Anda di halaman 1dari 6

EVALUASI PEMANCANGAN TIANG PANCANG TEKAN PADA

BANGUNAN TINGGI
Sentosa Limanto1
1

Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, Surabaya
Jl. Siwalankerto I, Surabaya 60236.Telp 031 2983392
Email: leonard@peter.petra.ac.id
Abstrak

Pondasi tiang pancang yang diperlukan untuk mendirikan bangunan tinggi merupakan struktur yang
penting pada awal pelaksanaan pembangunan. Tiang pancang merupakan struktur untuk menyalurkan
beban total bangunan ke tanah dasar. Proses pemancangan yang dilakukan untuk mendirikan bangunan
tinggi perlu mendapatkan pengawasan yang baik dan cermat, sehingga dibutuhkan evaluasi yang teliti
terhadap proses pemancangan tersebut agar bisa diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Sehubungan
dengan evaluasi pekerjaan pemancangan tiang pancang tekan, hal ini erat berkaitan dengan waktu
pekerjaan pemancangan. Dengan mengetahui nilai-nlai tersebut kemudian bisa mengontrol proses pekerjaan
pemancangan, hal ini akan meminimalkan keterlambatan yang akan timbul. Hasil yang didapat terhadap
nilai waktu rata-rata pemancangan satu titik tiang pancang tekan sebesar 0,81jam.
Kata kunci: pemancangan; pondasi; produktivitas; tiang pancang tekan
Pendahuluan
Setiap perusahaan selalu ingin menjadi lebih baik daripada perusahaan kompetitornya. Sehingga
perusahaan tersebut bisa meraup keuntungan dan terus menjalankan roda perusahaannya. Ini tidak berbeda dengan
perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Maka dari itu, perusahaan yang bergerak di bidang jasa
konstruksi harus lebih meningkatkan mutunya jika tidak ingin kalah bersaing dengan sesama perusahaan
kompetitornya (Halpin, W., Daniel and Riggs, S. Leland, 1992).
Banyak perusahaan yang menjual jasanya dengan daya tarik ketepatan dan kecepatan proses pembangunan,
ada juga beberapa perusahaan yang lebih menarik pemakai jasa dengan harga yang lebih kompetitif, apapun daya
tarik yang mereka gunakan itu sebenarnya yang terpenting untuk mendapatkan kecepatan dan hematnya proyek
adalah produktivitas pekerjaan mereka. Karena dengan semakin produktifnya suatu proyek, maka waktu pengerjaan
proyek akan lebih cepat, di sisi pengeluaran biaya proyekpun akan semakin efisien pula, karena pengeluaran biaya
proyek menjadi tepat guna. Karena produktivitas sangat berhubungan dengan tenaga kerja, modal, dan sumber daya
lainnya yang berhubungan langsung dengan pekerjaan khusus pekerjaan pemancangan tiang pancang. (Fleming,
W.G.K., dkk. ,1994).
Produktivitas yang disebutkan di sini melingkupi seluruh aspek yang ada dalam proyek itu sendiri, mulai
dari manusianya (berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan), sampai ke pengaturan sistem kerja (work
management). Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas secara langsung selain faktor manusia juga ada
faktor alat, alat dalam suatu proyek harus direncanakan pemilihannya dengan tepat sesuai dengan keadaan proyek
tersebut, kondisi lingkungan sekitar proyek itu, kemampuan tenaga kerja dalam mengoperasikan alat tersebut, serta
dana yang tersedia untuk menyewa atau membeli alat dalam suatu proyek itu. Pengoperasian alat yang salah dan
penggunaan alat yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap produktivitas dari proyek tersebut. Apabila alat
beroperasi dengan baik dan dapat menghasilkan output sesuai yang diinginkan (Schexnayder, Clifford J. & Richard
E. Mayo., 2004), baik dari segi kualitas dan kuantitas maka proyek dianggap berjalan lancar. Alat-alat penunjang
pembangunan konstruksi ada berbagai macam, yang sengaja diciptakan agar dapat membantu proses pelaksanaan
pembangunan konstruksi sehingga lebih produktif dan tidak sepenuhnya lagi mengandalkan tenaga manusia saja,
sehingga dalam suatu pekerjaan pembangunan manusia hanya menjadi bagian untuk proses pengoperasian dari alat
yang ada dengan waktu yang telah ditentukan atau biasa disebut jam kerja (Limanto, 2007). Sehingga pekerjaan
pembangunan dapat berjalan lebih cepat dan efisien karena adanya bantuan dari alat-alat tersebut.
Dari berbagai alat yang ada, salah satu alat yang paling sering digunakan pada pembangunan proyek
konstruksi adalah alat pancang untuk pekerjaan pondasi. Pondasi ini merupakan salah satu struktur yang sangat
penting dalam suatu proses pembangunan, dimana pondasi merupakan penerima keseluruhan beban struktur di atas
pondasi tersebut, yang kemudian beban tersebut disalurkan ke tanah tempat di mana bangunan itu akan didirikan.

