
Sebagai
contoh,
misalnya
ingin
mendapatkan
jawaban
yang
tegtas
terhadap
suatu
Skala
ini
digunakan
untuk
mengukur
sikap,
hanya
Penelitian
4.
Rating
scale
Dari
ke
tiga
skala
instrumen
dengan
rating
scale
adalah
harus
dapat
itu kurang baik 1. bila tata ruang itu sangat tidak baik Jawablah dengan
melingkari nomor jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan yang
sebenanrnya No. Item Pertanyaan tentang tata ruang kantor Interval
Jawaban 1. Penataan meja kerja sehingga arus kerja menjadi pendek 4 3
2 1 2. Pencahayaan alam tiap ruangan 4 3 2 1 3. Pencahayaan
buatan/listrik tiap ruang sesuai dengan kebutuhan 4 3 2 1 4. Warna
lantai
sehingga
tidak
menimbulkan
pantulan
cahaya
yang
dapat
Berilah
rangking
terhadap
sepuluh
pegawai
di
bidang
7. 7. C
...............................
...............................
penelitian
biasanya
dinamakan
instrumen
penelitian.
Jadi,
maka
instrumennya
adalah
calorimeter.
Jumlah
instrumen
untuk
mengukur
kepemimpinan.
2.
Instrumen
untuk
Dari
variabel-variabel
tersebut
diberikan
definisi
yang
mendalam
diteliti,
tentang
maka
variabel
diperlukan
yang
wawasan
diteliti,
dan
yang
luas
teori-teori
dan
yang
yang
reliabel
adalah
instrumen
yang
bila
digunakan
berbentuk
test
untuk
mengukur
prestasi
belajar
dan
instrumen
Validitas
internal
instrumen
yang
berupa
test
harus
adalah
merupakan
temuan
atau
suatu
pendekatan
untuk
10. validitas
sampling
pada
umumnya
berkaitan
dengan
para
ahli.
Metodelogi
Penelitian
10
c.
Validitas
beberapa
ukuran
keberhasilan
dalam
situasi
tertentu
yang
tes
biasanya
mempunyai
sekuensi
seperti
berikut
1)
berbeda.
Pengujian
cara
ini
sering
juga
disebut
stability.6
Sebagai
contoh
(untuk
satu
butir
saja);
Berapa
tahun
Pengujian
reliabilitas
dengan
internal
consistency,
13. Metodelogi
Penelitian
13
2)
Rumus
KR.
20
(Kuder
pembuatan
instrumen
penelitian
pada
umumnya
perlu
Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan juga skala dengan tujuh
atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan bahwa beberapa karakteristik statistik hasil
kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata sangat mirip [2].
Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif
terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert
yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia.
Ketiga, ada dua isi yang harus disetujui atau tidak disetujui di dalam satu pernyataan
itu, yaitu: (1) salat itu penting, dan (2) salat itu tiang agama. Ini tidak boleh terjadi
dalam penyusunan angket, sebab akan membingungkan. Salat mungkin bisa dianggap
penting (setuju bahwa penting), tapi alasannya sebagai tiang agama tidak setuju,
setujunya karena ia rukun Islam kedua. Jadi, jawabannya apa? Setuju, atau tidak setuju,
atau netral saja?
Sebentar, biar jelas. Responden setuju bahwa solat itu penting, tapi tidak setuju kalau
sebabnya karena ia tiang agama. Lantas yang harus dipilih setuju atau tidak setuju
(karena ia punya dua pilihan: setuju penting, tapi tidak setuju sebagai tiang agama).
Lain halnya dengan masalah hukum potong tangan bagi pencuri, misalnya (sekedar
misal, lho), kan ada orang setuju, ada yang tidak setuju. Jadi, pernyataannya bisa
dirumuskan, misalnya, Orang yang mencuri harus dihukum potong tangan.
Jawabannya (SS S N TS -STS). Pernyataan pencuri harus dipotong tangan itu
isinya hanya satu, tidak dua: (1) pencuri dan (2) potong tangan. Beda kan dengan
contoh di atas (1) solat itu penting, dan (2) solat itu tiang agamadigabung menjadi:
Solat itu penting karena solat itu tiang agama.
