Sistem pembelajaran dengan learning and doing. Adapun hasilnya adalah BIIKIN
ENTREPRENEUR singkatan dari (Bekerja keras tidak pernah putus asa, Imajinasi
yang kuat, Ingin tampil beda, Kreatif, INovatif) merupakan kata kunci Karya Nyata.
Kata Kunci : Bekerja keras tidak pernah putus asa, Imajinasi yang kuat, Ingin
tampil beda, Kreatif, INovatif, Life Skill, Human Resource, Strategy
Management.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fenomena usaha dalam kompetisi semakin keras, kondisi itu mendorong dunia usaha
mencari agar bisa menekan biaya yang layak dan efisien agar mampu bersaing.
Konsentrasi industri bergeser dari negara barat ke Negara berkembang di Asia karena
tidak dapat menyaingi biaya murah di Republik Rakyat Cina (RRC) dan Negara
Jepang. Negara-negara Asia lainnya termasuk Indonesia mulai menyadari bahwa saat
ini tidak hanya mengandalkan supremasi di bidang industri lagi tetapi mereka lebih
mengandalkan sumber daya manusia yang kreatif.
Menurut Depdiknas (2006:22) kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki
seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar
tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta
menemukan pemecahannya sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Pusat Data Statistik Pendidikan Kemdikbud 2011/2012 jumlah anak putus sekolah
(drop out) SMK/SMU/MA ditambah lulusan SLTP, SLTA tidak melanjutkan ke
pendidikan lebih tinggi sebesar 1,6 juta anak/tahun. Angka kemiskinan di Indonesia
sebesar 28,55 juta jiwa atau sebesar 11,4% dari total penduduk Indonesia (Sumber :
Sensus BPS, September 2013). Angka pengangguran terbuka di Indonesia sebesar 7,4
juta jiwa atau 6,25 % dari jumlah angkatan kerja sebesar 118,2 juta jiwa (Sumber :
Sakernas BPS bulan Agustus, 2013).
Berdasarkan hal tersebut di dalam dunia pendidikan melalui pendidikan non formal
peran lembaga kursus dan pelatihan dalam hal ini LKP Shalma membekali generasi
muda putus sekolah (drop out) yang ada di Kabupaten Pati dengan pendidikan life
skill. Pada pendidikan life skill dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Di LKP Shalma
program pendidikan life skill meliputi berbagai program yaitu program tata
kecantikan rambut (TKR), tata rias pengantin (TRP) dan menjahit.
Program life skill yang ada di LKP Shalma dapat dijadikan solusi untuk memecahkan
berbagai masalah sosial seperti kenakalan remaja, kriminalitas, narkoba, premanisme
yang akan mengganggu pembangunan dan stabilitas nasional.
Dengan mewujudkan visi dan misi lembaga kursus dan pelatihan di LKP Shalma
dapat mewujudkan peserta didik yang berjiwa entrepreneur melalui pendidikan life
skill dengan strategi pembelajaran mengarah pada teori learning by doing agar
bermanfaat bagi mitra LKP baik dari dunia usaha/industri dan entrepreneurship.
Dengan mewujudkan misi dan visi lembaga kursus dan pelatihan lembaga
SHALMA dalam mencetak pesertaa didik berjiwa interpreiner melalui program life
skill dengan pendekatan pelatihan learning by doing dengan semboyan doso muko
dengan seribu hasta , agar bermanfaat bagi mitra LKP baik dunia usaha-dunia
industri (DUDI), pemasok bahan salon kecantikan masyarakat.
Resource sebagai strategi dalam pembentukan karakter wirausaha oleh peserta didik.
e. Mengetahui tindak lanjut Management Human Resource sebagai strategi dalam
pembentukan karakter wirausaha oleh peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN
A. PROSEDUR PELAKSANAAN KARYA NYATA
Karya nyata adalah pengalaman langsung, bukan gagasan/ide yang akan
dilaksanakan, memiliki nilai, keunggulan kekhasan dan keunikan tertentu. pada
prosedur pelaksanaan karya nyata ini peserta didik yang diberikan pelatihan adalah
pengangguran/tuna karya khususnya generasi muda usia produktif, tidak mampu,
drop out. Dalam strategi penerimaan peserta didik baru dengan pendekatan sumber
daya manusia di dalam proses management SDM terdapat 8 proses yang dilakukan
yaitu (Robbins dan Coulter, 2007).
