Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 1, No.

2, Juli 2002

UJI EFEK STIMULAN SUSUNAN SARAF PUSAT JUS DAUN ENCOK (Plumbago
zeylanica L.) PADA MENCIT
Lucie Widowati dan Pudjiastuti
Pusat Penelitian Pengembangan Farmasi dan Obat Tradisional
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan
Abstract
Empirically, central nervous system could be stimulated by Plumbago zeylanica L. leaves (Daun
Encok), and so the ebolic effect. Pharmacological experiment had been conducted to study the
effect of these leaves. This study involving the effect of tiredness period, inducing of sleep and
sleeping time of mice. Its effect is compared with positive standard heptamyl 39 mg/kg BW, and
pentotal 60 mg/kg BW. The dose of juice of Plumbago zeylanica L used was 50 mg/20 g BW, 150
mg/20 g BW, and 500 mg/20 g BW. ANOVA and LSD method had been used to analyze data
statistically. The result showed that for tiredness there were significantly difference between
heptamyl standard and the juice dose of 150 mg/20 g bw. For inducing sleep indicator the control
group showed different result with the experiment group, whilst for sleeping time, the control
group and the group using dose of 50 mg and 150 mg/20 g bw different with 500 mg/20 g bw
Key Words: Plumbago zeylanica L., Stimulation effect.
PENDAHULUAN
Daun encok (Plumbago zeylanica L.) di
Indonesia dikenal sebagai antelmentik untuk
peternakan kuda. Di negara lain khasiatnya terkenal
untuk rheumatik, lepra, sakit kepala, sakit gigi dan
paralysis. Yang paling sering digunakan ialah sebagai
anti ulcer dan scabies. Secara internal digunakan
sebagai abortifacient. Dalam dosis kecil mempunyai
khasiat sebagai stimulan jaringan otot dan sistem
syaraf pusat, usus besar menyebabkan konvulsi
disertai paralysis (1,2,3).
Diketahui bahwa LD50 infus tanaman ini
pada mencit ialah 131,9 (128,8 139) mg/10g bb i.p.
atau 1319mg/10g bb oral (4).
Informasi dari pustaka, bahwa dari tanaman
ini telah dapat diisolasi suatu senyawa plumbagin
yang telah dibuktikan menstimulasi Susunan Syaraf
Pusat (SSP) pada katak, mencit dan kelinci, dimana
pada dosis besar menyebabkan konvulsi yang diikuti
paralysis (2). Mengingat bahwa tanaman ini sering
digunakan dalam ramuan jamu, dan dalam
pengembangannya terarah pada sediaan fitofarmaka.
Sementara diketahui pula bahwa pada dosis kecil
menyebabkan stimulasi otot dan susunan syaraf pusat,
maka pada tahap pertama ingin diketahui efek
tersebut di atas pada dosis kecil dari sediaan juice
daun encok. Penentuan dosis dalam percobaan
menggunakan data harga LD50.
BAHAN DAN CARA
Bahan
Jus daun encok (Plumbago Zeylanica L)
berasal dari daerah sekitar Jakarta, dibuat dengan cara
blender dan menyaring, sehingga diperoleh sediaan
50%.

Hewan Percobaan
Digunakan mencit putih betina strain DDY,
berat rata-rata 20g berasal dari Badan POM, yang
belum pernah dicoba dalam percobaan yang sama
untuk menguji aktifitas motorik.
Cara
Uji ketahanan renang (4)
Percobaan ini dilakukan untuk menguji
adanya efek stimulasi otot dalam hal ini sebagai anti
kelelahan, dengan hewan percobaan mencit. Seekor
mencit yang diberikan beban sebesar 3 g pada
lehernya dimasukkan ke dalam bak berisi air. Mencit
secara spontan akan berusaha berwenang. Ketahanan
berwenang merupakan ukuran nilai ambang
kelelahan. Ketahanan berwenang diukur dari waktu
mencit mulai berwenang sampai mencit tenggelam,
yang ditandai mencit berada di bawah permukaan air
selama 4-5 detik tanpa bernafas. Pemberian stimulan
akan memperpanjang ketahanan berwenang atau
menaikkan nilai ambang kelelahan.
Hewan siap pakai dibagi dalam 5 kelompok
percobaan masing-masing 6 ekor. Tiap kelompok
diberi bahan sebagai berikut:
Kelompok K
: aquades 1 ml/20g bb. Sebagai
kontrol negatif
Kelompok DI
: Jus daun encok 50mg/20g bb.
Kelompok D II : Jus daun encok 150mg/20g bb.
Kelompok D III : Jus daun encok 500 mg/20g bb.
Kelompok P
: Heptamyl 39 mg/kg bb.
Pemberian bahan dilakukan secara oral 45
menit sebelum mencit dimasukkan ke dalam air.
Waktu mencit mulai tenggelam dicatat.
Uji waktu induksi tidur dan waktu tidur (5,6)
Waktu induksi tidur ialah waktu di antara
saat penyuntikan barbiturat sampai mencit mulai
73

