Anda di halaman 1dari 8

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Situ Gintung adalah danau kecil buatan yang terletak Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Lokasi danau ini berada di sebelah barat daya
kotaJakarta. Danau seluas 21,4 ha (2008) ini telah berubah fungsi, dimanfaatkan
sebagai tempat wisata taman.

Fungsi awal[sunting | sunting sumber]


Awal pembentukan situ (danau) ini adalah sebagai waduk yang berfungsi sebagai
tempat penampungan air hujan dan untuk perairan ladang pertanian di sekitarnya,
dibuat antara tahun 1932-1933 dengan luas awal 31 ha. Kapasitas penyimpanannya
mencapai 2,1 juta meter kubik. Situ ini adalah bagian dari Daerah Aliran Ci
Sadane merupakan salah satu sungai utama Propinsi Banten dan Jawa Barat sumber
berasal dari Gunung Salak dan Gunung Pangrango di (Kabupaten Bogor, sebelah
selatan KabupatenTangerang) yang mengalir ke Laut Jawa panjang sungai ini sekitar
80 km dan bendungan aliran Kali Pesanggrahan. Di tengah-tengah situ terdapat sebuah
pulau kecil yang menyambung sampai ke tepi daratan seluas kurang lebih 1,5 ha yang
bernama Pulau Situ Gintung beserta hutan tanaman yang berada sekitarnya.
Semenjak tahun 1970-an kawasan pulau dan salah satu tepi Situ Gintung dimanfaatkan
sebagai tempat wisata alam dan perairan dimana terdapat restoran,kolam renang,dan
outbond.

Tanggul Situ Gintung Bobol 2009

Terhitung tahun 2011 Situ Gintung berubah nama menjadi Bendungan Gintung (sesuai
dengan PP No. 37 Tentang Bendungan Tahun 2010).

Data Proyek dan Data Teknis Bendungan Gintung (Situ Gintung)


Buat Para Agan-agan khususnya agan calon civil engineer (anak teknik sipil)
yang pengen melakukan penelitian tentang proyek bendungan gintung.
Ini ada sedikit data yang didapat dari salah satu majalah konstruksi. semoga
datanya dapat dipertanggungjawabkan.
Data Administrasi Proyek
a. Nama Proyek : Bendungan Gintung
b. Lokasi Proyek : Desa Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan
c. Pemberi Tugas : Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, Direktorat
Jendral Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum
d. Konsultan Supervisi : PT Virama Karya, PT Indra Karya, dan PT Hasfarm Dian
Konsultan, KSO
e. Kontraktor : PT. Nindya Karya-Bumi Karsa, KSO
f. Masa Pelaksanaan : 3 Desember 2009 31 Desember 2010
g. Waktu Pemeliharaan : 180 hari
5.1.2 Data Teknis
1. Tubuh Bendungan :
a. Tinggi : 10 m
b. Kemiringan Lereng Hulu Tubuh : 1 : 30
c. Kemiringan Lereng Hilir Tubuh : 1 : 2,5
d. Elevasi Puncak Bendungan : El. + 100 m (eksisting)
e. Panjang Puncak Bendungan : 180 m (eksisting)
f. Panjang Tanggul Keliling Waduk : 4.182 m
g. Lebar Puncak Bendungan : 5 m
h. Pelimpah (Weir) : El + 90,00 m
i. Elevasi Dasar Pondasi Bendungan : El + 85 m (terdalam)
2. Pelimpah (Spillway) :
a. Tipe Pelimpah : Pelimpah Tipe Gergaji (dengan pintu)
b. Elevasi Mercu Pelimpah : El. + 97,5 m
c. Lebar Bruto Pelimpah : 15 m
d. Tinggi Ambang : 7,5 m
e. Lebar Efektif Pelimpah : 11,2 m
f. Panjang Tanggul Keliling Waduk : 4.182 m
g. Debit Banjir Rencana Q 50th : 59,7 m3/s
h. Elevasi Muka Air Banjir Rencana Q 100th : El. 98,7 m
i. Debit (PMF) : 124,3 m3/s (inflow)
j. Jumlah Pintu : 2 Unit di kiri pelimpah/weir
k. Lebar Pintu : 2 x 1,00 m
l. Lebar Pilar : 1 x 0,80 m dan 1 x 1,00 m
m. Dimensi Pintu : 1,00 m (lebar) x 2,25 m (tinggi)

