Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH


NAMA
NIM
KELOMPOK
HARI/TANGGAL
ASISTEN

PROFIL TANAH
: I KOMANG TRI WIDYA PUTRA
: G111 09 327
: X (SEPULUH)
: SELASA/ 13 OKTOBER 2009
: YULFIRA

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2009

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Tanah adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi, tersusun dari masa padat,
cair dan gas yang terdapat di permukaan bumi, berasal dari hasil pelapukan batuan
dan atau dekomposisi bahan organik.

Tanah merupakan satu rantai di antara sistem tubuh alam yang keberadaannya
tidak dengan sendirinya, proses pembentukan dan keberadaannya sangat
dipengaruhi oleh faktor alam yang lain, seperti bahan induk, iklim, topografi atau
relief, vegetasi atau organisme, manusia dan waktu.
Tanah terjadi dari hasil pelapukan batuan. Oleh karena itu, tanah juga
merupakan bagian dari kerak bumi. Batuan lapuk karena berbagai sebab,
diantaranya karena perubahan suhu yang naik turun secara berulang. Selain itu,
tanah juga terjadi dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati. Lapisan
tanah paling atas disebut humus atau bunga tanah. Bagian tersebut merupakan
hasil pelapukan dari sisa-sisa makhluk hidup, mungkin lapukan dari daun-daunan,
sampah, atau bangkai hewan. Lapisan humus bersifat gembur dan subur. Lapisan
tanah di bawahnya berwarna lebih terang dan butirannya lebih berat dan keras.
Tanah mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda antara tanah di
suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan sifat
kimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan kadar lengas
tanah. Untuk sifat kimia menunjukkan sifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur
maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah tersebut. Beberapa contoh sifat
kimia yaitu reaksi tanah(pH), kadar bahan organik dan Kapasitas Pertukaran Kation
(KPK).
Oleh karena itu, kita perlu mempelajari bagaimana profil-profil tiap tanah agar
kita dapat mengetahui lapisan-lapisan tanah, bagaimana struktur tiap profil dan
penyusun tiap-tiap profil.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari profil penyusun tanah
serta horizon-horizon tanah.
1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan batas lapisan, topografi batas
lapisan, warna, tekstur, struktur, konsistensi, serta karatan tiap-tiap lapisan horizon.

II.
TINJAUAN PUSTAKA
Profil Tanah adalah irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke batu
induk tanah. Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki horisonhorison sbb: O A E B - C R. Solum Tanah terdiri dari: O A E B Lapisan
Tanah Atas meliputi: O A Lapisan Tanah Bawah : E B (Abdul Madjid, 2007)
Tanah Alfisol adalah tanah-tanah yang berkembang dari bahan induk tua,
terdiri dari bentonit yang bercampur dengan batupasir atau bahan volkan tua. Bahan
induk kaya kalsium dan magnesium. Pencucian kurang intensif sehingga kejenuhan
basa relatif tinggi. Mineral mudah lapuk sedikit, dan susunan mineral fraksi liat
adalah campuran monmorilonit, kaolinit dan bahan amorf atau campuran dua yang
terakhir. Secara fisik dan kimia Alfisol bersifat kurang baik. Kadar liat yang tinggi
telah menghasilkan struktur gumpal bersudut sedang dan horison argilik yang relatif
kedap. Tanah juga mengandung Al-dd dan kejenuhan Al yang tinggi, sehingga perlu
pengapuran. Disamping itu, pemupukan hara makro (kecuali Ca dan Mg) dan bahan
organik sangat diperlukan (Djunaedi Abdul Rachim, 2000).
Alfisol umumnya berada pada kondisi geografis dan agroklimat yang
mendorong untuk menjadi tanah marjinal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik sifat kimia dan fisika tanah Alfisol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pH tanah Alfisol yang diamati bereaksi dari masam hingga netral, dengan
kandungan Corganik rendah, P-tersedia dari sangat rendah hingga sedang, K-dd
dari rendah hingga tinggi, Ca-dd dari sedang hingga sangat tinggi, Mg-dd dari
sedang hingga tinggi, KTK dari sedang hingga sangat tinggi dan unsur mikro (Fe
dan Zn) yang tinggi. Warna tanah Alfisol yang diamati adalah coklat kemerahan
hingga merah gelap, kekuatan tanah yang relatif rendah yaitu kurang dari 3,75 kg
F/cm2, struktur tanah dari butir hingga tiang dan tekstur tanah dari lempung liat
berpasir hingga liat ( Djunaedi Abdul Rachim, 2000).
Berubahnya bahan bahan an-organik dan bahan organik menjadi butir butir
tanah disebabkan oleh beberapa faktor, yakni pemanasan matahari pada siang hari
dan pendinginan pada malam hari, batuan yang sudah retak, pelapukan dipercepat
oleh air, akar tumbuh tumbuhan dapat memecah batu batuan sehingga hancur,
binatang binatang kecil seperti cacing tanah, rayap dan sebagainya yang membuat
lubang dan menghancurkan batuan, pemadatan dan tekanan pada sisa sisa zat
organik akan mempercepat terbentuknya tanah (Wardiyatmoko, 2008).

