Anda di halaman 1dari 5

1.

PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)


PGRI adalah sebuah organisasi profesi kependidikan yang lahir tanggal
25 November 1945, hanya berselang tiga bulan setelah kemerdekaan Indonesia
diproklamsikan. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawalidengan nama
Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama
menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.
Pada saat didirikannya, organisasi ini disamping memiliki misi profesi
juga ada tiga misi lainnya, yaitu misi politik-deologis, misi peraturan
organisaoris, dan misi kesejahteraan. 1
Misi politis-deologis tidak lain dari upaya penanaman jiwa nasionalisme,
yaitu komitmen terhadap pernyataan bahwa kita bangsa yang satu yaitu bangsa
Indonesia, juga penanaman nilai-nilai luhur falsafah hidup berbangsa dan
bernegara, yaitu pancasila. Itu sesungguhnya misi politis-ideologis PGRI, yang
dalam perjalanannya dikhawatirkan terjebak dalam area politil praktis sehingga
tidak dipungkiri bahwa PGRI harus pernah menelan pil pahit, terperangkap
oleh kepanjangan tangan orde baru.
Misi peraturan organisasi PGRI merupakan upaya pengejawantahan
peraturan keorganisasian terutama dalam menyamakan persepsi terhadap visi,
misi dan kode etik kejelasan struktur organisasi sangtlah diperlukan.
PGRI bersifat: unitaristik, tanpa memandang perbedaan ijazah, tempat
bekerja, kedudukan, suku, jenis kelamin, agama, dan asal usul, independent,
yang

berlandaskan

pada

prisnsip

kemandirian

organisasi

dengan

mengutamakan kemitrasejajaran dengan berbagai pihak, nonpartai, bukan


partai politik, tidak terkait dan atau mengikat diri pada kekuatan organisasi/
partai politik manapun. Anggota PGRI adalah warga Negara Republik
Indonesia, khususnya para guru dan tenaga kependidikan lainnya yang secara
sukarela

mengajukan

permohonan

menjadi

anggota

serta

memenuhi

persyaratan yang ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga.2


1 https://www.scribd.com/doc/215860862/Makalah-Kelompok-3-Organisasi-ProfesiKependidikan diakses pada tanggal 7 Maret 2016 pukul 7.30 WIB.
2 Rugaiyah dan Atiek Sismiati.Profesi Kependidikan. Bogor:GHALIA
INDONESIA.2011.hlm 24

Dipandang dari segi derajat dan keterkaitan antaranggotanya PGRI


berbentuk persatuan (union). Sedangkan struktur dan kedudukannya bertaraf
nasional, kewilayanan, serta kedaerahan. Keanggootaanya organisasi profesi
ini bersifat langsung dari setiap pribadi pengemban profesi kependidikan.
Kalau demikian, sesungguhnya PGRI merupakan organisasi profesi yang
memiliki kekuatan dan mengakar diseluruh penjuru Indonesia. Artinya, PGRI
memiliki potensi besar untuk meningkatkan hakikat dan martabat guru,
masyarakt, lebih jauh lagi bangsa dan negara.3
2. ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia)
ISPI didirikan pada tanggal 17 Mei 1960 yang berkedudukan di Jakarta.
Pada awalnya organisasi profesi kependidikan ini bersifat regional karena
berbagai hal menyangkut komunikasi antaranggotanya. Keadaan seperti ini
berlangsung cukuplama sampai kongresnya yang pertama di Jakarta 17-19 Mei
1984.4
Kongres tersebut menghasilkan tujuh rumusan ISPI yaitu:
a) Menghimpun para sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi di
seluruh Indonesia.
b) Membina serta mengembangkan ilmu, seni dan teknologi pendidikan
dalam rangka membantu pemerintah mensukseskan pembangunan
bangsa dan negara.
c) Mengembangkan dan menyebarkan gagasan-gagasan baru dan dalam
bidang ilmu, seni dan teknologi pendidikan.
d) Melindungi dan memperjuangkan kepentinagn professional para
anggotan.
e) Meningkatkan komunikasi antaranggota dari spesialisasi pendidikan
f) Menyelenggarakan komunikasi antarorganisasi yang relevan.
Pada perjalanannya ISPI tergabung dalam Forum Organisasi Profesi
Ilmiah (FOPI) yang terlealisasikan dalam bentuk himpunan-himpunan. Yang

3 https://www.scribd.com/doc/215860862/Makalah-Kelompok-3-Organisasi-ProfesiKependidikan diakses pada tanggal 7 Maret 2016 pukul 7.30 WIB.

