Disusun oleh:
Komalah Ravendran
11-2013-176
Pembimbing :
dr. Gapong, Sp.B
BAB I
PENDAHULUAN
Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya sering
menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan tindakan operasi. Dari
hasil penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang menimbulkan masalah
kesehatan dan pada umumnya pada pria. Hernia pada bayi dan anak dapat terjadi pada
beberapa bagian tubuhnya, antara lain di pelipatan paha, umbilikus atau pusar, sekat rongga
dada, dan perut (disebut diafragma) serta bagian-bagian lainnya. Yang umum terlihat
langsung adalah hernia pada umbilikus atau pusar, serta pada pelipatan paha karena dapat
langsung ke kantung buah pelir.
Hernia ingunal indirek merupakan hernia yang paling sering ditemukan yaitu sekitar
50% sedangkan hernia ingunal direk 25% dan hernia femoralis sekitar 15%. Di Amerika
Serikat dilaporkan bahwa 25% penduduk pria dan 2% penduduk wanita menderita hernia
inguinal didalam hidupnya, dengan hernia inguinal indirek yang sering terjadi. Insidens
hernia inguinal pada bayi dan anak-anak antara 1 dan 2%. Kemungkinan terjadi hernia pada
sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25% dan bilateral 15%. Kejadian hernia bilateral pada anak
perempuan dibanding laki-laki sama (10%).
Hernia dapat terjadi akibat kelainan kongenital maupun didapat. Pada anak-anak atau
bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup
seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Pada orang dewasa adanya faktor pencetus
terjadinya hernia antara lain kegemukan, beban berat, batuk-batuk kronik, asites, riwayat
keluarga, dll. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu tindakan konservatif dan operatif.
Peengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyanggah atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.
Sedangkan prinsip dasar operasi hernia pada anak adalah herniotomi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian yang
lemah dari dinding yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui
defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas
cincin, kantong, dan isi hernia.
2.2 Anatomi
a. Dinding Perut
Anatomi dari dinding perut dari luar ke dalam terdiri dari :
1. Kutis
2. lemak subkutis
3. fasia skarpa
4. muskulus obligus eksterna
5. muskulus obligus abdominis interna
6. muskulus abdominis tranversal
7. fasia transversalis
8. lemak peritoneal
9. peritoneum.
b. Regio inguinalis
b.1. Kanalis inguinalis
Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yang merupakan
bagian yang terbuka dari fasia tranversus abdominis. Di medial bawah, diatas tuberkulum
pubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis
m. Obligus eksternus. Atapnya ialah aponeurosis m.oblikus eksternus dan di dasarnya
terdapat ligamentum inguinale. Kanal berisi tali sperma pada lelaki, ligamentum rotundum
pada perempuan.
Kantong hernia (Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua
hernia memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia
intertitialis)
Isi hernia (usus,omentum, organ intra ataupun ekstraperitoneal).
Pintu atau leher hernia (cincin hernia, lokus minoris dinding abdomen)
5. Batuk kronik
6. Hipertropi prostate
2.7 Klasifikasi
Berdasarkan arah penonjolannya hernia dibagi menjadi hernia eksterna dan hernia interna.
Hernia eksterna adalah hernia yang menonjol keluar melalui dinding perut, pinggang, atau
perineum. Hernia interna adalah tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang
dalam rongga perut, seperti foramen Winslow, resesus retrosekalis atau defek dapatan pada
mesenterium umpamanya setelah operasi anastomosis usus. Berdasar arah hernia dibagi
menjadi:
I.
II.
Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia yang
didapat atau aquisita:
Hernia bawaan (congenital) : Timbulnya sejak bayi lahir atau pada anak-anak,
umumnya didapatkan pada hernia inguinalis lateralis, yang disebabkan karena tidak
menutupnya prosesus vaginalis setelah proses penurunan testis ke skrotum baik
sebagian atau seluruhnya.