III. KEADAAN UMUM LOKASI


3.1 Letak Administratif
Letak adminisratif lokasi penelitian yaitu
sebelah utara

permukiman

sebelah timur

laboratorium peternakan

sebelah selatan :

politeknik

Sebelah barat

Kebun Ex-Farm Hama dan Penyakit Tumbuhan.

3.2 Iklim
Iklim lokasi penelitian adalah tropis
3.3 Topografi
Topografi lokasi dalam dan tanah dangkal berada dalam ketinggian 1-20 m
diatas permukaan laut dan bentuk wilayahnya datar dan kelerengannya 0-3%
3.4 Vegetasi
Vegetasi yang tumbuh di lokasi penelitian yaitu rumput gajah, pohon pisang,
pohon kapuk, serta alang-alang yang tumbuh liar. Kerapatan/jarak tanam rapat dan

umur tanaman

15 tahun.

3.5 Kegunaan Lahan


Kegunaan lahan yaitu kebun percobaan.
3.6 Jenis Tanah
Jenis tanah atau bahan induk pada lokasi penelitian adalah Tuffulkan

IV. BAHAN DAN METODE


4.1 Tempat dan Waktu
Tempat penelitian dilaksanakan di Ex-Farm Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin dan waktu pelaksanaan penelitian hari Minggu, 4 Oktober
2009 pukul 08.00-selesai.
4.2 Alat dan Bahan
4.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu cangkul, linggis, cutter, meteran,
dan alat tulis menulis.
4.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu plastik gula atau bening, tanah,
air dan kertas label.
4.3 Prosedur Kerja
1. Digalih lubang dengan kedalaman

110 cm

2. Ukur dengan dengan menggunakan meteran untuk memastikan kedalaman


galian

3. Dilakukan pengecekan batas lapisan dengan menggunakan cutter atau dengan


menepuk pada dinding galian. Jika menggunakan cutter tarik sebuah irisan
hingga berhenti yang menandakan batas lapisan tanah.
4. Diambil beberapa bongkahan tanah dan diberi air untuk mengecek tekstur dari
tiap-tiap lapisan.
5. Dilakukan hal yang sama dengan langkah ke 4 tetapi tidak diberi air, cukup
dengan menekan bongkahan tanah tersebut untuk melihat struktur tanah dan
konsistensi tanah tersebut
6. Disiapkan 3 plastik gula dan diberi kertas label
7. Dimasukkan sampel tanah tiap horison di masing-masing ke dalam plastik gula
yang telah di beri label.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Hasil
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian pada Kode Profil 2
Lapisan
I
Kedalaman Lapisan
Batasan Lapisan
Topografi batas lapisan
Warna (munsel)
Tekstur
Struktur
Konsistensi
Karatan
Sumber : Data Primer, 2009