4 Ibid.

telah ada himpunannya adalah Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Sosial


Indonesia (HISPISI), Himpunan Sarjana Ilmu Alam, dan lain sebagainya.
3. ABKIN (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia)
ABKIN adalah organisasi profesi untuk para konselor di Indonesia.
Asosiasi ini memberikan lisensi melalui proses sertifikasi bagi para konselor
tertentu sebagai tanda bahwa yang bersangkutan berwenang menyelenggarakan
konseling dan pelatihan bagi masyarakat umum secara resmi. Asosiasi ini
didirikan pada tahun 2003 dalam kongres nasional di Lampung seiiring upaya
memperkuat konselor sebagai suatu profesi sebagai pengganti Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) yang merupaka organisasi profesi yang menaungi
petugas bimbingan dan konseling sebelumnya. ABKIN memiliki tujuan
menyukseskan pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan dengan
jalan memberikan sumbangan pemikiran dan menunjang pelaksanaan program
yang menjadi garis kebijakan pemerintah, selain itu juga mengembangkan serta
memajukan bimbingan dan konseling sebagai ilmu dan profesi yang
bermartabat dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi.5
4. ISMaPI ( Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia)
ISMaPI adalah organisasi profesi yang independen tampil sebagai pioner
dan fasilitator dalam upaya peningkatan dan pengembangan manajemen
pendidiakn di Indonesia melalui pengembangan disiplin, profesi, dan praktik
manajemen pendidikan. ISMaPI lahir untuk melanjutkan cita-cita Himpunan
Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia (HISAPIN) dalam menghimoun
para ahli prfesional dan praktisi di bidang manajemen pendidikan. ISMaPI
bertujuan untuk :6
a) Meneliti, menciptakan, mengembangkan, dan menyebarluaskan system
manajemen pendidikan yang professional, unggul dan bermutu dalam
rangka pengembangan disiplin manajemen pendidikan.
5 Rugaiyah dan Atiek Sismiati.Profesi Kependidikan. Bogor:GHALIA
INDONESIA.2011.hlm 25
6 Ibid. hlm 25

b) Menata, membina dan mlindungi prfesi di bidang manajemen pendidikan


c) Memberdayakan sistem manajemen pendidikan yang profesional,
unggul, dan bermutu.
5. KKG (Kelompok Kerja Guru) dan MGPM (Musyawarag Guru Mata Pelajaran)
Pada setiap gugusa sekolah dibentuk kelompok kegiatan gury, di SD/MI
disebut Kelompok Kerja Guru (KKG) sedangkan di SMP/MTs disebut
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Kegiatan guru yang dimaksud
adalah pelaksanaan kegiatan mengajar meliput: perencanaan KBM, penguasaan
materi, penguasaan Pakem, keterampilan menggunakan sumber belajar,
pengelolaan kelas, penilaian dan penggunaan buku teks/referensi.
MGMP merupakan kumpulan semua guru dengan basic (dasa) atau
bidang yang sama. Disamping pembelajaran juga bagaimana guru bisa
mengembangkan dirinya, bisa membuat modal yang bisadigunakan didalam
pengembangan diri maupun dalam peningkatan kualitas pembelajaran di dalam
kelas.7
Adapun landasan hukum KKG dan MGMP diantaranya
a. UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS
b. UU RI No. 14 tahun 2003 tentang Guru dan Dosen
c. PP RI No. 32 tahun 2013 tentang pengganti PP No. 19 2005 tentang
SISDIKNAS
d. Peraturan Mendikbud No. 54 tahun 2013 tentang StandarKompetensi
Kelulusan
Organisasi KKG atau MGMP merupakan organisasi yang strategis untuk
peningkatan kompetensi guru dan kinerja atau profesionalisme guru. Upaya
peningkatan profesionalisme guru antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan
pelatihan, penelitian, penulisan karya ilmiah dan kegiatan professional lainnya.
Dalam kaitan peningkatan profesionalisme guru tersebut, pengurus KKG dan
MGMP harus memiliki kemauan untuk mengembangkan program organisasi
yang sesuai dengan kebutuhan anggota.

7 http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/xivh1396597177.pdf
diaksese pada tanggal 9 Maret 2016 pukul 10.15 WIB

Pengembangan program KKG dan MGMP terbagi atas program umum


dan program inti, pokok dan program penunjang.8
a. Program umum adalah program yang bertujuan untuk memberikan
wawasan kepada guru tentang kebijakan-kebijakan pendidikan ditingkat
daerah sampai pusat.
b. Program inti adalah

program-

program

yang

ditujukan

untuk

meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru. Program ini dapat


dikelompokkan kedalam program rutin,program pengembangan dan
program penunjang.
1) Program rutin terdiri dari: diskusi permasalahan pembelajaran.
Penyusunan dan pengembangan silabus,program smester, dan rencana
program pembelajaran. Analisis Kurikulum, Penyusunanlaporan hasil
belajar

siswa.

Pendalaman materi. Pelatihan terkait dengan

penguasaan materi yang mendukung tugas mengajar. Pembahasan


materi dan pemantapan Ujian Sekolah.
2) Program Pengembangan sekurang-kurangnya dapat dipilih lima dari
kegiatan berikut ini:
a) Penelitian diantaranya Penellitian Tindakan Kelas/ Study Kasus
b)
c)
d)
e)
f)
g)

Penulisan Karya Ilmiah


Seminar, lokakarya, kolokium
Pendidikan dan Pelatihan berjenjang
Penerbitan jurnal dan bulletin KKG/MGM
Penyusunan dan pengembangan website KKG/MGMP.
Kompetensi kinerja guru
Pendampingan
pelaksanaan
tugas
pembimbing/tutor/instruktur / fasilitator KKG/MGMP.

8 http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/xivh1396597177.pdf
diaksese pada tanggal 9 Maret 2016 pukul 10.15 WIB

oleh

Anda mungkin juga menyukai