Proses pemancangan yang dilakukan pada suatu proyek pembangunan harus dilakukan dengan cermat, karena tiang
pancang yang akan menyalurkan beban ke tanah keras tersebut tidak boleh berubah tempat dari tempat atau titik
pemancangan yang telah direncanakan sebelumnya.
Selain faktor yang mendukung produktivitas pemancangan yang dibahas sebelumnya, ada juga beberapa
faktor yang biasanya mempengaruhi penurunan produktivitas pekerjaan pemancangan antara lain adalah
kecerobohan pekerja yang mengoperasikan alat pancang, kondisi tanah yang tidak sesuai atau tidak seperti yang
diharapkan, keterbatasan dana yang secara tidak langsung berimbas kepada alat yang kurang memadai, perubahan
desain, kondisi lingkungan sekitar proyek yang tidak mendukung sehingga tidak menunjang proses pemancangan,
dan mungkin juga terkadang keterlambatan dalam penyediaan material atau peralatan . Faktor-faktor ini biasanya
menyebabkan terjadinya keterlambatan yang juga secara tidak langsung berakibat menurunnya produktivitas sebuah
proyek. Oleh karena itu pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang produktivitas
pemancangan tiang pancang pada suatu proyek bangunan tinggi.
Metode Penelitian
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pekerjaan pemancangan pada proyek
apartemen ini pertama-tama dilakukan studi literatur, dilanjutkan studi lapangan dengan cara survey langsung ke
proyek konstruksi kemudian pembuatan lembar observasi. Setelah itu dilanjutkan dengan penentuan sample dan
pengambilan data. Kemudian setelah pengambilan data selesai, dilakukan pengolahan dan analisa data (Nunnally,
S.W.,1998).
Studi Literatur
Pada studi literatur akan dipelajari pemahaman, definisi, dan konsep-konsep dari buku-buku, pelajaran mata
kuliah, jurnal dan referensi-referensi yang berhubungan dengan pengertian produktivitas serta metode yang
digunakan untuk penelitian ini (Method delay productivity model). Adapun Method delay productivity model ini
adalah suatu metode untuk menghitung produktivitas ideal (ideal productivity) dan produkivitas keseluruhan
(overall productivity) dengan memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas itu sendiri.
Faktor-faktor tersebut antara lain faktor lingkungan (environment), peralatan (equipment), pekerja (labor), material,
dan manajemen (management) yang semuanya telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya.
Studi Lapangan
Sebelum kita melakukan observasi, perlu dilakukan studi lapangan. Studi di lapangan ini dimaksudkan agar
kita dapat mengetahui situasi dan kondisi lokasi proyek yang akan kita tinjau sehingga kita dapat merencanakan dan
menyiapkan segala sesuatunya supaya pada saat melaksanakan penelitian dapat berjalan dengan lancar. Selain itu
kita dapat melihat secara langsung faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas pemancangan pada proyek
yang kita tinjau seperti faktor lingkungan (environment), peralatan (equipment), pekerja (labor), material, dan
manajemen (management) yang dapat kita pelajari dan analisa. Keseluruhan studi literatur dan studi lapangan akan
digunakan sebagai acuan untuk membuat lembar observasi.
Lembar Observasi
Lembar observasi dibutuhkan sebagai sarana bagi penelti untuk mencatat data-data yang didapat di
lapangan. Adapun bentuk lembar observasi yang dirancang harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada di
lapangan karena data-data yang dibutuhkan adalah menyangkut masalah waktu, dan faktor-faktor penyebab
keterlambatan (delay). Pada penelitian ini, kami mencatat semua kegiatan yang dilakukan pada proses pemancangan
beserta waktu / durasinya, entah itu kegiatan yang termasuk delay maupun tidak agar bisa dipantau dan dinilai
secara detail masing-masing kegiatan sekaligus memudahkan pencatat selama pengambilan data di lapangan karena
tidak perlu melakukan penilaian delay atau tidak pada saat pengambilan data. Untuk contoh lembar observasi dapat
dilihat pada lampiran.
Pengamatan Sample
Dalam pengamatan sample data, tentu memerlukan objek yang akan diamati. Dalam penelitian mengenai
produktivitas pemancangan ini, objek yang diamati fokus terhadap alat pancang, tiang pancang, sheet pile, para
pekerja kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama proses pemancangan serta faktor-faktor yang menyebabkan
keterlambatan (delay).
Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan mengamati setiap tiang pancang mengingat 1 titik pancang terdiri dari
3 tiang pancang yang terdiri dari lower, middle dan upper. Setiap tiang pancang harus diamati mulai dari awal
pengangkatan ke alat pancang hingga selesai masuk dalam tanah. Pengambilan data pada penelitian ini memerlukan
minimal 2 pencatat yang masing-masing memegang sebuah stopwatch. Hal ini dikarenakan saat tiang lower belum
selesai dipancang masuk ke dalam tanah, tiang middle sudah diangkat oleh service crane untuk diletakkan di atas
tiang lower guna mendorong tiang lower tersebut. Padahal pencatatan untuk masing-masing tiang mulai dilakukan
tepat ketika tiang mulai diangkat. Masing-masing pencatat mencatat setiap detail kegiatan pemancangan tiang
pancang mulai dari pengangkatan hingga masuk ke dalam tanah beserta durasi dari masing-masing kegiatan
tersebut.
Pencatatan
Pengamatan yang dilakukan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk penelitian kami adalah
pencatatan waktu satu siklus pemancangan (dengan alat jacked in) yaitu mulai proses awal pengangkatan sampai
tiang pancang tersebut masuk seutuhnya ke dalam tanah sesuai dengan kedalaman yang direncanakan. Pencatatan
tersebut lebih lengkapnya dapat dilihat pada poin-poin berikut ini:
Pekerjaan Tiang Pancang:
Pengangkatan tiang pancang pertama.
Pemasangan tiang pancang tersebut ke dalam alat pancang.
Pemancangan tiang pancang pertama.
Pengangkatan tiang pancang kedua.
Penempatan tiang pancang kedua di atas tiang pancang pertama.
Pengelasan dan pengecatan anti karat pada sambungan tiang pancag pertama dan tiang pancang kedua.
Pemancangan tiang pancang kedua
Pengangkatan tiang pancang ketiga.
Penempatan tiang pancang ketiga di atas tiang pancang kedua.
Pengelasan dan pengecatan anti karat pada sambungan tiang pancang kedua dan tiang pancang ketiga.
Pemancangan tiang pancang ketiga.
Pengangkatan alat pancang.
Penempatan alat pancang di atas tiang pancang ketiga.
Pemancangan tiang pancang ketiga dengan didorong alat pancang hingga masuk.