II

III

0-33 cm

33-51 cm

51-110 cm

Baur
Tak teratur

Baur
Tak teratur

Baur
Tak teratur

Liat
Halus
Lepas
Mn

Debu
Sedang
Teguh
Fe

Pasir
Kasar
Sangat Teguh
Al

II

III

0-27 cm

27-81 cm

81-130 cm

Baur
Berombak

Baur
Berombak

Baur
Tidak Teratur

Lempung

Lempung

Lempung

Berpasir
Sedang
Teguh
Mn

Berliat
Kasar
Teguh
Al/Fe

Berliat
Halus
Sangat Teguh
Al & Fe

II

III

35 cm

43 cm

Hasil Penelitian pada Kode Profil 1


Lapisan
I
Kedalaman Lapisan
Batasan Lapisan
Topografi batas lapisan
Warna (munsel)
Tekstur
Struktur
Konsistensi
Karatan
Sumber : Data Primer, 2009

Hasil Penelitian pada Kode Profil 4


Lapisan
I
Kedalaman Lapisan

23 cm

Batasan Lapisan
Topografi batas lapisan
Warna (munsel)
Tekstur
Struktur
Konsistensi
Karatan
Sumber : Data Primer, 2009

Baur
Berombak
Coklat

Baur
Berombak
Coklat

Baur
Rata
Coklat

Kemerahan
Liat Berpasir
Kasar
Lepas

Kemerahan
Liat
Kasar
Lepas

Kemerahan
Liat Berdebu
Kasar
Lepas

5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh beberapa kelompok yang
dilakukan di tempat yang sama diperoleh hasil yang berbeda-beda, pada kode profil
2 kedalaman lapisan pada lapisan I 0-30 cm, pada lapisan II 30-51 cm, dan pada
lapisan III 51-110 cm, dimana batas lapisan pada ketiga lapisan tersebut baur,
keadaan topografi batas lapisan pada ketiga lapisan tersebut tak teratur. Pada
lapisan I teksturnya liat, lapisan II teksturnya debu, lapisan III teksturnya pasir. Dan
struktur pada lapisan I halus, lapisan II sedang, dan lapisan III kasar yang dibuktikan
dengan metode perasaan, konsistensi lapisan I lepas, lapisan II teguh, lapisan III
sangat teguh serta karatan lapisan I Mn, lapisan II Fe, lapisan III Al.
Pada kode profil 1 kedalaman lapisan I 0-27 cm, lapisan II 27-81 cm, dan
lapisan III 81-130 cm, dimana batas lapisan ketiga lapisan tersebut baur, keadaan
topografi batas lapisan pada lapisan I berombak, lapisan II berombak, dan lapisan III
tak teratur. Pada lapisan I teksturnya lempung berpasir, dan pada lapisan II dan III
teksturnya lempung berliat. Dan struktur pada lapisan I sedang, lapisan II kasar,
pada lapisan III halus yang dibuktikan dengan metode perasaan, konsistensi pada

