Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
penyebaran suatu lapisan batuan secara menyeluruh, dimana pada umumnya digunakan
untuk kegiatan eksplorasi. Sedangkan penggunaan ketebalan bersih adalah untuk
perhitungan cadangan. Peta yang menggambarkan penyebaran ketebalan bersih disebut
peta net sand isopach.
Jenis log yang dapat digunakan untuk menentukan ketebalan lapisan adalah: SP
Log, kurva Resistivity, kurva Microresistivity, dan Gamma Ray Log. Adapun dari defleksi
kurva log log tersebut:
1. SP Log, dapat membedakan lapisan shale dan lapisan permeabel.
2. Kurva Resistivity, hasil yang terbaik didapatkan dari laterolog dan induction log.
3. Kurva Microresistivity, pada kondisi lumpur yang baik dapat memberikan hasil
penyebaran yang vertikal.
Penilaian Formasi
4. GR Log, log ini dapat membedakan adanya shale dan lapisan bukan shale,
disamping itu dapat digunakan pada kondisi lubang bor telah dicasing, biasanya
dikombinasikan dengan Neutron Log.
1.2.1. Sifat-Sifat Fisik Lapisan Permeabel
Sifat-sifat fisik lapisan permeabel dapat diketahui dari analisa core yang dilakukan
dilaboratorium dan juga dengan analisa logging yang dilakukan saat pemboran maupun
setelah operasi pemboran selesai. Sifat-sifat lapisan produktif ini meliputi :
1.
Porositas
Saturasi fluida
Permeabilitas
Tekanan kapiler
Porositas ( )
Untuk penentuan harga porositas dapat dilakukan dengan analisa core dan
kombinasi logging. Analisa core adalah tahapan analisa inti batuan setelah conto inti
batuan dari formasi diperoleh. Tujuan analisa core adalah untuk mengetahui informasi
langsung tentang sifat-sifat fisik batuan yang ditembus selama pemboran berlangsung.
Core yang didapat sedikitnya telah mengalami dua proses, yaitu proses pemboran dan
proses perubahan kondisi tekanan dan temperatur. Penentuan porositas dengan kombinasi
logging dapat dilakukan dengan cara :
a.
Density Log
Dalam menentukan porositas batuan juga dipengaruhi oleh lithologi kandungan
FDL
(Porositas
Formation Density Log) yang mempunyai harga sesuai dengan persamaan dibawah ini:
FDL
ma b
ma f
..................................................................................(1)
Keterangan :
ma = Densitas matrik batuan, gr/cc
Penilaian Formasi
b =Densitas bulk yang dibaca pada kurva FDL untuk setiap kedalaman yang
dianalisa, gr/cc
f = Densitas fluida, gr/cc
b.
Neutron log
Pembacaan Neutron Log baik SNP maupun CNL tidak hanya tergantung pada
porositas tetapi juga lithologi dan kandungan fluidanya. Oleh karena itu penentuan
) dapat diketahui
...............................................................(2)
Keterangan :
Nlog
Nc
) dapat diketahui
Nc N Vclay Nclay
......................................................................(3)
Keterangan :
Vclay
Nclay
c.
clay
Sonic log
Dalam menentukan porositas, sonic log sama seperti pada neutron log atau density
log. Harga
t log t ma
t f t ma
................................................................................(4)
Keterangan :
Penilaian Formasi
tlog = Transite time yang diperoleh dari pembacaan defleksi kurva sonik
untuk setiap kedalaman, sec/ft
tma = Transite time matrik batuan, sec/ft
tf = Transite time fluida (air), sec/ft
Batasan porositas pada suatu lapangan dapat diklasifikasikan menjadi :
0
-5%
- 10 % = Jelek
10
- 15 %
= Sedang
15
- 20 %
= Baik
20 - 25 %
2.
