Oleh:
Ari Wibowo, M.Sc., Apt.
M. Hatta Prabowo, M.Si., Apt.
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Penulis
Editor
FM-UII-AA-FKA-07/R0
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil'alamin, segala puji hanya untuk Allah SWT semata yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyusun
HANDOUT PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR edisi perdana (revisi ke-3) yang telah
mengalami perbaikan penulisan cara kerja pada beberapa materi praktikum serta
penambahan pertanyaan untuk mengetahui capaian pembelajaran praktikum sekaligus
sebagai pelengkap laporan praktikum.
Buku ini disusun untuk membantu mahasiswa di dalam melakukan percobaanpercobaan yang berkaitan dengan teori dan pengetahuan tentang Kimia Dasar pada bidang
ilmu Farmasi. Praktikum ini menitikberatkan pada pengenalan terhadap teknik dasar
laboratorium, reaksi kimia dan stoikhiometri, asam-basa dan buffer, sifat koligatif larutan,
dan reaksi redoks.
Informasi yang termuat dalam handout praktkum ini masih sangat minim,
mahasiswa disarankan untuk membaca beberapa pustaka yang telah direkomendasikan
dalam daftar pustaka. Kami berharap adanya kritik dan saran guna perbaikan buku ini
sehingga lebih lengkap dan sempurna. Akhirnya kami sampaikan selamat bekerja, dan
berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada
pembaca umumnya dan mahasiswa peserta praktikum khususnya.
Tim Penyusun
ii
FM-UII-AA-FKA-07/R0
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM ........................................................................................ iv
Asistensi dan Kontrak Belajar ................................................................................ ...... 1
Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia .................................................................... 6
PERCOBAAN 1 Keterampilan Teknik Dasar Laboratorium ......................................... 11
PERCOBAAN 2 Reaksi Kimia dan Stoikiometri ........................................................... 20
PERCOBAAN 3 Asam, Basa, Buffer dan pH ............................................................... 30
PERCOBAAN 4 Sifat Kolegatif Larutan ....................................................................... 40
PERCOBAAN 5 Reaksi Redoks .................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 57
LAMPIRAN ........................................................................................................... ....... 58
iii
FM-UII-AA-FKA-07/R0
iv
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Fakultas
: MIPA
Pertemuan Ke
:1
Prodi
: Farmasi
Handout Ke
:1
Nama MK
Jumlah Halaman
:5
Kode MK
: 61322104
Mulai Berlaku
: September 2015
Deskripsi Matakuliah
Mata kuliah Praktikum Kimia Farmasi Dasar adalah salah satu Mata Kuliah wajib yang
diberikan pada semester I dengan bobot 1 SKS, ditempuh bersamaan dengan mengambil mata
kuliah Kimia Farmasi Dasar. Adapun standar kompetensi mata kuliah ini adalah lulusan Farmasi UII
mengetahui standar keselamatan kerja di laboratorium kimia; mampu mengaplikasikan teori kimia
dasar dalam bentuk percobaan dan mengetahui kegunaannya dalam bidang sains dan farmasi. Oleh
karena itu, mata kuliah ini mengajarkan tentang keselamatan kerja di laboratorium kimia; percobaan
teknik dasar laboratorium; reaksi kimia dan stoikiometri; sifat asam-basa, pH dan buffer; reaksi
reduksi dan oksidasi; sifat kolegatif larutan; ikatan dan struktur molekul. Mata kuliah Praktikum Kimia
Farmasi Dasar memiliki kedudukan untuk mendukung misi Program Studi S1 Farmasi, yaitu mampu
menghasilkan lulusan yang berkualitas dalam pelayanan kefarmasian, mampu berkompetisi di pasar
global, dan mampu mengimplementasikan Good Laboratory Practice (GLP) dalam dunia kerja.
Peta Konsep
Peta konsep dibuat agar memudahkan mahasiswa untuk memahami keterkaitan materi
yang akan dipraktikumkan. Peta konsep matakuliah Praktikum Kimia Farmasi Dasar disusun
sebagai berikut:
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 1 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Praktikum basah
Prak. KFD
Praktikum kering
Reaksi reduksi
oksidasi
Sifat Kolegatif
Larutan
Keselamatan kerja di
laboratorium
2.
3.
Mahasiswa dapat menuliskan dan menyetarakan persamaan reaksi kimia sederhana dengan
benar.
4.
Mahasiswa dapat menghitung persen hasil (percent yield) secara stoikiometri dengan benar.
5.
Mahasiswa dapat menghitung dan memahami hubungan antara nilai pH dengan konsentrasi
asam dan basa dengan benar.
6.
Mahasiswa dapat membuat dan memahami fungsi larutan buffer dengan benar.
7.
8.
9.
Mahasiswa dapat menggambar struktur kimia dengan program chemical drawing software
dengan baik.
10. Mahasiswa dapat mengolah data hasil analisis kimia dengan komputer dengan benar.
11. Mahasiswa menyebutkan manfaat/ hubungan percobaan yang dilakukan dengan bidang
farmasi/ sains dengan benar.
12. Mahasiswa menunjukkan implementasi nilai-nilai islami selama proses praktikum dengan baik.
13. Mahasiswa memiliki kemampuan organisasi dan mampu membangun hubungan interpersonal
dengan anggota kelompok praktikum dengan baik.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 2 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Topik Bahasan
No.
1
Pertemuan
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Asam-basa, pH, dan buffer: Hubungan nilai pH dengan konsentrasi asam dan
basa, Perbedaan sifat asam-basa, penggunaan indikator dan pH meter,
Pembuatan larutan buffer dan fungsinya.
Kelima
Reaksi reduksi dan oksidasi: Logam sebagai agen pereduksi, Halogen sebagai
agen pengoksidasi, menulis setengah reaksi dan menyetarakan reaksi redoks.
Keenam
Sifat Koligatif Larutan: Penentuan titik beku larutan, Penentuan berat molekul
berdasarkan titik bekunya.
Pengolahan data analisis dengan komputer: mean, standar deviasi, koefisien
variansi, regresi linier.
Ketujuh
kedelapan
Pelaksanaan Praktikum
Praktikum Kimia Farmasi Dasar akan dilaksanakan dalam 8 (delapan) kali pertemuan, yang
terdiri dari pertemuan pertama berupa asistensi, kontrak belajar, dan workshop safety laboratory;
pertemuan kedua s/d ketujuh berupa praktik di laboratorium; pertemuan kedelapan berupa responsi
praktik dan tertulis.
Asistensi, kontrak belajar dan workshop safety laboratory bersifat wajib diikuti seluruh
praktikan (yang baru mengambil maupun yang mengulang) dan menjadi prasyarat mengikuti
rangkaian praktikum ini.
Pelaksanaan praktik di laboratorium untuk beberapa topik bahasan akan dipecah menjadi 2
(dua) gelombang (1 kelas dipecah menjadi 2 gelombang). Jadwal pelaksanaan dan materi praktikum
selengkapnya akan disampaikan melalui klasiber dan ditempel di papan pengumuman Laboratorium
Kimia Farmasi.
Sebelum praktikum, praktikan diminta membuat laporan awal dan mengikuti pre-test
sebagai prasyarat mengikuti praktik di laboratorium, kecuali materi menggambar struktur (meteri
terakhir).
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 3 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
d. Prosedur kerja.
Pre-test dilaksanakan pada hari praktikum dengan menyerahkan laporan awal sebagai syarat
mengikuti pre-test. Nilai minimal pre-test adalah 60 (enam puluh) dengan skala penilaian 0-100.
Berikut adalah materi pertanyaan yang akan ditanyakan saat pre-test:
Pengolahan data,
d. Jawaban pertanyaan,
e. Referensi
Laporan akhir dikumpulkan pada akhir praktikum. Laporan praktikum ditulis pada kertas HVS ukuran
A4 yang telah diberi kover. Laporan yang telah dikoreksi akan dibagikan sebelum responsi. Laporan
praktikum menjadi pra-syarat praktikum selanjutnya.
Ujian praktikum akan dilaksanakan dalam 2 (dua) bentuk, yaitu berupa praktik dan tertulis.
Materi ujian praktik akan menitikberatkan pada kemampuan teknik dasar laboratorium masingmasing praktikan, sedangkan materi ujian tertulis berupa seluruh materi yang telah dipraktikumkan.
Adapun syarat mengikuti ujian yaitu:
a. kehadiran praktikum 100%.
b. komponen nilai lengkap (pre-test, praktik, dan laporan).
c.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 4 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Sistem penilaian menggunakan PAP (Penilaian Acuan Patokan) yang telah ditetapkan oleh
FMIPA UII dengan komposisi sebagai berikut :
Bentuk Penilaian
Komponen Penilaian
Pretest
Praktik
Laporan
Responsi praktik
Kebenaran jawaban
Safety lab, Skill lab, kerja tim, keaktifan praktikan saat diskusi
Sistematika dan isi laporan
Teknik lab, pemilihan dan penggunaan alat, safety lab dan
kebersihan.