Gambar 1. Penekanan Tiang Pancang


Penempatan Tiang Pancang Berikutnya
Proses ini dilakukan dua kali yaitu pada penempatan tiang pancang kedua di atas tiang pancang
pertama dan tiang pancang ketiga di atas tiang pancang kedua. Hal ini dilakukan untuk menempatkan tiang
pancang berikutnya dan setelah itu dapat disambung dengan las, lalu proses pemancangan baru dapat
berjalan kembali karena tiang pancang tersebut sudah menjadi satu kesatuan tiang pancang (Gambar 1.).

Pengelasan dan Pengecatan Anti Karat, hal ini dilakukan setelah menempatkan tiang pancang di atas tiang
pancang yang sudah terlebih dahulu masuk (tiang pancang kedua dengan pertama, ketiga dengan kedua).
Proses ini dilakukan agar tiang pancang dapat mencapai kedalaman tanah yang ingin dicapai, karena
kedalaman tersebut tidak mungkin untuk dicapai dengan hanya 1 tiang pancang maka 3 tiang pancang
tersebut harus bekerja sebagai 1 tiang pancang. Maka dari itu dilakukan proses pengelasan ini. Sedangkan
proses pengecatan anti karat digunakan untuk mencegah sambungan las (Gambar 2.) tersebut berkarat
setelah nantinya dimasukkan ke dalam tanah.

