polamal, dan yang tidak baik, dan perawatan yang tidak sesuai. Laporan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan bahwa 30% dari anakanak yang cacat mental serius disebabkan oleh ketidaknormalan genetik,
seperti down syndrom, 25% disebabkan oleh cerebrum palsy, 30%
disebabkan oleh meningitis dan masalah pranatal sedangkan 15% sisanya
belum dapat ditemakan. 9 faktor yang menjadi penyebab timbulnya cacat
mental: penyakit yang disebabkan minuman keras, trauma, metabolisme
atau pola makan yang tidak baik dan penyakit dalam otak, pengaruh saat
masa
kehamilan
gangguan
yang
semasa
tidak
kehamilan,
diketahui,
kromosom
gangguan
psikiatris
yang
abnormal,
dan
pengaruh
Iingkungan.
Anak yang mengalami retardasi mental dapat disebabkan beberapa faktor
diantara faktor genetik atau juga kelainan dalam kromosom, faktor ibu
selama hamil dimana terjadi gangguan dalam gizi atau penyakit pada ibu
seperti rubella, atau adanya virus lain atau juga faktor setelah lahir
dimana dapat terjadi kerusakan otak apabila terjadi infeksi seperti terjadi
meningitis, ensefalitis, dan lain-lain.
1. Non Organik
*Kemiskinan dan keluarganya yang tidak harmonis
*Faktor sosiokultural
*Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik
*Penelantaran anak
2. Organik
2.1 Faktor prakonsepsia.
*Abnormalitas single gene
*Kelainan kromosom
2.2 Faktor pranatal.
*Gangguan pertumbuhan otak trimester I
*Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
2.3 Faktor perinatal.
*Sangat prematur.
*Asfiksia neonatorum
2.4 Faktor post natal.
*Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
*Neurotoksin, misalnya logam berat
*Infeksi
Etiologi retardasi mental menggambarkan pengaruh kait-mengkait antara
faktor bakat (turunan) dan faktor lingkungan. Penyebab atau yang
dicurigai sebagai penyebab retardasi mental (RM) antara faktor bakat
(turunan) dan faktor lingkungan. Dalam mengkaji etiologi retardasi mental
perlu disimak 3 faktor berikut, yaitu:
dan
herpes
genital.
Komplikasi
kelahiran,
seperti
kontemporer.
Beban-beban
ekonomi
seperti
keharusan
memiliki lebih dari satu pekerjaan dapat menghambat orang tua untuk
meluangkan waktu membacakan buku anak-anak, mengobrol panjang
lebar, dan memperkenalkan mereka pada permainan kreatif. Lingkaran
kemiskinan dan buruknya perkembangan intelektual dapat berulang dari
generasi ke generasi (Nevid, 2002).
Kasus yang berhubungan dengan aspek psikososial disebut sebagai
retardasi budaya-keluarga (cultural-familial retardation). Pengaruh cultural
yang mungkin memberikan kontribusi terhadap gangguan ini termasuk
penganiayaan, penelantaran, dan deprivasi sosial. (Durand, 2007)
Faktor Biologis
1. Pengaruh genetik
Kebanyakan peneliti percaya bahwa di samping pengaruh-pengaruh
lingkungan,
penderita
retardasi
mental
mungkin
dipengaruhi
oleh
gangguan gen majemuk (lebih dari satu gen). Salah satu gangguan gen
dominan yang disebut tuberous sclerosis, yang relatif jarang, muncul pada
1 diantara 30.000 kelahiran. Sekitar 60% penderita gangguan ini memiliki
retardasi mental. Phenyltokeltonuria (PKU) merupakan gangguan genetis
yang terjadi pada 1 diantara 10.000 kelahiran (Plomin, dkk, 1994, dalam
Nevid, 2002). Gangguan ini disebabkan metabolisme asam amino
Phenylalanine yang terdapat pada banyak makanan. Asam Phenylpyruvic,
menumpuk dalam tubuh menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat
yang mengakibatkan retardasi mental dan gangguan emosional.