n. Elevasi Dasar Pintu : El. + 92,25 m


o. Kemiringan Udik : Tegak
p. Kemiringan Hilir : 1:1
q. Jari-jari Kelengkungan Hilir : 1,00 m
r. Debit Inflow (Q 1000th) : 114, 10 m3/s
s. Elevasi Muka Air Banjir Qpms : El + 90,40 m
t. Debit Outflow (Q 1000th) : 91,40 m3/s
u. Diameter Pondasi Sumuran : 100 cm
v. Kedalaman Pondasi : 5 meter
w. Jumlah Pondasi : 137 titik
3. Saluran Muka :
a. Elevasi Dasar : El. + 88,00 m
b. Tinggi Ambang, Pelimpah : 9,50 m (terhadap saluran muka)
c. Tinggi Ambang, Pelimpah : 7,50 m (terhadap lantai dasar weir)
4. Peredam Energi :
a. Tipe Peredam Energi : Tipe Lantai Dasar
b. Elevasi Lantai : El + 84,00 m
c. Lebar Lantai : 15,00 m
d. Panjang Lantai : 10,00 m
e. Elavasi Ambang : El + 84,60 m
f. Tinggi Ambang : 0,60 m
g. Debit Outflow (Q100th) : 59,10 m3/s
5. Jalan :
a. Jalan Inpeksi yang dipaving : 1.800 m
6. Peredam Energi :
a. Rumah Jaga/Operator Pintu
b. Situ Center
c. Monumen Bendungan Gintung, dari Beton dan Baja Stainless Steel

Situ Gintung
20 May 2015 07:00 am| 215 Pengunjung

Situ adalah danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan atau pembendungan
sungai yang bertujuan untuk menyimpan air. Waduk dapat di bangun di lembah sungai
pada saat pembangunan sebuah bendungan atau penggalian tanah atau teknik konstruksi
konvensional seperti pembuatan tembok atau menuang beton. Istilah 'reservoir' dapat juga
di gunakan untuk menjelaskan penyimpanan air di dalam tanah seperti sumber air di bawah
sumur minyak atau sumur air.
Istilah danau juga di gunakan untuk menggambarkan fenomena seperti Danau Eyre, di
mana danau ini kering di banyak waktu dan hanya terisi pada saat musim hujan. Banyak
danau adalah buatan dan sengaja di bangun untuk penyediaan tenaga listrik - hidro,
rekreasi (berenang, selancar angin, dan lain - lain), persediaan air, dan lain - lain.
Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan :
1.
Danau tektonik yaitu danau yang terbentuk akibat penurunan muka bumi karena
pergeseran / patahan
2.

Danau vulkanik
gunung berapi

3.

Danau tektovulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat percampuran aktivitas


tektonismedan vulkanisme

4.

Danau bendungan alami yaitu danau yang terbentuk akibat lembah sungai
terbendung oleh aliran lava saat erupsi terjadi

5.
6.

yaitu

danau

yang

terbentuk

akibat

aktivitas vulkanisme /

Danau karst yaitu danau yang terbentuk akibat pelarutan tanah kapur
Danau glasial yaitu danau yang terbentuk akibat mencairnya es / keringnya daerah
es yang kemudian terisi air

7.

Danau buatan yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas manusia

Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup
luas, yang dapat terjadi karena mencairnya glatser, aliran sungai, atau karena adanya mata
air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, olahraga, dan lain lain.
Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang di genangi oleh air bisa tawar atau
pun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan.
Kebanyakan danau adalah air tawar dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada
ketinggian yang lebih atas.
Situ Gintung adalah danau kecil buatan yang terletak di Kecamatan Ciputat, Kota
Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Lokasi danau ini berada di sebelah barat daya kota
Jakarta. Danau seluas dua puluh satu koma empat (21,4) ha (2008) Situ Gintung ini telah
berubah fungsi, di manfaatkan sebagai tempat wisata taman.
Awal pembentukan situ (danau) ini adalah sebagai waduk yang berfungsi sebagai tempat
penampungan air hujan dan untuk perairan ladang pertanian di sekitarnya, di gunakan
untuk menyediakan pakan air baku instalasi pengolahan air yang mengirim air minum
melalui pipa - pipa air. Waduk tidak hanya menahan air sampai tingkat yang di butuhkan,
waduk juga dapat menjadi bagian pertama dalam proses pengolahan air. Waktu ketika air
ditahan sebelum dikeluarkan dikenal sebagai waktu retensi.
Sejarah Situ Gintung