1. Prencanaan sumber daya manusia PPDB
2. Recruitmen dan decruitmen
3. Seleksi
4. Orientasi
5. Pelatihan
6. Manajemen kinerja
7. Kompensasi dan benefit
8. Pengembangan pencitraan
Penerimaan peserta didik baru merupakan salah satu penentuan keberhasilan suatu
lembaga kursus. Cara penerimaan peserta didik baru di LKP Shalma dengan media
publikasi yaitu dengan siaran radio pemasangan pamvlet baliho sehingga LKP
Shalma dapat mensosialisasikan profil LKP Shalma jenis program, kemitraan dengan
DU/DI dan pencitraan interprainer kisah succes story khususnya peserta didik baru,
strategi penerimaan PPDB dengan pendekatan sumber daya manusia melalui :
Implementasi terhadap 8 proses manajemen SDM yang dilakukan LKP SALMA yaitu
:
1. Perencanaan sumber daya manusia merupakan agenda program kerja yang
disusun oleh LKP SALMA untuk mendata siswa yang tidak mampu
melanjutkan, drop out menganggur dengan target jumlah siswa yang di
tentukan pertahunnya sesuai dengan sarana dan prasarana yang kita miliki.
Bekerjasama dengan lembaga pendidikan formal untuk menjalin kerjasama
melalui bimbingan guru BK (Bimbingan Konseling)
Contoh : MOU dengan MAN 01 PATI, MOU dengan MA ASSALAMAH.
email : lkpshalma@yahoo.com
Website : lkpshalma.wordpress.com
4. Orientasi adalah pengenalan peserta didik terhadap program kursus LKP Shalma
pada bidang tata kecantikan rambut, tata rias pengantin dan menjahit baik program
metode pembelajaran yang berakhir dengan uji kompetensi yang dilaksanakan oleh
LSK (Lembaga Sertifikasi Kompetensi), LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi).
5. Pelatihan peserta didik dengan metode eksperimen, eksperimen skill dalam
melaksakan KBM (Kegiatan Belar Mengajar) dengan metode learning by doing
management kinerja LKP SALMA dengan management pengembangan SDM jenis
progaram pelatihan tata kecantikan rambut TKR (Tata Kecantikan Rambut).
Level : 3
Jabatan
stylist
Mapel umum
30 jam,
Mapel inti
: 306 jam,
Mapel khusus
Kewirausahaan
: 2 jam,
Jumlah total
4 jam,
340 jam
1. Tata rias pengantin dapat merias penganten solo putri, pengantin modifikasi.
2. Bidang menjahit membuat souvenir berupa tas hajatan.
Hasil yang dicapai LKP Shalma dibidang tata kecantikan rambut (TKR) meliputi :
Peserta didik yang bekerja di salon kecantikan
Jasa salon kecantikan yang melayani perawatan kulit kepala, pangkas rambut,
di pasar tradisional (Pati, Rembang, Blora dan Kudus); (2) produk dalam bentuk
pesanan (order) khusus dari para user yaitu perorangan atau kelompok. Contoh :
komunitas pengajian, komunitas masyarakat.
Dalam pembuatan produk tas peserta didik diberikan pelatihan design, memotong
kain atau bahan yang efisien, mengaplikasikan atau memadukan kombinasi warna,
sistim menjahit yang baik dan benar, menyusun dan menyimpan hasil produk dalam
ruangan. Untuk meningkatkan pelayanan dapat pesan lewat telepon/HP maupun lewat
akses internet, pemasaran juga menggunakan media brosur (brosur terlampir).
Pesanan dalam jumlah tertentu diantar sampai alamat user. Bilamana ada keluhan dari
user cepat ditangani oleh tenaga professional yang dibantu oleh peserta didik.
Produk unggulan LKP Shalma dalam bidang menjahit peserta didik membuat
kerajinan tas dengan free design, artinya sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya
dengan biaya gratis.
Melayani kursus tata rias pengantin dan menerima jasa rias pengantin gaya Solo putri,
gaya Jogja, gaya pengantin muslim, pengantin modifikasi.
C. KENDALA YANG DI HADAPI
Dalam pelaksanaan strategi Human Resource terdapat kendala yang dihadapi di
lapangan yaitu ;
1. Kurangnya sosialisasi oleh Pemerintah/Instansi terkait mengenai manfaat dari
lembaga kursus dan pelatihan.
2. Terbatasnya budget internal dalam pelaksanaan kursus dan pelatihan.
3. Kemauan peserta didik untuk mengikuti kursus masih rendah karena terbatasnya
kemampuan untuk mengeluarkan biaya dan rendahnya kemampuan SDM.
4. Kurangnya promosi LKP dalam perekrutan peserta didik.
5. Terbatasnya sarana dan prasarana LKP yang belum optimal sesuai dengan SOP
(standar operasional).