lapisan I dan II teguh, dan lapisan III sangat teguh serta karatan lapisan I Mn, dan
pada lapisan II dan III Al dan Fe.
Pada kode profil 4 kedalaman lapisan I 23 cm, lapisan II 35 cm, dan lapisan III
43 cm dimana batas lapisan ketiga lapisan baur, keadaan topografi batas lapisan I
dan II berombak dan lapisan III rata. Warna tanah pada ketiga lapisan tersebut
berwarna coklat kemerahan. Pada lapisan I teksturnya liat berpasir, lapisan II
teksturnya liat dan lapisan III teksturnya liat berdebu. Dan struktur pada ketiga
lapisan tersebut kasar yang dibuktika dengan metode perasaan, konsistensi pada
ketiga lapisan lepas.
Dari hasil pengamatan yang diperoleh yaitu pada tanah alfisol Ex-farm,
lapisan tiap pengamatan berbeda mungkin dikarenakan unsur-unsur yang
terkandungnya memang berbeda. Dan mungkin pula diakibatkan oleh faktor air
karena setiap tanah itu berbeda karena apabila tanah l memiliki pohon didekatnya
berarti air itu tidak langsung turun ketanah tetapi terhalang oleh pohon tersebut.
Hasil pengamatan yang berbeda karena setiap penggalian tanah satu dengan yang
lainnya jaraknya cukup jauh.
Budaman dan brady (1982), berpendapat bahwa perkembangan profil tanah
dalam order alfisol selalu maju seiring dengan perkembangan kejenuhan basah
tinggi lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari permukan tanah .
Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa pada tanah alfisol ex-farm terebut
batas horisonnya lebih dari satu berangsur dan lapisan dua bau hal ini terjadi karena
adanya proses pelapukan sisa-sisa mikroorganisme berakumulasi dilapisan ini,
sehingga memberikan batasan lapisan ang jelas dengan warna gelap pada setiap

lapisan. Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1998, bahwa adanya perbedaan
lapisan pertama disebabkan proses pelapukan sisa-sisa mikroorganisme atau
proses pemofikasi.
Tanah alfisol (ex-farm) pada lapisan satu bertekstur liat dan pada lapisan dua
bertakstur debu sedangkan sruktur dari kedua lapisan adalah halus dan sedang dan
pada kedua lapisan terdapat karatan.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
Setalah melakukan percobaan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tiap-tiap
horison tanah memiliki karakter dan karatan yang berbeda, begitu juga penyusun
profil ditiap tanah pasti berbeda yang diakibatkan oleh penyusun-penyusun atau
bahan organik yang terkandung di dalam tanah..
6.2 Saran
Saran untuk pengembangan tanah di Ex-Farm Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin sebaiknya dijadikan sebagi lahan buat penanaman tanaman

yang bernilai ekonomis tinggi bukan hanya sebagai lahan percobaan karena tanah
disana sangat subur.

DAFTAR PUSTAKA
Arnev, 2006, Horizon Tanah, (online), www.google.com, diakses tanggal 5
September 2009, pukul 19.35 WITA
Dedy, 2009, Tekstur Tanah, (online), www.google.com, diakses tanggal 5 September
2009, pukul 19.35 WITA
Elisa, 2003, Pembentukan Profil Tanah, www.google.com, diakses tanggal 5
september 2009, pukul 19.35 WITA
E-smartschool, 2008, Bagaimana Tanah Terjadi ?, www.google.com, diakses tanggal
5 september 2009, pukul 19.35 WITA
Foth, H. D, 1994, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Gajah Mada Unversity Press, Jakarta

Hakim N, M. Y Nyakpa, A.M Lubis, S. G Nugroho, M. A Diha, G. B Hong, H. H Bailey,


1986. Dasar-Dasart Ilmu Tanah, Universitas Lampung, Lampung
Hardjowigeno, S. 1995, Ilmu Tanah, PT. Medityama Sarana Perkasa, Jakarta
Pairunan, A. K. Y. Nanere, J. L. Arifin. S. S. R, Tangkai Sari, R. Lalopus, J. R Ibrahim,
B. dan Asamadih, 1997, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Badan Kerjasama
Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur
Rahim, Abdul J, Tanah Alfisol, (online), www.google.com, diakses tanggal 7 Oktober
2009, pukul 20.10 WITA
Sutedjo, Mulyani, dan Kartasapoetra, 2002, Pengantar Ilmu Tanah, Rineka Cipta,
Jakarta
Tim E-dukasi.net, 2009, Ciri dan Proses Pembentukan Tanah, www.google.com
diakses tanggal 5 september 2009, pukul 19.35 WITA

Anda mungkin juga menyukai