Kebenaran jawaban
TOTAL
Responsi tulis
Proporsi
Penilaian
15 %
25 %
15 %
25 %
20 %
100 %
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 5 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Fakultas
: MIPA
Pertemuan Ke
:1
Prodi
: Farmasi
Handout Ke
:2
Nama MK
Jumlah Halaman
:5
Kode MK
: 61322104
Mulai Berlaku
: September 2015
PERHATIAN:
Petunjuk keselamatan bekerja di laboratorium ini hanya sekedar petunjuk awal saja yang
disusun berdasarkan pengetahuan terbaik dari penyusun. Buku petunjuk keselamatan ini
merupakan standar minimal untuk bekerja di dalam laboratorium. Mengikuti petunjuk keselamatan
ini tidak memberikan garansi kepada setiap individu yang bekerja di laboratorium untuk tidak
terluka/mengalami kecelakaan selama melakukan percobaan, tetapi petunjuk keselamatan ini harus
dibaca dan ditaati oleh setiap individu yang bekerja di laboratorium untuk meminimalkan resiko
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama melakukan percobaan. Mahasiswa akan diminta
untuk meninggalkan laboratorium meskipun percobaan/praktikum belum selesai dilakukan
apabila tidak menaati peraturan yang telah ditetapkan. Secara alami laboratorium kimia yang
kompleks memiliki berbagai potensial problem yang dapat terjadi yang tidak dapat diantisipasi
sebelumnya, sehingga buku petunjuk ini mungkin belum mencakup segala hal yang mungkin dapat
terjadi selama bekerja di laboratorium, dan pengarang tidak bertanggung jawab terhadap segala hal
yang mungkin dapat terjadi.
Bahan Diskusi
Penggunaan bahan-bahan kimia di laboratorium mempersyaratkan beberapa tingkatan
pengetahuan dan komitmen personal. Peraturan Pemerintah menghajatkan laboratorium
pendidikan, sebagaimana industri, untuk membangun dan mengelola kondisi keselamatan
laboratorium. Secara khusus, asisten laboratorium bertanggungjawab untuk menciptakan kondisi
yang aman, termasuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai keadaan-keadaan yang
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 6 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
membahayakan. Kemudian mahasiswa bertanggung jawab untuk mengikuti panduan dan peraturan
laboratorium yang telah ditetapkan.
Pengelolaan
pendidikan
keselamatan
laboratorium
memerlukan
training
asisten
laboratorium yang diperbaharui setiap setahun sekali. Pengelola institusi pendidikan harus
memenuhi kebutuhan akan training, biasanya melalui pengadaan petugas keamanan lingkungan.
Asisten kimia bertanggung jawab untuk menyampaikan hukum dan panduan keselamatan kepada
para mahasiswa. Hirarki akuntabilitas tersusun sebagai bagian dari Standar Komunikasi Bahaya
yang mensyaratkan secara hukum: 1) training keselamatan karyawan, 2) evaluasi bahan kimia
berbahaya, 3) lembar data material yang aman untuk semua bahan-bahan kimia, dan 4) labelisasi
bahan-bahan kimia.
Kerjasama dan kerelaan penuh dari setiap mahasiswa yang bekerja di laboratorium penting
demi keselamatan lingkungan di laboratorium kimia. Ketika mahasiswa benar-benar memahami
akan bahaya, panduan dan peraturan dari laboratorium, mereka harus menyepakati, dalam bentuk
tertulis (hitam di atas putih), untuk mematuhinya. Berikut ini daftar peraturan dan panduan dasar.
Panduan Keselamatan
1. Mengetahui bahan kimia yang digunakan dalam percobaan di laboratorium dan bahaya
yang berkaitan dengannya.
2. Melaporkan setiap kecelakaan, sekecil apapun kepada asisten laboratorium.
3. Bacalah label dua kali sebelum menggunakan reagen kimia. Perhatikan konsentrasi dan
nama reagen dengan seksama.
4. Tutup kembali botol bahan kimia segera setelah digunakan untuk menghindari kontaminasi.
5. Jaga area kerja tetap bersih dan rapi.
6. Jaga kebersihan neraca/timbangan dan bebas dari kontaminasi, dan jangan pernah
menimbang bahan-bahan kimia secara langsung diatas panci timbangan.
7. Gunakan penjepit atau pelapis panas ketika memindahkan barang pecah belah dalam
keadaan panas.
8. Beritahu asisten mengenai tumpahan atau kerusakan apapun yang terjadi.
9. Hindari membawa botol-botol yang berisi bahan kimia ke bangku laboratorium-mu.
10. Lepaskan semua perhiasan/pakaian yang mudah lepas atau menjuntai. Ikat rambut yang
panjang.
11. Mengetahui
letak
seluruh
perlengkapan
penyelamat
di
dalam
laboratorium:
Peraturan Keselamatan
1. Dilarang bekerja di laboratorium tanpa pengawasan.
2. Dilarang makan, minum, merokok, atau bahkan mengunyah permen karet di dalam
laboratorium.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 7 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
3. Kenakan selalu
melakukan percobaan.
4. Dilarang mengenakan sandal atau sepatu sandal dengan ujung yang terbuka, dan
high heels selama berada di dalam laboratorium. Larangan mengenakan sandal atau
sepatu sandal selama berada di laboratorium bertujuan untuk melindungi kaki dari
tumpahan ataupun pecahan alat-alat, sedangkan larangan mengenakan high heels adalah
untuk keseimbangan tubuh ketika melakukan percobaan di dalam laboratorium.
5. Dilarang memakai contact lens, karena contact lens dapat menyerap bahan-bahan kimia
dari udara (terutama lensa terbaru yang dapat bernafas), akan mengental dan menyerang
mata, dan membutuhkan operasi untuk dapat melepaskannya.
6. Perhatian bagi yang memutuskan untuk mengenakan aksesoris seperti cincin, gelang,
jam tangan, kalung dan lain-lain, beberapa bahan kimia bersifat mudah menguap dan
terkadang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, dan mungkin akan berefek pada aksesoris
yang anda kenakan. Oleh sebab itu, pertimbangkan terlebih dahulu
sebelum
mengenakannya.
7. Dilarang menggunakan ataupun memutar radio, CD player, handphone, MP3/MP4,
ataupun peralatan lain yang semisalnya selama berada di laboratorium. Musik akan
sangat mengganggu, dan penggunaan headphone dapat menghalangi anda dari penjelasan
dan peringatan-peringatan yang diberikan secara verbal selama berada di laboratorium.
8. Buang pecahan kaca ke dalam wadah khusus.
9. Buang sampah kimia ke dalam tempat yang ditunjuk atau sesuai dengan prosedur.
10. Jangan pernah meninggalkan penyalaan api tanpa pengawasan.
11. Jangan cemarkan bahan uji. Bahan uji yang sudah diambil tidak boleh dikembalikan lagi
ke dalam tempat asal.
12. Jangan menunjukkan ujung tabung reaksi yang terbuka kepada siapapun di dalam
laboratorium.
13. Jangan memindahkan bahan-bahan yang mudah terbakar/mudah menguap dari
tutup/kapnya.
14. Dilarang melakukan eksperimen di dalam laboratorium tanpa ijin.
Bahan-bahan kimia sering diklasifikasikan berdasarkan pada sifat dasar bahaya yang
mungkin timbul. Dalam beberapa kasus, tindakan pencegahan harus diambil sesuai dengan sifat
bahan. Contoh, bahan-bahan yang mudah tebakar harus dijauhkan dari api dan bahan-bahan
perusak (corrosive) jangan sampai mengenai kulit, mata atau pakaian.
Flammables (bahan-bahan yang mudah terbakar): zat yang membakar atau mudah terbakar dan
biasanya sangat dahsyat. Contoh: aseton, karbon monoksida, propana, metanol.
Corrosive (bahan-bahan perusak): zat yang bisa merusak jaringan tubuh makhluk hidup atau
bahan-bahan lain pada tempat kontaminasi. Contoh: asam dan basa, bahan reaksi brom.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 8 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Irritants: zat non-korosif yang menyebabkan radang pada kulit, mata atau sistem pernapasan.
Contoh: amonia, kloorin, ozon.
Poisons (Toxic-racun): zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia, tingkatan racun sangat
bervariasi. Contoh: karbon monooksida, sodium sianida, timah, benzena, pestisida.
Carcinogen: zat yang bisa menyebabkan kanker pada binatang, dan dalam beberapa kasus bisa
mnyebabkan kanker pada manusia. Contoh: benzena, dioksan, asbestos, polychlorinated biphenyl
compounds (PCBs), radon.
Oxidizers (Oksidan): zat yang menyebabkan/mempercepat oksidasi, dan jika bersentuhan dengan
bahan yang mudah terbakar, bisa mnyebabkan kebakaran atau ledakan. Contoh: hidrogen
peroksida, potassium permanganat, asam kromat.
Explosives (bahan peledak): zat yang bila ditempatkan pada suhu yang tinggi atau tiba-tiba terkena
guncangan yang kasar akan menyebabkan tekanan yang besar atau pemanasan yang berpotensi
untuk merusak. Contoh: ammonium nitrate yang dibubuhi bensin, ammonium percklorat,
nitrogliserin, asam pikrat, TNT.
Reaktif terhadap air: zat yang sangat bereaksi terhadap air, menghasilkan api, gas atau ledakan.
Contoh: sodium metal, potassium metal, kalsium metal, boron tribromida.
Radioaktif: elemen-elemen yang mengalami kerusakan nuklir dan memancarkan ion radiasi.
Contoh: Plutonium-234, Radon-222, Uranium-238.
Terpaparnya seseorang dengan zat kimia dapat terjadi dengan bebrapa cara yang berbedabeda. Cara pertama adalah melalui menghirup uap dari zat-zat kimia. Zat yang mempunyai uap
berbahaya harus diletakkan ditempat yang tertutup di lemari asam. Jika zat ini keliru ditempatkan
di luar, bau yang spesifik biasanya merupakan tanda deteksi dari uap yang keluar. Sebaliknya,
beberapa zat yang mengandung uap beracun tidak bisa dideteksi baunya dengan segera. Sakit
kepala dan pusing/mabuk seringkali menjadi tandanya. Karbon monoksida adalah caotoh utama gas
beracun yang tidak bisa dideteksi melalui baunya.
