Anda di halaman 1dari 6

Infeksi Odontogen

Infeksi odontogen adalah infeksi yang berasal dari gigi. Penyebabnya


adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut, yaitu bakteri
dalam plak, dalam sulkus ginggiva, dan mukosa mulut. Yang ditemukan
terutama bakteri kokus aerob gram positif, kokus anaerob gram positif dan
batang anaerob gram negative. Bakteri-bakteri tersebut dapat
menyebabkan karies, gingivitis, dan periodontitis. Jika mencapai jaringan
yang lebih yang lebih dalam melalui nekrosis pulpa dan pocket periodontal
dalam, maka akan terjadi infeksi odontogen. Yang penting adalah infeksi
ini disebabkan oleh bermacam-macam bakteri, baik aerob maupun
anaerob.
Infeksi odontogen dapat menyebar secara perkontinuitatum, hematogen
dan limfogen, yang disebabkan antara lain oleh periodontitis apikalis yang
berasal dari gigi gangren, dan periodontitis marginalis.
Penjalaran infeksi odontogen yang menyebabkan abses dibagi dua yaitu
penjalaran tidak berat (yang memberikan prognosa baik) dan penjalaran
berat (yang memberikan prognosa tidak baik, di sini terjadi penjalaran
hebat yang apabila tidak cepat ditolong akan menyebabkan kematian).
Adapun yang termasuk penjalaran tidak berat adalah serous periostitis,
abses sub periosteal, abses sub mukosa, abses sub gingiva, dan abses sub
palatal. Sedangkan yang termasuk penjalaran yang berat antara lain abses
perimandibular, osteomielitis, dan phlegmon dasar mulut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan penyebaran dan kegawatan
infeksi odontogenik adalah :
1. Jenis dan virulensi kuman penyebab.
2. Daya tahan tubuh penderita.
3. Jenis dan posisi gigi sumber infeksi.
4. Panjang akar gigi sumber infeksi terhadap perlekatan otot-otot.
5. Adanya tissue space dan potential space.
Berdasarkan tipe infeksinya, infeksi odontogen bisa dibagi menjadi :
1. Infeksi odontogen lokal / terlokalisir, misalnya: Abses periodontal akut;
peri implantitis.
2. Infeksi odontogen luas/ menyebar, misalnya: early cellulitis, deep-space

infection.
3. Life-Threatening, misalnya: Facilitis dan Ludwig's angina.
Pada umumnya infeksi gigi termasuk karies gigi, infeksi dentoalveolar
(infeksi pulpa dan abses periapikal), gingivitis (termasuk NUG),
periodontitis (termasuk pericoronitis dan peri-implantitis), Deep Facial
Space Infections dan osteomyelitis. Jika tidak dirawat, infeksi gigi dapat
menyebar dan memperbesar infeksi polimikrobial pada tempat lain
termasuk pada sinus, ruang sublingual, palatum, system saraf pusat,
perikardium dan paru-paru.

Jenis-jenis Infeksi Odontogen


a. Periodontitis Marginalis

Infeksi dari marginal gusi, umumnya berjalan kronis

Inflamasi dimulai dari gingivitis marginalis :

> Gusi hiperemis


> Edema
> Mudah berdarah
> Kalkulus
> Hilangnya puncak tulang muscular

> Terbentuknya Poket

Bengkak kecil pada pipi dan rahang. Bila palpasi terasa elastic dan seperti

b. Pericoronitis

berpasir-pasir (pseudofluktuasi).

Infeksi pada jaringan lunak perikoronal (opercula) yang bagian


paling besar/ utama dari jaringan lunak tersebut berada di atas/
menutupi mahkota gigi

Berosifikasi

Bengkak kecil pada pipi dan rahang. Bila dipalpasi terasa keras, bentuknya
bulat.

Disebabkan oleh adanya mikroorganisme dan debris yang

c. Abses Periodontal

terperangkap diantara mahkota gigi dan jaringan lunak di atasnya

- Inflamasi pada jaringan periodontal yang terlokalisasi dan mempunyai

Pericoronitis dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

daerah yang virulen


- Perkembangan abses terjadi ketika poket menjadi bagian dari sumber

- Pericoronitis Akut

infeksi. Type dari infeksi ini biasanya dimulai pada gingival crevice pada

Rasa sakit spontan (rasa sakit tekan memancar), tidak ada pengaruh suhu/

permukaan akar, sering sampai ke permukaan apeks. Merupakan serangan

ransangan, menelan sakit, bengkak sekitar gigi dan berwarna merah.

yang tiba-tiba dan sakit yang teramat sangat.

