APOTEK
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut semua segi
kehidupan, baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Menurut Undangundang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
pembangunan
kesehatan
merupakan
upaya
untuk
memelihara
dan
berdasarkan
prinsip
non-diskriminatif,
partisipatif,
dan
adalah
kefarmasian
harus
dilakukan
oleh
tenaga
kesehatan
yang
1.3.
mengelola Apotek.
2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di
Apotek.
3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di Apotek.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi Apoteker yang
profesional.
2. Kegiatan PKPA dan Pembahasan
2.1. Profil Tempat Kerja Praktek Profesi Apoteker
Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia
yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Awalmya nama
perusahaan Kimia Farma adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co.
Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa
awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia
melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan
Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Pada tanggal 16 Agustus 1971,
bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama
perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah
statusnya menjadi perusahaan publik PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam
pengelolaan administrasi dan keuangan suatu apotek dalam satu area menjadi
lebih efektif dan efisien, serta mempermudah dalam pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan manajemen apotek secara keseluruhan.
PT Kimia Farma Apotek memiliki visi menjadi perusahaan jaringan
layanan kesehatan yang terkemuka, dan mampu memberikan solusi kesehatan
masyarakat di Indonesia. Dan misi PT Kimia Farma Apotek yaitu
menghasilkan pertumbuhan nilai perusahaan melalui:
1. Jaringan Layanan kesehatan yang terintergrasi meliputi jaringan apotek,
klinik, laboratorium klinik dan layanan kesehatan lainnya.
2. Seluran distribusi utama bagi produk sendiri dan produk prinsipal.
3. Pengmbangan bisnis waralaba dan peningkatan pendapatan lainnya (Fee
2.1.2.
Based Income)
Apotek Kimia Farma 356 Bandung
Apotek Kimia Farma 356 Bandung merupakan apotek pelayanan di bawah
naungan Business Manager Bandung yang bertempat di Jl. KH Ahmad
Dahlan No. 96 Bandung. Apotek Kimia Farma 356 Bandung ini menjalankan
fungsinya sebagai salah satu apotek pelayanan kefarmasian dan kesehatan
pada masyarakat melalui pelayanan setiap hari mulai jam 07.00 22.00.
Bangunan Apotek Kimia Farma 356 adalah bangunan permanen dengan
fasilitas yang cukup memadai dan lengkap yang terdiri dari ruang tunggu
pelanggan dan pasien, ruang penerimaan dan penyerahan resep, ruang
pengambilan obat dimana tersedia meja pelayanan informasi obat sebagai
tempat dimana apoteker memberikan obat dengan resep dokter sekaligus
pemberian informasi obat, ruang peracikan, ruang penulisan etiket dan
pengecekan etiket, lemari penyimpanan obat, lemari obat psikotropika dan
narkotika, lemari pendingin (kulkas), gudang penyimpanan stok obat,
mushola, dan toilet.
Apotek Kimia Farma 356 dilengkapi dengan sarana penunjang seperti area
parkir yang memadai, praktek dokter bersama yang terdiri dari dokter gigi,
dokter umum, dokter spesialis anak, serta swalayan farmasi yang menjual
barang-barang yang dapat dlihat langsung oleh konsumen terdiri dari
kosmetika, obat-obat topikal (balsem dan salep), produk-produk minyak dan
aroma terapi, obat OTC (Over The Counter), obat tradisional, madu,
multivitamin, produk baby care (perawatan bayi), tissue dan pembalut, alat
kontrasepsi, food supplement (suplemen makanan), perlengkapan mandi,
PKRT (Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga), Perlengkapan P3K, dan milk
and nutrition (susu dan produk gizi).
Jenis pelayanan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 356 Bandung
antaralain :
1. pelayanan resep, baik tunai maupun kredit.
2. pelayanan UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri) dan swalayan
farmasi untuk produk OTC (Over The Counter) dan alat kesehatan.
3. pelayanan konsultasi, informasi, dan edukasi obat.
4. pelayanan praktek dokter.
Apotek ini dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang
dalam struktur organisasi berkedudukan sebagai PhM Pharmacy manager
bertanggung jawab kepada Manajer Bisnis Bandung PT Kimia Farma Apotek.
Apotek Kimia Farma 356 beroperasi selama 7 hari dalam seminggu yang
dibagi menjadi tiga shift, yaitu shift pagi pukul 07.00 15.00 WIB, shift
middle pukul 10.00 17.00 WIB dan shift siang pukul 14.00 22.00 WIB.
Dalam bertugas PhM dibantu oleh Apoteker Pendamping dan tenaga teknis
kefarmasian untuk menangani pembelian, penjualan, dan pelayanan resep
serta informasi obat.