Hernia didapat (acquired) : Timbul hernia setelah dewasa dan lanjut usia. Hal ini
disebabkan adanya tekanan intra abdominal yang meningkat dan dalam waktu yang
lama, misalnya pada batuk kronis, gangguan proses kencing (BPH), konstipasi kronis,
asites dan sebagainya. Insiden ini semakin meningkat dengan bertambahnya usia
karena otot-otot dinding perut yang sudah lemah, manifestasi klinis umumnya adalah
hernia inguinalis medialis.
Menurut sifatnya hernia disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus
keluar ketika berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika berbaring atau bila didorong
masuk ke perut. Selama hernia masih reponibel, tidak ada keluhan nyeri atau gejala
obstruksi usus. Bila isi kantong tidak dapat kembali ke perut, hernia disebut hernia
ireponibel. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong kepada peritoneum
kantong hernia. Hernia ini disebut juga hernia akreta (perlekatan karena fibrosis).Saat ini
hernia masih tidak ada keluhan nyeri, tidak ada juga tanda sumbatan usus. Hernia disebut
hernia inkarserata atau hernia strangulata bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga
isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke rongga perut. Akibatnya, terjadi
gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis, istilah hernia inkarserata lebih
dimaksudkan untuk hernia ireponibel yang disertai gangguan pasase, sedangkan hernia
strangulata digunakan untuk menyebut hernia ireponibel yang disertai gangguan
vaskularisasi. Bila strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus, hernianya disebut
hernia Richter
yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah
terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren.
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang didapat. Insiden
hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena meningkatnya penyakit yang
meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya.
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut
kendur.
Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih
vertikal.Bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal
dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis
inguinalis. Pada orang dewasa kanalis tersebut sudah tertutup, tetapi karena kelemahan
daerah tersebut maka akan sering menimbulkan hernia yang disebabkan keadaan
peningkatan tekanan intra abdomen.
2.9 DIAGNOSIS
2.9.1 Anamnesis
1. Anamnesa hernia inguinale:
Secara klasik, pada penderita hernia inguinalis biasanya ditemukan keluhan-keluhan,
antara lain:
cairan elektrolit dan asam basa), atau strangulasi karena nekrosis atau
Auskultasi
Tabel yang membandingkan antara hernia inguinalis lateralis, medialis dan femoralis.
Hernia paraumbilikalis.
Hernia para umbilikalis merupakan hernia melalui suatu celah di garis tengah di tepi kranial
umblikus, jarang terjadi di tepi kaudalnya. Penutupan secara spontan jarang terjadi sehingga
dibutuhkan operasi koreksi.
Hernia ventralis
Kebanyakan hernia ventralis disebabkan oleh insisi pada tubuh yang sebelumnya tidak
sembuh secara tepat atau terpisah karena tegangan abnormal. Cacat ini memungkinkan
penonjolan suatu hernia dan operasi umumnya direkomendasikan.. Jika cacat ini berukuran
kecil atau sedang , maka tindakan ini relatif jelas dan memuaskan tetapi apabila hernia
ventralsinya besar dan fasianya jelek, merupakan prognosa yang jelek pada hernia ventralis.
Pada umumnya tindakan yang dilakukan adalah operasi dengan memobilisasi jaringan denga
cermat dan untuk mencapai penutupan langsung primer jika mungkin. Kadang-kadang
penggunaan kasa protesis
seperti kasa marlex atau fasia lata diindikasikan.
Hernia epigastrik
Hernia yang keluar melalui defek di linea alba di antara umbilikus dan prosesus xipoideus. Isi
hernia berupa penonjolan jaringan lemak preperitoneal dengan atau tanpa kantong
peritoneum.