Cara yang kedua adalah melalui kontak kulit. Tumpah adalah hal yang sering terjadi di
laboratorium kimia, seringkali disebabkan karena kecerobohan. Cara pertolongan pertama adalah
dengan membasuh dengan
kemudian memberitahu asisten. Beberapa zat kimia dapat menyebar dan menyebabkan kesehatan
memburuk ketika dibilas dengan air. Resiko dari beberapa zat kimia tersebut harus ditekankan
sebelum prosedur percobaan dilakukan.
Cara-cara lain meliputi ingestion, tusukan pada kulit, kontak mata. Jika hal-hal tersebut
terjadi, asisten harus segera diberitahu. Lembar Data Material Keamanan Material Safety Data
Sheet (MSDS)
MSDS, yang didalamnya terdapat informasi mengenai potensi paparan, kontaminasi dari bahan
kimia harus tersedia di setiap bahan kimia.
Teknik dan Prosedur Laboratorium
1.
Pelajari aturan keselamatan, mengetahui lokasi dan fungsi dari tiap peralatan penyelamat
di laboratorium.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 9 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
2.
3.
Pelajari beberapa teknik laboratorium yang umum digunakan di laboratorium kimia. Lihat
lampiran.
Nama :
NIM
Saya,
mahasiswa
yang
bertanda
tangan
di
bawah
ini,
telah
menerima
pelatihan
Yogyakarta,
20....
(___________________________)
Nama terang
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 10 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Fakultas
: MIPA
Pertemuan Ke
:2
Prodi
: Farmasi
Handout Ke
:1
Nama MK
Jumlah Halaman
:9
Kode MK
: 61322104
Mulai Berlaku
: September 2015
PERCOBAAN 1
Keterampilan Teknik Dasar Laboratorium
Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menggunakan peralatan laboratorium sesuai dengan
fungsinya secara baik.
2. Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik-teknik dasar penggunaan dan penanganan alat
dan bahan di laboratorium kimia dengan baik,
3. Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik dasar laboratorium (menimbang bahan,
membuat larutan, memipet, mengencerkan, dan membaca meniskus) dengan benar.
Bahan Diskusi
Pada percobaan pertama ini Anda akan diminta untuk menentukan massa jenis suatu
larutan dan memperagakan pembutan larutan NaOH dan HCl. Perlu Anda pahami bahwa tujuan
percoban yang sederhana ini adalah Anda diharuskan belajar tentang penggunaan alat alat (gelas)
dasar di laboratorium ini dan beberapa teknik dasar laboratorium yang sederhana. Meskipun alat
dan teknik yang akan Anda praktikkan termasuk aman dan sederhana, penting Anda pahami bahwa
teknik dan alat ini akan Anda temui dan digunakan pada praktikum selanjutnya. Anda diminta
mengamati dan mencatat hal yang penting untuk bekal praktikum selanjutnya.
A. Menimbang
Penimbangan merupakan hal yang sangat penting dipahami oleh mahasiswa dalam
melakukan percobaan di laboratorium, terutama apabila hendak melakukan analisis kuantitatif.
Selain memilih neraca yang tepat dan benar, mahasiswa diharuskan dapat memilih wadah jenis apa
yang digunakan untuk menimbang sampel/ senyawa.
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan neraca:
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 11 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Kapasitas (g)
100 200
30 100
3 50
35
Kepekaan (mg)
0,1
0,01
0,001
0,0001
Berapa mg terkecil bahan boleh ditimbang dengan ke-4 neraca tersebut, dapat dihitung dengan
rumus:
=
= 0,1 %
Keterangan: BMTS = Bobot Minimum (yang boleh di) Timbang Secara Seksama
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 12 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Pada prosedur penyiapan sampel untuk keperluan analisis kuantitatif ada 2 jenis
penimbangan yang harus diperhatikan yaitu penimbangan kurang lebih dan penimbangan seksama.
a. Penimbangan kurang lebih
Penimbangan kurang lebih mempunyai makna sampel yang akan ditimbang kurang lebih
10 % dari yang tertera dalam buku-buku standar. Sebagai contoh: ditimbang kurang lebih
100 mg sampel, maka kita boleh menimbang antara 90 mg sampai 110 mg (berhubungan
dengan bobot yang boleh ditimbang).
b. Penimbangan seksama
Penimbangan harus dilakukan dengan menggunakan alat timbangan yang ketidakpastian
pengukurannya tidak lebih dari 0,1%. ketidakpastian pengukuran adalah kesalahan acak
ditambah kesalahan sistematik (berhubungan dengan pemilihan neraca yang akan
digunakan).
Contoh pada Buku Farmakope Indonesia tertulis prosedur Timbang seksama lebih kurang
10 mg Mebendazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, tambahkan ...... dst . Yang
harus dilakukan adalah memilih neraca yang sesuai agar bisa memenuhi kedua permintaan cara
menimbang pada prosedur tersebut di atas, yaitu:
1. sampel yang ditimbang antara 9 - 11 mg
2. kesalahan tidak lebih dari 0,1 %
Neraca yang dapat dipilih yaitu:
1. berkepekaan 0,01 mg (neraca semimikro) & hasil penimbangan harus 10 mg sampai
11 mg, atau
2. berkepekaan 0,001 mg (neraca mikro) & hasil penimbangan harus 9 mg sampai 11 mg
Mengapa demikian?
Buktikan dengan menggunakan rumus kepekaan neraca di atas!
Teknik Menimbang:
1. Weighing by addition
Wadah
Wadah + zat
Berat zat
D-C
Hal yang harus diperhatikan saat menggunakan teknik direct transfer (Weighing by addition):
a. Letakkan wadah timbang (kaca arloji) kosong pada pan neraca analitik dan dicatat
bobotnya.
b. Gunakan spatula kering yang bersih untuk mengambil sampel dari wadah sampel, letakkan
di atas kaca arloji, lalu dicatat bobotnya.
c.
Bobot sampel yang ditimbang adalah sama dengan bobot total (wadah + zat) dikurangi
bobot wadah (kaca arloji).
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 13 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
d. Keuntungan teknik ini adalah sampel langsung diletakkan pada wadah timbang, pembacaan
bobot sampel sama/ sesuai dengan sejumlah sampel yang ditambah.
e. Kelemahan teknik ini adalah risiko kehilangan sampel karena tercecer di luar wadah timbang
apabila tidak hati-hati.
Perhatian:
Neraca analitik telah dilengkapi dengan menu Zeroing Control, sehingga bobot wadah
timbang tidak perlu dicatat.
Secara umum, teknik ini lebih sering digunakan.
2. Weighing by difference
Wadah + zat
Wadah + sisa
Berat zat
A-B
Gunakan spatula kering yang bersih untuk mengambil sejumlah sampel dari wadah sampel,
lalu dicatat bobot wadah yang masih berisi (sisa) sampel. Sampel yang diambil langsung
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer tertutup.
d. Perbedaan atau selisih hasil penimbangan pertama dan kedua menunjukkan bobot sampel
yang diambil.
e. Teknik ini cocok digunakan untuk penimbangan sampel yang higroskopis atau melindungi
sampel dari udara sekitar.
f.
Kelemahan teknik ini adalah dibutuhkan beberapa kali pengambilan sampel untuk
memperoleh bobot yang diinginkan, risiko terlalu banyak sampel yang diambil.
Perhatian:
Penambahan dan pengurangan sampel dari wadah harus dilakukan di luar neraca analitik.
B. Membuat Larutan
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih
sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut pelarut. Pada
praktikum ini kita akan lebih banyak mengenal istilah larutan berair, yaitu zat terlarut awalnya
adalah zat cair atau zat padat dan pelarutnya adalah air.
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat di dalam sejumlah tertentu
pelarut atau larutan. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan berbagai cara, yang umum
digunakan antara lain molaritas (M), persen kadar (% b/v; v/v; v/b; b/b), part per million (ppm, 1
bagian zat terlarut dalam 1.000.000 bagian larutan), dan part per billion (ppb, 1 bagian zat terlarut
dalam 1.000.000.000 bagian larutan).
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 14 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Salah satu satuan konsentrasi yang paling umum dalam kimia adalah molaritas, yaitu jumlah
mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
= =
()
Larutan pekat sering disimpan di laboratorium dalam ruang penyimpanan stok bahan kimia.
Seringkali kita mengencerkan larutan stok ini sebelum bekerja dengan larutan tersebut. Prosedur
untuk penyiapan larutan yang kurang pekat dari larutan yang lebih pekat disebut pengenceran.
Pengenceran suatu larutan tidak mengubah jumlah total partikel zat terlarut, hanya mengubah nilai
molaritas larutan tersebut. Dengan demikian, dalam proses pengenceran tidak terjadi perubahan
jumlah mol zat terlarut dalam larutan.
=
=
=
atau
=
Pada praktik pengenceran, umumnya yang dihitung adalah volume yang diambil dari larutan pekat
(Vpekat atau Vawal) atau volume yang dibutuhkan untuk memperoleh larutan yang lebih encer.
Ingatlah:
1 L = 1.000 mL.
1 ppm = 1 g/ 1.000.000 mL = 1 mg/ 1.000 mL = 1 g/ mL
1 ppb = 1 g/ 1.000.000.000 mL = 1 mg/ 1.000.000 mL = 1 g/1.000 mL = 1 ng/ Mo
1% (b/v) = 1 g/100 mL
1% (b/b) = 1 g/100 g
Informasi pada handout ini masih minim, Anda diminta membaca buku referensi di akhir
handout ini agar lebih mengenal dan memahami teknik penggunaan alat laboratorium
kimia.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 15 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Larutan X
Labu ukur
Neraca analitik
Pipet volume
Gelas ukur
Pipet ukur
Gelas beaker
Prosedur Kerja
A. Mengukur volume dan massa larutan X serta menentukan akurasi dan presisi
pengukuran.
