Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH AKAROLOGI

PERBEDAAN MORFOLOGI EKSTERNAL TUNGAU DAN SERANGGA


Oleh :
KHONSA UMMU SYAHIDAH
NIM

: 135040201111126

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2016

MORFOLOGI MITES
Tungau merupakan binatang yang berukuran sangat kecil, yakni 250-300 mikron berbentuk
oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau memiliki ciri umum memiliki
tubuh tersegmentasi dengan segmen disusun dalam dua tagmata: sebuah prosoma
(cephalothorax) dan opisthosoma (perut). Namun, hanya jejak-jejak samar segmentasi utama
tetap di tungau, sedangkan prosoma dan opisthosoma menyatu.
Tungau dewasa memiliki empat pasang kaki, seperti arachnida lain, tetapi beberapa
memiliki kaki lebih sedikit. Beberapa tungau parasit hanya memiliki satu atau tiga pasang kaki
dalam tahap dewasa. Tungau dewasa dengan hanya tiga pasang kaki dapat disebut 'larviform'.
Tungau bernapas melalui tracheae, stigmata (lubang kecil pada kulit), usus dan kulit.
Kebanyakan tungau tidak memiliki mata. Mata pusat arachnida selalu hilang, atau mereka
menyatu menjadi satu mata. Panjang tungau dewasa hanya 0,3-0,4 milimeter. Tungau memiliki
tubuh semitransparan memanjang yang terdiri dari dua segmen menyatu. Tungau memiliki
delapan kakipendek, kaki yang tersegmentasi melekat pada segmen tubuh pertama. Tubuh
ditutupi dengan sisik untuk penahan dirinya dalam folikel rambut, dan tungau memiliki pin
(seperti mulut) yaitu bagian untuk makan sel-sel kulit dan minyak (sebum) yang menumpuk di
folikel rambut. Tungau dapat meninggalkan folikel rambut dan perlahan-lahan berjalan-jalan
pada kulit, dengan kecepatan 8-16 mm per jam, terutama pada malam hari, ketika mereka
mencoba untuk menghindari cahaya.

Keterangan:
a. Gnatosoma
Gnatosoma terletak di bagian anterior tubuh merupakan alat mulut yang terdiri atas kelisera dan
pedipalpi. Pada gnatosoma terdapat stigmata, peritrema dan alat sensori. Stigmata dan peritrema
berfungsi sebagai alat pernapasan. Kelisera berfungsi sebagai alat untuk menusuk, menghisap
dan mengunyah sedang pedipalpi berfungsi sebagai alat bantu makan.

b. Kapitulum
Gnatosoma merupakan bagian dari kapitulum
c. Podosoma
Terdapat empat pasang tungkai yang terletak pada podosoma.
d. Opistosoma
Opistosoma merupakan bagian posterior dari tubuh tungau yang terdiri dari organ sekresi dan
organ genital.
e. Idiosoma
Idiosoma pada tungau adalah podosoma dan opistosoma yang menyatu.
Bionomi mites:
Kingdom
Phylum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

:
:
:
:
:
:
:

Animalia
Arthropoda
Arachanida
Acarinida
Demodicidae, Psorergatidae, Tydeidae, dll
Demodex, Psorergates, Tydeus, dll
Demodexbrevis, Psorergatesovis, Tydeusmolestus, dll

Habitat mites:
Banyak diantara anggotanya yang hidup bebas di daratan, namun ada anggotanya yang menjadi
parasit pada hewan lain (mamalia maupun serangga). Tungau menyukai tempat tempat yang
lembab dan tempat yang tidak terkena sinar matahari.
Mites or Acari

Nama umum: tungau, kutu


Probabilitas pertemuan: tinggi
Karantina penting: banyak hama penting tanaman, ternak, satwa liar, flora asli, dan manusia.

Taksa yang paling mirip dengan tungau: Ricinuleids memiliki segmentasi cucullus dan
opisthosoma. Opiliones memiliki segmentasi opisthosoma.
Morfologi
Biasanya ukuran panjang dewasa: <1 mm, kisaran 0,080-20 mm
tagmata tubuh: capitulum (= gnathosoma), idiosoma
Mata: kurang lebih 1-2 ocelli median; kurang lebih 1-2 pasang lateral yang ocelli
Antena: tidak ada
Mulut: 2-3 tersegmentasi chelicerae; pedipalpus (palps) dengan 1-5 segmen tersendiri; pedipalpal
coxae menyatu ke dalam subcapitulum
Kaki: 1-4 pasang, biasanya 3 pasang di larva, 4 pasang di nimfa dan dewasa (jarang 2 pasang, 1
pasang)
Membedakan fitur: capitulum, hilangnya segmentasi tubuh yang terlihat
Keanekaragaman: 2-3 superorders, 5-6 pesanan, 450-500 keluarga: 55.000 spesies dijelaskan,>
1.000.000 spp.