Nah, karena berkaitan dengan setuju (S) dan tidak setuju (TS), maka bisa jadi ada orang
yang netral (N) atau tidak berpendapat. Netral artinya setuju ya tidak, tidak setuju pun
tidak juga. Tidak memihak pada kesetujuan ataupun ketidaksetujuan. Ekstrimnya, tidak
berpendapat.
Jadi, bisa ada yang agak setuju, tapi tidak setuju banget, ada juga yang agak setuju,
tapi tidak setuju banget. Ya cuma seperti itu gambarannya.
Contoh: Anggota DPR disuruh memilih apakah setuju Gubernur DIY itu dipilih. Pilihan
jawabannya ekstrim: setuju atau tidak setuju. Jadi, hanya ada tiga pilihan: S N TS.
Jika S berarti setuju Gubernur DIY dipilih. Jika TS artinya tidak setuju melalui pemilihan.
Yang tidak berani menyatakan setuju atau tidak setuju, ya pilih N (netral). Jika ada
30% yang menyatakan S, 60% menyatakan TS, dan 10% N, maka hasilnya berupa
pernyataan bahwa sebagian besar anggota DPR tidak setuju Gubernur DIY dipilih.
Hanya seperti itu. Jangan dicari reratanya, lucu!
Karena berkaitan dengan kesetujuan-ketidaksetujuan, maka yang dipertanyakan
haruslah yang populer, yang sudah terkonsumsi masyarakat, yang masyarakat
(responden) tahu. Kalau tidak tahu bagaimana ia akan menyatakan setuju dan tidak
setuju.
Ini contoh (sekedar contoh).
Pemerintahan SBY tidak mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Semua orang Indonesia terlibat dalam pemerintahan SBY, terkena pemerintahan SBY,
dan tahu (merasakan) seperti apa berada di bawah pemerintahan SBY. Jadi, pasti bisa
menjawab.
5. Netral
6. Agak tidak setuju
7. Tidak setuju
8. Sangat tidak setuju
9. Sama sekali tidak setuju
Bentuk Skala Likert
Skala Likert yang dikenal sebetulnya tidak disusun seperti angket yang pilihannya ke
bawah seperti beberapa contoh di atas, melainkan seperti ini.
LIKERT SCALES
Please circle the number that represents how you feel about the computer
software you have been using [Lingkarilah angka yang mencerminkan penilaian
Anda mengenai piranti lunak komputer yang telah Anda pergunakan]
I am satisfied with it (memuaskan)Strongly disagree 1234567
Strongly agree
(Sangat tidak setuju)
(Sangat setuju)
Nah, yang sering dilakukan kesalahan adalah pada saat menganalisis data dari Skala
Likert. Ingat, Skala Likert berkait dengan setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu. Jadi,
ada dua kemungkinan. Pertama, datanya data ordinal (berjenjang tanpa skor). Angkaangka hanya urutan saja. Jadi, analisisnya hanya berupa frekuensi (banyaknya) atau
proporsinya (persentase). Contoh (pilihan netral dalam angket ditiadakan) dengan
responden 100 orang:
Yang sangat setuju 30 orang (30%)
Yang setuju 50 orang (50%)
Yang tidak setuju 15 orang (15%)
Yang sangat tidak setuju 5 orang (5%).
Jika digabungkan menurut kutubnya, maka yang setuju (gabungan sangat setuju dan
setuju) ada 80 orang (80%), dan yang tidak setuju (gabungan sangat tidak setuju dan
tidak setuju) ada 20 orang (20%).
2. Analisis Terbanyak (Mode)
Analisis lain adalah dengan menggunakan mode, yaitu yang terbanyak. Dengan
contoh data di atas, maka jadinya Yang terbanyak (50%) menyatakan setuju (Dari
data yang sangat setuju 15%, setuju 50%, netral 20%, tidak setuju 10%, sangat tidak
setuju 5%).