2.2.
Kegiatan PKPA
Prakterk Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilakukan mulai tanggal 1-30
September 2015, bertempat di Apotek Kimia Farma 356, Jl. KH Ahmad
Dahlan (Jl. Banteng) No 96 Bandung selama 26 hari. Adapun kegiatan yang
4. Mempelajari cara pencatatan dokumen dan kartu stok di Apotek Kimia Farma
356 Bandung
2.2.1
6.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada semua aspek Apotek Kimia Farma
pada prinsipnya adalah sama yaitu berpedoman pada ketentuan yang
telah ditetapkan oleh Direksi PT. Kimia Farma (Persero) Pusat, namun
dalam pelaksanaannya tiap apotek
dapat
menyesuaikan
struktur
2.2.3
pemikiran,
penelitian,
dalam
pengelolaan
logistik,
penggunaan
logistik,
suatu
Pemesanan Barang
Pemesanan barang baik obat maupun perbekalan farmasi
dilakukan oleh asisten apoteker (AA) yang bertanggung jawab
langsung kepada APA, obat-obat yang persediaanya sudah mencapai
batas buffer stock atau habis dicatat dalam buku defekta yang
selanjutnya akan direkap pada hari sabtu setiap minggunya ke dalam
format Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) dan dikirim secara
online ke unit Business Manager melalui program Kimia Farma
Information System (KIS) yang berisi daftar permintaan barang
Apotek Kimia Farma 356, jumlah dan jenis yang diinginkan. Pihak
BM selanjutnya apabila barang yang dipesan tidak terdapat di gudang
maka selanjutnya akan dibuat rekap BPBA dari semua apotek
pelayanan dalam bentuk Surat Pesanan (SP) gabungan. SP gabungan
selanjutnya diteruskan ke PBF terpilih. Selanjutnya barang yang telah
dipesan akan dikirim oleh pihak PBF langsung ke Apotek Kimia
Farma 356 Bandung Format BPBA terdapat dalam Lampiran 2.
Khusus untuk pemesanan narkotika dan psikotropika, Surat
Pesanan (SP) harus dibuat langsung oleh APA. Pada pemesanan obat
golongan narkotika menggunakan SP model N-9 rangkap empat,
10
11
pembelian
akan
membuat
nota
pengembalian
12
13
pengambilan barang. Kartu stok ini diletakkan didalam rak tiap obat.
Kartu stok digunakan untuk memudahkan pengawasan terhadap
e.
persediaan barang
Pendistribusian Barang
Pendistribusian produk menggunakan sistem FIFO (First In First Out)
dan FEFO (First Expired First Out), yaitu produk yang diterima,
produk yang pertama dijual dan produk yang tanggal kadaluarsanya
lebih cepat, produk pertama dijual. Hal ini dilakukan untuk mencegah
adanya produk kedaluarsa. Penjualan produk dapat dilakukan secara
tunai maupun kredit. Seperti halnya pembelian, penjualan juga harus
dicatat. Pencatatan dapat dilakukan secara manual melalui kartu stok
2.2.4
14
15
16
farmasi lainnya yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Alur pelayanan
obat bebas adalah sebagai berikut :
1. Petugas menanyakan obat yang dibutuhkan oleh pelanggan atau
pelanggan menanyakan obat yang dicari
2. Memeriksa ketersediaan barang dan menginformasikan pada
pelanggan. Bila pelanggan setuju maka akan langsung diadakan
transaksi di kasir dan struk diserahkan kepada pembeli dan untuk
arsip.
e.
2.2.5
yang
menghubungi
apoteker
Kimia
Farma
untuk
17
Penerimaan
Penerimaan obat narkotika di apotek Kimia Farma 356 harus diterima
langsung oleh apoteker. Pemeriksaan faktur dengan SP serta
penandatanganan penerimaan dilakukan oleh apoteker. Kemudian obat
narkotika langsung dilakukan penyimpanan dalam lemari khusus.
c.
Penyimpanan
Obat narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus,
terpisah dengan obat lainnya. Lemari tersebut dan tidak mudah terlihat
atau mudah dijangkau oleh konsumen. Lemari tempat menyimpan
obat narkotika harus memenuhi ketentuan (Kemenkes, 2015):
1 Terbuat dari bahan yang kuat
2 Ukuran lemari: 40 x 80 x 100 cm
3 Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci
4
5
yang berbeda
Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum
Kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung
18
narkotika.
Apotek tidak boleh mengulang penyerahan obat narkotika atas
dasar salinan resep dari apotek lain, salinan resep harus diambil di
e.