Uji Efek Stimulan (Lucie Widowati dan Pudjiastuti)

Kelompok D III : Jus daun encok 500 mg/20g bb.


Pemberian dilakukan secara oral 45 menit sebelum
pemberian pentotal dosis 60 mg/kg bb.
Waktu induksi tidur dan lama tidur dicatat.
Dari data kedua percobaan, dilakukan uji
statistik dengan ANOVA dan Uji Beda Nyata
Terkecil (BNT)

tidur (hilangnya righting reflex). Waktu tidur ialah


waktu di antara hilangnya righting reflex sampai
muncul kembali righting reflex.
Hewan siap pakai dibagi dalam 4 kelompok
masing-masing 6 ekor. Tiap kelompok diberi bahan
sbb:
Kelompok K
: aquades 1 ml/20g bb.
Kelompok D I : Jus daun encok 50 mg/20g bb.
Kelompok D II : Jus daun encok 150 mg/20g bb.

Tabel 1. Waktu Lelah (Dalam Menit) Mencit Akibat Pemberian Daun Encok (Plumbago zeylanica L.)
No.
Mencit
1
2
3
4
5
6
Rata-rata

SD

K
2
2
1
3
2
4
2,3
1,032

Kelompok
D II
14
22
17
13
15
14
15,8
3,312

DI
9
6
4
9
2
3
5,5
3,017

D III
53
60
60
45
62
56
56
6,2

P
69
75
60
67
82
62
69,2
8,23

Keterangan:
K
DI
D II
D III
P

= Kontrol Aquades
= Dosis 50 mg/20 g BB
= Dosis 150 mg/20 g BB
= Dosis 500 mg/20 g BB
= Heptamyl 39 mg/kg BB

digunakan dosis tertinggi sebesar 500 mg/20g bb. ,


yaitu dosis juice sebesar 1/5 kali harga LD50.
Pemakaian dosis ini masih dianggap kecil, mengingat
dalam sediaan diberikan dalam bentuk juice. Dengan
dosis ini ternyata dapat menimbulkan efek stimulasi
otot dan susunan syaraf pusat. Dari pustaka,
pemberian plumbagin dapat menimbulkan samping,
pada kelinci menyebabkan depresi pernafasan dan
turunnya tekanan darah. Pada katak dapat
menyebabkan
paralysis
otot
jantung,
dan
menstimulasi organ otot terisolasi pada konsentrasi
plumbagin 0,001%.(2). Dengan percobaan ini belum
terlihat adanya efek samping pada mencit.
Untuk melihat kelompok yang berpengaruh pada
waktu keletihan, uji dilanjutkan dengan Beda Nyata
Terkecil.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari data tabel 1, menggunakan statistik
ANOVA, F hitung adalah 220,398 berbeda sangat
nyata pada semua kelompok uji waktu kelelahan. Uji
statistik dilanjutkan dengan Beda Nyata Terkecil
(BNT).
Dengan uji BNT dapat diketahui kelompok mana
yang memberikan pengaruh pada waktu kelelahan
mencit. Sebagai pembanding digunakan heptamyl,
dimana bahan ini bekerja sebagai anti kelelahan.
Dikatakan dalam kepustakaan bahwa zat aktif
tanaman ini yaitu plumbagin, dalam dosis kecil dapat
menstimulasi jaringan otot dan sistem syaraf, tetapi
dalam dosis besar dapat menyebabkan konvulsi yang
disertai paralysis. Data LD50 ialah 1319 mg/10g bb.
Oral atau 2638 mg/20g bb. Oral. Pada percobaan

Tabel 2. Harga Beda Nyata Terkecil Masing-Masing Kelompok Dibandingkan Dengan Kelompok Lainnya
Kelompok
Rata-rata
K
2.3
DI
5.5
D II
15.8
D III
56.0
P
69.2
*) beda nyata

K
3.1667
13.500*
53.667*
66.833*

DI
10.333*
50.500*
63.667*

Pada uji pengaruh juice daun encok pada waktu


induksi dan lama tidur, induksi tidur menggunakan
74

D II

40.1667*
53.333*

D III

13.167*

larutan pentotal (Tiopental sodium) intra vena.