Skala Likert Sebagai Skala Penilaian
Skala Likert kerap digunakan sebagai skala penilaian karena memberi nilai terhadap
sesuatu. Contohnya skala Likert mengenai produk komputer di atas, komputer yang
baik atau tidak. Terhadapnya bisa diberlakukan angka skor. Jadi, yang dianalisis skornya.
Dalam contoh di atas angka 7 sebagai skor tertinggi. Datanya bukan ordinal,
melainkan interval.
Ingat! Pilihan ordinal setujuagak setujunetralkurang setujutidak setuju tak bisa
diskor. Misalnya setuju diberi skor 5, agak setuju 4, netral 3, kurang setuju 2, dan tidak
setuju 1.
Kenapa?
Pertama, tidak logis, yang netral lebih tinggi skornya dari yang tidak setuju. Padahal
yang netral itu sebenarnya tidak berpendapat. Kedua, coba jika ada dua orang yang
ditanya, yang satu menjawab setuju (skor 5), yang satu lagi menjawab tidak setuju
(skor 1). Berapa reratanya? [5 + 1] : 2 = 3. Skor 3 itu sama dengan netral. Lucu, kan?!
Simpulannya kedua orang responden bersikap netral. Padahal realitanya yang satu
setuju, yang satu tidak. Nah, ini bisa terjadi juga dengan yang sangat setuju (skor 5) 20
orang, setuju (skor 4) 25 orang, netral (skor 3) 10 orang, tidak setuju (skor 2) 25 orang,
dan sangat tidak setuju (skor 1) 20 orang. Berapa rerata skornya? Pasti 3 (netral). Jadi,
semua orang (diwakili 100 orang sampel) bersikap netral. Lucu, kan?!!! Padahal yang
netral hanya 10 orang (10%)!!!
Skala Penilaian
Di atas dicontohkan Skala Likert untuk penilaian (menilai produk komputer). Sebenarnya
tidak perlu menggunakan Skala Likert, cukup skala penilaian (rating scale). Responden
diminta menilai produk itu dengan membubuhkan nilai (skor) jika ada kolom kosong
untuk menilai, atau memilih skor tertentu yang sudah disediakan. Jadinya skornya bisa
bergerak dari 0 sampai dengan 10 sebagai skor tertinggi.
Contohnya mengenai kepuasan konsumen terhadap layanan perpustakaan di bawah ini.
Responden cukup diminta melingkari angka skor sesuai dengan penilaiannya.
1. Kemudahan menemukan koleksi
2. Kenyamanan ruangan
3. Layanan petugas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
instrumen ini dhilangkan titik tengah atau netralnya, sehingga responden mau tidak
mau harus memberikan pernyataan tegas apakah ia setuju atau tidak setuju dengan isi
butir pernyataan].
INSTRUCTIONS: Please rate how strongly you agree or disagree with each of the
following statements by placing a check mark in the appropriate box [Petunjuk: Berikan
penilaian seberapa setuju atau tidak setuju Anda dengan isi pernyataan berikut dengan
cara membubuhkan tanda centang pada kotak kolom yang sesuai].
1. I feel good
about my work
on the job. (Saya
merasa
pekerjaan saya
dalam
menjalankan
tugas baik)
Strongly
disagreee(S
ama sekalI
tidak setuju)
Somewhat
disagree(a
gak tidak
setuju)
Somewh
at
agree (a
gak
setuju)
Strongly
agree(San
gat
setuju)
2. On the whole,
I get along well
with others at
work. (Secara
umum, dengan
teman-teman
sepekerjaan saya
merasa baik-baik
saja)
Strongly
disagreee(S
ama sekali
tidak setuju
Somewhat
disagree(a
gak tidak
setuju)
Somewh
at
agree (a
gak
setuju)
Strongly
agree(San
gat
setuju)
3. I am proud of
my ability to
cope with
difficulties at
work(Saya
merasa bangga
dengan
kemampuan
saya mengatasi
berabgai
masalah
pekerjaan saya).