Pelaporan
Pelaporan pemakaian obat narkotika dan psikotropika dilakukan setiap
bulan. Laporan ini menggunakan sistem aplikasi Sistem Pelaporan
Narkotik Psikotropik (SIPNAP) yang dibuat oleh Kemenkes RI. APA
yang telah memiliki user name membuat pelaporan yang berisi:
a.
Nama obat
b.
Asal industri obat
c.
Jumlah obat yang
masuk
d.
Jumlah
obat
yang
keluar
e.
ke
website
SIPNAP
(sipnap.kemenkes.com).
Laporan
Pemusnahan
Pemusnahan narkotika dan psikotropika dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut (Kemenkes, 2015):
a.
APA
menyampaikan
19
b.
Balai
Besar/Balai
d.
pemusnahan
2.2.6
20
mengikuti kaidah FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired
First Out) sehingga mengurangi resiko obat-obat kadaluarsa.
d Pencatatan defekta
Defekta merupakan catatan yang berisi barang barang yang habis selama
pelayanan, atau barang barang yang stoknya kurang sehingga perlu
dilakukan pemesanan segera. Pencatatan defekta dilakukan oleh asisten
apoteker yang kemudian akan direkap tiap minggunya dalam format
e
BPBA.
Data Jaminan Pelayanan Resep
Data jaminan layanan resep merupakan data seluruh waktu pelayanan
resep racikan dan non racikan selama 1 bulan. Di apotek Kimia Farma
memiliki fasilitas waktu pelayanan resep non racikan maksimal 15 menit,
apabila lebih dari 15 menit maka pasien memperoleh diskon 5%.
Sedangkan fasilitas waktu pelayanan resep racikan dilakukan dengan
secepat mungkin.
Data jaminan layanan resep tersebut direkap setiap harinya dengan dilihat
jumlah resep yang masuk, jumlah resep yang dilayani dibawah waktu 15
menit, jumlah resep yang dilayani diatas waktu 15 menit dan rata-rata
waktu yang diperlukan untuk melayani resep per harinya. Rekap data
jaminan layanan resep racikan dibedakan dengan data jaminan layanan
resep non racikan. Data jaminan layanan resep yang telah direkap akan
dilaporkan ke BM. Setelah itu data jaminan layanan resep tersebut
menjadi acuan untuk evaluasi karyawan apotek disetiap bulannya untuk
3.2.
23
24
darah apabila masuk ke dalam pembuluh darah kecil. Sumbatan pembuluh darah
ini yang akan menyebabkan terjadinya kematian jaringan.
Peningkatan konsentrasi LDL dan penurunan HDL dalam darah merupakan
indikator kuat untuk risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Asupan kolesterol
dan lemak yang tinggi, seringkali disertai dengan predisposisi genetik
mengakibatkan terjadinya akumulasi LDL di dalam serum. Kondisi ini
mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar LDL di dalam aliran darah. Oksidasi
dan migrasi LDL ke dinding pembuluh darah, serta fagositosis oleh makrofag
merupakan patogenesis aterosklerosis. HDL berfungsi mengembalikan kolesterol
yang berlebih dari jaringan ke hati untuk dimetabolisme. HDL juga berperan
dalam perbaikan endotel dan menurunkan terjadinya aterosklerosis. Oleh karena
itu, kadar HDL yang tinggi dalam darah melindungi pembuluh darah dari
terjadinya aterosklerosis.
Kriteria Dislipidemia
Optimal
Near
Optimal
Kolestrol
total
LDL
HDL
4.3.
Low
<200
<100
Trigliserida
Desirable
Borderline
200-239
100-129
130-159
<150
150-199
<40
High
Very
High
240
160189
200499
60
190
500
Etiologi
a. Dislipidemia Primer
Dislipidemia primer atau disebut juga hiperlipoproteinemia merupakan
penyakit dislipidemia yang dapat diturunkan (familial) yang disebabkan oleh
adanya kelainan genetik, yaitu pada reseptor LDL dan lipoprotein lipase.
Selain itu, dislipidemia golongan ini dapat juga muncul akibat kombinasi
faktor genetik dan lingkungan. Terdapat 5 jenis hiperlipoproteinemia yang
mengalami serangan berulang dari nyeri perut, hati dan limpa membesar, dan
pada kulitnya terdapat pertumbuhan lemak berwarna kuning-pink (xantoma
eruptif), serta pemeriksaan darah menunjukkan kadar trigliserida yang sangat
tinggi. Penyakit ini tidak menyebabkan terjadi aterosklerosis tetapi bisa
menyebabkan pankreatitis, yang bisa berakibat fatal. Penderita diharuskan
menghindari semua jenis lemak (baik lemah jenuh, lemak tak jenuh maupun
lemak tak jenuh ganda).