2. Pengaruh kromosomal
Jumlah kromosom dalam sel-sel manusia yang berjumlah 46 baru
diketahui 50 tahun yang lalu. Tiga tahun berikutnya, para peneliti
menemukan bahwa penderita Sindroma Down memiliki sebuah kromosom
kecil tambahan. Semenjak itu sejumlah penyimpangan kromosom lain
menimbulkan retardasi mental telah teridentifikasi yaitu Down syndrome
dan Fragile X syndrome.
a. Down syndrome
Sindroma down, merupakan bentuk retardasi mental kromosomal yang paling sering
dijumpai, di identifikasi untuk pertama kalinya oleh Langdon Down pada tahun 1866.
Gangguan ini disebabkan oleh adanya sebuah kromosom ke 21 ekstra dan oleh
karenanya sering disebut dengan trisomi 21. (Durand, 2007). Anak retardasi mental
yang lahir disebabkan oleh faktor ini pada umumnya adalah Sindroma Down atau
Sindroma mongol (mongolism) dengan IQ antar 20 60, dan rata-rata mereka
memliki IQ 30 50. Abnormalitas kromosom yang paling umum menyebabkan
retardasi mental adalah sindrom down yang ditandai oleh adanya kelebihan
kromosom atau kromosom ketiga pada pasangan kromosom ke 21, sehingga
mengakibatkan jumlah kromosom menjadi 47. Anak dengan sindrom down dapat
dikenali berdasarkan ciri-ciri fisik tertentu, seperti wajah bulat, lebar, hidung datar,
dan adanya lipatan kecil yang mengarah ke bawah pada kulit dibagian ujung mata
yang memberikan kesan sipit. Lidah yang menonjol, tangan yang kecil, dan berbentuk
segi empat dengan jari-jari pendek, jari kelima yang melengkung, dan ukuran tangan
dan kaki yang kecil serta tidak proporsional dibandingkan keseluruhan tubuh juga
merupakan ciri-ciri anak dengan sindrom down. Hampir semua anak ini mengalami
retardasi mental dan banyak diantara mereka mengalami masalah fisik seperti
gangguan pada pembentukan jantung dan kesulitan pernafasan. (Nevid, 2003)
b. Fragile X syndrome
Fragile X syndrome merupakan tipe umum dari retardasi mental yang diwariskan.
Gangguan ini merupakan bentuk retardasi mental paling sering muncul setelah
sindrom down (Plomin, dkk, 1994, dalam Nevid, 2003). Gen yang rusak berada pada
area kromosom yang tampak rapuh, sehingga disebut Fragile X syndrome. Sindrom
ini mempengaruhi laki-laki karena mereka tidak memiliki kromosom X kedua dengan
sebuah gen normal untuk mengimbangi mutasinya. Laki-laki dengan sindrom ini
biasanya memperlihatkan retardasi mental sedang sampai berat dan memiliki angka
hiperaktifitas yang tinggi. Estimasinya adalah 1 dari setiap 2.000 laki-laki lahir
dengan sindrom ini .
Menurut PedomanPenggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Ke-1 faktorfaktor penyebab retardasi mental adalah sebagai berikut:
biarpun anak tersebut dibanjiri dengan makanan yang bergizi, inteligensi yang rendah
tersebut sangat sukar untuk ditingkatkan.
d. Penyakit otak yang nyata
Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat beberapa reaksi sel-sel otak
yang nyata, yang dapat bersifat degeneratif, radang, dst. Penyakit otak yang terjadi
sejak lahir atau bayi dapat menyebabkan penderita mengalamai keterbelakangan
mental.
e. Penyakit atau pengaruh prenatal
Keadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan, tetapi tidak diketahui
etiologinya, termasuk anomaly cranial primer dan defek congenital yang tak diketahui
sebabnya.
f. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom mungkin terjadi pada aspek jumlah maupun bentuknya. Kelainan
pada jumlah kromosom menyebabkan sindroma down yang dulu sering disebut
mongoloid.
g. Prematuritas
Retardasi mental yang termasuk ini termasuk retrdasi mental yang berhubungan
dengan keadaan bayi yang pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram
dan/atau dengan masa kehamilan kurang dari 38 minggu.
h. Akibat gangguan jiwa yang berat
Retardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa yang berat pada
masa kanak-kanak.
i. Deprivasi psikososial
Devripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan. Tidak terpenuhinya kebutuhan
psikososial awal-awal perkembangan ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya
retardasi mental pada anak.
1.3Memahami dan menjelaskan epidemiologi
Sekitar 3% populasi umum mempunyai kuotien intelegensi (IQ) kuranf dari
2 simpang baku di bawah mean. Telah diperkirakan bahwa 80 90%
individu dalam populasi dengan retardasi mental berfungsi dalam kisaran
Superior
120-129
Diatas rata-rata
110-119
Rata-rata
90-110
Dibawah rata-rata
80-89
Retardasi
mental
70-79
52-69
borderline
(mampu didik)
Retardasi mental sedang
36-51
(mampu latih)
Retardasi mental berat
20-35
Dibawah 20
berat
Tingkat
Kisar
Kemampua
Kemampua
Kemampuan
an IQ
n Usia
Prasekolah
(sejak
lahir-5
tahun)
Bisa
membangun
kemampuan
sosial &
komunikasi
Koordinasi
otot sedikit
terganggu
Seringkali
tidak
terdiagnosis
Ringan
52-68
Moderat
36-51
Bisa
berbicara &
belajar
berkomunik
asi
Kesadaran
sosial
kurang
Koordinasi
otot cukup
Berat
20-35
Bisa
mengucapka
n beberapa
kata
Mampu
mempelajari
kemampuan
n Usia
Sekolah
(6-20
tahun)
Masa Dewasa
(21 tahun
keatas)
Bisa
mempelajari
pelajaran
kelas 6 pada
akhir usia
belasan
tahun
Bisa
dibimbing
ke arah
pergaulan
sosial
Bisa
dididik
Bisa
mempelajari
beberapa
kemampuan
sosial &
pekerjaan
Bisa
belajar
bepergian
sendiri di
tempattempat yg
dikenalnya
dengan baik
Biasanya bisa
mencapai
kemampuan kerja
& bersosialisasi
yg cukup, tetapi
ketika mengalami
stres sosial
ataupun ekonomi,
memerlukan
bantuan
Bisa
berbicara
atau belajar
berkomunik
asi
Bisa
mempelajari
Bisa
memenuhi
kebutuhannya
sendiri dengan
melakukan
pekerjaan yg
tidak terlatih atau
semi terlatih
dibawah
pengawasan
Memerlukan
pengawasan &
bimbingan ketika
mengalami stres
sosial maupun
ekonomi yg
ringan
Bisa
memelihara diri
sendiri dibawah
pengawasan
Dapat
melakukan
beberapa
Sangat
berat
19
atau
kurang
untuk
menolong
diri sendiri
Tidak
memiliki
kemampuan
ekspresif
atau hanya
sedikit
Koordinasi
otot jelek
Sangat
terbelakang
Koordinasi
ototnya
sedikit
sekali
Mungkin
memerlukan
perawatan
khusus
kebiasaan
hidup sehat
yg
sederhana
kemampuan
perlindungan diri
dalam lingkungan
yg terkendali
Memiliki
beberapa
koordinasi
otot
Kemungkin
an tidak
dapat
berjalan
atau
berbicara
Memiliki
beberapa
koordinasi otot &
berbicara
Bisa merawat
diri tetapi sangat
terbatas
Memerlukan
perawatan khusus
Anak dengan MR ringan (IQ 52-68) bisa mencapai kemampuan membaca sampai
kelas 4-6. Meskipun memiliki kesulitan membaca, tetapi mereka dapat mempelajari
kemampuan pendidikan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka
memerlukan pengawasan dan bimbingan serta pendidikan dan pelatihan khusus.