Strongly
disagreee(S
ama sekali
tidak setuju
Somewhat
disagree(a
gak tidak
setuju)
Somewh
at
agree (a
gak
setuju)
Strongly
agree(San
gat
setuju)
Strongly
disagreee(S
ama sekali
tidak setuju
Somewhat
disagree(a
gak tidak
setuju)
Somewh
at
agree (a
gak
Strongly
agree(San
gat
setuju)
4. When I feel
uncomfortable at
work, I know how
to handle it(Jika
saya merasa
tidak nyaman
kerja, saya tahu
bagaimana
mengatasinya).
5. I can tell that
other people at
work are glad to
have me
there (Saya bisa
tegaskan bahwa
teman kerja saya
merasa senang
mereka bekerja
dengan saya).
setuju)
Strongly
disagreee(S
ama sekali
tidak setuju
Somewhat
disagree(a
gak tidak
setuju)
Somewh
at
agree (a
gak
setuju)
Strongly
agree(San
gat
setuju)
Strongly
agree(San
gat
setuju)
Strongly
agree(San
gat
setuju)
6. I know Ill be
able to cope with
work for as long
as I want (Saya
tahu saya bisa
selesaikan tugas
pekerjaan saya
asal saya mau) .
Strongly
disagreee(S
ama sekali
tidak setuju
Somewhat
disagree(a
gak tidak
setuju)
Somewh
at
agree (a
gak
setuju)
7. I am proud of
my relationship
with my
supervisor at
work(Saya
merasa bangga
tentang
hubungan saya
dengan atasan
saya di tempat
kerja).
Strongly
disagreee(S
ama sekali
tidak setuju
Somewhat
disagree(a
gak tidak
setuju)
Somewh
at
agree (a
gak
setuju)
Strongly
disagreee(S
ama sekali
tidak setuju
Somewhat
disagree(a
gak tidak
setuju)
8. I am confident
that I can handle
my job without
constant
assistance (Saya
yakin saya bias
selesaikan tugas
pekerjaan saya
Somewh
at
agree (a
gak
setuju)
Strongly
agree(San
gat
setuju)
tanpa selalu
mendapat
bantuan).
9. I feel like I
make a useful
contribution at
work (Saya
merasa saya
punya andil baik
terehadap
tempat kerja
saya).
Strongly
disagreee(S
ama sekali
tidak setuju
Strongly
disagreee(S
ama sekali
tidak setuju
Somewhat
disagree(a
gak tidak
setuju)
Somewh
at
agree (a
gak
setuju)
Strongly
agree(San
gat
setuju)
Somewhat
disagree(a
gak tidak
setuju)
Somewh
at
agree (a
gak
setuju)
Strongly
agree(San
gat
setuju)
Sumber:
Hall, Shane. 2010. How to Use the Likert Scale in Statistical Analysis. Online, diunduh
31 Oktober, 2010.
Markusic, Mayflor. 2009. Simplifying the Likert Scale. Online, diunduh 31 Oktober
2010.
Trochim, William M.K. 2006. Likert Scaling. Research Methods Knowledge Based.
Diunduh 31 Oktober 2010
Wikipedia. 2010. Likert Scale. Online, diunduh 31 Oktober 2010.
BEDA
langkah-langkah
1)
2)
pengembangan
dengan
3)
Tulis kata atau frasa dari objek sikap kemudian tulis kata ataufrasa tersebut di bawahnya
secara acak,
4)
Buat petunjuk pengisian bagaimana dan dimana responden memberi rating, dan
5)
Menyenangkan
Membosankan
Dipahami
Tidak dipahami
Materi jelas
Tidak jelas
Banyak tugas
Pada contoh di atas, responden dalam hal ini mahasiswa dapat memberi jawaban dengan memilih
satu dari rentang jawaban yang ada. Jawabannya akan tergantung pada persepsi masing-masing
mahasiswa. Mahasiswa yang memberikan penilaian 1 berarti persepsi mahasiswa terhadap cara
mengajar dosen sangat negatif, sedangkan mahasiswa yang memberikan penilaian 7 berarti
memiliki persepsi sangat positif. Berdasarkan data dari responden inilah, peneliti dapat
menentukan persepsi mahasiswa terhadap objek penelitian atau cara mengajar dosen.