Anda akan mengukur volume dan massa larutan X dengan memperagakan 2 teknik yang berbeda,
yaitu menggunakan pipet volume dan gelas ukur.
1. Tuang 100 ml larutan X ke dalam gelas beaker. Pastikan gelas beaker yang digunakan
dalam kondisi bersih dan kering.
2. Siapkan 3 gelas beaker yang lain (juga dalam kondisi bersih dan kering), beri label A, B,
dan C, timbang pada jenis neraca analitik yang tepat. Catat massanya.
3. Digunakan pipet volume:
a. Dipipet 10,0 ml larutan X, dimasukkan ke dalam gelas beaker kosong A yang telah
ditimbang. Timbang gelas beaker dan larutan X di dalamnya.
b. Dipipet 10,0 ml larutan X lagi, dimasukkan ke dalam gelas beker A yang
sebelumnya telah berisi larutan X. Timbang gelas beaker dan larutan X di
dalamnya.
c.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 16 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Hasil Pengamatan
Gelas ukur
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Rata-rata simpangan
Pipet volume
6. Apabila diketahui densitas air adalah 1,0 g/ml, massa 10,0 mL larutan X adalah . . .
=
7. Hitunglah simpangan relatif antara nilai teoritis (hasil perhitungan di nomor 6) dengan nilai
hasil percobaan massa larutan X untuk masing-masing pengukuran menggunakan pipet
volume dan gelas ukur (hasil perhitungan di nomor 1-h)!
( ) =
( ) =
100
100
B. Mengencerkan larutan
Hitunglah berapa banyak larutan NaOH 1,0 M yang dibutuhkan untuk membuat 25 mL NaOH
0,5 M. Gunakan rumus pengenceran di atas. Setelah menghitung jumlah NaOH yang dibutuhkan,
asisten Anda akan memperagakan teknik pengenceran. Anda diminta menirukannya!
Versi: 1
()
1000 ()
()
(
)
Revisi: 3
Hal 17 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
b. Masukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan bilas gelas arloji dengan akuades yang telah
dididihkan dalam keadaan dingin.
c.
d. Tambahkan akuades bebas CO2 ke dalam hingga labu ukur 100 mL hingga tanda batas dan
kocok hingga homogen.
e. Simpan dalam tempat tertutup.
=
=
=
100
100 1000
() =
()
()
() =
()
()
Pertanyaan
1. Dibandingkan pengukuran menggunakan pipet ukur dan gelas ukur, manakah hasil
pengukuran yang lebih presisi? Jelaskan jawaban Anda!
2. Dibandingkan pengukuran menggunakan pipet ukur dan gelas ukur, manakah hasil
pengukuran yang lebih akurat? Jelaskan jawaban Anda!
3. Hitunglah molaritas larutan yang mengandung 21,0 g NaCl dalam 200 mL larutan!
4. Berapa mili liter larutan 0,420 M NaCl yang harus diambil sehingga mengandung 1,5 g
NaCl?
5. Bagaimana cara anda menyiapkan 250 mL larutan 0,500 M NaOH dari larutan 6,00 M
NaOH?
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 18 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Referensi:
Bleil, R.E., 2005, General Chemistry Laboratory Manual, Dakota State University.
Coyne G.S., 2006, The Laboratory Companion: A Practical Guide to Materials, Equipment, and
Technique, Revised Ed., A John Wiley & Sons Inc Publication, New Jersey.
Martono, S., 2010, Bahan Kuliah Analisis Farmasi: Menimbang, UGM, Yogyakarta.
Murov, S., Stedjee, B., 2004, Experiments and Exercises in Basic Chemistry, 6th edition, Wiley, New
York.
Worksheet by Dr. Susan B. Piepho, Professor of Chemistry, Sweet Briar College, Sweet Briar, VA
24595. The text references are currently being updated to Chemistry, Eighth Edition, by
Raymond Chang (WCB/McGraw-Hill, Boston, MA 2005); until this process is complete,
some worksheets will have references to the Sixth Edition.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 19 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Fakultas
: MIPA
Pertemuan Ke
:3
Prodi
: Farmasi
Handout Ke
:1
Nama MK
Jumlah Halaman
: 10
Kode MK
: 61322104
Mulai Berlaku
: September 2015
PERCOBAAN
Reaksi Kimia dan Stoikiometri
Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengamati dan menuliskan reaksi di laboratorium dan menggambarkan
kesimpulan dari pengamatan reaksi tersebut dengan benar.
2. Mahasiswa mampu menuliskan dan menyetarakan persamaan reaksi kimia sederhana
dengan benar.
3. Mahasiswa mampu menghitung persen hasil (percent yield) secara stoikiometri dengan
benar.
Pretest
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keseimbangan persamaan kimia!
2. Ketika Anda mencampur dua bahan kimia, bagaimana Anda menentukan apakah suatu
reaksi kimia telah terjadi?
3. Apa yang dimaksud dengan lapisan endapan/precipitate?
4. Apa yang dimaksud dengan indikator?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan stoikiometri!
Bahan Diskusi
Hukum perbandingan tetap (law of definite proportion) oleh Joseph Proust (Hukum Proust)
Koefisien pereaksi.
Pereaksi pembatas
Reaksi Kimia
Kita hidup di dunia, tempat reaksi kimia secara terus-menerus terjadi di sekitar dan di antara
kita. Keberadaan hidup itu sendiri tergantung pada beragam reaksi kimia, seperti fotosintesis
(produksi karbohidrat pada tumbuhan) dan respirasi (pembakaran karbohidrat oleh hewan untuk
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 20 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
menghasilkan energi). Kita menggunakan reaksi kimia untuk kepentingan konsumsi, seperti karet
sintesis, obat-obatan, kosmetik, plastik, makanan tertentu, bahan makanan tambahan, detergent,
pupuk, dan banyak lagi. Banyak dari reaksi kimia ini merupakan reaksi kimia kompleks. Beberapa
contoh reaksi kimia sederhana yang umum dikenal adalah pembakaran bahan bakar, pengkaratan
besi, dan penodaan perak.
Reaksi kimia adalah suatu proses yang terjadi selama perubahan kimia. Salah satu contoh
perubahan kimia adalah perubahan susunan/komposisi zat. Selama berlangsungnya reaksi kimia,
bahan awal (reaktan) bergabung menghasilkan produk dengan komposisi yang berbeda dari
reaktan. Dan juga, sifat fisika dari hasil reaksi kimia (produk) biasanya cukup berbeda dari
reaktannya.
Reaksi kimia dapat digambarkan dengan persamaan kimia, yaitu reaktan ditulis di sebelah
kiri, dan hasilnya ditunjukkan di sebelah kanan. Sebuah panah mengindikasikan arah dari reaksi.
Sebagai contoh, reaksi antara unsur sodium (Na) dan klorin (Cl 2). Unsur-unsur ini adalah reaktan,
dan hasil reaksi ini adalah sodium klorida (NaCl). Persamaannya dapat dituliskan:
+ ( )
Persamaan ini tidak seimbang karena terdapat dua atom klorin pada bagian kiri dan hanya
satu atom pada bagian kanan. Hukum perubahan zat menyatakan bahwa zat tidak dapat diciptakan
atau dihancurkan dalam reaksi kimia. Jadi reaksi kimia itu harus seimbang; itulah sebabnya, jumlah
atom setiap unsur pada bagian kiri dan bagian kanan panah harus sama.
Ketika menyeimbangkan persamaan, adalah penting untuk tidak mengubah formula/rumus
dari reaktan dan hasil. Sebaliknya, mengubah jumlah satuan formula diperlukan pada persamaan.
Pada persamaan diatas, 2 satuan formula NaCl dapat menyediakan dua atom klorin yang
dibutuhkan dalam hasil:
+ ( )
Bagaimanapun, sekarang terdapat dua atom sodium disebelah kanan, jadi seharusnya juga
terdapat dua atom disebelah kiri. Persamaan yang seimbang adalah:
+
Persamaan kimia terkadang memasukkan penandaan semisal (s) untuk solid/padat, (l)
untuk liquid/cair, (g) untuk gas, dan (aq) untuk aqueous/larutan encer. Ini ditulis langsung setelah
simbol unsur atau senyawa untuk menunjukkan keadaan fisiknya. Sebagai contoh, persamaan di
bawah ini dapat ditulis:
() + () ()
Meski demikian, dalam percobaan ini, dimana perhatian utama adalah belajar untuk menulis dan
menyeimbangkan persamaan, maka simbol-simbol ini dapat diabaikan.
Perubahan kimia biasanya disertai perubahan fisik yang terlihat seperti perubahan warna,
terbentuknya endapan (zat kimia yang tidak larut), perubahan gas, atau perubahan suhu.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 21 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Reaksi di bawah ini merupakan contoh reaksi sintesis. Tipe umum reaksi yang lain adalah
exchange/pergantian, dimana cations dan anions saling bertukar sekutu.
2 NaBr + Pb(NO3)2 2 NaNO3 + PbBr2
Catatan bahwa persamaan ini seimbang dengan mengambil 2 satuan formula setiap NaBr dan
NaNO3. Garis di bawah PbBr2 menunjukkan bahwa ini adalah lapisan endapan. (Cara lain untuk
menunjukkan lapisan endapan adalah dengan tanda panah: PbBr2.).