Biasanya tidak ditemukan kelainan fisik, tetapi mereka bisa menderita epilepsi.
Mereka seringkali tidak dewasa dan kapasitas perkembangan interaksi sosialnya
kurang. Mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan keadaan yang
baru dan mungkin memiliki penilaian yang buruk. Mereka jarang melakukan
penyerangan yang serius, tetapi bisa melakukan kejahatan impulsif.
Anak-anak dengan RM moderat (IQ 36-51) jelas mengalami kelambatan dalam
belajar berbicara dan keterlambatan dalam mencapai tingkat perkembangan lainnya
(misalnya duduk dan berbicara). Dengan latihan dan dukungan dari lingkungannya,
mereka dapat hidup dengan tingkat kemandirian tertentu.
Anak-anak dengan RM berat (IQ 20-35) dapat dilatih meskipun agak lebih susah
dibandingkan dengan RM moderat.
Anak-anak dengan RM sangat berat (IQ 19 atau kurang) biasanya tidak dapat belajar
berjalan, berbicara atau memahami.
Angka harapan hidup untuk anak-anak dengan RM mungkin lebih pendek, tergantung
kepada penyebab dan beratnya RM. Biasanya, semakin berat RMnya maka semakin
kecil angka harapan hidupnya.
Masalah
nutrisi
juga
perlu
Pencegahan primer
(1) pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat umum tentang retardasi mental, (2) usaha terus
menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan
memperbaharui kebijaksanaan kesehatan masyarakat (3) aturan
yang memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang
optimal 4) eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan
kerusakan system saraf pusat.
Pencegahan sekunder
Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak,
perdarahan subdural, kraniostenosis. Penyakit metabolik dan
endokrin yang menurun seperti Phenil Keton Uria (PKU),
hipertiroidisme bisa diobati secara efektif pada stadium dini.
Pencegahan tersier
Meliputi pendidikan pasien atau latihan khusus, disalurkan ke
Sekolah Luar Biasa (SLB) yang sesuai. Bagi yang gelisah, hiperaktif
atau destruktif dapat diberi: Methylphenidate diberi pagi hari
dengan dosis tergantung berat badan dan dimulai dengan dosis
yang rendah sampai mencapai dosis maksimum 20mg/hari (1x per
hari). Bila ada gejala kejang, diberi obat anti kejang.
Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan
pragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam
mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi
mental.
Setiap wanita hamil yang berumur >35 tahun dianjurkan untuk
menjalankan amniosentesis dan pemeriksaan vili korion, karena
mereka memiliki risiko melahirkan bayi yang menderita Sindrom
Down. USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan
otak. Untuk mendeteksi Sindrom Down dan spina bifida juga 21ias
dilakukan pengukuran kadar alfa-protein serum.