Gambar 2. Pengelasan tiang pancang


Hasil dan Pembahasan
Proses pengambilan data dilakukan dengan menggunakan stop watch untuk menghitung setiap waktu yang
dibutuhkan dari tiap-tiap pekerjaan. Mulai dari pengangkatan tiang pancang pertama sampai proses pemancangan
tiang pancang ketiga selesai dilakukan. Karena pada tiap titik pancang terdapat 3 tiang pancang dengan panjang
masing-masing 10 m yang akan disambung menjadi 1 (kedalaman 30 m), maka proses pengambilan data dibagi
menjadi 3 bagian yaitu: Tiang Pancang Pertama (TP1), Tiang Pancang Kedua (TP2), Tiang Pancang Ketiga (TP3).
Proses ini terus berulang sampai didapatkan 100 titik sampel yang tiap titiknya terdiri dari 3 tiang pancang.
Sehingga didapatkan 300 sampel waktu pemancangan tiang pancang. Pada pengambilan data ini ditemukan
keragaman waktu walaupun dalam jenis pekerjaan yang sama, diperoleh data titik-titik nomor 1 sampai dengan 10
sebesar 0,8267 jam/titk atau 0,83 jam/titik (Tabel 1.) Dari Gambar 3. bisa diperoleh gambaran nilai rata-rata waktu
pemancangan per sepuluh titik dan nilai rata-rata totalnya (100 titik) adalah sebesar 0.81 jam/titik dengan 2
sambungan las. Contoh pencatatan 10 titik awal harganya bisa diketahui pada Tabel 1. (Limanto S., Kusuma Y.H.,
Basri C.M.R., Prima S.R., 2010)

Tabel 1. Rekapitulasi Pengambilan Data Per 10 Titik


Rekapitulasi
PadaTitik
1-10
Titik 1
Titik 2
Titik 3
Titik 4
Titik 5
Titik 6
Titik 7
Titik 8
Titik 9
Titik 10
Rata-rata

Pemancangan
TP1

Pemancangan
TP2

Pemancangan
TP3

Tot.Pemancangan
1 Titik

0.26
0.29
0.27
0.25
0.26

0.35
0.34
0.41
0.38
0.34

0.49
0.48
0.56
0.51
0.49

0.80
0.82
0.88
0.82
0.80

0.27
0.27
0.28
0.27
0.28
0.27

0.37
0.37
0.37
0.37
0.38
0.37

0.50
0.50
0.51
0.50
0.50
0.51

0.82
0.82
0.84
0.82
0.83
0.83
8.267

Total

Gambar 3. Grafik Waktu Rata-Rata Pemancangan per10Titik

Tabel 2. Tabel Produktivitas Tiang Pancang


No. Titik
Yang
Diamati
Titik 1-10
Titik 11-20
Titik 21-30
Titik 31-40

Produktivitas
Rata-Rata
(meter/jam)
36.291
36.744
38.226
33.042

Titik 41-50
Titik 51-60
Titik 61-70
Titik 71-80
Titik 81-90

33.948
35.634
36
38.658
42.27

Titik 91-100
Jumlah
Rata-Rata
100 Titik

39.627
370.44
37.044

Kesimpulan
Waktu rata-rata yang diperlukan untuk pemancangan satu titik pancang dengan dua sambungan las (total
tiga buah tiang pancang dengan panjang masing-masing 10 meter dan diameter 40 cm) adalah sebesar 0.81 jam.
Sedangkan nilai produktivitas yang didapat pada keseluruhan dari pemancangan tiang pancang dengan sampel
seratus titik pancang , masing-masing titik tiga buah tiang pancang , didapat rata-ratanya adalah sebesar 37.04
meter/jam (Tabel 2.).
Daftar Pustaka
Fleming, W.G.K., Weltman, A.J., Randolph, M.F., Elson, W.K. (1994). Piling Engineering (2nd ed.). London :
Blakie Academic and Professional.
Halpin, W., Daniel & Riggs, S. Leland. (1992). Planning and analysis of constructon operation. United States : John
Wiley & Sons, Inc.
Limanto, Sentosa (2007). Analisis produktivitas pemancangan tiang pancang pada bangunan tinggi.
http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s2/sip5/2007/jiunkpe-ns-s2-2007-010506007-10137-level_effortchapter2.pdf. Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Nunnally, S.W. (1998). Constructions methods and management (4th ed.). Ohio : Prentice Hall.
Schexnayder, Clifford J. & Richard E. Mayo. (2004). Construction management fundamentals. Boston,
Massachusett : Harvard University.
Limanto Sentosa, Kusuma Y.H., Basri C.M.R., Prima S.R. (2010). Produktivitas Pemancangan Tiang Tekan Pada
Bangunan Apartemen. Skripsi: Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai