Nama :
Suparman Wahyu Sibarani
201339011
Kimia
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Papua
Manokwari
2015
1. Definisi Racun
Toksikologi adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat sifat dan cara
kerja racun. Para ahli toksikologi (Toxicologist), dengan tujuan dan metoda tertentu
tugasnya adalah mencari/mempelajari bagaimana bekerjanya (Harmful action) bahan
bahan kimia (beracun) pada jaringan atau tubuh.
Sementara Racun sendiri mempunyai dua pengertian, yaitu :
1. Menurut Taylor, Racun adalah Setiap bahan/zat yang dalam jumlah tertentu bila
masuk ke
tembelek
(lantana
serangga. Bagian dari tanaman yang dapat dijadikan penangkal serangga adalah
bagian daunnya. Cara pemakaiannya adalah ambil daun segar dari tembelek, dijemur
sampai kering, kemudian dibakar. Di dalam daun maupun bunganya mengandung
Verbeneceae
2 bakal biji yang apotrop atau anatrop, menempel pada tepi daun buah. Tangkai
putik yang ujung bakal buah tidak terbagi. Buahnya buah batu yang berisi
2, 4 atau 8 biji. Biji dengan sedikit endosperm dan mempunyai lembaga lurus
(Tjitrosoepomo, 1988).
meter, perdu yang bercabang banyak. Batang segi empat, yang muda
penuh
rambut, kelenjar kecil dan selalu dengan duri tempel (kadang-kadang kecil).
Daun bertangkai sangat panjang, bulat telur dengan pangkal yang tumpul dan
ujung yang runcing, bergigi, bergerigi, dari sisi atas berbulu kasar dan dari sisi
bawah berbulu jarang. Bulir pendek di ketiak daun, tunggal, bertangkai. Daun
pelindung bulat telur jorong, panjangnya 0,5 cm. Kelopak berbentuk ionceng,
berlekuk tidak dalam, tinggi 2 mm. Tabling mahkota membengkok,panjangnya
1 cm, tepianbertaju 4 s.d 5, taju tidak sama besarnya, oranye, merah muda,
merah dan putih, sering bergantian warna. Benang sari 4, panjang 2, buah batu saling
berdekatan berbentuk bulat telur, berinti satu (Steenis, 1987).
6. Klasifikasi
Kingdom
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus
: Plantae (tumbuhan)
: Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
: Spermatophyta (menghasilkan biji)
: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
: Asteridae
: Lamiales
: Verbenaceae
: Lantana
7. Habitat
L. camara ditemukan di berbagai lingkungan, termasuk: Daerah pertanian, hutan,
zona konserfasi, padang rumput, hutan sekunder, pesisir pantai. L. camara jarang
ditemukan di daerah hutan alami atau semi-alami karena tidak mampu bersaing
dengan pohon-pohon tinggi karena kurangnya toleransi untuk naungan,
dan
bukannya tumbuh di tepi hutan. L. camara dapat bertahan dalam berbagai kondisi
iklim, termasuk kekeringan , jenis tanah yang berbeda, panas, kelembaban dan garam.
Hal ini juga relatif api toleran dan dapat dengan cepat membangun dirinya di daerah
baru terbakar hutan.
L. camara dianggap sebagai gulma di sebagian besar daerah tropis. Di daerah
pertanian atau hutan sekunder L. Camara dapat menjadi tumbuhan semak yang
dominan, menggangu spesies asli lainnya dan mengurangi keanekaragaman hayati.
Pembentukan semak padat L. camara dapat secara signifikan memperlambat
regenerasi hutan dengan mencegah pertumbuhan pohon baru.
Meskipun L. camara itu sendiri cukup tahan terhadap api, dan dapat mengubah
pola kebakaran di ekosistem hutan dengan cara mengubah beban bahan bakar yang
dapat menyebabkan penumpukan bahan bakar hutan yang meningkatkan risiko
kebakaran menyebar ke kanopi . Hal ini dapat menyebabkan kekeringan , daerah
kering di mana api dapat menyebar dengan cepat dan menyebabkan hilangnya area
besar ekosistem alam.
L. camara mengurangi produktivitas di padang rumput melalui pembentukan
semak padat yang mengurangi pertumbuhan tanaman serta membuat panen lebih
sulit. Ada juga dampak sekunder, termasuk temuan bahwa nyamuk yang menularkan
malaria dan lalat tsetse di Afrika hidup dalam semak-semak L. camara.