Situ Gintung dibuat antara


tahun 1932 - 1933 dengan luas awal tiga puluh satu (31) ha. Kapasitas penyimpanannya
mencapai dua koma satu (2,1) juta meter kubik. Situ ini adalah bagian dari Daerah
Aliran Sungai (DAS) Cisadane, merupakan salah satu sungai utama di Propinsi Banten dan
Jawa Barat yang sumber airnya berasal dari Gunung Salak dan Gunung Pangrango di
Kabupaten Bogor, sebelah selatan Kabupaten Tangerang yang mengalir ke Laut
Jawa panjang sungai ini sekitar delapan puluh (80) km dan bendungan aliran Kali
Pesanggrahan. Di tengah - tengah situ terdapat sebuah pulau kecil yang menyambung
sampai ke tepi daratan seluas kurang lebih satu koma lima (1,5) ha yang bernama
Pulau Situ Gintung beserta hutan tanaman yang berada sekitarnya.
Situ Gintung Semenjak tahun 1970 - an kawasan pulau dan salah satu tepi Situ Gintung di
manfaatkan sebagai tempat wisata alam dan perairan dimana terdapat restoran, kolam
renang, dan outbond. Situ Gintung yang telah berubah fungsi, dimanfaatkan sebagai

tempat wisata taman, menjadi Taman wisata pulau Situ Gintung dengan Suasana
Pegunungan di Tengah Kota. Taman wisata Pulau Situ Gintung merupakan obyek wisata
di Provinsi Banten yang berdekatan dengan Provinsi DKI Jakarta, tepatnya beralamat di JL.
Kertamukti, Pisangan Raya No. 20, Desa Cirendeu-Ciputat Timur, Tanggerang Selatan.
Letaknya tidak jauh dari pusat kota, di lingkungan asri dengan udara segar serasa anda
sedang berada di daerah pegunungan dengan pemandangan danau yang indah
mempesona.

Situ Gintung mengalami bencana


Pada tanggal 27 Maret 2009 dini hari, di wilayah Situ Gintung mengalami hujan deras yang
menyebabkan pihak keamanan memberikan peringatan bahaya banjir sekitar pukul 02.00.
Namun, bencana tidak terelakkan, waktu berjalan begitu cepat sehingga sebagian warga
sekitar Situ Gintung tidak sempat menyelamatkan diri dan barang-barang mereka,
Kapasitas tampung danau tersebut memang sekitar dua koma satu juta meter kubik, tetapi
hujan deras yang terjadi Kamis sore maret 2009 pukul 16.00 - 20.00 menyebabkan danau
tak mampu menampung air. Menurut Kepala Balai Besar Wilayah Ciliwung - Cisadane Ir.
Pitoyo Subandrio, sekitar satu (1) juta meter kubik air terpaksa mengalir melalui bibir
tanggul dan pelan-pelan mengikis tanggul.
Gerusan air yang terus - menerus ditambah dengan rapuhnya tanggul yang dibangun pada
zaman Belanda itu menyebabkan tanggul perlahan - lahan longsor di bagian bawah
sehingga tanggul makin tak kuat. Akhirnya, sekitar pukul 02.00, tanggul jebol dan
menggelontorkan jutaan kubik air.
Hingga terjadi kebobolan tanggul selebar 30 m dengan ketinggian 6 m pada sekitar pukul
04.00 WIB dan sekitar dua koma satu (2,1) juta meter kubik air melanda pemukiman dan
membanjiri pemukiman yang terletak di bawah tanggul.
Akibatnya, puluhan jiwa melayang, ratusan rumah warga hanyut, dan ribuan rumah lainnya
di kawasan Ciputat dan Bintaro Kota Tangerang Selatan tergenang banjir.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla mengunjungi tempat bencana pada
siang hari dan berjanji akan secepat mungkin melakukan renovasi. Bencana ini juga
membuat Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Fauzi Bowo, memerintahkan pemeriksaan
ulang semua bangunan pengatur air di wilayah DKI Jakarta.
Pemerintah akan segera memutuskan perbaikan permanen Situ Gintung sambil menangani
kondisi daruratnya.
Situ Gintung memiliki potensi sebagai serapan air bagi warga sekitar dan sebagai sumber
pendapatan bagi masyarakat dan pemerintah daerah Tangerang Selatan, namun lokasinya
yang tidak strategis yaitu dikelilingi oleh bangunan-bangunan dan letaknya lebih tinggi dari