Bagaimana kita mengetahui jika lapisan endapan yang kita amati terbentuk selama reaksi
di atas adalah PbBr2, bukan NaNO3? Tes sederhana menggunakan contoh NaNO3 dapat
memperlihatkan kalau NaNO3 cukup dapat larut dalam air dan karena itu dapat dieliminasi sebagai
lapisan endapan. Kemungkinan lapisan endapan yang lain hanya PbBr2. Karena diperlukan waktu
yang cukup bagi Anda untuk melakukan keseluruhan tes yang diperlukan untuk mengidentifikasi
lapisan endapan pada percobaan ini, dua hukum umum daya larut diberikan disini untuk
mengarahkan Anda:
1. Senyawa-senyawa yang terdiri dari kation Na+, K+, atau NH4+ merupakan senyawa yang
dapat larut dalam air, jadi tidak bisa membentuk endapan.
2. Senyawa-senyawa yang terdiri dari NO3- sebagai anion dapat larut dalam air dan tidak
dapat menjadi endapan.
Selama bagian A dan B dari percobaan ini, Anda akan mencampur pasangan senyawa
kimia (dalam larutan encer) bersama-sama dalam tabung uji. Pada beberapa kasus suatu reaksi
akan terlihat melalui perubahan penampilan campuran. Pada kasus lainnya tidak akan ada bukti
apapun yang terlihat bahwa suatu reaksi tengah terjadi. Anda harus membuat pengamatan secara
hati-hati pada setiap kasus dan mencatat pengamatan Anda dalam lembar kerja.
Pada bagian C dan D Anda akan menguji zat kimia di dalam larutan dengan indikator methyl
orange dan phenolphthalein. Indikator adalah zat kimia yang berubah warna pada kondisi tertentu.
Indikator yang digunakan pada percobaan akan berubah warna dengan adanya asam (methyl
orange) atau basa (phenolphthalein). Hati-hati mencatat perubahan warna yang terjadi selama
percobaan ini dan coba untuk menyimpulkan karakteristik kimia apa yang ada pada asam dan basa.
Stoikiometri
Kata stoikiometri berasal dari bahasa Yunani stoicheion yang berarti unsur. Stoikiometri
berarti mengukur unsur-unsur, meliputi berbagai macam pengukuran yang lebih luas dan meliputi
perhitungan zat dan campuran kimia. Pada percobaan kali ini, Anda akan melakukan teknik analisis
kuantitatif yang digunakan untuk menentukan jumlah copper (tembaga) dalam sampel. Dengan
menggunakan 2 langkah reaksi, di mana tembaga (II) oksida akan disintesis dari sejumlah tembaga
(II) sulfat pentahidrat. Karena starting material yang digunakan adalah bahan murni, yaitu
CuSO4.5H2O (s), maka validitas dari teknik yang digunakan akan dibandingkan dengan jumlah
tembaga (II) oksida teoritis dengan hasil eksperimen.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 22 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Tembaga (II) sulfat pentahidrat akan larut dalam air dan bereaksi menggunakan reaksi
penggantian ganda dengan natrium hidroksida. Penambahan ion hidroksida pada larutan yang
mengandung ion tembaga (II) akan menghasilkan endapan tembaga (II) hidroksida.
CuSO4 (aq) +
2 NaOH (aq)
Cu (OH)2 (s)
Na2SO4 (aq)
Pemanasan terhadap tembaga (II) hidroksida secara in situ akan menghasilkan dekomposisi
tembaga (II) oksida dan air.
Cu(OH)2 (s)
----------->
CuO (s)
H2O (l)
CuO dapat disaring, dikeringkan, dan ditimbang secara kuantitatif. Reaksi keseluruhan untuk
persamaan di atas adalah:
CuSO4.5H2O (s)
2 NaOH (aq)
CuO (s)
Na2SO4 (aq) +
6 H2O (l)
Anda dapat menghasilkan persamaan seperti di atas jika jumlah berat yang ditimbang dari
CuSO4.5H2O(s) akurat. Dari jumlah tersebut, dapat dihitung jumlah tembaga (II) oksida yang
seharusnya didapat (secara teoritis). Dengan melakukan percobaan, maka didapatkan hasil
percobaan yang akan dibandingkan dengan hasil teoritis. Perbandingan antara hasil percobaan
dengan hasil teoritis (dikalikan dengan 100%) adalah percent yield. Percent yield yang mendekati
100% mengindikasikan bahwa teknik tersebut dapat digunakan untuk analisis kuantitatif penentuan
kadar tembaga dalam sampel.
0,1 M Na2SO4
Beker Glass
Kaca Arloji
0,1 M HCL
Kertas Whatman no 1
0,1 M NaCl
Oven
Timbangan
Aqua Bidestilata
Ringstand
6.0 M NaOH
Larutan phenolphthalein
0,1 M HNO3
0,1 M NaOH
0,1 M Ba(NO3)2
0,1 M KOH
0,1 M BaCl2
Akuades
0,1 M AgNO3
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 23 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Prosedur Kerja
A. Reaksi dengan Perak Nitrat
PERHATIAN: Perak nitrat dapat menyebabkan noda hitam pada kulit Anda jika tersentuh. Namun,
noda ini bersifat sementara.
Dalam tabung uji kecil yang bersih, tambahkan beberapa tetes larutan perak nitrat (AgNO3) ke
dalam 5 tetes larutan yang disebutkan berikut ini. Catat pengamatan Anda di lembar kerja yang
tersedia.
Jika suatu reaksi terlihat akan terjadi (ditandai dengan terbentuknya endapan buram), tulis
kesetimbangan persamaan kimia untuk reaksi tersebut. Hal ini menunjukkan reaksi penukaran
(exchange), antara kation dan anion. Tunjukkan lapisan endapan dengan menggarisbawahi (gunakan
hukum kelarutan senyawa yang diberikan pada pembahasan). Jika tidak terjadi reaksi, tulislah N.R.
(no reaction).
AgNO3
AgNO3
AgNO3
AgNO3
AgNO3
AgNO3
AgNO3
AgNO3
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 24 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Na2SO4
Na2SO4
Na2SO4
Na2SO4
Na2SO4
Na2SO4
Na2SO4
Na2SO4
Larutan
AgNO3
Na2SO4
HCl
.....
.....
Ba(NO3)2
.....
.....
NaOH
.....
.....
NaCl
.....
.....
HNO3
.....
.....
Ba(OH)2
.....
.....
BaCl2
.....
.....
KOH
.....
.....
Ket:
(terjadi reaksi)
-
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 25 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
3. Bandingkan hasil pengamatan anda (pada bagian A & B) dengan prinsip kelarutan senyawa
ionik dalam air. Apakah sudah sesuai?
4. Mengapa persamaan kimia harus disetarakan?
5. Hukum apakah yang menjadi pedoman untuk menyetarakan reaksi?
Phenolphthalein merupakan indikator untuk basa. Basa yang kuat mengakibatkan phenolphthalein
berubah menjadi warna pink.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 26 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Methyl orange merupakan indikator untuk asam. Asam yang kuat mengakibatkan methyl orange
berubah menjadi merah.
Indikator
Indikator Methyl
uji
Phenolphthalein
Orange
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 27 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
overload pada kertas saring, paling tidak batas atas untuk penyaringan adalah 0,5 cm dari puncak
kertas. Setelah semua larutan dipindahkan melalui corong, gunakan botol pencuci untuk membersihkan
beker glass yang pertama, sehingga semua endapan dapat disaring dan ditampung pada beker glass
kedua.
Ketika larutan telah mengering, bilas dengan menggunakan air dari botol pencuci untuk
menghilangkan natrium sulfat ataupun natrium hidroksida yang terlarut yang mungkin terjebak dalam
endapan tembaga (II) oksida. Ketika air pencuci telah kering, cuci endapan sekali lagi dengan
menggunakan air. Kemudian dengan hati-hati ambil kertas saring dan letakkan pada gelas arloji.
Telitilah sebelumnya bahwa kertas dan gelas arloji telah dilabeli terlebih dahulu dan tempatkan gelas
arloji dalam oven dengan suhu 105 C minimal selama 3 jam. Pindahkan dan timbang filtrat.
Data percobaan:
Kapasitas
=...g
Kepekaan
=...g
=...g
ditimbang
Massa kertas saring whatman No.1
-
Penimbangan 1
=...g
Penimbangan 2
=...g
Penimbangan 3
=...g
Rata-rata
=...g
=...g
=...g
=...g
=...g
Versi: 1
100 %
Revisi: 3
Hal 28 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
1. Diskusikan teknik penimbangan yang anda lakukan, apakah termasuk penimbangan seksama
atau tidak? Jelaskanlah!
2. Diskusikan pula tentang teknik penimbangan hingga diperoleh bobot tetap!
3. Apakah persen hasil yang anda peroleh sudah cukup baik?
4. Diskusikan berbagai alasan mengapa terjadi perbedaan antara hasil percobaan dan hasil
teoritis!
5. Tuliskan Hukum yang mendasari stoikiometri!
6. Mengapa pereaksi pembatas sangat penting untuk meramalkan jumlah produk yang diperoleh
dari reaksi kimia?
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 29 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Fakultas
: MIPA
Pertemuan Ke
:4
Prodi
: Farmasi
Handout Ke
:1
Nama MK
Jumlah Halaman
: 10
Kode MK
: 61322104
Mulai Berlaku
: September 2015
PERCOBAAN
Asam, Basa, Buffer, dan pH
Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengamati, menghitung dan memahami hubungan antara nilai pH dengan
konsentrasi asam dan basa dengan benar.
2. Mahasiswa dapat membuat dan memahami fungsi larutan buffer dengan benar.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan efek dari penambahan asam dan basa pada pH larutan buffer
dengan benar.
Pretest
1. Jelaskan perbedaan antara asam kuat dan asam lemah, berikan contohnya masing-masing!
2. Apa yang dimaksud dengan pengukuran nilai pH? Berapa range ukuran nilai pH larutan asam
dan basa?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan larutan buffer?