2. Hiperlipoproteinemia tipe II
Hiperlipoproteinemia tipe II disebut juga hiperkolesterolemia familial,
merupakan suatu penyakit keturunan yang mempercepat terjadinya
aterosklerosis dan kematian dini, biasanya karena serangan jantung. Kadar
kolesterol LDL-nya tinggi. Endapan lemak membentuk pertumbuhan
xantoma di dalam tendon dan kulit. Satu diantara enam pria penderita
penyakit ini mengalami serangan jantung pada usia 40 tahun dan dua diantara
tiga pria penderita penyakit ini mengalami serangan jantung pada usia 60
tahun. Penderita wanita juga memiliki risiko, tetapi terjadinya lebih lambat.
Satu dari dua wanita penderita penyakit ini akan mengalami serangan jantung
pada usia 55 tahun. Orang yang memiliki 2 gen dari penyakit ini (jarang
terjadi) bisa memiliki kadar kolesterol total sampai 500-1200 mg/dL dan
seringkali meninggal karena penyakit arteri koroner pada masa kanak-kanak.
Tujuan pengobatan adalah untuk menghindari faktor risiko, seperti
merokok, obesitas, dan mengurangi kadar kolesterol darah dengan
mengkonsumsi obat-obatan. Penderita diharuskan menjalani diet rendah
lemak atau tanpa lemak, terutama lemak jenuh dan kolesterol, serta
melakukan olah raga secara teratur. Menambahkan bekatul gandum pada
makanan akan membantu mengikat lemak di usus. Seringkali diperlukan obat
penurun lemak.
3. Hiperlipoproteinemia tipe III
Hiperlipoproteinemia tipe III merupakan penyakit keturunan yang jarang
terjadi, yang menyebabkan tingginya kadar kolesterol VLDL dan trigliserida.
Pada penderita pria, tampak pertumbuhan lemak di kulit pada masa dewasa
awal. Pada penderita wanita, pertumbuhan lemak ini baru muncul 10-15
tahun kemudian. Baik pada pria maupun wanita, jika penderitanya mengalami
26
obesitas, maka pertumbuhan lemak akan muncul lebih awal. Pada usia
pertengahan, aterosklerosis seringkali menyumbat arteri dan mengurangi
aliran darah ke tungkai.
Pemeriksaan darah menunjukkan tingginya kadar kolesterol total dan
trigliserida. Kolesterol terutama terdiri dari VLDL. Penderita seringkali
mengalami diabetes ringan dan peningkatan kadar asam urat dalam darah.
Pengobatannya meliputi pencapaian dan pemeliharaan berat badan ideal serta
mengurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh. Biasanya diperlukan obat
penurun kadar lemak. Kadar lemak hampir selalu dapat diturunkan sampai
normal, sehingga memperlambat terjadinya aterosklerosis.
4. Hiperlipoproteinemia tipe IV
Hiperlipoproteinemia tipe IV merupakan penyakit umum yang sering
menyerang beberapa anggota keluarga dan menyebabkan tingginya kadar
trigliserida. Penyakit ini dapat meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis.
Penderita seringkali mengalami kelebihan berat badan dan diabetes ringan.
Penderita dianjurkan untuk mengurangi berat badan, mengendalikan diabetes,
dan menghindari alkohol, dapat juga diberikan obat penurun kadar lemak
darah.
5. Hiperlipoproteinemia tipe V
Hiperlipoproteinemia tipe V merupakan penyakit keturunan yang jarang
terjadi, dimana tubuh tidak mampu memetabolisme dan membuang kelebihan
trigliserida sebagaimana mestinya.vSelain diturunkan, penyakit ini juga bisa
terjadi akibat:
- Penyalahgunaan alcohol
- Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
- Gagal ginjal
- Makan setelah menjalani puasa selama beberapa waktu.
Jika diturunkan, biasanya penyakit ini muncul pada masa dewasa awal.