= Sangat jelek
= Baik sekali
Saturasi Fluida
Didalam reservoir umumnya terdapat lebih dari satu macam fluida. Untuk
mengetahui jumlah masing-masing fluida maka perlu diketahui saturasi masing-masing
fluida tersebut. Umumnya pada formasi zona minyak, kandungan air dalam formasi
disebut interstial water atau connate water.
Saturasi minyak (So) adalah :
So
........................... (5)
............................................. (6)
Saturasi gas (Sg) adalah :
Sg
.................................. (7)
Jika pori-pori batuan diisi oleh gas-minyak-air maka berlaku hubungan :
Sg + So + Sw = 1 ............................................................................... (8)
Jika diisi oleh minyak dan air saja maka :
So + Sw = 1 ...................................................................................... (9)
Penilaian Formasi
3.
Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai kemampuan batuan berpori untuk meloloskan
fluida melalui pori-pori yang saling berhubungan tanpa merusak partikel pembentuk
batuan tersebut.
Karena ada tiga macam fluida yang mengisi pori-pori batuan maka dikenal :
a. Permeabilitas absolut, bila batuan berisi satu macam fluida (saturasi 100%)
b. Permeabilitas afektif, bila ada dua atau lebih macam fluida yang mengisi pori-pori
batuan tersebut.
c. Permeabilitas relatif, adalah perbandingan antara permeabilitas absolut dengan
permeabilitas effektif.
Dalam menentukan permeabilitas batuan pada lapisan produktif dapat dilakukan
analisa logging secara kuantitatif.
Willy dan Rose memberikan persamaan empiris dalam batuan pasir, sebagai berikut:
C. 3
K
Swi
......................................................................................(10)
Penilaian Formasi
Merupakan mekanisme pendorong minyak dan gas untuk bergerak atau mengalir
melalui pori-pori reservoar dalam arah vertikal.
1.3. Water Oil Contact (WOC) atau Gas Oil Contact (GOC)
WOC adalah suatu level dimana fluida yang diproduksikan adalah 100 % air,
demikian juga GOC, yaitu apabila diatas level yang diproduksikan 100 % adalah gas.
Penentuan lapisan produkif dengan letak WOC dan GOC dapat dilakukan salah satunya
dengan analisa kualitatif dan kuantitatif berdasarkan interpretasi dari hasil logging yang
ada.
Defleksi kurva resistivity log pada minyak relatif lebih besar dari air namun
lebih kecil dari gas. Kedudukan kurva MSFL Log disebelah kiri dari kurva LLD
Log.
Defleksi kurva neutron log dan densitas log saling mendekati atau separasi
relatif sempit dengan kedudukan kurva Neutron Log disebelah kanan dan kurva
Density Log disebelah kiri.
Interpretasi Lapisan Minyak Secara Kuantitatif, digunakan untuk mencari besarnya
harga resistivity air formasi, porositas, saturasi air formasi dan evaluasi V clay, yang pada
akhirnya bermanfaat pada penentuan besarnya cadangan minyak dan gas yang terkandung
didalam lapisan produktif yang telah diinterpretasikan secara kualitatif.
1.3.2. Lapisan Gas
Penilaian Formasi
a.
Vclay SP Log
Harga Vclay dari SP log dapat ditentukan dari rumus :
1
Vclay SP =
SPlog
SSP
......................................................................... (11)
Keterangan :
SP log = Pembacaan kurva SP pada formasi tersebut
SSP
Penilaian Formasi
Vclay akan berharga tinggi pada lapisan yang mengandung hidrokarbon, digunakan pada
lapisan pasir yang terisi air yang mempunyai tahanan batuan rendah sampai menengah
serta baik untuk laminated shale.
b.