Hernia lumbalis
Di daerah lumbal antara iga XII dan krista iliaka, ada dua buah trigonum masing-masing
trigonum kostolumbal superiorn (Grinfelt) berbentuk segitiga terbalik dan trigonum
kostolumbalis inferior atau trigonum iliolumbalis (Petit) berbentuk segitiga. Trigonum
Grijfelt di batasi di kranial oleh iga XII, di anterior oleh tepi bebas m. Obligus internus
abdominis, sedangkan tutupnya m. Latisimussdorsi. Trigonum petit dibatasi di kaudal oleh
krista iliaka, di anterior oleh tepi bebas m.obligus eksternus abdominis, dan posterior oleh
tepi bebas m. Latisimuss dorsi. Dasar segitiga ini adalah m. Oblikus internus abdominis dan
tutupnya adalah fasia superfisialis. Hernia pada kedua trigonum ini jarang dijumpai. Pada
pemeriksaan fisik
tampak dan teraba benjolan di pinggang di tepi bawah tulang rusuk XII atau di tepi kranial
panggul dorsal. Diagnosis di tegakkan dengan memeriksa pintu hernia. Diagnosis banding
adalah hematoma, abses dingin atau tumor jaringan lunak. Pengelolaan terdiri dari atas
herniotomi dan hernioplasti. Pada hernioplasti dilakukan juga penutupan defek.
Hernia Littre
Hernia yang sangat jarang dijumpai ini merupakan hernia yang mengandung divertikulum
meckel. Hernia Littre dianggap sebagai hernia sebagian dinding usus.
Hernia Speighel
Hernia Spieghel adalah hernia interstial dengan atau tanpa isinya melalui fasia Spieghel.
Hernia ini sangat jarang dijumpai. Biasanya dijumpai pada usia 40-70 tahun, tanpa ada
perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Biasanya terjadi dikanan dan jarang bilateral.
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukan benjolan di sebelah Mc burney bagian kanan
maupun sebelah kiri pada tepi lateral m. Rektus Abdominis. Isi hernia dapat terdiri dari usus,
omentum atau ovarium. Sebagai pemeriksaan penunjang dapat dilakukan ultrasonografi.
Pengelolaan terdiri atas herniotomi dan hernioplastik dengan menutup defek pada
m.tranversus abdominis dan m.abdominis internus. Hernia yang besar sangat membutuhkan
suatu protesis.
Hernia obturatoria
Hernia obturatoria ialah hernia melalui foramen obturatoria. Dapat berlangsung dalam empat
tahap. Mula-mula tonjolan lemak retroperitoneum masuk ke dalam kanalis obturatorius,
disusul oleh tonjolan peritoneum parietal. Kantong hernia ini mungkin diisi oleh lekuk usus
yang dapat mengalami inkaserasi parsial, sering secara Richter atau total. Diagnosis dapat
ditegakkan atas dasar adanya keluhan nyeri seperti ditusuktusuk dan parestesia di daerah
panggul, lutut, dan bagian medial paha akibat penekanan pada n. Obturatorius (tanda howship
Romberg) yang patognomonik. Pada colok dubur atau pemeriksaan vaginal dapat ditemukan
tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda (Hoeship Romberg). Pengelolaan bedah
dengan pendekatan transperitoneal atau preperitoneal
Hernia perinealis
Hernia perineal merupakan penonjolan hernia pada perineum melalui defek dasar panggul
dapat terjadi secara primer pada perempuan multipara, atau sekunder setelah operasi melalui
perineum seperti prostaktomi atau reseksi rektum secara abdominoperineal. Diagnosis
ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tampak dan teraba benjolan di
perieneum yang mudah keluar masuk dan jarang mengalami inkaserasi. Pintu hernia dapat
diraba secara bimanual dengan pemeriksaan rektovaginal. Dalam keadaan ragu-ragu dapat
dilakukan pemeriksaan ultrasonografi. Biasanya pendekatan operatif dengan transperitoneal,
perineal atau kombinasi abdomino dan perineal.
Hernia pantalon
Hernia pantalon merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dengan hernia inguinalis
medial pada satu sisi. Kedua kantong hernia dipisahkan oleh vasa epigastrika inferior
sehingga berbentuk seperti celana. Keadaan ini ditemukan kira kira 15% dari hernia
inguinalis. Diagnosis umum sukar ditegakkan dengan pemeriksaan klinis dan biasanya sering
ditemukan setelah dilakukan operasi. Pengelolaan seperti biasanya pada hernia inginalis,
herniotomi dan hernioplasti.