Protein
Fungsi
Pelarut untuk pertukaran
seluler
Transportasi nutrien dan
produk buangan tubuh
Mengatur suhu tubuh
Menyediakan asam amino
untuk pertumbuhan dan
perbaikan jaringan
Menjaga keseimbangan
osmotik
Membentuk hemoglobin,
nukleoprotein, glikoprotein,
Sumber
Air,
makanan
Susu, telur,
daging,
kacangkacangan,
padi-padian
Karbohid
rat
Lemak
Susu, padipadian,
buah, sirup,
tepung,
sayuran
Susu,
mentega,
telur,
daging,
ikan,
minyak
sayur
(Nelson, 1999)
Jenis
Vitamin
Vitamin
A
Vitamin
B
Thiamin
e
Riboflavi
n
Niasin
Asam
Pantoth
Fungsi
Sumber
Penglihatan
Perkembangan dan
pemeliharaan jaringan epitel
Diferensiasi sel-sel epitel
Susu, telur,
buah,
sayur, cod
& halibut
liver oil
Padipadian,
ragi, jeroan
Susu, telur,
daging,
kacangkacangan
Ikan tuna
dan halibut,
daging,
sereal
gandum
enat
Piridoksi
n
Asam
Folat
Kobalam
in
Vitamin
C
Vitamin
D
Vitamin
E
Vitamin
K
Kuning
telur, susu,
kacangkacangan
Daging,
ikan,
tepung
kedelai,
ragi
Sayuran
hijau,
kacangkacangan,
telur, ikan
Telur, susu
Kacangkacangan,
sayuran
hijau, buahbuahan
Minyak ikan
laut, kuning
telur
Minyak bijibijian,
buah,
sayur,
lemak
Sayuran
hijau,
sereal,
susu, telur
(Nelson, 1999)
Jenis
Mineral
Kalsium
Klorida
Khromiu
m
Kobalt
Tembaga
Fungsi
Membentuk struktur tulang
dan gigi
Membantu proses kontraksi
otot dan kerja jantung
Susu, sayur
hijau,
salmon,
kerang
Garam,
daging,
susu, telur
Fluorin
Iodium
Merupakan komponen
pembentuk hormon T3 dan T4
Besi
Magnesi
um
Mangan
Sumber
Membentuk struktur
hemoglobin, enzim oksidatif,
sitokrom C, dan katalase
Ragi
Tersebar
luas
Hati, tiram,
daging,
ikan, butir
padi,
kacang
Air,
makanan
laut
Garam,
makanan
laut
Hati,
daging,
kuning
telur,
sayuran
hijau
Biji-bijian,
kacang,
daging,
susu
Sayuran
hijau, biji-
Molibden
um
Fosfor
Kalium
Selenium
Sulfur
Natrium
Seng
Metabolisme karbohidrat
Komponen enzim santin
oksidase
Mobilisasi feritin dalam hati
Membantu pembentukan
tulang dan gigi
Struktur nukleus dan
sitoplasma sel
Berperan dalam kontraksi otot
Hantaran impuls saraf
Keseimbangan cairan dalam
tubuh
Kofaktor glutation peroksidase
Unsur pokok protein seluler
Berperan dalam pembentukan
melanin
Berperan dalam menjaga
tekanan osmotik
Menjaga keseimbangan asam
basa
Unsur pokok enzim
bijian
Sayuran
Susu,
kuning
telur,
kacangkacangan
Tersebar
luas
Sayuran,
daging
Makanan
berprotein
Garam,
susu, telur
Daging,
susu,
kacang
(Nelson, 1999)
salah satu indikator status gizi. Oleh karena sifat berat badan yang
stabil maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang
pada saat kini (current nutritional status).
Penggunaan indeks BB/U sebagai indikator status gizi memiliki
kelebihan dan kekurangan yang perlu mendapat perhatian.
Kelebihan indeks BB/U yaitu :
*Dapat lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat
umum.
*Sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek.
*Dapat mendeteksi kegemukan (Over weight).
Kelemahan dari indek BB/U adalah :
*Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat
udema.
*Memerlukan data umur yang akurat.
*Sering terjadi kesalahan pengukuran misalnya pengaruh pakaian,
atau gerakan anak pada saat penimbangan.
*Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah
sosial budaya setempat. Dalam hal ini masih ada orang tua yang tidak
mau menimbangkan anaknya karena seperti barang dagangan
(Supariasa, 2002).
b. Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Tinggi
badan
merupakan
ukuran
antropometri
yang
menggambarkan pertumbuhan skeletal. Pengaruh defisiensi zat gizi
terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama.
Kelemahan penggunaan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U)
yaitu :
*Tidak dapat memberi gambaran keadaan pertumbuhan secara jelas.
