PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi kelistrikan Sub System Bali menggunakan system interkoneksi
melalui SKLT (Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi) dengan system jawa,
pada kondisi normal tenaga listrik yang disupply dari system jawa akan
bermuara di Gardu Induk Kapal, melalui Gardu Induk Kapal tenaga listrik
akan didistribusikan ke seluruh pusat beban (Center Load) di Sub System Bali
melalui saluran transmisi 150 kV (SUTT). Seiring dengan pertumbuhan beban
yang meningkat secara signifikan maka untuk mengantisipasi kelebihan arus
beban pada saluran transmisi akibat peningkatan beban dan untuk
meningkatkan keandalan penyaluran tenaga listrik maka penambahan saluran
transmisi harus dilakukan. Penambahan saluran transmisi akan mempengaruhi
besarnya nilai impedansi system secara keseluruhan, karena parameter
impedansi mengalami perubahan maka besarnya arus hubung singkat pada
system juga akan mengalami perubahan. Analisa perhitungan besarnya
parameter parameter tersebut harus dilakukan untuk menentukan breaking
capasity peralatan peralatan yang akan digunakan dalam penyaluran tenaga
listrik dan sebagai parameter dalam perhitungan setting relay proteksi.
Untuk mengetahui besarnya arus hubung singkat maksimum di bus 150
kV pada saat penambahan saluran transmisi 150 kV dalam rangka untuk
meningkatkan keandalan penyaluran tenaga listrik maka diperlukan suatu
parameter impedansi eqivalen transmisi 150 kV. Sebagai pedoman dalam
melakukan analisis perhitungan besarnya arus hubung singkat akibat
penambahan transmisi 150 kV maka penulis menyusun sebuah makalah yang
berjudul :
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui analisis impedansi eqivalen ( Positif, Negatif, dan
Nol) single circuit pada saluran transmisi 150 kV Padangsambian
Pesanggaran.
2. Untuk mengetahui analisis impedansi eqivalen ( Positif, Negatif, dan
Nol) double circuit circuit pada saluran transmisi 150 kV
Padangsambian Pesanggaran.
1.4 Batasan Masalah
Agar suatu pembahasan tidak menyimpang dari tujuannya maka
membutuhkan adanya pembatasan ruang lingkup masalh pada satu pokok
persoalan. Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.
2.
4.
5.
BAB II
DASAR TEORI
Menaikkan daya guna saluran transmisi adalah dengan menaikkan
tegangan setinggi mungkin. Batas ketinggian tegangan transmisi pada masing
masing negara berbeda beda tergantung pada kemajuan teknologi tenaga listrik
di negara negara tersebut. Transmisi tegangan tinggi indonesia pada saat ini
adalah tegangan 70 kV dan 150 kV, sedangkan untuk transmisi tegangan ekstra
tinggi menerapkan tegangan 500 kV.
Ada dua kategori saluran transmisi yaitu saluran udara (Overhead Line)
dan saluran bawah tanah (Underground). Saluran udara menyalurkan tenaga
listrik melaui kawat kawat yang tergantung pada tiang tiang transmisi dengan
perantara isolator isolator, sedangkan saluran bawah tanah menyalurkan listrik
melalui kabel kabel bawah tanah. Kedua saluran ini mempunyai keuntungan
dan kerugian, dibandingkan dengan saluran udara, saluran bawah tanah tidak
terpengaruh cuaca buruk dan saluran bawah tanah lebih estetis karena tidak
tampak. Saluran bawah tanah lebih disukai di Indonesia terutama untuk kota
kota besar, tetapi biaya pembangunannya lebih mahal dibandingkan dengan
saluran udara dan perbaikannya lebih sukar jika terjadi hubung singkat.
Peningkatan tegangan pada saluran transmisi mempunyai nilai ekonomis
yang sangat penting. Keuntungannya sebagai berikut :
1.
2.1
Resistan
Nilai resistan saluran transmisi dipengarui oleh resistivitas konduktor dan
l
A
Dengan :
= Resistivitas ()
d ' 3 d 12 .d 23 .d 31
d '' 3 d 111 .d 2' 2 .d 3'3
n 1
Z 0 R0 jX 0 3( Z 2 as / Z s )
Dimana, Zas merupakan impedansi Loop konduktor :
Z as .( 0 / 8) j 0 /(2 ). ln( / d as )
d as 3 ( d 1s1 .d 2 s1 .d 3 s1
r (rs .d s1s 2 )1 / 2
R Rs / 2
Z 0 R0 jX 0 3( Z as / Z s )
Dengan menggunakan formula di atas maka dapat ditentukan nilai
impedansi eqivalen urutan positif saluran transmisi :
2
Z 0 R0 jX 0 3( Z as / Z s )
2.2.2
Induktive
(Positif
sequence
Induktive
in /km
d ' 3 d 12 .d 23 .d 31
d '' 3 d 111 .d 2' 2 .d 3'3
Geometric
Mean
Radius
(GMR)
eqivalen
dapat
re n (n.r.ra
n 1
arus
penetrasi
balik
arus
sama
tanah
dengan
arus
menunjukkan
balik
yang
Z 0 R0 jX 0 3Z ab 6( Z 2 as / Z s )
R0 R L 3.( 0 / 8)
d ab (d d )
'"
d'
"
( d 1'1 d
r (rs .d s1s 2 )1 / 2 , R Rs / 2
Z 0 R0 jX 0 3Zab 6( Z as / Z s )
Dengan menggunakan formula di atas maka dapat ditentukan nilai
impedansi eqivalen urutan positif saluran transmisi :
2
Z 0 R0 jX 0 3Zab 6( Z as / Z s )
2'
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis Impedansi Eqivalen (Urutan Positive, Negatif dan Nol) Saluran
Transmisi 150 kV Padangsambian Pesanggaran Single Circuit.
