Anda di halaman 1dari 23

PENANGANAN KERACUNAN

Secara Garis Besar penanganan pada keracunan


dibagi dalam 3 bagian :
1. Pencegahan atau Pengurangan absorpsi di saluran
pencernaan (Toksikan masih berada di saluran
pencernaan)
2. Peningkatan ekskresi melewati ginjal (Toksikan sudah
diserap ke dalam tubuh)
3. Antidotum Spesifik (Toksikan sudah menimbulkan
efek toksik)

1.

Pengurangan absorpsi di saluran cerna, seperti :


Dilusi
Emesis
Lavage/Pencucian
Adsorbensia
Katartika
Demulsen dan dekontaminasi topikal

2. Peningkatan ekskresi melewati Ginjal


Diuresis
Pembasaan atau Pengasaman urin
Dialisis peritoneal
Hemodialisis
Hemoperfusi

3. Antidotum Spesifik
Antidotum Kimia
Antidotum Reseptor
Antidotum Disposisional
Antidotum Fungsional/Fisiologi

Pengurangan absorpsi toksikan (Disaluran cerna)


1. Dilusi
Pada keracunan secara ooral harus segera diusahakan untuk
menghilangkan racun dengan melakukan dilusi/pengenceran racun
yang baru berada dilambung dengan air atau susu sehingga
toksisitasnya berkurang.
2. Emesis
Suatu upaya menghilangkan racun dari lambung dapat juga
dilakukan dengan merangsang muntah/emesis dengan suatu zat
emetikum seperti sirup ipecac (efek yang timbul 5 20 menit) atau
apomorfin (3-5 menit)
I.

Alternatif lain :
- Larutan sabun atau detergen dapat merangsang mukosa
gastrointestinal (<10 menit)
- Stimulasi mekanik pada kerongkongan (nusukin jari)
- Larutan NaCl hangat (2 sendok dalam 1 gelas air)
Kondisi tidak boleh dilakukan emesis :
- Tidak sadar, karena tidak memiliki refleks menelan dan
reflek muntah sehingga ditakutkan bahaya aspirasi
- Penyakit kardiovaskuler
- Penyakit lain yang akan memperparah dengan muntah.

3. Lavage/Pencucian
Pencucian dilakukan untuk keracunan akut < 2 jam bila
zat harus secepatnya dikeluarkan dari lambung tapi tidak
bisa dengan emetik.
Secara umum digunakan air, bisa juga garam natrium
untuk alkalinasi seperti Nacl, NaHCO3, garam Ca, asam
tanat dan KMnO4.
Indikasi :
- Pasien setengah sadar
- Kontraindikasi dg ipecac
- Tidak sadar
- Toksikan banyak dan
- Hilang refleks menelan
sangat toksik

Kontra indikasi lavage :


- Zat korosif
- Petroleum eter
- Pasien kejang
4. Adsorben
Syaratnya toksikan harus dapat teradsorpsi pada
permukaan adsorbent. Contoh : karbon aktif, kaolin, pektin,
tanah fuller, attapulgit dan kolestiramin.
5. Katartika
Katartika digunakan jika racun sudah > 2 jam berada
disaluran cerna (sudah mencapai usus).

Senyawa ini merangsang peristaltika seluruh saluran


cerna sehingga isi saluran cerna akan dikeluarkan dengan
defekasi yang meningkat. Selain transit usus yang
ditingkatkan, racun diencerkan dengan perlambatan absorpsi
air karena efek osmotik katartika tersebut. Contoh katartika
Magnesium sulfat, magnesium sitrat, natrium sulfat, sorbitol,
dll.
6. Demulsen dan Dekontaminasi Topikal
Digunakan untuk zat iritan. Demulsen contohnya eskrim,
putih telur, susu. Sedangkan dekontaminasi topikal
contohnya : air, sabun, liniment.

II. Peningkatan ekskresi melewati Ginjal


1. Diuresis
Diuresis dapat dilakukan dengan diuretik jerat henle seperti
furosemida, dosis 40 160 mg secara infus. Urin yang
dikeluarkan 300 500 ml /jam.
2. Pengasaman dan Pembasaan Urin
Bagian yang terdisosiasi dari racun dalam urin akan dapat
ditinggikan dan dengan demikian akan meningkatkan laju
ekskresi secara nyata.
Pada keracunan asam (spt asam barbiturat, asam salisilat)
dapat dilakukan pembasaan urin ; sedangkan pada keracunan
basa (seperti alkaloid, amfetamin) dilakukan pengasaman urin.

3. Dialisis Peritoneal
Pada dialisis peritoneal, disisni resiko komplikasi rendah
tapi efektifitas juga rendah.
Bagian tengah abdomen diinsisi : peritoneum digunakan
sebagai membran semipermeabel. Zat terdifusi dari darah
melalui membran peritoneum.
Larutan dialisis hangat 2 L (dewasa), 1 L (anak) sekitar 15
sampai 20 menit.
4. Hemodialisis
Dialisis didasarkan pada hukum osmosis zat kimia yang
dapat berdifusi terlarut dalam air, berpartisi melalui membran
semipermeabel.