Ditemukan sejumlah besar pertumbuhan lemak (xantoma) di kulit,
pembesaran hati dan limpa, serta nyeri perut. Biasanya terjadi diabetes ringan
dan peningkatan asam urat. Banyak penderita yang mengalami kelebihan
berat badan. Komplikasi utamanya adalah pankreatitis, yang seringkali terjadi
setelah penderita makan lemak, yang dapat berakibat fatal. Pengobatannya
27
Tipe
Kolesterol
LDL
TGA
Plasma
Tinggi
Rendah/
normal
Tinggi
IIa
Tinggi/ normal
Tinggi
Normal
IIb
Tinggi
Tinggi
Tinggi
III
Tinggi
Rendah/
normal
Tinggi
IV
Tinggi/ normal
Normal
Tinggi
VLDL meningkat
Keruh
Tinggi
Normal
Tinggi
Kilomikron dan
VLDL meningkat
Putih susu
Putih susu
LDL meningkat
LDL dan VLDL
meningkat
Kilomikron sisa
dan IDL
meningkat
Kuning
jernih
Keruh
Keruh
Sinonim
Masalah
Hasil Lab
Tipe I
Sindrom BuergerGruetz,
hiperlipoprotenemia
primer,
hiperkilomikronemia
familial,
Hiperkolesterolemia
poligenik atau
hiperkolesterolemia
familial
Hiperlipidemia
kombinasi
Penurunan
lipoprotein lipase
(LPL) atau
perubahan ApoC2
Kilomikron
meningkat
Defisiensi
reseptor LDL
Tipe Iia
Tipe Iib
28
Penurunan
reseptor LDL dan
peningkatan
ApoB
Tipe III
Disbetaliproproteinemia
Kekurangan
sintesa ApoE
LDL meningkat
Tipe IV
Hiperlipidemia
endogenus
VLDL meningkat
Tipe V
Hiperlipidemia familial
Peningkatan
produksi VLDL
dan penurunan
eliminasinya
Peningkatan
produksi VLDL,
penurunan LDL
VLDL dan
kilomikron
meningkat
b. Dislipidemia sekunder
Dislipidemia ini merupakan dislipidemia yang muncul karena adanya
penyakit lain lain yang mendahului. Hal lain yang dapat menyebabkan
penyakit ini adalah penggunaan obat golongan tertentu. Penyakit-penyakit
primer dan contoh obat yang dapat menyebabkan munculnya dislipidemia
sekunder dapat dilihat pada tabel berikut.
Penyebab Dislipidemia Sekunder
Hiperkolesterolemia
Hipertrigliseridemia
Dislipidemia campuran
SERING TERJADI
Hipotiroidisme
Sindrom nefrotik
Penyakit hati obstruktif
DM, alkohol
Obesitas
Gagal ginjal kronik
Hipotiroidisme
Sindrom nefrotik
Gagal ginjal kronik
Infark myocard
Infeksi, LES
Disglobulinemia
Sindrom nefrotik
Kelainan autoimun
Kehamilan
Penyakit hati
Akromegali
- bloker
Retinoid
Estrogen
Tiazid
Glukokortikoid
Retinoid
JARANG TERJADI
Porfiria akut intermiten
Kehamilan
Anoreksia nervosa
OBAT
Tiazid
Retinoid
Glukokortikoid
Progestin, androgen
4.4.
29
lipoprotein
lipase
ditandai
dengan
terjadinya
akumulasi
30
31
Apabila pembuluh darah yang membawa darah ke otak juga tertutup oleh
kolesterol/plak, maka otak akan kekurangan darah yang membawa oksigen
dan pasien dapat mengalami stroke.
Diagnosis Hiperlipidemia
Komponen utama yang dilihat pada diagnosa hyperlipidemia adalah usia,
4.5.
jenis kelamin (jika perempuan, menstruasi dan estrogen), pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium.
a. Pemeriksaan fisik
1. Adanya faktor risiko kardiovaskular atau penyakit kardiovaskular individu
2. Riwayat keluarga penyakit jantung prematur atau gangguan lipid
3. Ada atau tidak adanya penyebab sekunder hyperlipidemia, termasuk obatobatan bersamaan
4. Ada atau tidak adanya xanthomas, sakit perut, atau riwayat pankreatitis,
penyakit ginjal atau hati, penyakit pembuluh darah perifer, aneurisma aorta
abdominal, atau penyakit pembuluh darah (stroke, atau transient ischemic
attack).
5. Diabetes mellitus dianggap sebagai setara risiko Penyakit Jantung Koroner.
Artinya, kehadiran diabetes pada pasien tanpa penyakit jantung koroner
dikaitkan dengan tingkat resiko yang sama seperti pasien tanpa diabetes tapi
setelah dikonfirmasi terdapat penyakit jantung koroner (Dipiro et al., 2008).
b. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan lipoprotein termasuk kolesterol total, LDL, HDL, dan
trigliserida harus diukur pada semua orang dewasa 20 tahun atau lebih pada
setidaknya sekali setiap 5 tahun untuk mencegah dan mewaspadai
hiperlipidemia. Individu harus berpuasa paling sedikit 12 jam sebelum
pengambilan sampel darah.