Ada banyak alasan mengapa L. camara telah begitu sukses sebagai spesies invasif;
Namun, faktor-faktor utama yang telah memungkinkan untuk membangun dirinya
adalah:
1. Penyebar luasan dimungkinkan oleh burung dan hewan lain yang memakan
buah
2. Kurang rentan terhadap dimakan oleh binatang karena toksisitas
3. Toleransi dari berbagai kondisi lingkungan
4. Peningkatan logging dan modifikasi habitat yang bermanfaat bagi L. Camara,
karena lebih suka habitat yang terganggu
5. Produksi bahan kimia beracun yang menghambat spesies tanaman bersaing
6. Produksi benih sangat tinggi (12.000 bibit dari setiap tanaman per tahun)
8. Toksisitas
L. camara diketahui menjadi racun bagi ternak seperti sapi, domba, kuda, anjing
dan kambing. Zat aktif yang menyebabkan keracunan pada hewan saat merumput
adalah triterpenoid pentasiklik yang dapat menyebabkan kerusakan hati dan
photosensitivy. L. camara juga menghasilkan bahan kimia ( alelopati ) yang dapat
mengurangi pertumbuhan tanaman sekitar dengan menghambat perkecambahan dan
akar elongasi.
Toksisitas L. camara untuk manusia adalah ditentukan, dengan beberapa penelitian
yang menunjukkan bahwa menelan buah dapat menjadi racun bagi manusia, namun
penelitian lain telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa buah L. camara
yang masak kenyataannya tidak menimbulkan risiko bagi manusia dan pada saat
dimakan.
Bagian
dari
fungsinya
tanaman
bagi
Tembelekan
tumbuhan
belum
mengandung
jelas,
suatu
tetapi
senyawa
zat-zat
yang
tersebut
baik
dari
gulma
beracun
dan
pestisida
berbau
buatan
pestisida
atau kimia.Tembelekan
nabati
merupakan
oleh karena adanya kandungan senyawa Phenol dalam tanaman tersebut. Sifat
meracun tembelekan disebabkan adanya bahan aktif berupa senyawa Triperpenoid
Lantadene (Steenis, C.GG. J Van.1987). Bau menyengat dan sifat beracun tumbuhan
ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan penolak serangga bahan yang disimpan.Daun
dan biji dari Lantanacamara meracun hewan rumput dan manusia (Steenis, C.GG. J
Van.1987), gejala keracunan Lamtanacamara tampak 2 hingga 6 jam setelah
memakan daun dan bijinya. Gejala keracunan Lantanacamara adalah muntah, sakit
kepala, gemetar, takut pada sinar,pupil mata melebar, pernapasan lambat, pH tubuh
menurun, reflek tendon menurun, bernafsu tidur bahkan dapat menimbulkan
kematian.
9. Kandungan Kimia
TBC
kelenjar
(skrofuloderma),
dan
menghentikan
perdarahan
(hemostatis). Selain itu, juga dapat mengobati rematik, bengkak, memar, keputihan
(leukorea), kencing nanah (gonore), gondongan (parotitis, mumps), dan sakit kulit
yang berkaitan dengan gangguan emosi (neurodermatitis). Pemakaian luar digunakan
untuk radang kulit, eksim, jamur kulit (tinea), bisul, luka berdarah, tersiram air
panas, gigitan serangga, memar dan keputihan. Caranya, daun dan ranting segar
digiling halus lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau direbus dan airnya
digunakan cuci.
Daun bersifat pahit, sejuk, berbau, dan sedikit beracun (toksik) berkhasiat
menghilangkan gatal (anti pruritus), anti toksik, menghilangkan bengkak, dan perangsang muntah. Selain itu, juga dapat mengobati sakit kulit, bisul, luka, batuk,
rematik, dan memar. Bunga tembelekan manis rasanya dan sejuk berkhasiat sebagai
penghenti perdarahan. Bunga berkhasiat mengatasi tb paru dengan batuk darah dan
sesak nafas (asmatik).
Daftar Pustaka
Umiati, SP. Efektivitas Ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara) dan Paitan
(Eupatorium inulifoklium) sebagai Pengendaian Hama Spodoptera litura
Rahma N., S. et al., Using Tembelek (Lantana camara) Plants As The Basic Material
Of Mosquito Repellent Lotion
http://andesvacorp-jumbox.blogspot.com/2011/10/toksikologi
https://en.wikipedia.org/wiki/Lantana_camara