Published By Dudi Wahyudi On January 15th, 2008 02:03 AM | Pajak Internasional, Pajak Penghasilan, PPh Pasal 23
Pengertian Dividen
diperlakukan sebagai dividen tersebut tidak boleh dibebankan sebagai biaya oleh perseroan yang
bersangkutan.
Saham Bonus
Berikut adalah ikhtisar hak-hak para pemegang saham atau ekuitas perusahaan
pada tanggal 15 Nopember 2012:
Saham Biasa, nominal @ Rp5.000,00 (100.000 lembar
beredar) Rp500.000.000,00
Agio Saham Biasa Rp100.000.000,00
Laba Ditahan Rp650.000.000,00
Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh terkait transaksi
tersebut?
JAWAB:
Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g dan Pasal 4 ayat (3) huruf f,
pada dasarnya dividen yang diterima oleh Wajib Pajak Badan terutang PPh Pasal
23, namun demikian dalam hal dividen tersebut diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara,
atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang
didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik
daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang
memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah
modal yang disetor;
maka atas pembayaran dividen tersebut dikecualikan dari objek pajak.
PPh Pasal 23 atas dividen PT Inyong Bae, Tbk. terutang pada tanggal penentuan
kepemilikan pemegang saham yang berhak atas dividen (recording date) yaitu pada
tanggal 14 Desember 2012.
Besarnya pemotongan PPh Pasal 23 adalah sebesar:
PT Adja Kelalen yang mempunyai kepemilikan saham sebesar 70% tidak
dipotong PPh Pasal 23 karena kepemilikan sahamnya di PT Inyong Bae
Tbk. diatas 25% dan dividenberasal dari cadangan laba yang ditahan;
PT Ricca Kepribhen dengan kepemilikan saham sebesar 20% dipotong PPh Pasal
23 walaupun dividen tersebut diberikan dalam bentuk saham.
Total kepemilikan saham PT Ricca Kepribhen adalah 20% x 100.000 lbr = 20.000 lbr
Nilai dividen saham:
1% x 20.000 lbr x Rp5.000,00 = Rp1.000.000,00.
PPh Pasal 23 yang dipotong:
15% x Rp1.000.000,00 = Rp150.000,00
PT Medhang Jahe dengan kepemilikan saham sebesar 10% dipotong PPh Pasal 23
sebagai berikut:
Total kepemilikan saham
Catatan:
Pada contoh kasus ini, PT Ricca Kepribhen tidak menerima uang tunai.PT Ricca
Kepribhen menerima saham tanpa penyetoran modal. Banyak kasus, Wajib
Pajak tidak menyadari bahwa penambahan saham tanpa penyetoran modal (baik
tunai maupun dengan aktiva lain) merupakan dividen.
Seringkali untuk memenuhi syarat tender, Wajib Pajak menaikkan nominal saham.
Perubahan nilai saham tersebut hanya dilakukan diatas kertas dan didepan notaris.
Kemudian bagian akuntansi disuruh akrobat jurnal. Hal seperti ini merupakan
dividen.
Menurut Pasal 4 ayat (1) huruf g UU PPh, bahwa dividen merupakan:
bagian laba yang diperoleh pemegang saham, atau
pemegang asuransi, atau
pembagian sisa hasil usaha koperasi yang diperoleh anggota koperasi
2.
Bagi perusahaan yang telah menjual sahamnya di bursa efek sebelum tanggal
1 Januari 1997, nilai jual saham ditetapkan sebesar nilai saham pada saat
penutupan bursa diakhir tahun 1996 (30 Desember 1996).
Bagi Wajib Pajak pemilik saham pendiri yang tidak memilih untuk dikenakan tarif
final sebesar 0,5% berdasarkan ketentuan ini, atas penghasilan berupa capital
gain dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai
dengan tarif umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-Undang Pajak
Penghasilan. Oleh karena itu, Wajib Pajak tersebut harus melaporkan pilihannya itu
kepada Direktur Jenderal Pajak dan penyelenggaraan bursa efek.
Termasuk dalam pengertian saham pendiri adalah:
1.
Saham yang diperoleh pendiri yang berasal dari kapitalisasi agio yang
dikeluarkan setelah penawaran umum perdana (initial public offering IPO);
2.
Saham yang diperoleh pendiri yang berasal dari pembagian dividen dalam
bentuk saham;
2.
3.
2.
Pajak Penghasilan yang telah dipotong oleh penyelenggara bursa efek harus
disetorkan selambat-lambatnya tanggal 20 Oktober 1997.
3.
Penyelenggaraan
bursa
efek
wajib
menyampaikan
laporan
tentang
Emiten atas nama yang terutang sebesar 0,5% kepada Bank Persepsi atau
Kantor Pos:
Sebelum
penjualan
seham
pendiri,
selambat-lamabatnya
tanggal
29
saham tersebut diperdagangkan di bursa efek pada atau setelah tanggal 29 Mei
1997.
Emiten wajib menyampaikan laporan mengenai penyetoran tambahan Pajak
Nilai saham;
Laporan penyetoran ini dilampiri dengan Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ke
3.
3.
Contoh Perhitungan
Aturan Yang Berlaku Saat ini (PP no 14 Tahun 1997):
Besarnya pajak penghasilan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang
pribadi atau badan dari jumlah bruto transaksi penjualan saham di bursa efek adalah
0,1%.
Contoh:
Seseorang atau badan menjual 1000 lembar saham dengan harga Rp 100 per
lembar. Maka ia dikenakan pajak penghasilan sebesar: 0,1% X Rp 1000 X Rp 100 =
Rp 1000.
Pemegang saham pendiri dikenakan tambahan pajak penghasilan sebesar 0,5% dari
nilai transaksi penjualan pada saat penjualan umum saham perdana (IPO) dan
bersifat final.
Contoh:
Pemegang saham pendiri menjual 1000 lembar saham pada saat IPO dengan harga
pada saat IPO Rp 100 per lembar. Maka ia dikenakan tambahan pajak penghasilan
sebesar 0,5% X 1000 X 100 = Rp 5000
Pemegang saham pendiri dikenakan tambahan pajak penghasilan sebesar 5% yang
dihitung dari keuntungan transaksi penjualan (capital gain) dan bersifat tidak final.
Pajak Pph ini bisa dikreditkan di akhir tahun.
Contoh:
Pemegang saham pendiri menjual 1000 lembar saham dan harga per lembar 100.
Ketika nantinya dijual ia misalnya mendapat keuntungan Rp 10. Maka ia dikenakan
pajak penghasilan sebesar 5% X Rp10 = Rp 0,5. Tetapi besar pajak ini belum final,
bisa dikreditkan akhir tahun buku. Pajak ini bisa mengurangi kewajiban perpajakan di
akhir tahun buku.
Penghitungan Capital Gain Atas PT Tertutup
Kalau misalnya transaksi atas PT Tertutup atau yang tidak masuk bursa bagaimana?
Jika perusahaan belum listing (PT tertutup) atas transaksi saham tidak dipotong PPh
Final. Jika ada keuntungan dari transaksi saham tersebut (selisih harga jual dengan
nilai buku) baru dikenakan PPh dengan tarif progresif Pasal 17 (diperhitungkan waktu
melaporkan SPT Tahunan)