Bahan Diskusi
Teori asam/basa:
o
Kapasitas buffer.
Menghitung pH asam/basa kuat & lemah, serta pembuatan buffer Rumus Sorensen &
Persamaan Henderson Hasselbalch.
Rumus Sorensen:
= [+ ]
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 30 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
= +
[]
[]
Asam dapat didefinisikan sebagai senyawa yang mampu memberikan proton, sedangkan basa
adalah senyawa yang mampu menerima proton. Dalam kegiatan sehari-hari kita bertemu dengan
banyak zat kimia asam atau basa, dan asam dan basa memainkan peranan yang penting dalam
metabolisme kita. Banyak makanan umum yang merupakan asam. Contohnya adalah buah jeruk, selai,
jelli, kopi, sari buah apel, minuman bersoda, kol, acar, cuka, dan susu. Beberapa makanan semisal
putih telur, merupakan basa. Cairan lambung sangat bersifat asam, dan kita terkadang menggunakan
antasida (basa) untuk menyembuhkan masalah pencernaan. Susu magnesia, suatu laxatif, adalah
basa, seperti kebanyakan agen pembersih yang lain, termasuk sabun, amonia, dan larutan alkali.
Karena konsentrasi tinggi dari asam dan basa berbahaya bagi organisme hidup, alam telah
membangun mekanisme kontrol yang seksama (buffering) dari konsentrasi asam dan basa dalam
cairan tubuh semisal darah.
Asam kuat adalah senyawa yang terdisosiasi sempurna menjadi ion ketika dilarutkan di air.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, dan H2SO4. Senyawa ini beraksi dengan air untuk membentuk
ion hidronium (H3O+) dan anion asam. Untuk HCl:
HCl + H2O H3O+ + Cl
Reaksi ini mengarah ke sebelah kanan, yakni, mol HCl menghasilkan mol H3O+ dan mol Cl.
Serupa dengan itu, basa kuat terdisosiasi sempurna di air untuk membentuk ion hidroksida
(OH) dan kation basa. NaOH dan KOH adalah basa yang kuat. Di air:
NaOH Na+ + OH
Mol NaOH menghasilkan mol ion Na+ dan mol ion OH.
pH larutan asam dan basa adalah ukuran konsentrasi ion hidronium yang ada. pH didefinisikan
sebagai berikut:
pH = log [H3O+]
(1)
Karena ukuran diatas menggunakan nilai logaritma, perubahan pada satu unit pH disamakan
dengan perubahan sepuluh kali lipat pada [H3O+]. Asam mempunyai nilai pH antara 0 dan 7, sedangkan
basa mempunyai nilai pH antara 7 dan 14. Suatu larutan yang memiliki pH 7 dinyatakan sebagai larutan
netral.
Untuk asam yang kuat, nilai [H3O+] adalah sama dengan konsentrasi dari asam itu sendiri.
Sebagai contoh, suatu 0,01 M pelarut HCl memiliki [H3O+] = 0,01 atau 1,0 x 10-2, dan pH-nya adalah 2.
Serupa dengan, suatu 0,001 M pelarut HCl memiliki pH 3.
Untuk basa yang kuat, konsentrasi OH adalah sama dengan basa itu. Hasil dari [OH ] dan
[H3O+] selalu tetap (kw):
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 31 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
(2)
Jadi, [H3O+] dapat ditentukan dengan mensubsitusi [OH] pada persamaan 2. Setelah [H3O+]
ditentukan, pH larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 1. Sebagai contoh,
suatu 0,01 M larutan NaOH mempunyai [OH] 1,0 x 10-2. Menggunakan persamaan 2, [H3O+] ditemukan
menjadi 1,0 x 10-12. Maka, pH larutan basa adalah 12. (dari persamaan 1).
Asam dan basa yang lemah terurai hanya sebagian kecil dalam air. Asam asetat (CH3COOH),
unsur larutan cuka, termasuk asam lemah. Di air:
CH3COOH + H2O H3O+ + CH3COO
Panah ganda pada persamaan ini menunjukkan bahwa reaksi terjadi pada kedua arah. Namun
reaksi lebih cepat terjadi ke arah kiri, sebagai hasilnya hanya terdapat relatif sedikit ion H3O+ dan
CH3COO yang ada pada larutan, dan tidak seperti asam yang kuat, suatu 0,01 M larutan asetat asam
tidak memiliki pH 2.0. Sebaliknya, pHnya lebih tinggi, yang mengindikasikan bahwa terdapat sedikit ion
H3O+.
Rasio antara mol ion (H3O+ dan CH3COO) dengan mol asam netral (CH3COOH), diberikan
dengan tanda ketetapan kesetimbangan asam, untuk asam asetat:
Ka = [H3O+] [CH3COO] = 1,8 x 10-5
(3)
[CH3COOH]
Tanda/lambang ini dapat digunakan dalam menghitung pH larutan asam asetat. Meskipun sedikit sekali
[CH3COOH] yang terurai, setiap mol [CH3COOH] yang terurai menghasilkan mol H3O+ dan mol
CH3COO. Maka, [H3O+] = [CH3COO], dan persamaan diatas dapat disusun ulang:
[H3O+]2 = [CH3COOH] x (1,8 x 10-5)
(4)
Jika [CH3COOH] diketahui, kita dapat mencari nilai [H3O+], lalu menggunakan persamaan 1
untuk menentukan pHnya.
Larutan buffer adalah larutan yang tahan terhadap perubahan pH. Larutan buffer mengandung
asam lemah, seperti CH3COOH, dan garam dari asam lemah, seperti Na+CH3COO. Jika sejumlah kecil
basa ditambahkan pada larutan buffer ini, reaksinya dengan asam lemah menghasilkan:
NaOH + CH3COOH Na+CH3COO + H2O
Penambahan basa dapat menetralkan, namun pH dari larutan buffer tidak berubah secara
signifikan. Jika sejumlah kecil asam ditambahkan pada larutan buffer, asam akan bereaksi dengan
Na+CH3COO (sebagai basa):
Na+CH3COO + HCl CH3COOH + NaCl
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 32 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Reaksi tersebut menghasilkan CH3COOH, namun pHnya tidak berubah secara signifikan
sebab CH3COOH hanya terurai dalam ukuran kecil. Tentu saja, jika sejumlah basa atau asam yang
ditambahkan pada buffer dalam jumlah yang cukup untuk bereaksi dengan CH3COOH atau
Na+CH3COO yang ada, pH akan berubah. Dalam kasus ini kapasitas buffer telah terlampaui.
Selama percobaan ini, Anda akan mengukur pH beberapa bahan-bahan yang umum ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari, dan Anda akan mengamati hubungan antara konsentrasi dan pH untuk
asam kuat, basa kuat, dan asam lemah. Juga, Anda akan menentukan efek dari penambahan asam
dan basa pada pH larutan buffer.
Labu ukur 10 ml
Akuadest
0,1 M HCl
0,1 M NaOH
0,001 M NaOH
Prosedur Kerja
A.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 33 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
3. Masukkan 4 mL masing-masing larutan uji ke dalam tabung reaksi kecil, tambahkan satu
tetes larutan indikator dan campur rata.
4. Perkirakan pH larutan dengan membandingkan warna larutan dengan warna grafik indikator
yang telah disediakan.
5. Uji pH masing-masing larutan uji dengan kertas pH universal.
B.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 34 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Data Percobaan
A.
Thymol
biru
(1,2 2,8)
Larutan
Methyl
violet (0,1
2,7)
Cresol
merah (0,2
1,8) /
(7,0 8,8)
....1)
Methyl
orange (3,1
4,4)
Bromophenol
biru (3,0
4,6)
Methyl
merah (4,4
6,2)
Phenolphtha
lein (8,2
9,8)
Perkiraan
pH
pH
universal
Sifat
....1)
....1)
....1)
....2)
....
....3)
....1)
....1)
....1)
....2)
....
....3)
....1)
....1)
....1)
....2)
....
....3)
....1)
....1)
....1)
....2)
....
....3)
....1)
....1)
....1)
....2)
....
....3)
....1)
....1)
....1)
HCl
0,1 M
....1)
....1)
....1)
....1)
NaOH
0,1 M
....1)
....1)
....1)
....1)
NaCl
0,9%
....1)
....1)
....1)
....1)
NaHCO3
1%
....1)
....1)
....1)
....1)
CH3COOH
25%
Keterangan:
1)ditulis warna yang terbentuk dan pH-nya
2)berdasarkan penggunaan 7 (tujuh) larutan indikator pH
3)asam, basa, atau netral
B.
1.
2.
Perkiraan pH
[HCl]
[H3O+]
pH teoritis
HCl 0,1 M
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
Larutan
(Menggunakan pH universal)
Versi: 1
Perkiraan pH
[NaOH]
[OH-]
[H3O+]
pH teoritis
NaOH 0,1 M
.......
.......
.......
.......
.......
NaOH 0,001 M
.......
.......
.......
.......
.......
Larutan
Revisi: 3
(Menggunakan pH universal)
Hal 35 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
3.
[H3O+]
pH teoritis
CH3COOH 0,1 M
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
Larutan
4.
(Menggunakan pH universal)
pH teoritis
pH meter
Buffer asetat
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
H+
Cl-
Awal
....
....
....
Reaksi
....
....
....
Setimbang
....
....
....
[H3O ] = ...
pH = log [H+] = ...
2.
Na+
OH-
Awal
....
....
....
Reaksi
....
....
....
Setimbang
....
....
....
[OH ] = ...
pOH = log [OH-] = ...
pH = 14 pOH = ...