6. Biaya yang sangat tinggi untuk mengikuti uji kompetensi baik yang
diselenggarakan oleh LSK (Lembaga Sertifikasi Kompetensi) dan LSP (Lembaga
Sertifikasi Profesi).
7. Terbatasnya subsidi Pemerintah untuk mensubsidi pelaksanaan kursus untuk sarana
dan prasarana.
D. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Banyak faktor pendukung yang menjadikan strategi Human Resource dapat
terlaksana untuk menciptakan karakter berwirausaha dan bermanfaat bagi masyarakat
pada umumnya. LKP Shalma telah memiliki tenaga instruktur yang telah berijazah
dan bersertifikat sesuai dengan bidang kompetensinya.
Sarana fisik gedung mebeler dan peralatan praktek yang canggih. Sarana dan
prasarana ATK dan media pembelajaran dengan menggunakan proyektor dan
peralatan audio visual. Letak LKP Shalma yang strategis pinggir jalan raya PatiTlogowungu, bersebelahan dengan Masjid Tlogowungu dan berada tepat di depan
Puskesmas.
membutuhkan saran dan kritik dari DUDI yang berguna untuk menghasilkan SDM
yang berkompeten dengan melaksanakan angket kepuasan pelanggan.
BAB III
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Dari uraian di atas dapat di ambil beberapa simpulan sebagai berikut:
1. LKP Shalma mewujudkan hasil karyanya sesuai dengan teori SDM/Management
Human Resource yang realitanya dapat menciptakan karakter berwirausaha atau
menjadi karyawan yang kreatif dan berkembang menjadi wirausaha pemula.
2. Keberhasilan Management Human Resource dalam pembentukan karakter
wirausaha tata kecantikan rambut dapat dilihat dari keterserapan peserta didik di
dunia usaha/industri dan banyaknya peserta didik yang berwirausaha dalam membuka
salon kecantikan. Selain membuka salon kecantikan peserta didik ada yang
berwirausaha membuat sanggul, subal sunggar, haier extention dari limbah pangkas
rambut. Dengan wirausaha tersebut peserta didik dapat meningkatkan kehidupan
secara individu dengan bertambahnya income keluarga sehingga berdampak pada
peningkatan kehidupan para alumni khususnya masyarakat yang semuanya dapat
mendukung program pemerintah daerah Pati pada khususnya.
Dalam bidang menjahit peserta didik dapat membuat produk kerajinan tas dengan
model standard dan free design yang di pasarkan di pasar, sebagai agen penerimaan
dari masyarakat, komunitas haji, komunitas pengajian dll sehingga mereka dapat
meningkatkan income keluarga. Dalam bidang tata rias pengantin dapat menerima
jasa rias pengantin.
3. Beberapa kendala yang dihadapi dalam strategi Human Resource yaitu kurangnya
sosialisasi dari Pemerintah (mitra LKP) mengenai manfaat dari LKP. Masih
rendahnya kemauan masyarakat untuk mengeluarkan biaya dalam rangka mengikuti
program kursus.
4. Faktor pendukung strategi Human Resource sebagai strategi pembentukan karakter
berwirausaha dengan didukung oleh tenaga instruktur yang kompeten sesuai dengan
ijazah dan program pelatihan. Sarana fisik gedung mebeler peralatan praktek yang
DAFTAR PUSTAKA
Madjar, N., Oldham, G. R., & Pratt, M. G. (2002). Theres no place like home? The
contributions of work and non-work creativity support to employees creative
performance. Academy of Management Journal. 45,757-767.
Pittaway, L., Robertson, M., Munir, K., Denyer, D., & Neely, A. (2004). Networking
and innovation: A systematic review of the evidence. International Journal of
Management Reviews, 5/6(3/4), 137-168.
Arenius, P. (2005). A network based approach on opportunity recognition. Small
Business Economics, 24 (3), 249-265.
Uzzi, B., L.A.N Amaral & F. Reed-Tsochas (2007), Small-World Networks and
Management Science Research : A Review, European Management Review 4, 77-91
Baker, W.E. and Sinkula, J.M., (1999). The synergistic effect of market orientation
and learning orientation on organizational performance. J. Acad. Market. Sci., 27,
411-427.
Rakhsh. P, Ebadollah A. (2011), Creativity, organizational learning, and operation.
International Conference on Education and Management Technology IPEDR vol.13.
Robbins, S.P., & Coulter, M.2007, Management, Ninth Edition. New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Departemen Pendidikan Nasional, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.