Vclay Resistivity
Tahanan batuan dari campuran antara clay dan mineral tidak konduktif (quartz) serta
tidak dijumpai adanya porositas tergantung dari tahanan clay dan isi dari clay itu
sendiri. Kondisi ini dapat ditunjukkan dalam rumus Archie, sebagai berikut :
Rt = Rclay/(Vclay)b
Untuk lapisan shale yang mengandung hidrokarbon, Vclay dapat dicari sebagai berikut :
1/b
R clay .R l im R t
Vclay .Rt
......................................................... (12)
Keterangan :
Rclay = Tahanan lapisan clay yang berdekatan dengan lapisan prospek
Rt
Vclay =
...................................................................... (13)
Keterangan :
GRread = Pembacaan GR pada interval prospek
GRmax = Hasil pembacaan log maksimal
GRmin = Hasil pembacaan log minimal.
d.
Penilaian Formasi
Keterangan :
Nclay
(Vclay)N =
N /
Nclay
....................................................................... (15)
kualitas identifikasi clay neutron akan menjadi baik bila indeks porositas clay,
Nclay
Nf
pada
. Nf .............................................................................................................................................. (16)
ma f
A.
ma mf
.....................................................................(17)
b D. mf 1 D . ma
..................................................................(18)
Atau
b . f 1 D . ma
......................................................................(19)
Pada shaly yang berisi gas adalah :
N .N f Vclay . .clay
....................................................................(20)
D A. Vclay . .clay
Penilaian Formasi
.......................................................................(21)
10
N clay
Dimana
Dclay
dan
merupakan
sedangkan
Dclay
ma clay
ma mf
.............................................................................(22)
Sehingga
Vclay
N A/Nf D
N clay A/Nf Dclay
............................................................(23)
Nf
Koefisien A/
f.
Vclay Sonic-Density
Kombinasi dari Sonic-Density Log dapat dapat digunakan pada kombinasi NeutronDensity log. Keuntungan dari kondisi ini adalah dapat mengurangi ketergantungan
posisi garis Vclay = 0 pada lithologi dan kandungan fluidanya. Cross plot antara SonicDensity dapat dilakukan seperti pada Neutron Density, perlu diperhatikan bahwa
Sonic-Density dan Neutron-Density, dapat digunakan bila kondisi lubang bor baik.
g.
GNTclay SNPclay
mempuyai pengaruh terhadap clay yang lebih besar (
). Serta
Porositas
Ada tiga macam log porositas yang biasa digunakan, yaitu: Log Densitas, Log
Neutron, dan Log Sonic. Tiap log menunjukkan respon porositas dengan cara yang
Penilaian Formasi
11
berbeda, sehingga kombinasi dari dua atau tiga log sangat penting untuk memberikan data
yang cukup dalam penentuan porositas, lithologi dan karakteristik reservoir serta
membedakan minyak dengan air.
5.2.1.4. Porositas yang Dihubungkan Dengan Faktor Formasi ( F )
Porositas ini merupakann porositas yang diperoleh dari Resistivity Log yang
berdasarkan atas hubungan antara faktor formasi (F) dengan porositas. Adapun hubungan
tersebut pada formasi bersih (clean formation) yang penuh air adalah :
F = Ro / Rw atau F = Rxo / Rmf ...........................................................(5-24)
Sedangkan untuk formasi hidrokarbon menggunakan perhitungan porositas flush
zone sebagai berikut :
2
F = Sxo .Rxo/Rmf................................................................................(5-25)
Keterangan :
Sxo : Saturasi air filtrate pada flush zone (dianggap Sxo = 1- Sor atau Sxo =
1
Sw )
Ro
Rt
Rclay
F.R w
...............................................................(5-26)
1
Vclay (1 Vclay)S 2xo
R t Rclay
F.R w
................................................................(5-27)
Untuk mencari porositas, maka harga F dihubungkan dengan persamaan Archie
sebagai berikut :
F = a/
.............................................................................................(5-28)
Keterangan :
Penilaian Formasi
12
: Konstanta
m : Faktor sementasi
atau persamaan Humble :
2.15
F = 0.62 /
....................................................................................(5-29)
Vma (ft/sec)
18000-19500
21000-23000
23000-26000
20000
15000
17500
tma (sec/ft)
55.5-51.0
47.6-43.5
43.5-38.5
50.0
66.7
57.0
tma (sec/ft)
55.5-51.0
47.6
43.5
50.0
67.0
57.0
Persamaan Wylie :
t log t ma
t f t ma
............................................................................(5-30)
Keterangan :
= Porositas sonic
Penilaian Formasi
13
1
Cp
................................................................. (5-31)
t sh xC
100
Cp
.................................................................................... (5-32)
Keterangan :
Cp
= Faktor kompaksi
Untuk efek hidrokarbon perlu koreksi untuk harga porositas, sebagai berikut :
x 0.7 (gas).............................................................................(5-33)
x 0.9 (minyak).....................................................................(5-34)
Density Log
Penilaian Formasi
14
Log Density merupakan log porositas yang mengukur electron density dari formasi.