Sumber:
Margono, Gaguk. 2013. The Development of Instrument for Measuring Attitudes toward
Statistics Using Semantic Differential Scale. International Seminar on Quality and Affordable
Education
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung.
BEDA
Skala Guttman
yocta nur rahman
18.56
Skala ini dikembangkan oleh Louis Guttman. Skala ini memiliki ciri penting,
yaitu skala ini merupakan skala kumulatif dan skala ini digunakan untuk mengukur
satu dimensi saja dari satu variable yang multi dimensi, sehingga skala ini termasuk
mempunyai
sifat
undimensional.
Skala
ini
juga
disebut
dengan
metode Scalogramatau analisa skala (scale analysis). Skala Guttman sangat baik
untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang
diteliti, yang sering disebut isi universal (universe of content) atau atribut universal
(universe attribute). Sebagai mana skala Thurstone, pernyataan-pernyataan
memiliki bobot yang berbeda, dan jika responden menyetujui pernyataan yang
memiliki bobot lebih berat, maka diharapkan akan menyetujui pernyataan yang
berbobot lebih rendah. Untuk menilai undimensionalnya suatu variable pada skala
ini, diadakan analisis skalogram untuk mendapatkan koefisien reproduksibilitas (Kr),
dan koefisien skalabilitas (Ks), dimana jika nilai Kr = 0,90 dan Ks = 0,60 skala
dianggap bagus (layak).
peperangan yang lain. Akibat dari penggabungan berbagai dimensi dalam satu
skala ini, peneliti mungkin menemui kesulitan dalam menafsirkan skor-skor yang
diperoleh. Guttman dengan skala ini bermaksud menetapkan apakah sikap yang
sedang diselidiki itu benar-benar hanya menyangkut satu dimensi saja. Suatu sikap
dianggap berdimensi tunggal hanya jika sikap itu menghasilkan skala kumulatif,
yaitu skala yang butir-butirnya berkaitan satu sama lain sehingga seorang subjek
yang setuju dengan pernyataan nomor 2, akan juga setuju dengan pernyataan
nomor 1; subjek yang setuju dengan nomor 3, maka akan juga setuju dengan
pernyataan nomor 1 dan 2; dan seterusnya. Jadi seseorang yang menyetujui
pernyataan tertentu dalam skala ini akan mempunyai skor skala keseluruhan yang
lebih tinggi daripada orang yang tidak menyetujui pernyataan tersebut.
Setuju dengan
pernyataan nomor
Skor
Susunlah sejumlah pernyataan yang relevan dengan masalah yang ingin diselidiki
2.
Lakukan penelitian permulaan pada sejumlah sampel dari populasi yang akan
diselidiki, sampel yang diselidiki minimal besarnya 50 sampel
3.
Jawaban yang diperoleh dianalisis, dan jawaban yang ekstrim dibuang. Jawaban
yang ekstrim adalah jawaban yang disetujui atau tidak disetujui oleh lebih dari 80%
responden
4.
5.
Jadi skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat
jelas (tegas dan konsisten. Misalnya yakin-tidak yakin ;ya tidak;benar-salah; positif
negative; pernah-belum pernah ; setuju tidak setuju; dan sebagainya. Penelitian
dengan menggunakan skala Guttman apabila ingin mendapatkan jawaban jelas
(tegas) dan konsisten terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Contoh:
a. Yakin atau tidakkah anda, pergantian Menteri cabinet Indonesia Bersatu akan
dapat mengatasi persoalan bangsa.
1. Yakin
2. Tidak
b. Pernahkah pimpinan saudara mengajak diskusi bersama?
