Anda di halaman 1dari 1

Dokter untuk Indonesia Bebas Rokok

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki penduduk dengan kebiasaan
merokok dalam jumlah yang relatif banyak. Meskipun banyak negara negara industri yang menilai
bahwa merokok merupakan perilaku sosial yang dianggap kurang biasa untuk diterima. Di negara
berkembang khususnya Indonesia sangat sulit untuk menghilangkan kebiasaan merokok dikalangan
masyarakat. Hal ini selain karena industri rokok merupakan sumber pemasukan bagi negara dan
sumber kesempatan kerja, juga karena di sebagian besar negara negara sedang berkembang,
dana untuk kegiatan persuasif Indonesia Bebas Rokok walaupun ada, sangat kecil dibandingkan
dengan dana yang dipergunakan oleh perusahaan perusahaan rokok untuk memasarkan rokok.
Industri rokok melaksanakan

secara

agresif

dan

dengan

mengaitkan

merokok dengan

gaya hidup modern, masyarakat terutama remaja yang paling sangat terpengaruh.
Berdasarkan Data Kementrian Kesehatan 2010, pada 2001 tercatat perokok aktif berjumlah
31,5 persen dari penduduk, sedang pada 2010 angkanya sudah melonjak menjadi 34,7 persen. Artinya,
duapertiga orang Indonesia bukan perokok atau perokok pasif akan tetapi persentase perokok aktif
semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Jika dilihat dari sudut pandang positif, dibalik fakta bahwa merokok merupakan salah satu
masalah yang sulit dipecahkan, terdapat titik terang dimana dewasa ini kesadaran bahaya rokok
semakin disadari dikalangan masyarakat yang tidak merokok . Hal ini merupakan hasil dari gencarnya
tindakan-tindakan edukatif dan persuatif mengenai bahaya perokok pasif. Dengan memanfaatkan
keadaan ini, dokter dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam menggerakan aksi bebas rokok.
Dengan melibatkan sistem jejaring mulai dari Puskesmas hingga Posyandu serta ormas permerhati
kesehatan, dokter dapat memberikan informasi edukatif dan persuatif agar masyarakat non-perokok
tidak menjadi perokok pasif dan tidak ikut terkena dampak bahaya rokok. Target dokter dapat
meliputi tokoh masyarakat setempat, ibu rumah tangga maupun remaja.
Salah satu informasi persuatif yang dapat disampaikan dokter yakni menerapkan rumah bebas
rokok, mobil bebas rokok, ruang kerja bebas rokok, sistem no smoking area di tempat umum, jaga
jarak dengan perokok bila terpaksa harus satu ruangan di tempat umum, tawarkan dukungan berhenti
merokok bagi anggota keluarga maupun rekan-rekan yang merokok, dan tentunya menjaga anggota
keluarga dan rekan rekan tersayang yang tidak merokok agar tidak menjadi perokok aktif maupun
pasif.

Anda mungkin juga menyukai