Anda di halaman 1dari 10

Nomor

Lampiran
Perihal

: 28/KT-SM/IV/2011
: 1 berkas proposal
: Permohonan bantuan modal usaha Budidaya ikan lele sangkuriang
Katapang , 21 April 2011

Kepada Yth.
Gubernur Propinsi Jawa Barat
Jl. Dipenogoro no.22 Bandung

Assalamualaikum Wr.Wb.
Dipermaklumkan dengan hormat, bersama ini kami adalah sebuah Kelompok Tani yang
bergerak dalam bidang pertanian lahan basah/padi dan sedang/telah melaksanakan usaha
mikro dalam upaya meningkatkan indeks daya beli anggota pada umumnya.
Bersama surat ini, kami mengajukan permohonan bantuan modal usaha budidaya lele
Sangkuriang sebesar Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah). Hal tersebut kami usulkan
dengan dilatarbelakangi oleh rasa keinginan untuk bisa berdiversifikasi usaha bagi anggota
yang kebanyakan petani padi dan juga bisa berkiprah lebih baik dalam upaya menigkatkan
pendapatan anggota. Pada Masa mendatang diharapkan dapat mendongkrak peningkatan
indeks daya beli, dengan harapan upaya mikro yang kami bangun dapat memberikan
kontribusi positif meningkatkan pendapatan dan daya beli anggota. Hal ini sesuai dengan
misi yang berorientasi pada ekonomi kerakyatan.
Atas perhatian dan kerjasamanya kami haturkan terima kasih. Serta maaf apabila ada
kekeliruan dan kekurangan yang terdapat dalam usulan ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Hormat Kami,
Samsu Hidayat
Mamat Rahmat
Ketua
Sekretaris

LATAR BELAKANG
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan
secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele
berkembang pesat dikarenakan :
1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
2) teknologi Budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
3) pemasarannya relatif mudah dan
4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m
dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya
dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air Budidaya
masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi.
Namun bila Budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata
ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan Budidaya yang dikembangkan
sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat. Budidaya lele, baik kegiatan
pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak
plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan
ataupun lahan marjinal lainnya. Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur
(air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yang sudah dikondisikan terlebih
dulu. Parameter kualitas air yang baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah
sebagai berikut :
Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32C. Suhu air akan
mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta
kelarutan oksigen dalam air. pH air yang ideal berkisar antara 6-9. Oksigen terlarut di
dalam air harus > 1 mg/l. Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak
plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam Budidaya ikan lele di kolam yang perlu
diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.

1.

Faktor Kunci Sukses


Kunci keberhasilan bagi Budidaya lele adalah :

Budidaya menggunakan bibit lele sangkuriang yang merupakan bibit unggul di


daerah Jawa Barat

Keadaan kolam yang strategis yaitu ditengah perkampungan dan cukup luas
sehingga mampu menampung banyak lele.

Disiplin dan bertanggungjawab dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang


ditanggung

2.

Gambaran Umum Bentuk Usaha


Kami adalah Kelompok Tani yang bergerak dalam Pertanian lahan Basah yang
hendak melakukan diversifikasi usaha dibidang budidaya lele sangkuriang. Kami
memiliki sumberdaya-sumberdaya manusia yang handal, terlatih dan memiliki
kapabilitas di dalamnya. Dari mulai menejerial, pengembangan, dan teknis lapangan.
Dalam budidaya lele membutuhkan waktu persiapan yang lama hingga bibit yang
dihasilkan memenuhi qualitas dan quantitas standar untuk pembesaran sehingga ada
masa kosong yang tidak produktif. Masa itu memiliki periode selama 6 bulan. Untuk
mengisi masa tidak produktif tersebut menjadi masa yang produktif maka kami
memanfaatkan kolam-kolam buatan dengan pembesaran yang bibit pembesarannya
kami belikan bukan kami produksi sendiri hingga bibit yang kami siapkan yang
nantinya kami manfaatkan guna pembesaran siap untuk di manfaatkan.
Untuk tenaga ahli kami memiliki anggota yang sudah sangat terlatih dan
berpengalaman baik secara teori maupun praktek dilapangan. sehingga sudah tidak
diragukan lagi kemampuannya dalam budidaya dan pemanfaatan lele sangkuriang
kedepan.