1. Setuju
2. Tidak Setuju
BEDA
Oleh: Agnes R Pabumbun
Instrumen atau alat yang digunakan dalam sebuah penelitian merupakan
faktor penting yang membentuk sebuah Penelitian. Dalam kaitannya
dengan penelitian kuantitatif, instrument penelitian berperan untuk
mengukur nilai terhadap variabel yang akan diteliti guna memperoleh
data yang akurat yang dapat dijabarkan dengan angka (penelitian
kuantitatif). Berkaitan dengan hal tersebut instrument penelitian
kuantitatif memiliki skala sebagai tolok ukur.
Interval Jawaban
Jika data ini diberikan kepada 20 responden yaitu siswa Sekolah Aman
Sentosa Damai kemudian di tabulasikan sebagai berikut.
Responde Jawaban Responden di tiap poin pernyataan
n
1
2
3
4
5
19
16
23
12
18
19
20
16
19
10
17
11
20
12
15
13
15
14
14
15
17
16
18
17
19
18
14
19
16
20
13
Jumlah
Jumlah
340
120
360
240
480
Sering
Jarang
340
Selalu
Tidak Pernah
Nilai 340 berada dalam kategori Interval Selalu dan Jarang tetapi
lebih mendekati Jarang.
Daftar Pustaka :
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta
BEDA
dalam kategore yang meggambarkan tingkah laku seseorang tersebut. Pada rating scale ini, penilai
atau Rater diamsusikan bahwa meraka adalah orang-orang yang mengetahui benar tentang
tingkahlaku individual tersebut.
Ada beberapa tipe rating scale banyak digunakan sebagai skala pengukuran dalam
penilaian. Mereka dapat dikelompokkan sebagai skala rating individual dan skala rating kelompok.
Pada skala rating individu maka penilai dalam mengambil keputusan terhadap subje yang dinilai,
dilakukan dengan tanpa membandingkan dengan orang lain. Skala rating dikatakan sebagai skala
rating kelompok, jika seorang penilai memberikan kepuusan penilaian terhadap subjek yang diteliti
diberikan setelah membandingkan individu tersebut dengan orang lain yang tergolong dalam
kelompoknya.Dilihat dari cara menggambarkannya, rating scale juga dapat dibedakan menjadi skala
grafik dan skala kartegore. Skala grafik, yaitu skala rating yang memberikan kesempatan kepada
pant penilai dengan secara mudah memberikan tanda cek () pada titik-titik yang tepat pada garis
horizontal yang menunjukkan tentang tingkah laku.
Aspek tingkah Laku
Rendah
Sedang
Tinggi
Penampilan pribadi
Keterampilan berkomunikasi
Adaptasi dengan lingkungan sosial
Bekerja secara kelompok
Bekerja secara mandiri
Dengan skala rating grafik ini, penilai dapat memberikan tanda cek () pada garis yan
diamsusikan kontinu. Tipe kedua skala rating adalah skala kategori, yaitu jens skala rating yang
didalamnya terdiri atas beberapa kategori yang telah diatur dalam seri yang berurutan. Bentuk skala
kategori 5 sampai 7 adalah skala rating yang paling banyak digunakan dalam penelitian pendidikan.
Berikut ini diberikan contoh item kreatifitas siswa dengan 7 skala kategori.
Kreativitas siswa
1
Skor terendah
Skor rerata
Skor tertinggi
Para peneliti dalam hal ini dapat mengambil satu kategori yang menggambarkan tingkah
laku terbaik yang menggambarkan tingkat kreatifitas seseorang yang dinilai. Misalkan peneliti
hendak melakukan penilaian kreatifitas seorang siswa. Item kategorinya mungkin dalam bentuk
pernyataan atau pertanyaan.
