Anda di halaman 1dari 20

JAWABAN TUGAS 3.

PRAKTIK PERPAJAKAN : SOAL 1


1.

PENJUALAN
unit

harga/unit

Pelanggan
Bendaharawan pemerintah
total penjualan
3,500
PPh pasal 22 kepada Bendaharawan Pemerintah = 1,5%* 2.500.000.000
Jurnal :
Kas
PPN Keluaran
Penjualan
(PPN Keluaran = 10% x 6.000.000.0000)

6,600,000,000.00

Utang PPh pasal 22


Kas

37,500,000.00

INGAT !
PPh pasal 22 adalah pungutan pajak sehubungan dengan penyerahan barang/jasa kena pajak kepada
bendaharawan pemerintah/badan-badan tertentu baik swasta maupun pemerintah serta pemungutan
pajak atas kegiatan impor atau kegiatan usaha di bidang lain
Tarif PPh pasal 22 = 1,5% dari DPP
Perlakuan untuk WP non-NPWP, dikenakan tarif 100% lebih tinggi dibanding WP ber-NPWP.
(UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 22)
2.

PEMBELIAN
I
II
III
Jumlah pembelian
Jurnal :
Pembelian
PPN Masukan
Kas
(PPN Masukan = 10% x 3.950.000.0000)

3.

unit
750
800
1,500
3,050

harga/unit
1,200,000.00
1,000,000.00
1,500,000.00

3,950,000,000.00
395,000,000.00

PERSEDIAAN metode FIFO - First In First Out


unit
Persediaan (awal)
Pembelian I
Pembelian II
Pembelian III
Barang TUD
Penjualan

1,000
750
800
1,500
4,050
3,500 (-)

harga/unit
13,500.00
1,200,000.00
1,000,000.00
1,500,000.00

Persediaan (akhir)
Perhitungan:
*
**
***
****
Total penjualan

550

1,500,000.00

1,000
750
800
950
3,500

13,500.00
1,200,000.00
1,000,000.00
1,500,000.00

INGAT !
Metode FIFO-First In First Out, persediaan yang pertama (lebih dulu) masuk ke gudang maka
persediaan tersebut yang nantinya akan dijual pertama (lebih dulu).
Jadi, perhitungan nilai persediaan akhir berdasarkan harga beli terakhir.
4.

PENYUSUTAN
Metode Garis Lurus
a. Bangunan
= 5%* 3.000.000.000
Metode Saldo Menurun
Tahun
Biaya Penyusutan
b. Mesin - aset kelompok II (8 th)
Harga perolehan
2011
25%* 1.500.000.000
2012
25%* 1.125.000.000
2013
25%* 843.750.000
2014
25%* 632.812.500
2015
25%* 474.609.375
2016
25%* 355.957.031,25
2017
25%* 266.967.773,44
2018
disusutkan sekaligus
Jurnal :
Biaya penyusutan bangunan
Biaya penyusutan mesin
Akm penyusutan bangunan
Akm penyusutan mesin

Akm Penyusutan

375,000,000.00
281,250,000.00
210,937,500.00
158,203,125.00
118,652,343.75
88,989,257.81
66,741,943.36
200,225,830.08

375,000,000.00
656,250,000.00
867,187,500.00
1,025,390,625.00
1,144,042,968.75
1,233,032,226.56
1,299,774,169.92
1,500,000,000.00
150,000,000.00
210,937,500.00

INGAT !
Kelompok harta berwujud dan tarif penyusutan :
Kelompok harta berwujud
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
II. Bangunan
Permanen
Tidak permanen
(UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 11)

Masa Manfaat

% penyusut
Garis Lurus

4 th
8 th
16 th
20 th

25%
12.50%
6.25%
5%

20 th
10 th

5%
10%

5.

Perhitungan PBB
NJOP
# tanah
# bangunan
NJOP dasar pengenaan PBB
NJOPTKP
NJOP dasar penghitungan PBB
PBB terutang
Jurnal :
Biaya PBB
Kas

0,1%* 2.730.000.000
2,730,000.00

Note!
Apabila di soal sudah ditentukan tarif PBB maka hitungnya besarnya PBB sesuai tarif yang sudah di
tentukan di soal, namun apabila di soal tidak ditentukan besaran tarif PBB maka hitunglah PBB
sesuai tarif UU PDRD karena letak suatu usaha bisnis di area perkotaan atau pemukiman.
INGAT !
Perbandingan Pengaturan PBB-P2 dalam UU PBB dengan UU PDRB
Materi
Subjek

UU PBB
Orang atau badan yang secara nyata
mempunyai hak atas bumi, dan/atau
memperoleh manfaat atas bumi, dan/
atau memiliki, menguasai dan/atau
memanfaatkan atas bangunan.