3.

Analisis Pesaing
3.1 Pesaing
Banyaknya petani yang membudidayakan lele di daerah Kabupaten Bandung tidak
membuat kami pesimis karena faktanya lele yang dikonsumsi sehari-hari masih
disuplai dari luar sehingga suplai dari Kabupaten Bandung sendiri masih kurang.
3.2 Resiko atau Hambatan
Resiko yang dipertimbangkan dalam memulai dan mengembangkan usaha ini

adalah :

Hama penyakit yang ada ketika Budidaya berlangsung.

tingkat mortalitas yang tinggi.

Kedua resiko ini dapat diminimalisir dengan cara perawatan yang baik dan benar
oleh ahlinya.

4.

Analisi Swot

Kelebihan
Masih tingginya permintaan pasar terhadap lele terlihat dari mahalnya harga
lele di pasar.

Kekurangan
1. Angka penyusutan penjualan yang dikarenakan jauhnya jarak ke tengkulak
sehingga banyaknya lele yang mati membuat pengurangan nilai produksi.

Ruang kesempatan yang tersedia


1. Banyaknya penjual lele di pasar menjadi nilai tambah karena berarti lele
masih mudah dalam pemasaran.
2. Belum banyaknya pengembangan hasil produk pakan berbahan dasar lele
menjadi wilayah olah sendiri.

Ancaman dan penanggulangannya

1. kekeringan menjadi ancaman besar terhadap segala jenis kolam tidak


terkecuali lele. Untuk itu sudah jelas pastialah kami mencari lahan yang
aman dan dekat dengan sumber air.
2. Hama seperti luak dan ular menjadi penting untuk di khawatirkan karena
dapat menurunkan jumlah produksi. Untuk itu kami menanggulanginya
dari membuat pagar hingga mengadakan jebakan guna mengurangi jumlah
kerugian yang dihasilkan karena kemungkinan terserang oleh hama ini.
3. Penyakit juga biasa meyerang perikanan. Untuk itu kami menganggap
penting untuk menganalisis kualitas air dan kemungkinan tumbuhnya
penyakit dikarenakan adanya bibit2 penyakit, juga persiapan lahan yang
matang menjadi salah ssatu faktor penekatan terhadap penyerangan
penyakit ini. Kami juga mengadakan pemeriksaan rutin terhadap lele
dikarenakan kemungkinan terserang wabah juga besar sehingga penting
untuk segera ditanggulangi

Analisis pengembangan
1. Dikarenakan masih sangat tingginya permintaan pasar terhadap lele
sehingga untuk pengembangan lahan dalam jumlah besarpun masih dirasa
memungkinkan jika hanya mengincar pasar yang sudah ada. Seperti
misalnya diciptakannya frencise peternakan lele yang nantinya kita hanya
bermodalkan bibit yang kita produksi sendiri sehingga kita dapat menjual
hasil bibit, peralatan dan pangan terhadap orang yang mengikuti frencise
kita.
2. Menciptakan pasar sendiri juga dinilai penting guna melewati batas
equlibrium penjualan dengan cara mengolah hasil pembudidayaan jadi
produk olahan yang dapat dikonsumsi secara instan yang tenaga ahlinya
diambil dari Universitas Ternama di Bandung dan sekitarnya.
3. Menciptakan momentum dan prestis dari produk lele juga menjadi
marketing dari hasil olah lele sehingga tertancap pada benak mereka
bahwa suatu kebanggaan atau kebiasaan merngonsumsi lele pada waktu
tertentu tentunya dalam pengolahan produk lele berbentuk lain.

5.

Analisis Keuangan / Rancangan Penggunaan Biaya


5.1 Modal
Ada dua jenis pengeluaran dalam bisnis lele, biaya investasi dan biaya
operasional. Perincian biaya investasi dan biaya operasional yang dibutuhkan oleh
Kelompok Tani SRI MUKTI antara lain sebagai berikut:

N
O

KEBUTUHAN
BAHAN
INVESTASI
1 Terpal Plastik
(ukuran 4 x 7 m)

VOLU
ME

ITEM

buah

2 Bambu

10

3 Tambang Plastik
BIAYA
OPERASIONAL

15

batan
g
meter

1 Bibit ukuran 4-6


cm
(atau yang 25-30
ekor/kg)
2 Pakan :
F99

1000

ekor

1000

ekor

kg

14,000

kg

8,500

781

22

kg

6,000

Pelet

70

kg

5,000

781-2

apung/
Tenggela
m

HARGA
Rp.