32
penyakit
jantung
koroner.
33
Beberapa
ahli
menyarankan,
35
36
Pilihan Obat
Tidak
diindikasikan
II a
Statin
Kolestiramin atau
kolestipol
Niasin
Statin
II b
Fibrat
Niasin
37
Kombinasi Terapi
Niasin atau BAR
Statin atau Niasin
Statin atau BAR
Ezetimibe
BAR, turunan asam fibrat,
atau Niasin
Statin, Niasin, BAR
Statin atau Fibrat
Ezetimibe
III
IV
V
Fibrat
Niasin
Fibrat
Niasin
Fibrat
Niasin
Keterangan :
- Kombinasi terapi antara BAR dengan statin adalah rasional, karena
reseptor LDL akan meningkat, mengarah ke penurunan kadar LDL yang
meningkat, penghambatan sintesis kolesterol intraselular, dan sirkulasi
-
obat, misal setidaknya 6 jam antara pemberian BAR dengan obat lain.
Niasin dosis rendah dapat dikombinasikan dengan statin atau gemfibrozil
untuk meminimalkan efek samping dan meningkatkan efek respon yang
diinginkan. Kombinasi ini memerlukan pengawasan yang ketat karena
4.7.
Tujuan pengobatan adalah untuk menurunkan kolesterol total dan LDL agar
mengurangi resiko yang pertama atau berulang seperti infark miokardia, angina,
gagal jantung, stroke iskemia, atau bentuk penyakit arteri perifer lainnya seperti
stenosis karotid atau abdominal aortic aneurysm (Wells et al., 2009).
4.8.
38
39
Evaluasi dari terapi diet merupakan bagian dari evaluasi hasil dalam terapi
hiperlipidemia,
dan
bantuan
terapi
diet
juga
direkomendasikan
untuk
40
A. Kajian Administratif
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kriteria
Ada
Nama dokter
SIP dokter
Alamat dokter / RS
Tanggal penulisan resep
Tandatangan dokter
Nama pasien
Alamat Pasien
Umur
Jenis kelamin
Berat badan
Superscription (tulisan R/)
Subscription (obat /formula)
Inscription (pembuatan)
Signa (aturan pakai)
Tidak
B. Kesesuaian Farmasetik
No
Kriteria
Sesuai
Tidak sesuai
.
1
2
3
(Ketercampuran )
C. Pertimbangan Klinis
1. Subjektif
Nama pasien : Ny. Suwarti
Tidak ada data umur, berat badan, dan keluhan pasien.
2. Objektif
Hasil pemeriksaan kimia klinis
No. Jenis pemeriksaan
1 Gula darah
sewaktu
2 Kolesterol total
3 Asam urat
Hasil
139
Satuan
mg/100 ml
Nilai normal
70-180
Kesimpulan
Normal
235
5,2
mg/100 ml
mg/100 ml
140-200
Lk. 3,4-7
Pr. 2,4-5,7
Cukup tinggi
Normal
3. Assessment
a. Analisis obat yang diberikan
Brainact 500 mg (mengandung citicoline 500 mg)
Indikasi
- Gangguan kesadaran akibat cedera kepala, bedah otak, dan infark
serebral stadium akut
41
Kesesuaian
Dosis
Kesesuaian
Durasi
Mekanisme
kerja
Kontraindikas
i
Efek Samping
Neurotam 1 gr (Piracteam)
Indikasi
- Kapsul 400 mg, Kaplet salut selaput 800 mg dan 1200 mg :
gejala-gejala involusi yang berhubungan dengan usia lanjut,
kemunduran daya pikir, astenia, gangguan adaptasi, reaksi
psikomotorik yang terganggu.
- Alkoholisme kronik dan adiksi. Pengobatan detoksikasi (untuk
gangguan karena penghentian obat yang secara mendadak,
gangguan selera makan dan defisiensi).
- Gejala pasca-trauma. Disfungsi serebral sehubungan dengan
akibat pasca-trauma (sakit kepala, vertigo, agitasi, gangguan
ingatan).
- Sirup : Pengobatan gangguan tingkah laku pada anak-anak,
misalnya pada anak-anak yang hiperkinetik, enuresis.
- Pada kondisi yang berat, pengobatan infark serebral : injeksi IV
atau IM
Kesesuaian - Dosis lazim : 3 x 1 gram per hari
- Kasus akut : dosis per hari 3 - 9 g, 3-4 kali per hari
Dosis
- Kasus gawat : infus terus-menerus dengan dosis sampai 12 gram
per hari.