Objek
Bumi dan/atau bangunan

Tarif
NJKP

NJOPTKP
PBB terutang

Tunggal 0,5%
20% s.d 100%
(PP 25 th 2002 ditetapkan 20% atau
40%)
NJOP 1.000.000.000 adalah 40%
NJOP < 1.000.000.000 adalah 20%
Paling tinggi 12.000.000 per WP
0,5% x 20% x (NJOP-NJOPTKP)
atau
0,5% x 40% x (NJOP-NJOPTKP)

UU PDRD

Tidak ada peru

Bumi dan/atau bangunan, kecuali


kawasan yang digunakan untuk kegia
usaha perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan.
Paling tinggi 0

Tidak ada

Paling rendah 10000.

0,3% (maksimal) x (NJ

UU No. 12 Tahun 1994


6.

PPh pasal 23 atas sewa bangunan


Jurnal :
Kas
Pendapatan Sewa Bangunan
Utang PPh pasal 23
Kas

10%* 500.000.000
500,000,000.00

50,000,000.00

INGAT !
PPh pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima/diperoleh WP dalam negeri
(OP/Badan) dan BUT yang berasal dari modal, penyerahan jasa/penyelenggaraan kegiatan selain
yang telah dipotong PPh pasal 21.
Tarif PPh pasal 23:
Bunga
Dividen
15%
Royalti
Sewa
bangunan
10%
non-bangunan
2%
Imbalan
2%
Hadiah
lomba, penghargaan
15%
undian
25%
UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 23

>>> selanjutnya ke L/R dulu <<<


8.

PPh pasal 24
Perhitungan kredit pajak luar negeri (PPh Pasal 24) adalah:
1. Total PPh Terutang
Penghasilan dari dalam negeri
Penghasilan dari luar negeri
Total penghasilan dalam dan luar negeri
PPh terutang sesuai Pasal 17 UU PPh:
25% x 6.850.000.000,00
2. Batas maksimum kredit pajak
350.000.000,00 x 1.712.500.000,00
6,850,000,000.00
3. PPh yang dipotong di luar negeri
20% x 350.000.000,00
Jadi, kredit pajak luar negeri yang diperkenankan sebesar 70.000.000,00
Jurnal :
Utang PPh pasal 24
Kas

70,000,000.00

INGAT !
PPh Pasal 24 adalah pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar
negeri yang diterima atau diperoleh WP dalam negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang
berdasarkan UU PPh dalam tahun pajak yang sama.
Batas kredit pajak PPh pasal 24 yang diperbolehkan adalah yang terendah dari 3 alternatif diatas
(1), (2), atau (3).
UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 24
9.

PPh pasal 25
Perhitungan pajak kurang atau lebih bayar th 2013:
PPh terutang
Berbagai kredit pajak :

- PPh pasal 22
- PPh pasal 23
- PPh pasal 24
Jumlah berbagai kredit pajak
Jumlah PPh ymh dibayar sendiri
Angsuran PPh pasal 25
Pajak kurang bayar
Jurnal :
Utang PPh pasal 25
Kas

37,500,000.00
50,000,000.00
70,000,000.00
157,500,000.00
12 x 5.000.000

5,000,000.00

INGAT!
PPh Pasal 25 adalah angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar oleh WP setiap
bulan berdasarkan pajak penghasilan yang terutang menurut SPT Tahunan PPh tahun pajak yang lalu.
Jumlah pajak ymh dibayar > Angsuran PPh Pasal 25 setahun = Pajak Kurang Bayar
dan sebaliknya.
UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 25

L 1

jumlah
3,500,000,000.00

PT UNO
Laporan Laba Rugi Fiskal

2,500,000,000.00
6,000,000,000.00
37,500,000.00

Untuk Periode yang Berakhir 31 Des

600,000,000.00
6,000,000,000.00

37,500,000.00

Penjualan
HPP:
Persediaan (awal)
Pembelian
Barang TUD
Persediaan (akhir)
HPP
Laba Bruto Usaha
Biaya-Biaya Usaha :
- Biaya Gaji Pegawai
- Biaya Listrik, Air dan Telepon
-

Biaya Zakat
Biaya Pemeliharaan Mesin
Biaya Penyusutan Bangunan
Biaya Penyusutan Mesin
Biaya PBB
Biaya Lain-lain

Jumlah Biaya-Biaya Usaha

jumlah
900,000,000.00
800,000,000.00
2,250,000,000.00
3,950,000,000.00

4,345,000,000.00

jumlah
13,500,000.00

Laba Neto Usaha


Pendapatan dan Biaya diLuar Usaha :
- Pendapatan Sewa Bangunan
Jumlah Pendapatan dan Biaya diLuar Usaha
Laba Neto Usaha Dalam Negeri
Penghasilan Luar Negeri
Laba Sebelum Pajak (PKP)
PPh terutang **
Laba Bersih Setelah Pajak
Keterangan: **
a). PKP dari peredaran bruto yang memperoleh fasilitas
= 4.800.000.000,00 x 2.125.232.500,00
6,000,000,000.00
b). PKP dari peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas
= 2.125.232.500,00 - 1.700.186.000,00
c). PPh dari peredaran bruto yang memperoleh fasilitas
= (50%* 25%) x 1.700.186.000,00
d). PPh dari peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas
= 25%* 425.046.500,00
e). PPh terutang = 212.523.250,00 + 106.261.625,00