Morfologi Serangga
Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasanya mencapai
lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun
sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan
kebutuhan masing-masing kelompok. Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak
mempunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan
keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya
disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat
oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas.
Memahami pengetahuan morfologi serangga tersebut sangatlah penting, karena anggota
serangga pada tiap-tiap ordo biasanya memiliki sifat morfologi yang khas yang secara sederhana
dapat digunakan untuk mengenali atau menentukan kelompok serangga tersebut. Sifat morfologi
tersebut juga menyangkut morfologi serangga stadia muda, karena bentuk-bentuk serangga muda
tersebut juga memiliki ciri yang khas yang juga dapatdigunakan dalam identifikasi.Serangga
(Insecta) dibagi menjadi 2 subkelas: 1. Apterygota (Tidak bersayap) 2. Pterygota (Bersayap)
Ciri-ciri serangga, antara lain: Tubuh serangga seperti pada belalang dan kumbang dibagi
dalam tiga daerah yaitu: Kepala, toraks, dan abdomen. Kepala terdiri dari satu segmen

merupakan daerah yang jelas pembawa kebanyakan organ sensori serangga seperti mata,
antenna, dan alat mulut. Toraks terdiri dari 3 segmen dan merupakan bagian yang terberat dari
tubuh, dan pembawa kaki serta sayap bila telah ada. Abdomen terdiri dari 11 segmen atau
kurang; biasanya ia tidak mempunyai anggota gerak, segmen pada bagian posterior mempunyai
fungsi khusus untuk reproduksi. (Triharso. 1996. 75)
Serangga merupakan hama yang terbanyak jenisnya, secara garis besar terbagi atas dua
golongan, yaitu serangga yang berguna dan serangga yang merugikan. Anggota beberapa ordo
dari kelas Insekta dikenal sebagai penyebab hama tanaman, namun ada beberapa yang bertindak
sebagai musuh alami hama (parasitoid dan predator) serta sebagai serangga penyerbuk. Secara
umum morfologi anggota kelas Insekta ini adalah : tubuh terdiri atas ruas-ruas (segmen) dan
terbagi dalam tiga daerah, yaitu caput, thorax dan abdomen, kaki tiga pasang pada thorax, antene
satu pasang, mempunyai kerangka luar, ukuran tubuh kecil, kemampuan menyerang dan
mempertahankan diri terhadap musuh- musuh alamnya, berkemampuan melihat ke depan untuk
menjaga kelangsungan hidup keturunannya, bermetamorphosis, mempunyai keragaman dalam
makannya,
hidup
diberbagai
tipe
habitat,
mampu
berkembangbiak
tinggi.
Dari pengolongan dari pemakan tumbuhan (phytophagous insect). Serangga dibedakan beberapa
golongan seperti: a) Monophagous insect, yang hanya makan satu species tanaman atau
kelompok yang ada hubungannya. Contoh: Bombyx mori, ulat sutera, yang mempunyai satu
inang. b) Oligophagous insect, yang hanya makan tanaman inangnya dari satu kelompok
tanaman yang erat hubungannya dalam satu family. contoh: Phythirimae operculella menyerang
inang kentang, tembakau dan semua family Solanaceae. c) Polyphagous insect, memakan banyak
jenis tanaman dari berbagai family. Contoh: belalang.

No

Gambar

Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Kingdom
: Animalia:
Filum
Arthropoda
Filum
: Arthropoda
Kelas Kelas: Insecta : Insect
Ordo Ordo: Hemiptera
: Odonata
Capung

Famili
: Pentatomidae
Famili
:
GenusAeschnidae
: Nezara
Spesies : Nezara viridula
Genus
: Aesh

Kepik hijau
2

Spesies

: Aesh sp.

Kingdom : Animalia

Kumbang

Filum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Coleoptera

Famili

: Coccilinedae

Genus

: Epilachna

Spesies : Epilachna sparsa


Kingdom : Animalia

Divisi

: Rhopalocera

Filum : Arthropoda
Kelas

: Insecta

Ordo

: Lepidoptera

Kupu-kupu
4

Kingdom : Animalia
Filum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Diptera

Famili

: Drosophilidae

Daftar Pustaka
Tree of Life - http://tolweb.org/tree?group=Acari&contgroup=Arachnida
Krantz, G.W. 1978. A Manual of Acarology. Oregon State University Bookstores: Corvallis.
Triharso. 1996. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Walter, D.E. and Proctor, H.C. 1999. Mites: Ecology, Evolution and Behaviour. University of
NSW Press, Sydney and CABI, Wallingford.

Anda mungkin juga menyukai