- Pericoronitis Subakut

- Suatu proses periodontal dapat dihubungkan dengan gigi nonvital atau

Tidak ada pembengkakan pipi, tidak ada trismus, untuk gerakan


mengunyah sakit, ada pus dari poket, operculum dan jaringan sekitarnya

trauma. Abses periodontal dapat meluas dari gigi penyebab melalui tulang
alveolar ke gigi tengtangga, dan menyebabkan goyangnya gigi tersebut.

bengkak serta sakit, dan terkadang ada ulserasi (abses perikoroner)

- Ada 2 macam :

- Pericoronitis Kronis

Akut
Gejala :

Bergaranulasi

Sekitar gingival membesar, berwarna merah, edema dan ada rasa sakit
dengan sentuhan yang lembut, permukaan gingival mengkilat.

Terjadi kegoyangan gigi

Pembengkakan keras

Gigi sensitive terhadap perkusi

Sakit

Ada eksudat purulen

Berwarna kemerahan

Wajah dan bibir terlihat membangkak

Lidah terangkat

Adanya malaise, demam, dan pembengkakan limfonodi

Trismus

Kronik, adanya asimtomatik.

Hipersalivasi

Abses Periapikal (Dentoalveolar)

- Dimulai di region periapikal dari akar gigi, dan sebagai akibat dari pulpa

Definis FOKAL INFEKSI :

Pusat atau suatu daerah di dalam tubuh yang dimana kuman atau
basil-basil dari kuman tersebut dapat menyebar jauh ke tempat lain
dalam tubuh dan dapat menyebabkan penyakit.

Sumber infeksi dari salah satu organ tubuh berasal dari gigi.

Salah satu penjalaran kuman dari pusat infeksi sampai ke organ


tubuh tersebut, dibawa melalui aliran darah/lymphe atau dapat
pula secara kontaminasi.

yang nonvital/ pulpa yang mengalami degenerasi. Dapat juga terjadi


setelah adanya trauma jaringan pulpa baik langsung terjadi atau beberapa
waktu kemudian.
- Dapat terjadi eksasebasi akut (kambuh lagi) yang diikuti dari gejalagejala dari infeksi akut.

Sumber infeksi dalam rongga mulut :

Phlegmon
1. Periodontium : Jaringan untuk mengikat gigi didalam tulang alveolus.

- Selulitis akut, hebat, toksik, melibatkan secara bilateral, spasia


submandibula, submental, sublingual.
- Terjadi karena gigi posterior rahang bawah dan fraktur mandibula
- Gejalanya :

Pada serabut yang periodonsium mengalami rusak, gigi akan goyang, dan
kuman-kuman akan lebih mudah mencapai daerah ujung akar gigi dan
masuk saluran darah.
Pyorhea (gejala keluarnya nanah dari satu gusi yang berasal dari
peradangan karena rusaknya periodonsium).

2. Periapikal : Ujung dari akar gigi.

CARA PENYEBARAN INFEKSI ODONTOGENIK DI REGIO


MAKSILOFASIAL

Penyebab yang berasal dari periapikal adalah yang paling sering.


1. Percontinuitatum ke daerah-daerah sekitarnya.
Pulpa gigi yang nekrosis akibat karies profunda memberi jalan bagi
bakteri untuk masuk ke dalam jaringan periapikal.

2. Sistemik sebagai fokus infeksi

Infeksi akan menyebar ke daerah yang minimal resistensi

JARINGAN-JARINGAN TARGET DARI FOKAL INFEKSI

3. Pulpa Gigi

1. Kepala dan leher

Berasal dari kuman-kuman di daerah gusi, juga sisa-sisa fragmen gigi yang
tertinggal, karies, dan lubang-lubang baru setelah pencabutan, bekas
tempat akar gigi.

2. Mata

Mikroorganisme yang mempengaruhi dental pulp dapat tersebar ke gigi


lain yang berdekatan atau daerah periapical melalui ekstensi atau melalui
pembuluh darah.

4. Sistem respiratori

Trauma, iritasi, dan peradagangan adalah kontributor utama penyebaran


infeksi di pulpa

6. Jalur Gastroinstestinal

MEKANISME PENYEBARAN INFEKSI GIGI

Disebabkan oleh infeksi kronis di suatu tempat (gigi).

Toxin, bakteri sisa-sisa dari kotoran maupun mikroba penginfeksi


dari gigi menyebar ke tempat lain di tubuh seperti ginjal, jantung,
mata, kulit.

Menembus masuk kedalam aliran darah.

Melalui suatu lesi ( kerusakan ) yang ditimbulkan oleh trauma


mekanis, misalnya pada tindakan pencabutan gigi

3. Sequel intracranial

5. Sistem cardiovasculer

7. Fertilisasi, kehamilan dan berat lahir

Fokus infeksi adalah sebuah abstraksi dari simbiosis parasitisme antara


patogen dan inangnya, yang memberikan manfaat bagi patogen sekaligus
memberikan kerugian/kerusakan bagi inang, dengan atau tanpa melewati
fase infeksi akut. Fokus infeksi dapat berupa disrupsi pada lintasan
metabolisme, transduksi sinyal selular dan latensi.