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 36 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
b. NaOH 0,001 M
-perhitungan seperti di atas-
3.
CH3COO-
H3O+
Awal
....
....
....
Reaksi
....
....
....
Setimbang
....
....
....
[ ][+ ]
[]
[H3O+] = ...
pH = log [H+] = ...
4.
CH3COO-
H3O+
Awal
....
....
....
Reaksi
....
....
....
Setimbang
....
....
....
[ ][+ ]
[]
[H3O+] = ...
pH = log [H+] = ...
Versi: 1
HCl
H+
Cl-
Awal
....
....
....
Reaksi
....
....
....
Setimbang
....
....
....
Revisi: 3
Hal 37 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
CH3COO-
H+
CH3COOH
Awal
....
....
....
Reaksi
....
....
....
Setimbang
....
....
....
CH3COOH + H2O
CH3COO-
H3O+
Awal
....
....
....
Reaksi
....
....
....
Setimbang
....
....
....
[ ][ ]
[]
[H3O+] = ...
pH = log [H+] = ...
c.
Na+
OH-
Awal
....
....
....
Reaksi
....
....
....
Setimbang
....
....
....
CH3COOH +
OH-
CH3COO-
Awal
....
....
....
Reaksi
....
....
....
Setimbang
....
....
....
CH3COO- + H2O
CH3COOH
OH-
Awal
....
....
....
Reaksi
....
....
....
Setimbang
....
....
....
[][ ]
[ ]
[OH-] = ...
pOH = log [OH-] = ...
pH = 14 pOH = ...
d. Buffer asetat + H2O (Ka = 1,8 x 10-5; Kb = 5,6 x 10-10)
H2O
H+
OH-
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 38 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
CH3COO-
H+
CH3COOH
Awal
....
....
....
Reaksi
....
....
....
Setimbang
....
....
....
CH3COOH + H2O
CH3COO-
H3O+
Awal
....
....
....
Reaksi
....
....
....
Setimbang
....
....
....
[ ][ ]
[]
[H3O+] = ...
pH = log [H+] = ...
Pertanyaan
Bagian A
1. Seperti yang telah anda amati, bahwa larutan indikator hanya memberikan informasi
perubahan warna dan sifat (asam/basa) larutan tersebut. Lalu bagaimana cara penentuan
harga/ nilai pH larutan dengan menggunakan larutan indikator? Dapatkah dilakukan?
Jelaskanlah!
2. Tuliskan apa yang dimaksud dengan trayek perubahan warna indikator.
3. Tuliskan kelebihan dan kekurangan pemakaian larutan indikator untuk penentuan pH senyawa!
4. Diskusikan alat atau metode lain yang dapat dilakukan untuk penentuan nilai pH larutan!
Bagian B
1. Jelaskan apa yang terjadi dengan pH larutan HCl setelah mengalami pengenceran 10 dan
100x? Tuliskan pengaruh pengenceran terhadap pH larutan!
2. Jelaskan hubungan antara nilai pH dengan konsentrasi asam maupun basa?
3. Apakah ada perbedaan pH larutan yang telah anda uji menggunakan kertas pH universal
dengan pH hasil perhitungan (secara teoritis)? Mengapa demikian, jelaskanlah!
4. Larutan asam asetat dan asam klorida yang Anda uji memiliki konsentrasi yang sama (0,1 M),
namun memiliki pH yang berbeda. Mengapa demikian, jelaskanlah!
5. Jelaskan Cara kerja larutan buffer dan bagaimana pula pengaruh penambahan asam dan basa
serta pengenceran terhadap pH larutan buffer!
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 39 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Fakultas
: MIPA
Pertemuan Ke
:5
Prodi
: Farmasi
Handout Ke
:1
Nama MK
Jumlah Halaman
:9
Kode MK
: 61322104
Mulai Berlaku
: September 2015
PERCOBAAN
Sifat Koligatif Larutan
Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan, menghitung, & menyebutkan contoh Sifat Koligatif Larutan
dengan benar.
2. Mahasiswa dapat memahami penurunan titik beku larutan sebagai salah satu sifat koligatif
larutan dengan baik.
3. Mahasiswa dapat menentukan berat molekul suatu zat berdasarkan titik bekunya dengan
benar.
Pretest
1. Apa yang dimaksud dengan molalitas?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan fraksi mol?
Bahan Diskusi
Jenis SKL
Tekanan osmotik
Molalitas.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut
tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Sifat
koligatif meliputi:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
4. Tekanan osmotik
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 40 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu
sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan
elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi
ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat
koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
P = Po . XB
P = Po (1 - XA)
sehingga:
P = Po . XA
P = P o - Po . X A
Po - P = Po . X A
dimana: P = penurunan tekanan uap jenuh pelarut
Po = tekanan uap pelarut murni
XA = fraksi mol zat terlarut
Contoh:
Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram
air ! Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.
Jawab:
mol glukosa = 45/180 = 0.25 mol
mol air = 90/18 = 5 mol
fraksi mol glukosa = 0.25/(0.25 + 5) = 0.048
Penurunan tekanan uap jenuh air:
P = Po. XA = 18 x 0.048 = 0.864 mmHg
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 41 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Gambar 1. Tekanan uap jenuh larutan lebih rendah daripada tekanan uap jenuh pelarut murninya
Tb = m . Kb
dimana: Tb = kenaikan titik didih (oC)
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih larutan
Karena : m = (W/Mr) . (1000/p) ; (W menyatakan massa zat terlarut)
Maka kenaikan titik didih larutan dapat dinyatakan sebagai:
Tb = (W/Mr) . (1000/p) . Kb
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai:
Tb = (100 + Tb)oC
Gambar 2. Diagram fasa pelarut dan larutan dari solut non volatil. Kenaikan titik didih larutan
disebabkan penurunan tekanan uap pelarut.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 42 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Tf = m . Kf = W/Mr . 1000/p . Kf
dimana: Tf
m
Kf
Mr
= massa pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai:
Tf = (0 - Tf)oC
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 43 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
TEKANAN OSMOTIK
Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan
perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses
osmosis). Menurut VAN'T HOFF tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
Karena tekanan osmotik = , maka :
= n/V R T = C R T
dimana :
Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 44 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Akuadest
Naftalena
Garam dapur
Thermometer
Es balok
Beaker
Tabung reaksi
Prosedur Kerja
A. Persiapan alat :
1. Rangkaikan alat seperti gambar di bawah ini :
2. Isilah tabung gelas D dengan campuran air, es dan garam secukupnya
3. Tabung gelas C diisi dengan air secukupnya.
4. Dipipet pelarut asam asetat glasial 20,0 ml dan dimasukkan ke dalam tabung B.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 45 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Data percobaan:
Pelarut/ Larutan
10
15
20
25
...s/d 300
Data percobaan:
Larutan
10
15
20
25
...s/d 300
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 46 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
59,0
Suhu (oC)
57,0
y = -2,6073x + 59,056
55,0
53,0
51,0
49,0
47,0
y = -0,2x + 49,68
45,0
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
Titik beku ditentukan dengan melakukan ekstrapolasi dari data yang diperoleh, dengan cara:
o
1 = 2
= 3,89
Masukkan nilai X ke persamaan 1 & 2, akan diperoleh nilai yang sama titik beku
larutan (48,90 oC).
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 47 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Pertanyaan
1. Diskusikan pengaruh penambahan zat terhadap titik beku suatu pelarut, apabila ke dalam pelarut
tersebut ditambahkan sejumlah zat.
2. Coba anda bandingkan dengan perhitungan, apabila ke dalam pelarut asam asetat glasial
ditambahkan sejumlah naftalen sebanyak 0,5 g; 1,0 g; 1,5 g, apakah berpengaruh terhadap titik
beku larutannya? Apakah semakin naik atau semakin turun?
3. Bagaimana pula pengaruh penambahan zat terhadap sifat koligatif larutan yang lain?
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 48 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Fakultas
: MIPA
Pertemuan Ke
:6
Prodi
: Farmasi
Handout Ke
:1
Nama MK
Jumlah Halaman
:7
Kode MK
: 61322104
Mulai Berlaku
: September 2015
PERCOBAAN
Reaksi REDOKS
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat mengamati dan menjelaskan peristiwa reaksi reduksi oksidasi dengan
baik.
2. Mahasiswa dapat menentukan urutan aktivitas senyawa oksidator dan reduktor dengan
benar.
3. Mahasiswa dapat menuliskan reaksi setengah-sel (half-reaction) redoks dengan benar.
Pretest
1. Apa yang dimaksud dengan reaksi oksidasi dan reduksi?
2. Bagaimana cara menyeimbangkan persamaan oksidasi-reduksi?
3. Apa yang dimaksud dengan bilangan oksidasi?
Bahan Diskusi
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 49 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
telah direduksi atau mengalami penurunan bilangan oksidasi. Elemen tidak dapat bereaksi dan
dihasilkan sehingga elektron ditransferkan.
Jika elemen yang ditempatkan dalam reaksi mendapatkan elektron, elemen tersebut direduksi
dari bentuk ion menjadi bentuk dasar. Logam ataupun ion yang reaktif yang menyumbangkan elektron
secara simultan mengalami oksidasi. Oksidasi adalah hilangnya elektron.
Zn0
Pb(NO3)2 (aq)
Pb0
Zn(NO3)2(aq)
Pada persamaan di atas, timbal direduksi menjadi bentuk dasar. Zinc dioksidasi dari bentuk dasar
menjadi bentuk ioniknya. Hal tersebut menunjukkan logam zinc adalah agen perduksi yang lebih aktif
daripada logam timbal. Jika tidak terjadi reaksi ketika logam ataupun agen pereduksi dimasukkan ke
dalam larutan, bentuk dasar dari logam dalam larutan lebih aktif atau menjadi agen pereduksi yang
lebih baik jika dibandingkan dengan logam yang diambil dari larutan.