Sedangkan pada percobaan cara penyuntikkannya

Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 1, No. 2, Juli 2002

secara intra peritoneal. Dosis untuk intra peritoneal


diperoleh dengan cara uji pendahuluan dan diperoleh
dosis 60 mg/kg bb. Pentotal biasanya digunakan
sebagai anestesi operasi singkat. Jadi jangka waktu
tidurnya lebih cepat dibandingkan barbiturat lainnya.
Waktu induksi tidur yaitu waktu yang dibutuhkan

mencit untuk mulai tidur, setelah diinduksi dengan


pentotal. Dengan adanya stimulan, diharapkan bahwa
waktu induksi tidur lebih pendek dibandingkan tanpa
stimulan. Lama tidur ialah waktu yang dibutuhkan
oleh mencit dari mulai tidur sampai Bangun kembali.

Tabel 3. Waktu Induksi Mulai Tidur Dan Lama Tidur (Dalam Menit) Akibat Pemberian
Jus Daun Encok (Plumbago zeylanica L)
No.
Mencit
1
2
3
4
5
6
Rata-rata

SD

Kelompok
K
Ind.
2
3
3
5
5
7
4.2
1.83

Keterangan:
K
DI
D II
D III

DI
LT
50
70
52
52
60
55
56.5
7.47

Ind.
10
10
8
7
10
10
9.1
1.33

LT
70
70
60
55
60
54
61.5
7.04

D II
Ind.
LT
15
55
20
60
19
60
17
56
20
58
16
60
17.8
58.1
2.14
2.23

D III
Ind.
7
7
8
9
7
9
7.8
0.98

LT
5
8
10
10
12
6
8.5
2.66

= Kontrol Aquades
= Dosis 50 mg/20 g BB
= Dosis 150 mg/20 g BB
= Dosis 500 mg/20 g BB

Tabel 4. Harga Beda Nyata Terkecil Masing-masing Kelompok


Dibandingkan Dengan Kelompok Lainnya Pada Uji Induksi Tidur.
Kelompok
K
DI
D II
D III
*) beda nyata

Rata-rata
4.2
9.1
17.8
7.8

K
5.000
13.667*
3.667*

Dari data tabel 3, dari data pengujian waktu


induksi tidur, menggunakan statistik ANOVA, F
hitung adalah 75,396. Terdapat perbedaan yang
sangat nyata pada waktu induksi tidur. Uji statistik
dilanjutkan dengan Beda Nyata Terkecil (BNT).
Dari data pengujian waktu lama tidur,
menggunakan statistik ANOVA, F hitung adalah
3,565. Terdapat perbedaan yang nyata pada waktu
lama tidur. Uji statistik dilanjutkan dengan uji Beda
Nyata Terkecil (BNT).
Dari hasil pengujian ini dapat dikatakan
bahwa antara kontrol dengan semua perlakuan dosis
terdapat perbedaan yang nyata. Antar perlakuan
terdapat perbedaan yang nyata antara dosis II dan III,
sedangkan antara dosis II dan IV tidak ada perbedaan.
Antara dosis III dan IV juga terdapat perbedaan yang
nyata. Di sini tidak terlihat adanya hubungan dosis
efek, dimana diharapkan bahwa makin besar dosis
yang diberikan waktu induksi tidurnya makin pendek

DI
8.667*
1.333

D II

10.000*

D III

akibat adanya efek stimulan. Waktu induksi tidur


terpendek ditunjukkan pada dosis pemberian paling
kecil yaitu 50 mg/20 g bb. , sedangkan waktu induksi
terpanjang ialah pada dosis pemberian 150 mg/20 g
bb. , lebih panjang dibandingkan dosis pemberian 500
mg/20g bb. Tidak terlihat adanya hubungan dosis
efek yang memperlihatkan makin besar dosis makin
lambat waktu induksi tidur.
Lama tidur diamati juga untuk melihat efek
stimulan, yang diharapkan akan memperpendek
waktu lama tidur.
Antara perlakuan kontrol, dosis II dan III
tidak terlihat adanya perbedaan. Akan tetapi terdapat
perbedaan yang nyata antara dosis kelompok kontrol,
dosis II dan III dengan kelompok dosis IV (500
mg/20g bb). Pentotal mempunyai efek tidur kurang
dari 3 jam. Barbiturat yang efeknya panjang terutama
digunakan untuk pengobatan epilepsy dan untuk
menjaga agar tetap berada dalam keadaan sedasi
75

