Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rizki Muhammad Saban

NIM : 12/331313/PA/14584

Resume (minggu II) Interior Bumi: Struktur dan Komposisi


Bumi tidak terbatas pada permukaannya, tetapi bumi memiliki interior yang
didalamnya begitu rumit. Bumi memiliki karakteristik yang sangat khas, yakni secara internal
bumi menghasilkan medan magnetik, memiliki interior berlapis yang terdiri dari lapisan padat
dan cair, dan dibungkus lapisan berbentuk gas bernama atmosfer. Pada bumi terdapat zona
yang dapat menahan stress lebih besar, zona yang jarang mengalami gempa di daerah yang
mungkin rawan gempa, disebut Zona Asperity.
Seismologi banyak berhubungan dengan wiggle dan berhubungan dengan struktur
atau apa yang terdapat di dalam bumi. Apabila ada pengunjung bumi dari planet lain, hal yang
dirasakan adalah adanya medan magnet, atmosfer, dan fitur-fitur permukaan bumi seperti
benua, samudra. Terdapat lima karakteristik struktur bumi :
1. Bumi memiliki medan magnet, asumsi tersebut terdapat pada pengukuran atau
survey elektromagnetik
2. Bumi memiliki stratifikasi atmosfer, asumsi tersebut terdapat pada pengukuran
gravity
3. Bumi terbuat dari mineral, glasses, melts, fuilds, volatiles)
4. Bumi itu berlapis-lapis, contohnya silicate crust
5. Bumi secara fisik dapat dibuktikan dengan peristiwa tektonik lempeng
Bumi yang kita tinggali memiliki interior dan komposisinya sendiri. Lapisan udara yang
melingkupi bumi kita kenal dengan sebutan atmosfer. Bagian terluar bumi disebut kerak bumi
(crust). Bagian ini bersifat padat dan rapuh. Ketebalannya berkisar 5 km hingga 70 km.
Berkomposisi Si-Al (Silika-Aluminium) pada kerak benua, dan Si-Ma (Silika-Magnesium) pada
kerak samudera. Umumnya kerak samudera lebih tipis daripada kerak benua. Lapisan
penyusun bumi di bawah kerak bumi dikenal sebagai mantel bumi (mantle). Bagian atas
mantel yang paling dekat dengan kerak bumi bersifat padat hingga kedalaman sekitar 100 km
dari permukaan, kemudian bagian di bawahnya bersifat semi-solid hingga kedalaman sekitar
350 km. Bagian terdalam mantel bumi bersifat padat. Mantel bumi ini berkomposisi Fe-Mg
(Besi-Magnesium). Ketebalan mantel seluruhnya sekitar 2900 km. Bagian inti bumi terbagi
menjadi dua: yaitu inti bagian luar (outer core) dan inti bagian dalam (inner core). Inti bagian
luar bersifat cair dengan ketebalam sekitar 2250 km. Sedangkan inti bagian dalam (inner core)

bersifat padat dengan ketebalan sekitar 1220 km hingga ke titik pusat bumi. Inti bumi
(inner core dan outer core) berkomposisi Fe-Ni (Besi-Nikel). Tetapi, saat ini muncul teori baru
Bumi dimana pada bagian inner core, di dalamnya ada bagian lagi yang disebut inner-inner
core. Teori ini muncul karena adanya anggapan bahwa adanya orientasi berbeda dengan yang
lainnya, sehingga dimunculkan adanya bagian yang berbeda didalam inner core yakni yang
disebut inner-inner core.
Bumi memiliki medan magnet yang diproduksi dari dalam bumi itu sendiri. Dalam
prosesnya disebut Geodinamo, yakni adanya arus konveksi yang mengalir di inti luar bumi
dan terjadi atau terbentuknya medan magnet. Definisi lainnya, yaitu adanya arus atau muatan
yang saling berhimpitan dan membentuk medan magnet yang berfungsi untuk kehidupan
manusia, sebagai contoh untuk menahan diri kita supaya tidak terkena radiasi matahari.
Kontribusi medan magnet bumi juga sangat besar, yaitu wilayah yang terkena gaya itu berasal
dari magnet, menarik atau mendorong benda bermuatan magnetis atau pergerakan benda
bermuatan listrik, kompas bekerja karena bumi adalah magnet besar.
Bumi memiliki fenomena alam akibat pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan
ionosfer sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki bumi dengan
partikel bermuatan yang dipancarkan matahari (angin matahari), yang disebut Aurora.
Terjadinya Aurora akibat atom-atom yang bertumbukan dengan partikel-partikel bermuatan,
terutama elektron dan proton yang berasal dari matahari. Partikel-partikel tersebut terlempar
dengan kecepatan lebih dari 500 mil per detik dan terhisap medan magnet Bumi di sekitar kutub utara
dan selatan. Warna-warna yang dihasilkan disebabkan benturan partikel dan molekul atau atom yang
berbeda. Aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Pada lintang
tertinggi dan terendah di planet, matahari, atmosfer dan magnet bertabrakan melukis langit dengan
kilauan cahaya menakjubkan kadang hijau kadang bercampur dengan pink atau kemerah-merahan.
Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis yang selalu terjadi di
antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal
dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa. Tetapi kadang-kadang aurora muncul di
puncak gunung di iklim tropis.
Komponen bumi yaitu pada permukaan bumi terdiri dari ~30% daratan dan ~70% air.
Permukaan bumi tidak datar, tetapi memiliki topografi. Dengan mengabaikan lautan,
permukaan bumi didominasi oleh 2 perbedaan elevasi: sebagian besar daratan berada 0 2