825,000,000.00
13,500,000.00
900,000,000.00
800,000,000.00
1,425,000,000.00
3,138,500,000.00

150,000,000.00
Nilai Buku
1,500,000,000.00
1,125,000,000.00
843,750,000.00
632,812,500.00
474,609,375.00
355,957,031.25
266,967,773.44
200,225,830.08
0.00

150,000,000.00
210,937,500.00

% penyusutan
Saldo Menurun
50%
25%
12.50%
10%
-

2,000,000,000.00
750,000,000.00
2,750,000,000.00
20,000,000.00 (-)
2,730,000,000.00
2,730,000.00

2,730,000.00

UU PDRD

dak ada perubahan

n, kecuali
n untuk kegiatan
hutanan, dan

aling tinggi 0,3%

Tidak ada

ndah 10000.000 per WP

simal) x (NJOP-NJOPTKP)

50,000,000.00

500,000,000.00

50,000,000.00

6,500,000,000.00
350,000,000.00
6,850,000,000.00
1,712,500,000.00
87,500,000.00

70,000,000.00

70,000,000.00

318,784,875.00

157,500,000.00 (-)
161,284,875.00
60,000,000.00 (-)
101,284,875.00

5,000,000.00

PT UNO
poran Laba Rugi Fiskal

Beberapa catatan yang p


1

yang Berakhir 31 Desember 2013


6,000,000,000.00
2

13,500,000.00
3,950,000,000.00
3,963,500,000.00
825,000,000.00 (-)

3,138,500,000.00 (-)
2,861,500,000.00
4

1,000,000,000.00
200,000,000.00
5,000,000.00
10,000,000.00
150,000,000.00
210,937,500.00
2,730,000.00
7,600,000.00

1,586,267,500.00 (-)
1,275,232,500.00
500,000,000.00
500,000,000.00
1,775,232,500.00
350,000,000.00
2,125,232,500.00
318,784,875.00 (-)
1,806,447,625.00

eroleh fasilitas
32.500,00

memperoleh fasilitas
000,00
eroleh fasilitas

1,700,186,000.00

425,046,500.00
212,523,250.00

memperoleh fasilitas

6.261.625,00

106,261,625.00
318,784,875.00

eberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Laporan Laba Rugi Fiskal:
Imbalan dalam bentuk natura (misal: beras, gula, biaya pengobatan) tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto
sesuai Pasal 9 ayat (1) UU PPh. Sehingga jumlah biaya tersebut harus dikurangkan dari biaya menurut komersial
yang berarti berpengaruh menaikkan laba kena pajak.
Biaya atau pengeluaran untuk kepentingan pribadi pemegang saham/pemilik (misal: direktur) tidak boleh dikurangkan
dari penghasilan bruto sesuai Pasal 9 ayat (1) UU PPh. Sehingga jumlah biaya tersebut harus dikurangkan dari biaya
menurut komersial yang berarti berpengaruh menaikkan laba kena pajak.
Sumbangan untuk berbagai kepentingan kepada pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan kerja, usaha, kepemilikan
dan penguasaan merupakan biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto sesuai Pasal 9 ayat (1) UU PPh.
Sehingga jumlah biaya tersebut harus dikurangkan dari biaya menurut komersial yang berarti berpengaruh menaikkan
laba kena pajak.
Biaya atau pengeluaran yang tidak didukung bukti pengeluaran yang sah (nominatif) tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto sesuai Pasal 9 ayat (1) UU PPh. Sehingga jumlah biaya tersebut harus dikurangkan dari biaya menurut
komersial yang berarti berpengaruh menaikkan laba kena pajak.
Perhitungan PPh terutang:
1. Apabila jumlah peredaran bruto < 4,8 M, maka PPh terutang = 1% x Penjualan Neto (Penjualan-Potongan-Retur)
sesuai PP 46 Tahun 2013
2. Apabila jumlah peredaran bruto 4,8 M 50 M, maka PPh terutang dihitung berdasarkan Pasal 31E UU PPh:
a). PKP dari peredaran bruto yang memperoleh fasilitas
= 4.800.000.000

x PKP

Peredaran bruto
b). PKP dari peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas
= PKP - (a)
c). PPh dari peredaran bruto yang memperoleh fasilitas
= (50%* 25%) x (a)
d). PPh dari peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas
= 25%* (b)
e). PPh terutang = (c) + (d)
3. Apabila jumlah peredaran bruto > 50 M = 25% x PKP
*Peredaran bruto = Penjualan Neto setelah dikurangi Retur Penjualan dan Potongan Penjualan

Anda mungkin juga menyukai