2.12 Komplikasi
Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia tidak
dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada keadaan ini
darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulata.
Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah
obstipasi.
Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.
2.13 Penatalaksanaan
1. NON OPERATIF
pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga
atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi (pemakaian sabuk
TRUSS).
Indikasinya adalah :
Hernia Inguinalis Medialis ukuran kecil dan belum mengganggu (atasi dulu factor
penyebabnya)
2. OPERATIF
Pada Hernia inguinalis:
Macam Operasi:
1. Herniotomy, yaitu: membuang kantong hernia seproximal mungkin, terutama pada
anak-anak karena dasarnya adalah congenital tanpa adanya kelemahan dinding perut.
2. Herniorrhapy, yaitu: herniotomy disertai tindakan bedah untuk memperkuat dinding
perut bagian bawah di belakang kanalis inguinalis (hernioplasty).
Untuk tindakan bedah ini (hernioplasty) ada 3 macam:
inguinalis.
Halstedt : Jahitan seperti bassini tetapi funiculus spermaticus berada diatas
Saat ini sering digunakan prolene mesh (mersilen mesh) untuk menutup atau memperkuat
dinding belakang canalis inguinalis
Gambar 6 : Herniotomi
2.15 Prognosis
Prognosa tergantung pada keadaan umum penderita serta ketepatan penanganan.Tapi pada
umumnya baik karena kekambuhan setelah operasi jarang terjadi, kecuali pada hernia
berulang atau hernia yang besar yang memerlukan penggunaan materi prostesis.Pada
penyakit hernia ini yang penting adalah mencegah faktor predisposisinya.
BAB III
KESIMPULAN
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Secara
umum diklasifikasikan menjadi, hernia eksterna, hernia intraparietal, hernia interna, hernia
reponibel (reducible hernia), hernia ireponibel (inkarserata) dan hernia strangulasi.
Berdasarkan lokasinya hernia diklasifikasikan menjadi hernia inguinalis, hernia femoralis,
hernia umbilikalis, hernia paraumbilikalis, hernia ventralis, hernia epigastrika, hernia lumbalis,
hernia Littre, hernia Speighel, hernia obturatoria, hernia perinealis, hernia pantalon. Gambaran
klinik dan penegakkan diagnosis pada hernia tergantung dari perkembangan dan lokasi hernia.
Penatalaksanaan hernia ada dua yaitu konservatif dan operatif, tergantung dari gambaran klinis
dan jenis hernia.
Daftar Pustaka
1. Abdus Sjukur, Soetamto Wibowo, Harun Al Rasjid, Soetrisno Alibasah, A.H Hamami,
Poerwadi, Kustiyo. 1994., Hernia Inguinalis dan Femoralis. Dalam : Pedoman
Diagnosis dan Terapi Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo, Surabaya : Lab/UPF Ilmu
Bedah Fakultas Kedokteran Umum Universitas Airlangga Rumah Sakit Umum
Dokter Soetomo Surabaya. 83-85
2. Fitzgibbons R J, Ahluwalia H S. 2006. Inguinal Hernia. Schwartz Manual of Surgery,
eigth edition. USA: McGraw-Hills Companies. 920-942
3. Gray Henry, 2000. grays anatomy of human body XII. Surface anatomy and surface
markings, Bartleby. Philadelphia.350-351
4. Lutfi Achmad, Thalut Kamardi. 2007. Dinding Perut, Hernia, Retroperitonium, dan
Omentum. Buku Ajar Ilmu Bedah,edisi 3. EGC. 615-641
5. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 17th Edition.
Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.
6. W. Steve Eubanks M. D. 2004. Hernia. Sabiston Textbook of Surgery. 16th Edition.
Philadelphia. Elsevier Saunders. 783-800
7. Way L.W. 2003. Hernia and Other Lesions of Abdominal Wall. Current Surgical
Diagnosis and Treatment, ninth edition. Prentice Hall International Inc. 700-710