km di atas permukaan laut dan sebagian besar dasar laut berada 3 5 km di bawah
permukaan laut. Komposisi unsur bumi menggambarkan adanya elemen-elemen yang terlalu
kuat untuk dihembus oleh angin matahari selama pembentukan tata surya. Sebagian besar
unsur yang melimpah, yaitu Fe, O, Si, Mg. Sebagian besar mineral yang terkandung di dalam
bumi mengandung silika (SiO2) bercampur dengan unsur lainnya yaitu Fe, Mg, Al, Ca, K, Na.
Terdiri dari dua yaitu Felsik dan Mafik. Felsik mengandung banyak silika dan rendah Fe/Mg,
juga bersifat asam, biasanya berwarna terang, contohnya Granit. Mafik mengandung rendah
silika tetapi banyak mengandung Fe/Mg, bersifat basa dan biasanya berwarna gelap,
contohnya Gabbro dan Basalt.

Menjawab pertanyaan Slide 14


1. Menurut konsep isostasi dijelaskan bahwa material kerak bumi mengapung karena
kesetimbangan antara berat material dengan gaya ke atas yang dikerjakan oleh lapisan
fluida. Konsepsi awal tentang isostasi yang dikemukakan Pratts menjelaskan bahwa
adanya kelebihan massa di atas daratan dikompensasikan oleh adanya kekurangan massa
di laut, akan tetapi densitas batuan yang menyusun daratan lebih kecil daripada densitas
batuan yang menyusun dasar lautan, dengan kata lain adanya perbedaan ketinggian
antara daratan dan lautan adalah karena kepadatan batuan yang menyusun kerak bumi
di kedua bagian bumi tersebut. Kita cenderung menyangka bahwa benda padat akan
tenggelam ketika diletakkan di dalam air, namun hal ini tidak berlaku untuk es, meskipun
benda padat, es memiliki kepadatan lebih kecil dibanding air. Saat suatu objek diletakkan
diatas air, terdapat gaya ke atas yang mendorong bagian bawah objek tersebut. Ketika
objek memiliki luas permukaan dan kepadatan zat tertentu, alih-alih tenggelam, objek
tersebut justru akan mengapung. Hal ini terjadi pada air mencapai kepadatan maksimum
saat masih berada di atas titik beku. Saat membeku, molekul air mengatur diri mereka
menjadi sebuah matriks, sehingga menciptakan ruang antara molekul yang tidak ada
sebelumnya. Akibatnya, es memiliki kepadatan sekitar 9% kurang dari kepadatan air
sehingga membuatnya mengapung dalam air. Namun es yang mengapung tidak
semuanya mengapung melainkan ada yang terendam air, dalam kasus ini berat (bobot)
yang menyebabkan sebagian es terendam di bawah permukaan air laut dan sebagian es
yang lain tetap mengapung karena berat jenis es yang memang lebih ringan dari air
ditambah luas permukaan yang besar.

2. Mengapa densitas dijadikan pedoman dalam penyusunan interior bumi, karena bumi
memiliki struktur lapisan-lapisan, dan setiap lapisan memiliki densitas yang berbedabeda. Membandingkan densitas rerata Bumi sebesar 5,5 gr/cm3 terhadap densitas
bebatuan yang ada dipermukaan bumi berkisar antara 2,5 hingga 3 gr/cm3 dengan hal ini
para ilmuwan memprediksi bahwa interior bumi tersusun atas material dengan densitas
yang lebih besar dibandingkan dengan yang ada di permukaan. Segmen kerak bumi
berada pada ketinggian tertentu ditentukan dengan ketebalan dan densitasnya, dalam
hal ini prinsip isostasi juga berperan. Semakin tinggi suatu gunung maka semakin dalam
pula bagian yang masuk ke dalam bumi guna menjaga kesetimbangan gunung tersebut,
dikarenakan adanya perbedaan densitas antar keduanya. Dengan hal ini dapat
disimpulkan bahwa dengan melihat densitas dari suatu lapisan atau batuan bawah
permukaan bumi, dapat memprediksikan suatu interior bumi.

Anda mungkin juga menyukai