Uji Efek Stimulan (Lucie Widowati dan Pudjiastuti)

sepanjang hari, pada keadaan ansietas dan tegang.


Seperti diketahui bahwa stimulan SSP digunakan
untuk berbagai tujuan: pengobatan suatu keadaan
depresi, menjaga agar tetap terjaga atau siaga,
pemilihan kesadaran, pemilihan kembali refleks yang
normal, pemilihan pernafasan dan tekanan darah.
Pada percobaan ini bertujuan untuk menjaga keadaan
tetap terjaga, sehingga tikus yang diinduksi tidur

dengan cepat terjaga dibandingkan kelompok tikus


yang tidak diberi stimulansia. Dengan pemberian
anestesi bersama dengan stimulansia yang berasal
dari daun encok (Plumbago zeylanica L), pada dosis
besar menunjukkan efek stimulansia, walaupun
disertai adanya gejala efek samping seperti konvulsi,
bulu berdiri dan adanya efek mencit gelisah. Efek ini
mungkin menunjukkan adanya sifat analeptika

Tabel 5. Harga Beda Nyata Terkecil Masing-masing Kelompok


Dibandingkan Dengan Kelompok Lainnya Pada Uji Lama Waktu Tidur.
Kelompok
K
DI
D II
D III
*) beda nyata

Rata-rata
56.5
61.5
58.1
8.5

K
5.000
1.667
31.333*

Mengingat adanya efek samping yang juga


terlihat pada pemberian juice daun encok ini, maka
untuk penelitian selanjutnya ke arah sediaan
fitofarmaka, maka perlu dicari dosis yang tepat dalam
bentuk ekstraknya dalam fungsinya sebagai stimulasi
otot dan susunan syaraf pusat.
KESIMPULAN
Jus daun encok dapat digunakan sebagai
stimulansia, yaitu dengan meningkatkan kesadaran
dan menghambat kelelahan, bersifat analeptika
dengan efek memperpanjang waktu mulai tidur (dosis
150 mg/200g bb.) dan memperpendek lama tidur
(dosis 500mg/20g bb.) disertai efek samping tremor,
konvulsi dan gelisah.
SARAN
Untuk pengembangan ke arah fitofarmaka,
perlu penelitian lebih lanjut dalam bentuk sediaan
ekstrak dengan dosis yang tepat dalam menimbulkan
efek yang diharapkan dan meniadakan efek yang
tidak diharapkan.

76

DI

D II

3.333
36.333*

33.000*

D III

PUSTAKA
1. John Mitchell Watt, E.D, M.B., Ch.B.,
F.R.C.P.E and Maria Gerdina Breyer Brandwijk.
The medicinal and poisonous Plants of Southern
and East Africa. E & S Livingstone LTD.
Edinburgh and London, 1962.
2. R.M. Chopra, S.L. Nayar; I,C. Chopra. Glossary
of Indian Medicinal Plants. Coucil of Scientific
& Industrial Research, New Dehli,1956.
3. George Usher. Dictionary of Plants used by
Man, Constable and Company Ltd,1974
4. Bambang Wahjoedi. Data toksisitas akut
Tanaman Obat Indonesia. Medika No.10, tahun
1987,hal 1005-1007.
5. Erlina Rustam. Evaluasi efek stimulan susunan
syaraf pusat ekstrak daun dan batang Talinum
triangulare (Jack) Wild. Skripsi Sarjana Farmasi
Jurusan Farmasi FMIPA ITB, 1991
6. Agung Triono. Prngaruh Meniran (Phyllanthus
niruri) terhadap waktu tidur pentothal pada
mencit dengan perlakuan karbon tetraklorida.
Skripsi Fakultas Farmasi FMIPA Universitas
Gajah Mada,1993.
7. Turner
RA.
Screening
Methods
in
Pharmacology, Academic Press.1965.

Anda mungkin juga menyukai