Untuk item pertanyaan, sebagai contohnya adalah seperti berikut. Bagaimanakah kreatifitas
siswa dalam proses belajar dikelas? (Plih salah satu dari kategori yang tersedia)
-- Sangat kreatif
-- Kreatif
-- Tidak kreatif
-- Sangat tidak kreatif
Jika item kategorinya adalah pernyataan, maka bentuk item kategori dapat seperti berikut. Kretifitas
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dikelas dapat dikelompokkan sebagai siswa,
-- Sangat kreatif
-- Kreatif
-- Tidak kreatif
-- Sangat tidak kreatif
Yang perlu diperhatikan bagi seorang peneliti dalam menggunakan skala grafik maupun skala
kategori adalah penilai atau rater dalam membuat keputusan tersebut tanpa membandingkan antara
siswa satu dengan siswa lain dalam kelompoknya. Kecuali jika skala rating tersebut adalah skala
rating komperatif. Maka penilai dalam membuat keputusan terhadap siswa menjadi subjek perlu
terlebih dahulu membandingkan antara siswa satu dengan siswa lain dalam kelompoknya.
Agar mencapai tujuan rater yang baik maka perlu sekali bagi seorang penilai untuk dapat
memberikan intruksi secara jelas, sehingga penilai dapat menempatkan posisi seseorang yang
dinilai sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Contoh:
a) Peneliti ingin mengetahui seberapa harmoniskah hubungan suami istri untuk menciptakan
keluarga sejahtera. Berilah tanda lingkaran () pada angka yang sudah disediakan:
INTERVAL JAWABAN
No.
PERNYATAAN TENTANG
C
Ite
MENCIPTAKAN KELUARGA
SB
B
B
KB
STB
m
SEJAHTERA
1
Masalah agama
4
3
2
1
2
Manajemen pendidikan anak
5
3
2
1
3
Pengaturan keuangan keluarga
5
4
2
1
4
Perwujudan kasih saying
5
4
3
1
5
Masalah rekreasi
5
4
3
2
6
Memilih sahabat-sahabat
4
3
2
1
7
Aturan rumah tangga
5
4
3
1
8
Adat kebiasaan
4
3
2
1
9
Pandangan hidup
5
4
3
1
Cara bergaul dengan keluarga
10 saudara
5
3
2
1
11 Pekerjaa istri
5
4
2
1
12 Keintiman hubungan suami istri
4
3
2
1
13 Pemeliharaan anak
5
3
2
1
14 Pembagian tugas rumah tangga
5
4
3
No
Respond
en
1
2
3
dst
23
24
25
5 5 5 5 5 4 4
5 3 3 3 3 5 5
4 4 4 4 4 4 5
Jumlah
2
5
5
11
12
13
14
5
5
5
5
4
5
5
4
5
3
4
5
5 5 5
5
5
5
5
5 5 5
5
5
5
5
5 5 5
5
5
3
5
Skor Hasil Pengumpulan Data
Juml
ah
55
62
59
dst
68
62
60
1400
80% %
%%
%%%
100%
60%
40%
20% %
%
0
Jika jumlah hasil pengumpulan data = 1400. Dengan demikian keharmonis hubungan suami istri
untuk menciptakan keluarga sejahtera, menurut persepsi 25 responden, yaitu : 14 : 1750 x 100 % =
80 % dari kriterium yang ditetapkan. Apabila di interprestasikan nili 80 % terletak pada daerah Kuat.
Sedangkan nilai 1400 termasuk dalam kategori interval baik. Secara kontinum dapat dibuat kategori
sebagai berikut:
BEDA
A. SKALA LIKERT: digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Contoh :.
Preferensi
1.Sangat Setuju
2.Setuju
3.Ragu-ragu
4.Tidak Setuju
5.Sangat Tdk Setuju
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat favorable (positif)
bersifat bersifat unfavorable (negatif).
Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negative. Sistem penilaian dalam skala Likert adalah sebagai
berikut:
Item Favorable: sangat setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak setuju/baik (2),
sangat tidak setuju/baik (1)
Item Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3), tidak setuju/ baik
(4), sangat tidak setuju/ baik (5).
Contoh :
No
Pernyataan
Jawaban
.
S
S
1
ST
X
X
SS = Sangat Setuju
TS = Tidak Setuju
= Setuju
RR = Ragu-Ragu
B. SKALA GUTTMAN: Skala pengukuran dengan tipe ini, akan di dapat jawaban yang
tegas, yaitu ya atau tidak, benar atau salah, pernah
atau tidak, positf atau negatif, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval
atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala Likert terdapat interval 1,2,3,4,5
interval, dari kata sangat setuju sampai sangat tidak setuju, maka dalam skala Gutmann
hanya ada dua interval yaitu setuju atau tidak setuju. Penelitian menggunakan skala
Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang di tanyakan.
