BIOLOGI DASAR
PERCOBAAN V
POPULASI, KOMUNITAS, DAN EKOSISTEM
NAMA
NIM
: H31115505
HARI/TANGGAL
KELOMPOK
: 6 (ENAM)
ASISTEN
menguji
penjelasan
hipotesis
dari
fenomena-fenomena
ekologis
(Caudill, 2005).
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama
jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik)
yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang
walaupun paling baik digambarkan secara statistic, unik sebagai milik kelompok
dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu. Komunitas adalah
kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara bersama di dalam
suatu lingkungan. Sebuah komunitas tumbuh-tumbuhan dan binatang yang
mencakup wilayah yang sangat luas disebut biome. Ekosistem tersusun atas
komponen-komponen yang saling berinteraksi (Campbell dkk., 2000).
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah:
1.
Disini
saudara
akan
menggunakan
model
untuk
meneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Individu berasal dari bahasa latin yaitu in (tidak) dan dividuus (dapat
dibagi) jadi individu merupakan bagian organisasi
dapat dibagi lagi. Masing-masing unit yang disebut individu tersebut dapat
melakukan proses hidup yang masing-masing terpisah. Setiap individu seperti
pohon pisang dalam rumpunnya akan dapat hidup apabila dipisahkan dari
rumpunnya tersebut. Individu dalam ekologi memiliki makna yang sangat
penting, karena dari individu dapat dikumpulkan bermacam-macam data
untuk
mempelajari
tentang
kehidupan
dalam
hubungannya
dengan
waktu
kolektif
organisme dari jenis yang sama yang menempati ruang atau tempat tertentu
dan memiliki berbagai ciri atau sifat yang unik dari kelompok dan bukan
merupakan sifat milik individu di dalam kelompok tersebut. Populsi memiliki
sejarah hidup, tumbuh dan berkembang
individu.
Populasi
memiliki
organisasi
seperti
apa
yang
dimiliki
oleh
(Soemarno, 2011).
Suatu komunitas terdiri dari semua organisme yang menempati suatu
daerah tertentu; komunitas adalah kumpulan populasi dari spesies yang berlainan.
Pertanyaan pada tingkat analisis ini meliputi cara berinteraksi di antara organisme
seperti predasi, kompetisi dan penyakit, yang mempengaruhi struktur dan
organisasi komunitas. Ekosistem adalah suatu komunitas tumbuhan, hewan dan
mikroorganisme beserta lingkungan non-hayati yang dinamis dan kompleks, serta
saling berinteraksi sebagai suatu unit yang fungsional. Manusia merupakan bagian
yang terintegrasi dalam ekosistem. Ekosistem sangat bervariasi dalam hal ukuran,
dapat berupa genangan air pada suatu lubang pohon hingga ke samudera luas
(Caudill, 2005).
Pertumbuhan populasi dibatasi oleh faktor-faktor yang bergantung dan
tidak bergantung pada kepadatan yang keutamaan relatifnya bervariasi sesuai
dengan spesies dan keadaan. Faktor bergantung pada kepadatan akan semakin
intensif ketika kepadatan populasi meningkat dan akhirnya dapat menstabilkan
populasi didekat daya tampungnya. Beberapa factor yang bergantung kepadatan
adalah kompetisi intraspesies untuk sumber daya yang terbatas, peningkatan
pemangsaan, cekaman akibat kepadatan, atau penumpukan toksin dapat
menyebabkan laju pertumbuhan populasi menurun pada kepadatan populasi yang
tinggi (Campbell dkk., 2000).
Faktor yang tidak bergantung pada kepadatan, seperti kejadian-kejadian
karena iklim dan kebakaran, menuurunkan ukuran populasi pada fraksi tertentu.
Populasi yang secara umum bersifat stabil kemungkinan mendekati suatu daya
tampung yang ditentukan oleh batas-batas yang bergantung pada kepadatan, akan
tetapi
fluktuasi
jangka
pendeknya
tidak
bergantung
kepadatan
suatu populasi akan semakin cepat populasi itu akan tumbuh dan model logistik
pertumbuhan populasi menyertakan konsep daya tampung. Pertumbuhan
eksponensial tidak dapat dipertahankan tanpa batas dalam populasi apapun. Suatu
model yang lebih nyata (realistis) membatasi pertumbuhan dengan menyertakan
daya tampung (Campbell dkk., 2000).
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan
logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi
antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem
dengan lingkungannya (Soemarno, 2011).
Ekosistem adalah suatu ruang atau suatu unit organisasi yang meliputi
organisme hidup dan substansi tak hidup yang berinteraksi menghasilkan suatu
pertukaran materi antara bagian hidup dan tak hidup. Ekosistem merupakan
tingkat organisasi paling tinggi diatas komunitas, atau merupakan kesatuan dari
suatu komunitas dengan lingkungannya dimana terjadi antar hubungan. Untuk
mendapatkan materi dan energi yang di perlukan untuk hidupnya, semua
komunitas tergantung pada lingkungan abiotiknya. Organisme
produsen
bagian dari
lingkungan, terutama terfokus pada pertukaran materi antara bagian hidup dan
tidak hidup (Anwar, 1984).