perumahan warga, serta tidak memiliki saluran pintu keluar air baik dan bangunan tanggul
sudah tua, maka hal ini yang menyebabkan tanggul Situ Gintung jebol.
Selain itu masih terdapat ancaman setelah tanggul Situ Gintung jebol yaitu, hilangnya
sumber resapan air warga sekitar situ dan hilangnya sumber mata pencaharian warga
sekitar yang menjadi penganguran.
Pengelolaan dan Pemanfaatan Situ Gintung dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai
Ciliwung Cisadane (BBWSCC), dan dikelola langsung oleh pengusaha sekitar Situ Gintung
yang dimanfaatkan sebagai tempat wisata dengan tidak merubah fungsi Situ.
Setelah terjadinya bencana, bantaran Situ Gintung dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar
sebagai lahan perkebunan sementara seperti perkebunan singkong, timun suri, dan jagung.
Namun masyarakat berharap Situ Gintung dapat segera kembali ke fungsi awal.
Rencana Kebijakan Pemerintah daerah melalui BBWSCC merencanakan akan
membangun kembali tanggul Situ Gintung dan dilaksanakan pada bulan Oktober 2009
hingga Januari 2010.
Hal ini disampaikan oleh Penjabat Sementara (PJS) Walikota Tangerang Selatan (Tangsel)
saat itu , HM Shaleh MT. rencana pembangunan kembali tanggul Situ Gintung yang jebol
tersebut ditetapkan pada awal Desember setelah ia mengadakan pertemuan dengan
beberapa pejabat dan anggota masyarakat yang terkait.
Pertemuan tersebut, diadakan di Internasional Sport Club of Indonesia (ISCI) Ciputat Timur,
Rabu (18/11) malam. Beberapa pejabat terkait yang turut hadir yakni, Kepala Balai Besar
Waduk Sungai Ciliwung Cisadane (B2WSC2), Pitoyo Subandriyo, perwakilan Menteri
Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, Iwan Nursiwan selaku Direktur Jenderal Sumber Daya
Air serta beberapa pejabat pemerintah pusat lainnya. Perwakilan dari pihak masyarakat
peduli Situ Gintung (MPSG) juga turut hadir pada pertemuan ini,.

Penetapan kembali pembangunan tanggul Situ


Gintung pada bulan Desember disampaikan oleh Ir. Iwan Nursiwan selaku Dirjen Sumber
Daya Air. Seperti yang disampaikan oleh Ir. Irwan, Kementerian Pekerjaan Umum
memutuskan akan memulai proyek perbaikan pada awal Desember 2009, keputusan ini
ditetapkan setelah proyek pembangunan tanggul tersebut mengalami berbagai proses
penelitian maupun pelelangan, .
Menanggapi pertanyaan mengenai berapa besar dana yang dibutuhkan dalam proyek
perbaikan tanggul tersebut, Ir. Shaleh, MT menjawab dengan mengutip pernyataan Kepala
B2WSC2 Departemen PU, Ir. Pitoyo Subandriyo. Menurut Pak Pitoyo, Dinas PU
setidaknya membutuhkan dana sekitar Rp 97 miliar untuk membangun tanggul tersebut.
Dan pembangunan akan segera dilaksanakan setelah proses pengadaan barang/jasa.
Ir. Shaleh menambahkan, bahwa anggaran pembangunan tanggul ini pun, yang
dialokasikan dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) sudah disetujui oleh
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. Jadi tinggal menunggu desain engineering detail
(DED) bagi pembangunan tanggul tersebut telah selesai dibuat. Setelah DED tersebut
rampung, proyek pembangunan tinggal dilaksanakan demikian sesuai dengan penuturan
Pjs. Walikota Tangerang Selatan.

Dana sebesar kurang lebih Rp 91 miliar ini, sudah termasuk dalam pembebasan tanah milik
masyarakat untuk lahan pintu tanggul Situ Gintung seluas 26 m. Lahan seluas 26 meter
persegi yang akan dibebaskan ini nantinya akan dibuat sebagai daerah aliran air Situ
Gintung yang ke Sungai Pesanggrahan, berikut jogging track dan juga lahan hijaunya.
Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Cidurian-Cisadane saat itu
(Joko Suryanto, ME) menjelaskan, waduk Gintung yang memiliki kapasitas tampung sekitar
2 juta meter kubik, sudah tidak bisa menampung curahan air hujan yang intensitasnya
akhir-akhir ini cukup tinggi. Apalagi, waduk ini juga berfungsi sebagai drainase dari seluruh
wilayah Ciputat .Pemerintah, diakuinya tidak dapat berbuat banyak, karena bendungan dari
waduk ini yang dibangun Pemerintah Belanda tahun 1930, justru berada di atas
permukiman warga., total bangunan yang rusak akibat luapan air Situ Gintung mencapai
250 bangunan, meliputi rumah penduduk, serta fasilitas umum seperti masjid.
Terhitung tahun 2011 Situ Gintung berubah nama menjadi Bendungan Gintung (sesuai
dengan PP No. 37 Tentang Bendungan Tahun 2010).
Dan sekarang Situ Gintung sudah kembali seperti fungsinya semula setelah dibangun
kembali oleh Kementerian Pekerjaan Umum RI, Kita bersama yang wajib ikut serta
menjaganya.

Anda mungkin juga menyukai