Kesesuaian
Frekuensi pemberian 3 kali sehari sudah sesuai
Durasi
Mekanisme
Sebagai nootropik dan neurotonik/neurotopik analog GABA
42
kerja
Kontraindikas
i
Efek Samping
43
Kesesuaian
Dosis
Kesesuaian
Durasi
Mekanisme
kerja
Kontraindikas
i
Efek Samping
Aspirin-candesartan (moderate)
NSAID menurunkan efek antihipertensi candesartan,
penggunaan bersama keduanya menyebabkan penurunan
fungsi ginjal. Pasien disarankan mengecek rutin tekanan
darah dan fungsi ginjal selama penggunaan keduanya.
Interaksi diharapkan tidak terjadi pada dosis rendah
aspirin.
Simvastatin-makanan (mayor)
Grapefruit dan grapefruit juice meningkatkan secara
signifikan konsentrasi simvastatin dalam darah
toksisitas otot rangka rhabdomyolisis : nyeri otot.
Serat (oat bran dan pektin) menurunkan efek simvastatin
diberi jeda minimal 2 atau 4 jam antara makan serat
dan simvastatin.
Candesartan-makanan (moderate)
Makanan/suplemen kaya kalium harus dihindari
meningkatkan risiko hiperkalemia pada pasien yang
mengonsumsi ARB.
-
c. Kesimpulan Penyakit
Dari obat-obat yang diberikan dokter, pasien diduga mengalami
hiperlipidemia, hipertensi, dan infark serebral akut/stroke iskemik.
Hipertensi merupakan faktor risiko hiperlipidemia. Hiperlipidemia dan
hipertensi merupakan faktor risiko stroke iskemik. Pada kasus ini,
berdasarkan penyebabnya pasien dikategorikan mengalami hiperlipidemia
sekunder dimana kemungkinan hiperlipidemia terjadi karena faktor gaya
hidup dan asupan berlebih lemak jenuh dan kolesterol. Tipe gangguan
lipid yang spesifik tidak dapat ditentukan karena tidak ada data nilai
LDL-C, HDL-C, dan trigliserida. Begitu pula dengan tipe hipertensi tidak
dapat ditentukan karena tidak ada data tekanan darah pasien. Hubungan
antara berbagai penyakit tersebut adalah kemungkinan berawal dari
hipertensi yang tidak terkontrol, ditambah faktor lain (gaya hidup, pola
45
Aturan Pakai
2 x 1 ampul sehari
Keterangan
Untuk gangguan kesadaran akibat
infark serebri akut, brainact
sebaiknya mulai diberikan dalam
waktu 2 minggu pasca stroke.
Pemberian IV : IV lambat.
Injeksi neurotam
1 gr
3 x 1 ampul sehari
Lapibal 500 g
3 x 1 kapsul sehari
Proxime
1 x 1 tablet sehari
Simvastatin
1 x 1 tablet sehari
1 x 1 tablet sehari
40 mg
Candesartan
8 mg
46
Pagi
Siang
Malam
Lapibal
Lapibal
Senin
Lapibal
Proxime
Candesartan
Simvastatin
Lapibal
Lapibal
Selasa
Lapibal
Proxime
Candesartan
Simvastatin
Lapibal
Lapibal
Rabu
Lapibal
Proxime
Candesartan
Simvastatin
Lapibal
Proxime
Candesartan
Simvastatin
Kamis
Proxime
Jumat
Candesartan
Simvastatin
47
badan yg sesuai.
Konsumsi serat larut dalam bentuk oat, pektin, gum, & psyllium
dan mineral.
c. KIE pasien
- Pasien disarankan untuk melakukan modifikasi gaya hidup
(Therapeutic Lifestyle Change) penurunan berat badan,
meningkatkan aktivitas fisik, diet yang seimbang, berhenti
-
merokok.
Pasien harus meminum obat hipertensi dan hiperlipidemia
secara rutin agar terhindar dari kekambuhan stroke-nya dan
risiko CHD.
Pemberian simvastatin di malam hari untuk menurunkan risiko
stroke
Memberitahu pasien bahwa simvastatin memiliki efek samping
myopathy dan rhabdomyolisis (nyeri otot, lemah, warna urin
statin
sebaiknya
melakukan
48
dengan simvastatin.
Hindari makanan/suplemen kaya kalium (pisang dll) selama
4.9.2. Resep 2
A. Kajian Administratif
No.
1
Kriteria
Nama dokter
49
Ada
Tidak
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
SIP dokter
Alamat dokter / RS
Tanggal penulisan resep
Tandatangan dokter
Nama pasien
Alamat Pasien
Umur
Jenis kelamin
Berat badan
Superscription (tulisan R/)
Subscription (obat /formula)
Inscription (pembuatan)
Signa (aturan pakai)
B. Kesesuaian Farmasetik
No
Kriteria
Sesuai
Tidak sesuai
.