Jika elemen yang ditempatkan dalam reaksi kehilangan elektron, elemen tersebut dioksidasi
dari bentuk ionik menjadi bentuk dasarnya. Elemen yang reaktif atau ion yang mendapatkan elektron
telah direduksi.
F2
+ 2 Br-
2F-
Br2
Fluor direduksi dalam persamaan di atas, sedangkan brom dioksidasi dari bentuk ionik menjadi bentuk
dasar. Hal ini menunjukkan bahwa fluor adalah agen pengoksidasi yang lebih aktif dibandingkan brom.
Jika tidak terjadi reaksi ketika agen pengoksidasi dimasukkan ke dalam larutan, oksidasi bentuk ion
negatif di dalam larutan lebih aktif, atau menjadi agen pengoksidasi yang lebih baik dibandingkan
dengan agen pengoksidasi di luar larutan.
Pada tahap pertama percobaan, Anda akan menentukan aktivitas reduksi relatif dari Cu, Fe,
H, Mg, dan Zn. Ingatlah bahwa bentuk dasar dari logam A menempati bentuk ion dari logam B di dalam
larutan, logam A sebagai agen perduksi yang lebih baik daripada logam B. Jika bentuk dasar dari logam
A tidak menempati bentuk ion dari logam B, maka logam B adalah agen perduksi yang lebih baik
daripada logam A. (Catatan : Logam magnesium bereaksi dengan air secara perlahan mengahasilkan
magnesium hidroksida dan gas hidrogen. Ketika meneliti reaktivitas dari logam magnesium, cari bukti
reaksi daripada bentuk gelembung pada permukaan logam).
Pada tahap kedua percobaan, Anda akan menentukan aktivitas oksidasi relatif dari Br2, Cl2, I2,
dan
Fe3+.
Ingatlah bahwa Fe3+ atau bentuk dasar dari halogen (golongan VIIA) menempati bentuk ion
dari halogen yang lain, halogen pertama (atau Fe3+) adalah agen pengoksidasi yang lebih baik daripada
halogen lainnya. Jika bentuk dasar dari halogen (atau Fe3+) tidak menempati bentuk ion dari halogen
yang lain, maka bentuk ion dari halogen adalah agen pengoksidasi yang lebih baik.
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 50 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Reaksi kompleks oksidasi-reduksi sering memakan banyak waktu dan susah untuk
menyeimbangkan. Dalam teknik ini, reaksi redoks dibagi menjadi 2 setengah reaksi, yaitu oksidasi
dan reduksi. Logam tembaga diletakkan dalam larutan perak nitrat secara cepat diambil menghasilkan
coating perak pada logam tembaga berdasarkan persamaan :
Cu (s)
2 Ag+
Cu2+
2 Ag (s)
Dalam reaksi tersebut, tembaga dioksidasi menjadi ion tembaga dan ion perak direduksi menjadi
bentuk dasarnya perak. Proses oksidasi Cu Cu2+, pertama diseimbangkan berdasarkan massa,
kemudian electron ditambahkan pada kesetimbangan:
Cu(s)
Cu2+
2e
Proses yang sama digunakan untuk reduksi ion perak menjadi bentuk dasarnya perak, Ag + Ag.
Ag+
+ e-
Ag (s)
Untuk menghasilkan persamaan ionik bersih, 2 dari setengah reaksi tersebut harus ditambahkan
bersamaan. Reduksi perak akan menghasilkan 2 kali untuk setiap oksidasi tembaga, setengah reaksi
perak dikalikan 2 dan ditambahkan dengan setengah reaksi tembaga:
2 Ag+
+ 2e-
Cu
Cu(s) + 2 Ag+
2 Ag (s)
Cu2+
2e-
Cu2+ + 2 Ag
Logam
Logam besi
CuSO4 0,1 M
H2SO4 3 M
Aqua Bidestilata
Tabung Reaksi
FeCl3 0,1M
Air klorin
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 51 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Prosedur
A. Logam sebagai Agen Pereduksi
1. Ambil 1 cm2 potongan logam tembaga ke dalam tabung reaksi yang pertama
2. Ambil sepanjang 2 cm magnesium letakkan ke dalam tabung reaksi yang kedua.
3. Ambil 1 cm2 potongan logam seng ke dalam tabung reaksi yang ketiga.
4. Ambil sedikit logam besi dan letakkan ke dalam tabung reaksi yang keempat.
5. Tambahkan beberapa 4 mL CuSO4 0,1 M ke dalam masing-masing tabung reaksi. Tuliskan
setiap reaksi yang terjadi. Diamkan 3 menit untuk setiap reaksi yang terjadi. Jika reaksi terjadi,
tuliskan persamaan kesetimbangannya. Jika tidak, tuliskan NAR untuk No Apparent Reaction.
6. Tempatkan logam yang telah digunakan ke dalam strainer yang telah disediakan, cuci tabung
reaksi dengan aqua bidestilata, dan lakukan pengujian terhadap logam yang baru yang
memiliki spesifikasi yang sama dengan sebelumnya, diuji dengan menggunakan 3 mL asam
sulfat 3 M. Amati perubahan yang terjadi!
7. Cucilah tabung sama seperti sebelumnya dan uji logam yang baru yang memiliki spesifikasi
yang sama dengan sebelumnya, diuji dengan menggunakan 4 mL zinc sulfat 0,1M. Amati
perubahan yang terjadi!
Data percobaan:
Logam (reduktor)
Larutan
CuSO4 (aq)
H2SO4 (aq)
ZnSO4 (aq)
Cu(s)
........
........
........
Mg(s)
........
........
........
Zn(s)
........
........
........
Fe(s)
........
........
........
Keterangan:
+ Terjadi reaksi (timbul endapan baru atau bisa berupa gelembung gas)
- Tidak terjadi reaksi (pemudaran warna)
Amati pula perubahan warna larutannya.
Balanced equation
CuSO4 (aq) + Cu(s) ....................
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 52 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Data percobaan:
Larutan
(oksidator)
FeCl3 (aq)
NaCl(aq)
........
........
NaBr(aq)
........
........
NaI(aq)
........
........
Keterangan:
+ Terjadi reaksi (perubahan warna)
- Tidak terjadi reaksi (pemudaran warna)
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 53 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Pertanyaan
1. Urutkan kemampuan reduktor dari keempat logam yang diuji!
2. Tulislah setengah reaksi reduksi dan oksidasi serta persamaan net ionic dari reaksi berikut:
Copper(II) sulfate + zinc
Oxidation
: ..............................
Reduction
: ..............................
Net ionic
: ..............................
: ..............................
Reduction
: ..............................
Net ionic
: ..............................
3. Urutkan kemampuan oksidator dari keempat unsur (Br2, Cl2, I2, dan Fe3+) yang diuji!
4. Tulislah setengah reaksi reduksi dan oksidasi serta persamaan net ionic dari reaksi berikut:
Iron(III) + iodide
Oxidation
: ..............................
Reduction
: ..............................
Net ionic
: ..............................
Chlorine + iodide
Oxidation
: ..............................
Reduction
: ..............................
Net ionic
: ..............................
5. Bandingkan hasil pengamatan urutan kereaktifan agen pereduksi dan pengoksidasi yang telah
anda lakukan dengan teori deret kereaktifan logam dan golongan halogen!
6. Apakah mungkin ada suatu reaksi oksidasi yang berlangsung tanpa disertai reaksi reduksi?
Jelaskan!
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 54 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 55 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 56 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Daftar Pustaka
Chang, R., 2003, Kimia Dasar: Konsep-konsep Kimia Inti, 3rd edition, Jilid 1, diterjemahkan oleh
Muhammad A.M., et al., Penerbit Erlangga, Jakarta.
Langsjoen, A., Everett, G.W., Lieder, P., Lata, A.J., 1988, Experiments in General, Organic and
Biological Chemistry, Harcout Brace, Jovanovich Publisher, Orlando, Florida, 17-89.
Timberlake, K.C., 2006, Chemistry, An Introduction to General, Organic, And Biological Chemistry, 9th
edition, Pearson Education Inc., USA.
Murov, S., Stedjee, B., 2004, Experiments and Exercises in Basic Chemistry, 6th edition, Wiley, New
York.
Coyne, G.S., 2006, The Laboratory Companion: A Practical Guide to Materials, Equipment, and
Technique, Revised Ed., Wiley interscience, New Jersey.
Slowinski E. J., and Wolsey W.C., 2009, Chemical Principles in the Laboratory, Ninth Ed., Brooks/ Cole,
USA
http://ocw.mit.edu/courses/chemistry/5-302-introduction-to-experimental-chemistry-january-iap2005/labs/II_Redox_chem_2005b.pdf
http://ocw.mit.edu/courses/chemistry/5-111-principles-of-chemical-science-fall-2008/readings-andlecture-notes/lecnotes24.pdf
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 57 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Lampiran
Gambar Alat & Teknik Dasar Laboratorium Kimia
Thermometer
Graduated pipet
Ring stand
Voumetric flask
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 58 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Corong panas
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 59 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 60 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 61 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 62 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Keterangan :
(a) Labu hisap
(b) Erlenmeyer
(c) Labu alas datar leher panjang (Florence flask)
(d) Labu alas bulat leher pendek
(e) Labu destilasi
(f) Gelas kimia
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 63 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Corong buchner
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 64 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 65 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
CARA MENYARING
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 66 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 67 dari 68
FM-UII-AA-FKA-07/R0
CARA REKRISTALISASI
Versi: 1
Revisi: 3
Hal 68 dari 68