Penentuan porositas hasil interpretasi Density Log dari formasi clean adalah sebagai
berikut :
b =
sehingga :
ma b
ma f
................................................................................. (5-36)
Keterangan :
ma
Harga porositas tersebut dikoreksi terhadap kondisi lubang bor sehingga persamaannya
menjadi :
Dcorr
Dclay
Keterangan :
ma clay
ma mf
Dclay
................................................................. (5-38)
Neutron Log
Penilaian Formasi
15
Log Neutron merupakan log yang digunakan untuk mengukur porositas batuan
dengan mengukur kecepatan sinar gamma oleh detector yang menunjukkan banyak
sedikitnya hidrogen didalam batuan. Karena hidrogen paling banyak dijumpai didalam
fluida maka indeks hidrogen secara langsung berhubungan dengan porositas.
Untuk
Ncorr
(Vclay x
) ............................................................ (5-39)
Nclay
Keterangan :
Nclay
Pembacaan log neutron baik SNP maupun CNL tidak hanya tergantung pada
lithologinya, seperti terlihat pada Gambar 5.2.
Penilaian Formasi
16
tetapi juga
Penilaian Formasi
17
Penilaian Formasi
18
5.2.1.2.
Dalam menentukan porositas yang sebenarnya adalah sulit karena tergantung dari
batuan. Oleh karena itu, disamping dapat menentukan adanya minyak, gas dan komponen
matriks batuan, maka kombinasi logging seperti: Neutron-Density Log dan Neutron-Sonic
kurang memberikan
evaporate.
Untuk menentukan
adalah dengan menggunakan chart dengan anggapan bahwa mineral terdiri dari mineral
Silika dan Dolomit.
a.
Neutron-Density Log
Pada Gambar 5.3. ditunjukkan cross plot antara Neutron-Density Log, dimana
garis-garis (Sandstone, Limestone, Dolomite, dll) merupakan titik lithologi yang jenuh air
dan dibagi menjadi bagian-bagian porositas. Pada formasi yang mengandung hidrokarbon
(h>0.25) porositas dari kombinasi dari dua log tersebut, sebagi berikut :
untuk lapisan yang terisi dengan cairan :
N D
2
....................................................................................(5-40)
Keterangan :
b.
Sonic-Neutron log
Penilaian Formasi
19
Plot antara Sonic-Neutron log akan memberikan hasil yang baik untuk lithologi
Sandstone, Limestone, Dolomite, seperti plot antara Neutron-Density Log. Crossplot kedua
log ini dapat dilihat pada Gambar 5.4.
c. Cross Plot antara Sonic-Density log
Cross plot antara Sonic-Density log akan memberikan hasil porositas batuan yang
kurang baik karena kesalahan dalam pemilihan pasangan lithologi akan memberikan hasil
yang jauh berbeda. Tetapi cross plot ini berguna untuk menentukan beberapa mineral
evaporate (penentuan lithologi), dapat dilihat pada Gambar 5.5.