1
2
3
(Ketercampuran )
C. Pertimbangan Klinis
1. Subjektif
Nama pasien : Ny. Suwarti
Tidak ada data umur, berat badan, dan keluhan pasien.
2. Objektif
Hasil pemeriksaan klinis
No
.
1.
Jenis
Pemeriksaan
Gula Darah
Sewaktu
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Keterangan
139
mg/dL
70 - 180
Normal
2.
Kolesterol
235
mg/dL
140 - 200
3.
4.
Trigliserida
Ureum
110
27,2
mg/dL
mg/dL
5.
Kreatinin
0,7
mg/dL
6.
Asam Urat
5,2
mg/dL
7.
8
SGOT
SGPT
21
19
U/L
U/L
30 - 200
10 - 50
Lk 0,7-1,3 Pr
0,6-0,9
Lk 3,4-7 Pr 2,45,7
Lk 40 Pr 30
Lk 40 Pr 33
50
Hiperkolesterole
mia
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
3. Assessment
a. Analisis Obat
Pengobatan yang diberikan oleh dokter kepada pasien X sebagai
berikut:
1. Cholinaar
Kandungan: Citicoline
Mekanisme aksi:
Citicoline meningkatkan aliran darah dan konsumsi O2 di otak.
Citicoline juga terkait dengan biosintesis lesitin.
Indikasi :
Mencegah perluasan kerusakan otak setelah stroke dan trauma
pada kepala, meningkatkan rehabilitasi fungsi ekstremitas atas dan
bawah
pada
pasien
apoplectic
hemiplegic,
stupor
dan
51
Sediaan per oral, awal: 7,2 g/hari dalam 2-3 dosis terbagi, dosis
ditingkatkan 4,8 g setiap 3-4 hari hingga mencapai dosis
maksimum 24 g/hari. Tidak direkomendasikan untuk anak di
bawah 16 tahun (BNF 68); 1,6-9,6 g/hari (Medscape). Dosis yang
diberikan kepada pasien 2 kali sehari 1200 mg.
Kontraindikasi:
Cerebral haemorrhage, Huntingtons Chorea, gangguan hati,
gangguan ginjal, ibu hamil dan menyusui.
ADR:
Peningkatan berat badan, gelisah, hyperkinesia, sedangkan yang
jarang terjadi adalah mengantuk, depresi, asthenia, nyeri lambung,
mual, muntah, diare, sakit kepala, cemas, bingung, halusinasi,
vertigo, ataksia, insomnia, kelainan hemorrahgic, dermatitis,
pruritus, urtikaria.
Perhatian khusus:
Jangan menghentikan pengobatan secara tiba-tiba karena akan
menyebabkan withdrawal effect, meningkatkan resiko pendarahan
(tukak lambung, riwayat stroke hemorrhagic, penggunaan
bersama
obat
yang
meningkatkan
pendarahan),
kelainan
ticlopidine,
tirofiban.
Minor:
levothyroxin,
52
Kontraindikasi:
Pasien dengan tekanan darah sistol kurang dari 100 mmHg,
psikosis akut, ibu hamil dan menyusui, bayi berumur 1 bulan.
Perhatian khusus:
Gangguan hati dan renal, pasien depresi ringan, kelainan darah.
ADR:
Mengantuk, amnesia, ketergantungan, gangguan visual, hipotensi,
agranulositosis, reaksi alergi.
Interaksi obat:
Klorpromazin, simetidin, alkohol, depresan CNS lain.
(MIMS Indonesia diakses 19 September 2015)
4. Simvastatin
Mekanisme aksi:
- Statin secara kompetitif menghambat enzim
yang
yang
merupakan
tahap
awal
biosintesis
Dosis:
Menurut Applied Therapeutics (Koda Kimble), dosis awal dan
dosis lazim simvastatin adalah 20-40 mg (malam hari) dan dosis
maksimal adalah 80 mg (malam hari). Dosis harus ditentukan
secara individual berdasarkan baseline level LDL-C pasien, tujuan
terapi yang direkomendasikan dan respon pasien, penyesuaian
dosis dibuat pada interval 4 minggu atau lebih, dosis juga
disesuaikan dengan pengobatan lain yang dijalani pasien (Drug
Information Handbook, 17th Ed). Pasien dengan resiko CHD
tinggi memulai pengobatan dengan dosis 40 mg/hari (Medscape).
Simvastatin diminum bersama makanan untuk mengurangi
53
dengan
penyakit
liver
atau
peningkatan
serum
54
55
56