Contoh :
Apakah anda setuju dengan kenaikan harga BBM ?
a. Setuju
b. tidak setuju
C. SKALA THURSTONE: Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir
yang berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor
menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah
(40-50) pernyataan yang relevan dengan variable yang hendak diukur kemudian sejumlah
ahli (20-40) orang menilai relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk yang
hendak diukur.
Adapun contoh skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini.
Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11 menyatakan
sangat relevan.
Contoh : minat siswa terhadap pelajaran kimia,
No
Pernyataan
Jawaban
.
7
1
Pelajaran kimia
bermanfaat
3
Petunjuk : Pilihlah 5(lima) buah pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda terhadap
pelajaran matematika, dengan cara membubuhkan tanda cek (v) di depan nomor
pernyataan di dalam tanda kurung.
(
studi lain
(
matematika
(
D. SEMANTIK DIFERENSIAL: Skala diferensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi
bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis
kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban
yang sangat negative terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data
interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik
tertentu yang dimiliki seseorang.
Contoh : Penggunaan skala Semantik Diferensial mengenai gaya kepemimpinan kepala
sekolah.
Demokrasi
Otoriter
Bertanggung
Jawab
Tidak
Bertanggung
Jawab
Memberi
Mendominasi
Tidak
Kepercayaan
Menghargai
Bawahan
Menghargai
Bawahan
Keputusan
Diambil
Keputusan
Diambil Sendiri
Bersama
Contoh lain : Penilaian pelajaran kimia
Menyenangkan !..!..!..!..!..!..!..!..! Membosankan
Sulit
!..!..!..!..!..!..!..!..! Mudah
Bermanfaat
!..!..!..!..!..!..!..!..! Sia-Sia
Menantang
!..!..!..!..!..!..!..!..! Menjemukan
E. PENILAIAN (RATING SCALE): Data-data skala yang diperoleh melalui tiga macam
skala yang dikemukakan di atas adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Berbeda
dengan rating scale, data yang diperoleh adalah data kuantitatif (angka) yang kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Seperti halnya skala lainnya, dalam rating scale
responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan.
Rating scale lebih fleksibel, tidak saja untuk mengukur sikap tetapi dapat juga digunakan
untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lingkungan, seperti skala untuk
mengukur status sosial, ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain. Dalam rating
scale, yang paling penting adalah kemampuan menterjemahkan alternative jawaban yang
dipilih responden.
Contoh :
Kenyamanan ruang tunggu RSU Kartini :
5
Daftar Pustaka :
http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2009/12/skala-pengukuran.html
http://anggunfreeze.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-skala-pengukuran.html
http://berbagireferensi.blogspot.com/2011/03/bentuk-skala-pengukurandalam.html
http://evisapinatulbahriah.wordpress.com/2011/06/24/asesmen-afektif/
BEDA
disediakan.
d. Pernyataan yang nilainya menyebar dibuang, dan pernyataan yang mempunyai nilai bersamaan
digunakan untuk pembuatan skala.
Skor tinggi pada skala berarti mereka memiliki tingkat prasangka terhadap sifat yang ingin diteliti.
Skor terendah berarti responden mempunyai sifat favorit terhadap sifat yang ingin diteliti.
Skala Thurstone tidak terlalu banyak digunakan sebagai instrumen di bidang pendidikan karena
model ini mempunyai beberapa kelemahan yang di antaranya seperti berikut.
a. Memerlukan terlalu banyak pekerjaan untuk membuat skala.
b. Nilai pada skala yang telah dibuat memungkinkan pada skor sama mempunyai sikap berbeda.
c. Nilai yang dibuat dipengaruhi oleh sikap para juri atau penilai. d. Memerlukan tim penilai yang
objektif.