Faktor faktor yang perlu diperhatikan dan yang mempengaruhi teknik cross plot
diantaranya pengaruh kondisi scale, porositas sekunder dan adanya hidrokarbon.Adanya
kandungan Shale dapat menyebabkan penyimpangan titik cross plot kearah titik shale pada
Dsh,
Nsh,tsh) yang
diamati pada lapisan Shale. Harga shale ini hanya boleh mendekati parameter material
shale dalam lapisan permeabel.
Sonic Log tidak mengenal porositas vuggy dan rekah tetapi juga porositas
intergranular dan porositas sekunder. Sedang alat Neutron dan Density hanya mengetahui
total batuan,
SPI =
sonic...............................................................................(5-41)
Keterangan :
= Porositas yang diperoleh dari Neutron Log dan atau Density Log
Adanya kandungan gas atau hidrokarbon ringan akan mempengaruhi pembacaan
alat density dan neutron, sedangkan sonic hanya terjadi pada formasi yang tidak kompak.
Penilaian Formasi
20
akan menambah
yang sebenarnya. Sehingga pada cross plot diperlukan koreksi gas atau
Penilaian Formasi
21
Penilaian Formasi
22
Gambar 5.4. Penentuan Porositas dan Lithologi dari Neutron Sonic Log (SonicCNL)
(Schlumberger, Log Interpretation Charts ,1972)
Gambar 5.5. Penentuan Porositas dan Lithologi dari Sonic Density Log
(Schlumberger, Log Interpretation Charts ,1972)
Penilaian Formasi
23
M-N plot
Pengeplotan dari tiga data log porositas (Log Sonic, Log Neutron dan Log Densitas)
untuk interpretasi lithologi dapat dilakukan dengan M-N plot. Harga M dan N
didefinisikan sebagai :
M
t f t
0,01
b f
.............................................................................(5-42)
N
N f N
b f
......................................................................................(5-43)
Keterangan :
t
(tmax, ma,
Nma) dan parameter fluida. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5.6. M-N
plot.
Penilaian Formasi
24
Tabel V-2.
Menentukan M-N untuk Macam-Macam Mineral
(Schlumberger, Log Interpretation Charts ,1972)
Mineral
Sandstones (1)
Vm = 18,000
Sandstones (2)
Vm = 19,500
Limestone
Dolomite (1)
Fresh Mud
Salt Mud
(t = 1)
(t = 1.1)
N*
N*
.810
.628
.835
.669
.835
.628
.862
.669
.827
.585
.854
.621
.778
.516
.800
.554
.778
.524
.800
.554
.778
.532
.800
.561
.702
.505
.718
.532
1.015
.378
1.064
1.269
.408
1.032
= 5.5 30%
Dolomite (2)
= 1.5 5.5%
Dolomite (3)
= 0.1 5%
Anhydrite
mn = 2.98
Gypsum
Salt
b. MID Plot
Prinsip MID plot (Matriks Identification Plot) sama dengan M-N Plot. Pada MID
ta
yang terpenting adalah menentukan harga apparent total porosity (
(tma ) a
Gambar 5.7. harga apparent matriks transite time (
Penilaian Formasi
25
ma a
Gambar 5.8. dan apparent grain density
tma a
t s ta x t f
1 ta
..........................................................................(5-44)
tma a ts ta
ma a
x ts
c
..........................................................................(5-45)
b ta x f
1 ta
........................................................................(5-46)
Keterangan :
b = Bulk density dari density log
ts = Interval transite timr dari sonic log
f = Density fluida
tf = Transite time fluida
ta
= Apparent total porosity
c = Konstanta = 0,68
ma a
(tma ) a
Croos plot antara(
, dengan
26
R w(Tf)
(Tpengukuran 6.77)
(Tformasi 6.77)
xR w(Ts)
..........................................................(5-47)
2. Metode SP
Langkah penentuan Rw dari metode SP adalah sebagai berikut :
-
BHT Ts
x Depth SSP Ts
Depth Log
.......................................................(5-48)
Keterangan :
BHT = Temperatur dasar lubang
Ts
= Temperatur permukaan
SSP = Statik SP
-
Ts 6.77
x R mf(Ts)
