Oleh
Karina Diana Safitri
NIM 132310101019
Oleh
Karina Diana Safitri
NIM 132310101019
Sundeen, 2006)
Harga Diri Rendah Situasional adalah perkembangan persepsi negatif tentang
harga diri sebagai respon terhadap situasi saat ini (NANDA, 2011:226).
d) Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negatif yang berkembang
f)
(Carpenito, 2007:424).
Harga diri rendah situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba,misalnya harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putushubungan kerja,
perasaan malu karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba ) (Dalami dkk, 2009).
b) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
c)
c.
pasien
yang
FAKTOR PRESIPITASI
Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari
luar individu (eksternal or internal sources) yang dibagi lima kategori:
a. Ketegangan peran adalah stress yang berhubungan dengan frustasi yang
dialami individu dalam peran atau posisi yang diharapkan. Terdapat tiga
b.
tahap
perkembangan
harus
dilalui
individu
dengan
perubahan
konsep
diri.
Perubahan
tubuh
dapat
D. RENTANG RESPONS
Rentang Respon Konsep Diri menurut Stuart & Sundeen (2006)
Rentang Respon Konsep Diri
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
Aktualisasi
HDR
Keracunan Identitas
Depersonalisasi
Keterangan:
a) Aktualisasi diri: pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan diterima.
b) Konsep diri: apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri.
c) Harga diri rendah: transisi antara respon konsep diri adaptif dengan konsep diri mal
adiptif
Gnagguan persepsi
sensori
Harga diri
rendah
Koping individu tidak efektif
Traumatik tumbuh
kembang
Isolasi
Diri
Sosial:
Menarik
TANDA MAYOR
1. Kekambuhan episodik dari penghargaan diri negatif dalam berespon
terhadap kejadian kehidupan pada seorang individu dengan evaluasi diri
positif sebelumnya.
2. Pengungkapan perasaan negatif, mengenai diri ( ketidak berdayaan,
kegunaan )
TANDA MINOR
1. Pengungkapan diri yang negatif
2. Ekpresi malu
3. Evaluasi diri sebagai tidak mampu menangani situasi-situasi / kejadian
4. Kesukaran mengambil keputusan Gelisah
5. Pengabaian diri
6. Isolasi sosial
IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan jiwa, klien mampu mengatasi masalah
gangguan harga diri rendah situasional
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan jiwa, klien mampu:
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c. Menilai kemampuan yang dapat digunakan
d. Menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
e. Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
f. Merencanakan kegiatan yang telah dilatih
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. BHSP kepada klien
a) Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien
b) Perkenalkan diri kepada klien dan tanyakan nama panggilan klien yang disukai
c) Buat kontrak asuhan keperawatan yang akan perawat lakukan bersama klien,
lamanya waktu, dan tempat pelaksanaan asuhan.
d) Tanyakan perasaan dan keluhan klien saat ini.
e) Yakinkan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan terapi.
f) Tunjukkan sikap empati terhadap klien.
2. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
a) Ketahui kekuatan pribadai klien
b) Tanyakan kegiatan yang mampu dilakukan klien untuk mengatasi situasi saat ini
c) Diskusikan kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif klien
3. Bantu klien menilai kemampuan yang dimiliki klien
a) Bantu klien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
b) Bantu klien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri
yang diungkapkan klien.
4. Bantu pasien untuk dapat memilih atau menetapkan kegiatan
a) Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat pertemuan.
b) Bantu klien memberikan alasan terhadap pilihan yang telah dia tetapkan.
c) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama klien dan keluarga
d) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih
e) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap
aktivitas
5. Berikan reinforcement positif pada klien
a) Kaji perubahan-perubahan terbaru pada klien yang dapat berpengaruh terhadap
harga diri.
b) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan
kegiatan
c) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan
klien
DAFTAR PUSTAKA
Capernito-moyet, Lnyda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta:
EGC
Dalami, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta:
Trans Info Media
Keliat Budi Anna, dkk. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Keliat Budi Anna, dkk. 2009. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 20122014. Jakarta: EGC
NANDA. 2005. Diagnosis keperawatan:definisi dan Klasifikasi 2003-2005. Jakarta: EGC
NANDA. 2011. Diagnosis keperawatan:definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC
Stuart. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi : Lima. Jakarta : EGC
Stuart. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi : Lima. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC
pasien
Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
1) Diskusikan dengan pasien mengenai kemampuannya yang masih dapat
digunakan saat ini
2) Bantu pasien menyebutkannya dan beri penguatan terhadap kemampuan diri
yang diungkapkan pasien
3) Perlihatkan respon yang kondusif dan upayakan menjadi pendengar yang
c.
aktif
Pasien dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
1) Diskusikan dengan kegiatan yang akan dipilih sebagai kegiatan yang akan
pasien lakukan sehari-hari
2) Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang dapat pasien lakukan dengan
d.
B. STRATEGI
KOMUNIKASI
DALAM
PELAKSANAAN
TINDAKAN
KEPERAWATAN (SP)
1. Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
pasien
4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:
Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita mulai untuk latihan merapikan
tempat tidur?
Nah,, menurut Ibu, apa yang harus kita lakukan pertama ketika kita akan
merapikan tempat tidur?
Benar sekali bu, hal pertama yang kita lakukan ketika kita memulai merapikan
tempat tidur adalah dengan memindahkan terlebih dahulu bantal dan selimutnya.
Bagus! Kemudian kita angkat spreinya dan kasurnya dibalik.
Yang kita lakukan selanjutnya adalah dengan memasang spreinya kembali. Kita
mulai dari arah atas ya bu?
Ya bagus bu, Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan ujung spreinya kebawah
kasur. Lalu sebelah pinggir dimasukkan juga ya bu!
Sekarang kita ambil bantal ya bu, kemudian rapikan, dan letakkan disebelah atas
atau bagian kepala.
Yang terakhir, mari kita lipat selimut ya bu.
Ya bagus.
Ibu kan sudah merapikan tempat tidur dengan sangat baik. Coba Ibu bandingkan
bagaimana keadaan sebelum dan sesudah tempat tidur Ibu dirapikan?
Bagus sekali bu. Coba Ibu lakukan kegiatan ini setiap hari dan jangan lupa Ibu
memberi tanda di kertas daftar kegiatan ini. Beri tanda M kalau Ibu bisa melakukan
kegiatan merapikan tempat tidur ini sendiri, tanda B apabila dalam melakukan
kegiatan ini Ibu masih memerlukan bantuan dari orang lain, dan tanda T apabila Ibu
tidak melakukan kegiatan ini (sambil memberikan kertas berisi daftar kegiatan
harian).
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
Subyektif:
Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan
tempat tidur?
Obyektif:
Ya, ternyata Ibu memiliki banyak sekali kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini. Salah satunya adalah dengan merapikan tempat tidur, yang salah
saunya sudah kita praktikkan dengan baik sekali.
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan):
Nah, kemampuan ini dapat dilakukan juga dirumah setelah Ibu pulang kerumah
nantinya. Sekarang, mari kita masukkan kegiatan ini dalam jadwal harian Ibu. Ibu
mau berapa kali sehari melakukan kegiatan merapikan tempat tidur ini?
Bagus, 2 kali ya bu, jam berapa ?
Lalu bisa ditambahkan sehabis istirahat, atau sekitar jam 4 sore.