Beberapa organisme yang jenisnya sama akan membentuk populasi,
beberapa populasi yang berbeda akan membentuk komunitas. Satu ekosistem akan
berbeda dengan ekosistem lainnya. Perbedaan ini terjadi di dasarkan ciri-ciri
komunitas yang menonjol (baik hewan maupun tumbuhan) karena setiap
organisme membentuk komunitas memiliki karakteristik yang bermacam-macam,
maka terbentuklah macam-macam ekosistem. Dalam ekosistem, tumbuhan
berperan
sebagai
produsen,
hewan
berperan
sebagai
konsumen
dan
a. Bahan tak hidup (abiotik) yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari air,
tanah, udara, sinar matahari dan sebagainya dan merupakan medium atau
substrat untuk berlangsungnya kehidupan.
b. Produsen yaitu sebagian besar tumbuhan berklorofil yang mampu mensintesis
makanan dan bahan anorganik yang sederhana, termasuk mikroorganisme yang
mampu melaksanakan khemosintesis.
c. Konsumen
d. Pengurai, perombak atau dekomposer yaitu organisme heterotropik yang berupa
bakteri dan jamur yang menguraikan atau merombak senyawa- senyawa
kompleks dari protoplasma mati menyerap sebagian dari hasil perombakan itu
dan melepaskan bahan-bahan anorganik sederhana untuk di pakai produsen.
Ekosistem terestrial merupakan ekosistem yang terbentuk paa suatu lahan
darat yang mempunyai fungsi sebagai faktor pembatas ekosistem, dan
berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya) (Sahira dkk., 2013).
Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari
dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau
tempat tinggal, dan logos artinya ilmu. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan
oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih
relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Faktor biotik juga meliputi
tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas,
ekosistem, dan biosfer (Soemarno, 2011).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Prosedur Percobaan
3.3.1
Mengamati Ekosistem
Langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam percobaan ini sebagai
1
2
3
4
5
berikut:
Memilih daerah penelitian.
Menentukan data yang akan dikumpulkan atau diteliti. Dalam hal ini data
yang dikumpulkan adalah komponen biotik dan abiotik.
Mengumpulkan data.
Menyiapkan sebuah buku atau kertas untuk mencatat.
Mengidentifikasi komponen yang akan diteliti dan menentukan namanya.
3.3.2
berikut:
1
2
Mempersiapkan model.
Model I: Mengumpamakan disuatu pulau pada tahun 2015 dihuni
oleh 10
burung gereja (5 pasang jantan dan betina).
Asumsi I: Setiap Musim bertelur, setiap pasang burung gereja
menghasilkan 10 keturunan (5 pasang jantan dan betina).
Asumsi II: Setiap tahun semua tetua (induk jantan dan betina) mati
sebelum musim bertelur berikutnya.
Asumsi III: Setiap tahun semua keturunan hidup sampai pada musim
bertelur berikutnya. Dalam keadaan sebenarnya beberapa tetua akan hidup
dan beberapa keturunannya akan mati. Asumsi I dan III akan saling
memberikan suatu keadaan yang seimbang, sehingga akan mengurangi
perbedaan antara model yang dibuat dengan keadaan yang sebenarnya.
Asumsi IV: Selama pengamatan tidak ada burung yang meninggalkan atau
yang datang ke pulau tersebut.
3
4
bertelur.
Asumsi IV : Terdapat perubahan asumsi yaitu perubahan asumsi IV dan
asumsi lainnya tidak mengalami perubahan. Perubahan asumsi IV yaitu
setiap tahun 50 burung gereja baru datang ke pulau tersebut.
5. Berdasarkan cara di atas, hitunglah populasi burung gereja pada tahun
2015 sampai tahun 2019 dalam model II.
6. Model III: Mengubah Asumsi III sebagai berikut, setiap tahun 2/5 dari
keturunan (jantan dan betina) sama jumlahnya, mati sebelum musim
bertelur. Asumsi lain tidak berubah.
7. Model IV: Mengubah asumsi IV sebagai berikut, Setiap tahun 50 burung
geraja baru (jantan dan betina sama jumlahnya) datang ke pulau tersebut
berubah.