*Dari segi operasional, sering dialami kesulitan dalam pengukuran
terutama bila anak mengalami keadaan takut dan tegang (Jahari,
2002).
c. Indeks Massa Tubuh Menurut (IMT/U)
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menetapkan pelaksanaan
perbaikan gizi adalah dengan menentukan atau melihat. Komposisi
tubuh mencakup komponen lemak tubuh (fat mass) dan bukan lemak
tubuh (non-fat mass) (Riyadi, 2004).
Pengukuran status gizi anak sekolah dapat dilakukan dengan indeks
antropometri dan menggunakan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur
(IMT/U) anak sekolah.
Rumus IMT :
IMT = BB (kg) : (TB (m) x TB (m))
(Soekirman, 2000)
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Antropometri
Dalam penelitian status gizi, khususnya untuk keperluan klasifikasi
diperlukan ukuran baku (reference). Pada tahun 2009, Standar
Antropometri WHO 2007 diperkenalkan oleh WHO sebagai standar
antopometri untuk anak dan remaja di dunia.
Indeks BB/U
a. Normal : -2 SD s/d
2 SD
b. Kurang : -3 SD s/d
< -2 SD
c. Sangat Kurang : < -3
SD
Indeks TB/U
a. Normal : -2 SD s/d
2 SD
b. Pendek : -3 SD s/d
< -2 SD
c. Sangat pendek : < -3
SD
Indeks IMT/U
a. Sangat gemuk : > 3
SD
b. Gemuk : > 2 SD s/d
3 SD
c. Normal : -2 SD s/d
2 SD
d. Kurus : -3 SD s/d <
-2 SD
e. Sangat kurus : < -3
SD
AKG Remaja
Uraian
Energi
(kcal)
Protein (g)
Kalsium
(mg)
Besi (mg)
Vit. A (RE)
Vit. E (mg)
Vit B1 (mg)
Vit C (mg)
Folat (mg)
13- 15
th
2100
Perempuan
16 19
20 - 45
th
th
2000
2200
13 - 15
th
2400
Laki laki
16 - 19 20 - 45
th
th
2500
2800
62
700
51
600
48
600
64
700
66
600
55
500
19
500
8
1,0
60
130
25
500
8
1,0
60
150
26
500
8
1,0
60
150
17
600
10
1,0
60
125
23
700
10
1,0
60
165
13
700
10
1,2
60
170
(Hurlock, 2007)
Menurut ajaran Islam, anak adalah amanah Allah dan tidak bisa
dianggap sebagai harta benda yang bisa diperlakukan sekehendak hati
oleh orang tua. Sebagai amanah anak harus dijaga sebaik mungkin
oleh yang memegangnya, yaitu orang tua. Anak adalah manusia yang
memiliki nilai kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan dengan alasan
apapun.
1. Anak mempunyai hak untuk hidup. Allah berfirman:
Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami
akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka. ( QS. AlAnam: 151)
2. Menyusui Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih
kecil, sebagaimana firman Allah (QS AI Baqarah: 233)
3. Memberi Nama yang Baik
4. Mengaqiqahkan Anak
Rasulullah s.a.w. bersabda; Tiap-tiap seorang anak tergadai dengan
aqiqahnya. Disembelih (aqiqah) itu buat dia pada hari yang ketujuhnya
dan di cukur serta diberi nama dia. (Diriwayatkan oleh Ahmad dan
Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits dari
Samurah ).
5. Mendidik anak
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu
muslimah.
6. Memberi makan dan keperluan lainnya
Rasulullah s.a.w. bersabda;
Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan
memberi makan keluarganya. ( HR Abu Daud)
(tanggung
jawab)
18. Menikahkannya
Bila anak telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan
biarkan mereka terus tersesat dalam belantara kemaksiatan. Doakan
dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu menunggu
memasuki usia senja.
Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung
beban berat kelurga, Allah berjanji akan menutupinya seiring dengan
usaha dan kerja keras yang dilakukannya, sebagaimana firman-Nya,
Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang
yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki
ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak
mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari
anugerah-Nya. (QS. An-Nur:32)