Larutan bergerak dari konsentrasi tinggi (darah) ke


konsentrasi rendah (larutan dialisis).
Hemodialisis menggunakan kantong selofan sebagai ginjal
buatan yang bersifat semifermeabel Ginjal buatan
mendialisis darah diluar tubuh pada membran yang amat luas
permukaannya yang dibilas dengan cairan dialisis. Dua
kateter dimasukkan ke vena femoral, darah dipompakan dari
satu kateter melalui dialisis-unit melewati membran semi
permeabel ke dalam cairan dialisis.
Cara ini relatif merepotkan tapi pada keracunan zat yang
bersifat nefrotoksik, eliminasi melalui ginjal cepat berkurang,
sehingga cara ini dianjurkan. Hemodialisis ini tidak efektif
untuk zat toksik yang terikat kuat pada protein.

5. Hemoperfusi
Lebih efektif dari dialisis peritoneal dan hemodialisis
untuk menghilangkan racun terutama zat larut lemak atau
zat terikat protein atau sedikit terdialisis.
Pada hemoperfusi yang dilakukan diluar tubuh. Darah
dilewatkan melalui adsorben khusus sehingga didapat
bersihan yang efektif.

III Antidotum
Dalam arti sempit antidotum adalah senyawa yang
mengurangi atau menghilangkan toksisitas senyawa yang
diabsorpsi, bersifat spesifik untuk toksikan tertentu.
Klasifikasi antidotum :
1. Antidotum kimia
Yaitu antidotum yang bereaksi secara kimia dengan racun.
Contoh : CaCl2 untuk keracunan oksalat, fluorida, antagonis
Ca.
2. Antidotum reseptor
Yaitu antidotum yang berkompetisi dengan racun pada
reseptor. Contoh : - atau -bloker dengan simpatomimetika.

3. Antidotum disposisional
Yaitu antidotum yang bekerja mempengaruhi
absorpsi, metabolisme, distribusi, dan eliminasi
toksikan. Contoh : karbon aktif dan tanah tuller untuk
penanganan umum keracunan.
4. Antidotum Fungsional/fisiologi
Yaitu antidotum yang mempengaruhi sifat biokimia
yang efeknya berlawanan dengan sistem lain.
Contoh : barbiturat berefek depresi maka harus diberi
analeptika.

Metanol (Antidotumnya Etanol)

Keracunan metanol umumnya terjadi karena etanol


tertukar dengan metanol. Dosis letal metanol adalah 30
-100 ml.
Toksisitas metanol disebabkan oleh oksidasi metanol
menjadi formaldehid dan asam format. Akhirnya karena
asam format sulit diekskresi akan terjadi asidosis parah.
Terapi keracunan metanol dimaksudkan untuk :
Menurunkan konsentrasi metanol dalam darah
Menghambat oksidasi metanol
Menghilangkan asidosis

Penurunan konsentrasi metanol dalam darah dilakukan

dengan dialisis peritoneal.


Oksidasi enzimatik metanol dihambat secara kompetitif
oleh substrat sesungguhnya yaitu etanol. Pada pasien
dengan dugaan keracunan metanol, diberikan 30 -40 ml
etanol, diusahakan konsentrasi etanol dalam darah tetap
sebesar 1 mg/ml selama 5 hari.
Asidosis ditangani dengan pemberian infus larutan
NaHCO3 atau larutan Na2HPO4.
Jika terapi dilakukan dengan cepat maka resiko
kematian dan kebutaan dapat dihindari.

Logam

Berat
(Antidotumnya
Dimerkaprol,
Deferoksamin, dll)
Pada penanganan keracunan logam berat tersedia
pembentuk khelat yang disamping melakukan
detoksifikasi juga mempercepat ekskresi ion logam berat
beracun ini.
Pembentukan komplek ini melakukan detoksifikasi
terhadap logam berat agar tidak kontak dengan enzim
penting sehingga fungsi enzim tidak terganggu.
Untuk mempercepat ekskresi diperlukan pembentukan
khelat yang hidrofil sehingga dalam tubulus terbentuk
khelat yang stabil serta reabsorpsi kecil.

Dimerkaprol

Senyawa ini menghambat reaksi antara ion logam


berat dengan gugus merkapto dan dengan reaksi
kompetitif membebaskan kembali gugus SH yang
sudah diblok. Kemudian senyawa dimerkaprol dengan
relatif cepat diekskresi. Digunakan pada keracunan Hg,
As, Bi, Ni, Au. Dosis : 3mg/kgBB.

Deferoksamin

Deferoksamin adalah senyawa basa yang didapat


dari actinomycetes yang dapat meningkatkan ekskresi
fe dengan mengubah ion besi menjadi komplek yang
mudah larut dalam air.
Berkhasiat pada keracunan akut besi, sedangkan
pada penimbunan besi yang abnormal hanya sedikit
khasiatnya. Dosis : 6 12g untuk meningkatkan besi
dalam saluran cerna, 1 g parenteral dalam larutan
glukosa 5 % sebagai infus.

Jenis-Jenis Antidotum spesifik


Terdapat banyak jenis antidotum di pustaka
ataupun yang sudah ada dipasaran. Apa yang
dijelaskan diatas adalah bagian terkecil dari jenis
antidotum, yang sisa atau lebih banyaknya lagi saya
harapkan keapada semua mahasiswa agar dapat
mencari dan mengetahuinya baik yang ada
dipustaka ataupun yang sudah ada dipasaran.

Anda mungkin juga menyukai