8. Membuat grafik berdasarkan tiap model yang telah dibuat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Percobaan
4.1.1
Mengamati Ekosistem
A. Komponen Abiotik
1. Batu
5. Sampah Kering
2. Tanah
6. Kayu
3. Daun Kering
7. Cangkang Keong
4. Udara
8. Cahaya
B. Komponen Biotik
1. Pohon Cemara Kipas Thuja occidentalis
2. Pohon Mangga Mangifera indica
3. Pohon Pisang Musa paradisiaca
4. Pohon Kembang Merak Caesalpinin pulcheyrina
5. Belalang Valanga nigricornis
6. Jangkrik Gryllus bimaculatus
7. Kupu-kupu Sastragala sp.
8. Kadal Lacerta agills
9. Kucing Felis domesticus
10. Laba-laba Araneus diadematus
4.1.2
1 MODEL I
a) Pada tahun 2015
Asumsi I
= 5 x 10
=50 + 10
= 60 - 10
Asumsi II
Asumsi III
Asumsi IV
= 50 ekor(25 pasang)
= 25 x 10
= 250+50
= 300 50
Asumsi I
Asumsi III
Asumsi IV
Asumsi I
= 125 x 10
Asumsi II
Asumsi III
Asumsi IV
Asumsi I
= 625 x 10
Asumsi II
Asumsi III
Asumsi IV
Asumsi I
= 3125 x 10
Asumsi II
Asumsi III
Asumsi IV
2
a)
MODEL II
Pada tahun 2015
Asumsi I
Asumsi II
= 5 x 10
= 50 + 10
= 60 ekor
= 2/5 x 10
= 4 (hidup)
= 3/5 x 10
= 6 (mati)
= 60 6
Asumsi III
Asumsi IV
b)
Asumsi I
Asumsi II
Asumsi III
= 27 x 10
= 54 4
= 50 ekor
= 270 + 50
= 2/5 x 50
= 20 ekor (hidup)
= 3/5 x 10
= 30 ekor (mati)
= 320 30
Asumsi IV
c)
d)
Asumsi II
= 145 x 10
= 290 -20
= 270 ekor
= 1450 + 270
= 2/5 x 270
= 108 (hidup)
= 2/5 x 450
= 3/5 x 270
= 1720 162
Asumsi III
Asumsi IV
Asumsi II
= 779 x 10
= 1558 - 108
= 1450 ekor
= 7790 + 1450
= 2/5 x 1450
= 3/5 x 1450
Asumsi III
Asumsi IV
e)
Asumsi I
Asumsi II
= 4185 x 10
= 8370 580
= 7790 ekor
= 2/5 x 7790
= 3116 (hidup)
= 3/5 x 7790
= 49640 4674
= 4674 (mati)
= 44966 (22483 pasang)
Asumsi III
Asumsi IV
3
a)
MODEL III
Pada tahun 2015
Asumsi I
= 5 x 10
= 50 + 10
Asumsi II
= 60 10
Asumsi III
= 2/5 x 50
= 20 ekor (mati)
= 50 20
= 30 ekor (hidup)
Asumsi IV
b)
Asumsi I
= 15 x 10
= 150 + 30
Asumsi II
= 180 30
Asumsi III
= 2/5 x 150
= 60 ekor (mati)
= 150 60
= 90 ekor (hidup)
Asumsi IV
c)
Asumsi II
= 45 x 10
= 450 + 90
= 540 90
d)
Asumsi III
= 2/5 x 450
= 450- 180
Asumsi IV
= 135 x 10
= 1350 + 270
Asumsi II
= 1620 270
Asumsi III
= 2/5 x 1350
= 1350 540
Asumsi IV
e)
Asumsi I
Asumsi II
= 4185 x 10
= 8370 - 580
= 7790 ekor
= 2/5 x 7790
= 3/5 x 7790
= 4674 (mati)
Asumsi IV
3
a)
MODEL IV
Pada tahun 2015
Asumsi I
Asumsi II
= 5 x 10
= 50 ekor (keturunan)
= 50 +10
= 60 ekor
= 60 10
Asumsi III
Asumsi IV
b)
= 50x 10
= 500 +100
= 600 ekor
= 600 100
Asumsi I
Asumsi II
Asumsi III
Asumsi IV
c)
= 275 x 10
= 2750 +550
= 3300 ekor
=3300 550
= 2750 ekor
Asumsi I
Asumsi II
Asumsi III
Asumsi IV
d)
= 2750 ekor
= 2750 + 50
= 1400 x 10
= 14000 +2800
= 16800 ekor
Asumsi I
Asumsi II
Asumsi III
Asumsi IV
e)
= 14000 ekor
= 14000 + 50
Asumsi I
= 7025 x 10
Asumsi II
Asumsi III
Asumsi IV
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum maka disimpulkan bahwa:
1
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., Jane B., Reece L. A., Urry M. L., Chain S. A., Wasserman P. V.,
Minorsky R. B. J., 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga, Jakarta.
Caudill, H., 2005. Ekosistem dan Kesejahteraan Manusia: Suatu Kerangka Pikir
untuk Penilaian. Millennium Ecosystem Assessment, Jakarta.
Sahira, I. G., Danti Pratiwi., Shelfila F., Medina D. S., Muhammad S.,
Muhammad P. A., 2013. Ekosistem Terestrial. Jurnal Ekosistem Terestrial.
Vol.5 (3): hal. 1-2.
Soemarno, M. S., 2011. Ekosistem dan Sistem Wilayah. Jurnal Ekologi. Vol.3 (1):
hal. 1-3.
Southwick, 1972. Ecology and the Quality of Our Environmental. Van Nostrand,
New York.