TOTAL
Rp.

KETERANGA
N

100,000

100,000

10,000

100,000

(ukuran
kolam jadi 5
x 2 x 1 m)
10

2,500

37,000
237,000

SUB
TOTAL

175
600-700

Penyusutan
bisa sampai
1 Tahun ( 5 x
masa
produksi)
175,000 (umur panen
2 bulan)
(umur panen
1 bulan)
42,000 Ketinggian
Air 20 cm
51,000 Ketinggian
Air 30 cm
132,000 Ketinggian
Air
Disesuaikan
350,000 Ketinggian
Air
Disesuaikan
(pakan
diberikan
secara
berurutan
sampai
habis)
diberikan
pagi dan sore

50 %
pakan (ampas
tahu, maggot,atau
limbah dapur
dapat menjadi
pengganti Pelet
pakan dewasa)
3 Pupuk Kandang
Domba

65

kg

200

Sub
Total
TOTAL
BIAYA
PENDAPATAN
1 Penjualan Lele
siap Konsumsi dari
bibit 1000 ekor
(ukuran Panen 810 ekor per kg)

100

13,000 (2 kg/m2)
disebar 1 mg
sebelum
ditanami
bibit lele
763,000
1,000,00
0

2,500 1.250.000

TOTAL
PENDAP
ATAN
MARGIN

1,250,00
0

B/C
RATIO

1,2 *)

250,000

Sehingga modal yang dibutukan meliputi:


Biaya Investasi + Biaya Operasional = Modal
Rp. 271.000 + Rp. 763.000 = Rp. 1,000,000.00 x 20 Kolam = Rp.20.000.000
Terbilang : dua puluh juta rupiah

PENUTUP
Tuhan Senantiasa akan memberikan yang terbaik bagi setiap umat-Nya di alam ini.
Demikian pula kami, sebuah kelompok kecil yang terus berusaha mengembangkan dan
memperbaiki diri dan sistematika usaha agar dapat bersama-sama meningkatkan taraf
hidup dari usaha peternakan ikan lele.
Secara sistematis kami berusaha mengupayakan yang terbaik bagi penumbuhan
produk dpmestik bruot meski dalam skala kecil. Semoga proposal pengajuan ini mendapat
7

respon positif dari pihak Pemerintah Propinsi Jawa Barat, dan dapat menjadi trigger dan
stimulus positif bagi kami.
Katapang, 21 April 2011

Samsu Hidayat
Ketua

Mamat Rahmat
Sekretaris

INFORMASI DASAR LEMBAGA

1. Nama Kelompok

SRI MUKTI

2. Alamat Lengkap Lembaga

Kp.Ceuri Rt.0... Rw...... Desa Katapang Kec.Katapang


Kab.Bandung
Kelompok Tani
Kepala Desa Katapang

3. Status
4. Akte Notaris
Pendirian/Pengukuhan
Kelompok
5. Visi
6. Misi

Menjadi kelompok usaha kerakyatan di bidang


pertanian peternakan yang amanah, Sinergis, dan
Profitabel.
a.
Menjadi salah satu Kelompok Usaha Rakyat
yang menyuplai kebutuhan lele di daerah Bandung
dan sekitarnya
b.

MemBudidayakan lele yang berkualitas tinggi


yaitu sehat dan murah

6. Susunan
Pengurus dan anggota

Nama
1. Samsu Hidayat
2. Mamat Rahmat
3. .........................
4. .........................
5. .........................
6. .........................
7. .........................
8. .........................
9. .........................
10. .........................
11. .........................

Jabatan
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Anggota
5. Anggota
6. Anggota
7. Anggota
8. Anggota
9. Anggota
10. Anggota
11.Anggota
7

12. .........................
6. Jumlah Anggota
6. Contact Person
7. Rekening Bank

12. Anggota

.......... (...........................) orang


Samsu Hidayat HP. 022.76202572
No. Rekening :
Bank
:

Lampiran 1
Fhoto Kopi KTP Pengurus

Lampiran 2
Fhoto copy Buku Bank

Anda mungkin juga menyukai