Tf 6.77
.....................................................................(5-49)
R mfc 0.85xR mf
-
Menentukan Rmfc :
.................................................(5-50)
Menentukan konstanta SP :
C 61 (0.133xTf )
R wc
-
R mfc
SSP
10 C
................................(5-51)
............................................(5-52)
Penilaian Formasi
27
Sw
a x Rw
m x Rt
........................................................................................(5-53)
Keterangan :
Rw = Resistivity air, ohm-m
Rt
m = 2.15; a = 0.62
1 clay
2
V
1
c 2
clay
R xo
R clay
0.8 x R mf
x S n2
xo
........................................(5-54)
Shr 1 Sxo
.........................................................................................(5-55)
tc c x 1 0.1xS hr
.......................................................................(5-56)
Vclay
V 2
1
clay
Rt
R clay
n
c 2
2
x
S
w
0.8 x R w
(Indonesian Equation)........(5-57)
5.2.5 Permeabilitas
Permeabilitas dapat diperoleh dari gradien tahanan/resistivity gradient dan crossplot
antara
versus Sw.
Penilaian Formasi
28
Semakin tinggi zona transisi diatas permukaan air maka Sw semakin kecil dan
mengakibatkan tahanan batuan bertambah besar (lebih besar dari Ro). Persamaan
permeabilitas sebagai berikut :
2.3
k C ax
w h
............................................................................(5-58)
R 1
x
D Ro
a=
........................................................................................(5-59)
Keterangan :
a
= Gradien tahanan
C = Konstanta = 20
R = Perubahan resisitivity, ohm m
D = Perubahan kedalaman sebagai akibat perubahan resisitivity, ft
Ro = Resistivity minyak
3
K=C.
/ (Swi)2................................................................................(5-60)
Harga C tergantung density hidrokarbon, berharga 250 untuk densitas minyak menengah,
berharga 79 untuk gas kering.
harga Swi yang minimum dalam zona transisi. Permeabilitas setiap titik irreducible
saturation diperoleh dari Gambar 5.11. dimana harga permeabilitas tersebut dapat diplot
dalam crossplot
29
Pendekatan ini berdasarkan aliran listrik dan aliran fluidanya sebagai berikut :
1.
3/2
Krw = Swn [
................................................................(5-61)
Sw Swi 2
]
Swi ROS
Kro = 1 [
........................................................(5-62)
Krw = Swn3/2 [
...............................................................(5-63)
Swn =
3.
....................................................................(5-65)
Swn =
....................................................................(5-66)
Swnm =
Keterangan :
Swn
4.
Som =
Penilaian Formasi
.........................................................................(5-68)
30
Penilaian Formasi
31
(ta )
Gambar 5.7. Menentukan Apparent Total Porosity (
(Schlumberger, Log Interpretation Charts ,1972)
Penilaian Formasi
32
tma a
Gambar 5.8. Menentukan Apparent matrik Transite time
(Schlumberger, Log Interpretation Charts ,1972)
Penilaian Formasi
33
ma a
Gambar 5.9. Menentukan Apparent Grain Density
(Schlumberger, Log Interpretation Charts ,1972)
Penilaian Formasi
34
Penilaian Formasi
35
Penilaian Formasi
36
Penilaian Formasi
37
Metoda dibawah kurva SP Log, metoda ini mencakup pengukuran pada formasi
pasir lempung yang berisi air. Metoda ini mengukur luas daerah antara base line
dengan kurva SP (A) dan kemudian dibagi dengan SSP yang diperoleh dari SP
formula sehingga diperoleh harga hc
hc
A
SSP
................................................................................(5-69)
Penilaian Formasi
38
Penilaian Formasi
39