Konfigurasi saluran transmsisi 150 kV Padangsambian
Pesanggaran merupakan konfigurasi single circuit dengan kawat tanah (Earth
wire) dan menggunakan konstruksi tiang penghantar type Pole yang berbeda beda, maka untuk menentukan impedansi eqivalen saluran transmisi
sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pengukuran secara langsiung
impedansi saluran transmisi tersebut. Akan tetapi besarnya impedansi
eqivalen saluran transmisi dapat diperoleh dengan melakukan analisis
perhitungan impedansi eqivalen (Urutan Positive, Negatif dan Nol) sebagai
berikut :
Data Pole Saluran Transmisi
Diasumsikan jarak circuit dalam satuan meter
d12
d23
d31
de1
d1s1
d2s1
d3s1
d 1'1
d 2'2
d 3' 3
d 1'2
d 2 '3
d 3'1
2.5
2.5
7.5
3
3
5.5
8
3
3
3
3.91
3.91
5.83
Data Konduktor
Conductor
Bundle (n x Lisbon)
Average conductor temp.
Conductor resistance at 60oC
Conductor radius
Conductor strand spacing
Conductor bundle radius
n
RL
n
rs
Rs
RL
s
ACSR 44/32
1
5.6 mm
0.6573 /km
0.6838 /km
5
d ' 3 d 12 .d 23 .d 31
d '' 3 d 111 .d 2' 2 .d 3'3
n 1
d 12 .d 23 .d 31
d 3 191.50
d 3.606m
n 1
re 21.78mm
Reaktansi induktansi :
X L .L .( 0 / 2 ).( Ln ( d / re ) 0.25 / n)
Z 0 R0 jX 0 3( Z 2 as / Z s )
Dimana, Zas merupakan impedansi Loop konduktor :
Z as .( 0 / 8) j 0 /( 2 ). ln( / d as )
d as 3 ( d 1s1 .d 2 s1 .d 3 s1
n2
r (rs .d s1s 2 )1 / 2
R Rs / 2
d as 3 3 5.5 8
d as 4.38m
Z 0 R0 jX 0 3( Z as / Z s )
Z 0 0.241 j1.134 / km
3.2 Analisis Impedansi Eqivalent (Urutan Positif, Urutan Negatif dan Urutan
Nol) Saluran Transmisi 150 kV Padangsambian Pesanggaran Double
Circuit.
Konfigurasi saluran transmsisi 150 kV Padangsambian
Pesanggaran setelah dilakukan penambahan circuit transmisi dari GI Kapal
sampai dengan GI Pesanggaran maka konfigurasi saluran transmisi 150 kV
Padangsambian Pesanggaran menjadi double circuit dengan satu kawat
tanah (Erath wire) dan menggunakan konstruksi tiang penghantar type Pole
dengan jenis yang berbeda, maka untuk menentukan impedansi eqivalen
saluran transmisi sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pengukuran
secara langsung impedansi saluran transmisi tersebut dengan menggunakan
alat Line Impedance Measurement. Akan tetapi besarnya impedansi
eqivalen saluran transmisi 150 kV Padangsambian - Pesanggaran dapat
d 3' 3
d 1'2
d 2 '3
d 3'1
2.5
2.5
7.5
3
3
5.5
8
3
3
3
3.91
3.91
5.83
Data Konduktor
Conductor
Bundle (n x Lisbon)
Average conductor temp.
Conductor resistance at 60oC
Conductor radius
Conductor strand spacing
Conductor bundle radius
n
RL
n
rs
Rs
RL
s
ACSR 44/32
1
5.6 mm
0.6573 /km
0.6838 /km
5
in /km
d ' 3 d 12 .d 23 .d 31
d '' 3 d 111 .d 2' 2 .d 3'3
n 1
d 12 .d 23 .d 31
d 3 191.50
d 3.606m
d 4.467 m
d '' 3 3 3 3
d '' 3m
n 1
re 21.78mm
Reaktansi induktansi :
"
Z L 0.0913 j 0.3965 / km
Z 0 R0 jX 0 3( Z 2 as / Z s )
Dimana, Zas merupakan impedansi Loop konduktor :
Z as .( 0 / 8) j 0 /( 2 ). ln( / d as )
d as 3 ( d 1s1 .d 2 s1 .d 3 s1
n2
r (rs .d s1s 2 )1 / 2
R Rs / 2
d as 3 3 5.5 8
d as 4.38m
Z s R .( 0 / 8) j 0 /( 2 ). ln( / r s / 4 / n)
Z s 0.7066 j 0.3998 / km
Z 0 R0 jX 0 3Zab 6( Z as / Z s )
Z 0 0.0913 1.199 / km