Sistem kekebalan pada makhluk hidup berusaha mencegah terjadinya


fokus infeksi, pada saat pembentukan suatu fokus infeksi tidak dapat
dicegah, makhluk hidup tersebut dikatakan menderita penyakit yang
bersifat kronis.
Ada beberapa teori yang menyatakan hubungan antara penyakit di mulut
dengan penyakit jantung. Salah satu teori menyatakan bakteri dari mulut
(oral bacteria) ketika masuk ke dalam pembuluh darah akan menempel
pada timbunan lemak di pembuluh arteri jantung dan akan menimbulkan
bekuan.

1. Rajin Menggosok Gigi


Rajin-rajinlah menggosok gigi minimal setelah bangun tidur dan
menjelang tidur di malam hari. Mulut yang tertutup saat Anda
tidur menyebabkan pertumbuhan bakteri dua kali lipat lebih
banyak. Oleh karena itu, sikat gigi sesudah dan sebelum tidur
dapat mencegah gangguan bakteri yang dapat merusak gigi. Anda
juga bisa menggunakan obat kumur setelah gosok gigi untuk
membantu mengurangi jumlah kuman dan bakteri di dalam mulut.

Karakteristik penyakit jantung koroner adalah menebalnya pembuluh


darah koroner jantung yang disebabkan timbunan lemak. Ini akan
menghambat aliran darah ke jantung, sehingga nutrisi dan oksigen yang
dibutuhkan jantung menjadi terhambat, yang dapat menyebabkan
terjadinya serangan jantung.

2. Gunakan Sikat Gigi Berbulu Lembut


Saat menggosok gigi sebaiknya gunakan sikat gigi berbulu lembut.
Jika Anda menganggap menyikat gigi dengan sikat gigi berbulu
keras dapat membuat gigi lebih bersih, berarti anggapan Anda
salah. Menyikat gigi terlalu keras dapat menyebabkan terkikisnya
lapisan pelindung (email) gigi yang dapat memicu gigi sensitif dan
berlubang.

Kemungkinan lainnya, pembengkakan yang terjadi akibat penderita


periodontal meningkatkan timbunan lemak, yang mengontribusi
pembengkakan arteri. Orang yang menderita penyakit periodontal, berisiko
2 kali lebih besar menderita penyakit jantung koroner di bandingkan yang
tidak.

3. Sikat dengan Teknik yang Tepat


Menyikat gigi yang benar adalah dari arah atas ke bawah. Untuk
gigi geraham atas maupun bawah, sapukan sikat secara perlahan
dari dalam ke luar dan pastikan seluruh sisa makanan tidak ada
yang tertinggal di dalam mulut.

enelitian lainnya, yang disampaikan dalam Forum Ilmiah Periodontist


Eropa di Austria pada Juni 2012 lalu menyimpulkan bahwa bakteri
Porphyromonas gingivalis yang terdapat pada kondisi periodontitis
(penyakit pada jaringan gigi) dapat merangsang produksi sitokin.

4. Minum Air Putih yang Cukup


Air putih tak hanya berfungsi sebagai penghilang dahaga. Dengan
minum air putih, tanpa terasa kotoran dan bakteri yang menumpuk
di dalam mulut juga ikut tersingkirkan.

Sitokin ini tidak hanya berperan dalam terjadinya periodontitis, namun


juga menimbulkan penyumbatan pembuluh darah yang berpengaruh ke
jantung.

5. Hindari Minuman Bersoda


Tingkat keasaman minuman bersoda akan merusak email gigi
sehingga gigi jadi rapuh dapat menimbulkan gigi berlubang
(karies).

Berikut 8 cara yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan
mulut agar terhindar dari infeksi dan penyakit berbahaya lainnya akibat
sakit gigi.

6. Kurangi Makanan yang Manis dan Lengket


Makanan yang manis dan lengket seperti permen lebih mudah

menempel di gigi dan meninggalkan gula di sana, sehingga dapat


digunakan oleh bakteri sebagai tempat untuk berkembang biak dan
membuat suasana mulut menjadi asam sehingga dapat
menyebabkan napas tidak sedap dan gigi mudah berlubang.
7. Perbanyak Sayur dan Buah Segar
Sayur dan buah yang kaya serat menjadi pembersih alami untuk
daerah gigi dan gusi. Selain itu, serat juga mampu menyingkirkan
bakteri dan plak. Air liur yang keluar saat mengunyah serat dapat
membantu mempertahankan keseimbangan pH mulut kita. Pilih
juga buah-buahan yang kaya vitamin C, yang mampu membantu

memperbaiki jaringan gigi dan mulut yang rusak, sekaligus


mencegah infeksi.
8. Kunjungi Dokter Gigi 6 Bulan Sekali
Untuk memastikan kesehatan rongga mulut dan gigi Anda,
sebaiknya lakukan pemeriksaan rutin 6 bulan sekali ke dokter gigi
terdekat. Dengan bantuan dokter, Anda bisa menurunkan risiko
penyakit berbahaya yang bisa terjadi akibat sakit gigi sekaligus
menjaga gigi dan rongga mulut Anda selalu dalam keadaan sehat
sepanjang hari. (dan)

Anda mungkin juga menyukai