Anda di halaman 1dari 33

1.

Memahami dan menjelaskan terardasi mental


1.1Memahami dan menjelaskan definisi

Disebut juga oligofrenia (oligo=kurang/sedikit ; fren=jiwa) atau tuna mental


The american Association Deficiency (AAMD) dan Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV) mendefinisikan retardasi
mental sebagai fungsi intelektual keseluruhan yang secara bermakna di bawah
rata-rata yang menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku
adaktif dan bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu sebelum usia 18
tahun. (Kaplan, 2008)
Carter CH (dikutip dari Toback C.) megatakan retardasi mental adalah suatu
kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan
ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan
masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
Crocker AC 1983, retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fumgsi
intelegensi yang rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyusuaian
perilaku, dan gejalanya timbul pada masa perkembangan.
Menurut World Health Organization (WHO) retardasi mental adalah kemampuan
mental yang tidak mencukupi. (WHO dikutip dari Menkes RI, 1990).
Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan yang dinyatakan
sebagai IQ (Intelengence Quitient)
IQ adalah MA/CA x 100%
M.A = Mental Age, umur mental yang didapat dari hasil test.
C.A = Chronological Age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir.
Yang dimaksud fungsi intelektual dibawah normal, yaitu apabila IQ
dibawah 70-75. Anak ini tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah
biasa, karena cara berfikirnya yang terlalu sederhana, daya tangkap
dan daya ingat lemah, demikian pula dengan pengertian bahasa dan
berhitungnya juga sangat lemah.
Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku adaptif sosial adalah
kemampuan seseorang untuk mandiri, menyesuaikan diri dan
mempunyai tanggung jawab sosial yang sesuai dengan kelompok
umur dan budayanya.Pada penderita retardasi mental gangguan
perilaku adaptif yang paling meninjol adalah kesulitan menyesuaikan
diri dengan masyarakat sekitarnya.Biasanya tingkah lakunya kekanakkanakan tidak sesuai dengan umurnya.
Gejala tersebut harus timbul pada masa perkembangan, yaitu
dibawah umur 18 tahun. Karena gejala tersebut timbul setelah 18
tahun, bukan lagi disebut retardasi mental tetapi penyakit lain sesuai
dengan gejala klinisnya.
(Soetjiningsih, 1995)

1.2Memahami dan menjelaskan etiologi


Terdapat banyak penyebab cacat mental, seperti penyakit yang diderita
semasa kehamilan, terusakan dalam metabolisme, penyakit pada otak

polamal, dan yang tidak baik, dan perawatan yang tidak sesuai. Laporan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan bahwa 30% dari anakanak yang cacat mental serius disebabkan oleh ketidaknormalan genetik,
seperti down syndrom, 25% disebabkan oleh cerebrum palsy, 30%
disebabkan oleh meningitis dan masalah pranatal sedangkan 15% sisanya
belum dapat ditemakan. 9 faktor yang menjadi penyebab timbulnya cacat
mental: penyakit yang disebabkan minuman keras, trauma, metabolisme
atau pola makan yang tidak baik dan penyakit dalam otak, pengaruh saat
masa

kehamilan

gangguan

yang

semasa

tidak

kehamilan,

diketahui,

kromosom

gangguan

psikiatris

yang

abnormal,

dan

pengaruh

Iingkungan.
Anak yang mengalami retardasi mental dapat disebabkan beberapa faktor
diantara faktor genetik atau juga kelainan dalam kromosom, faktor ibu
selama hamil dimana terjadi gangguan dalam gizi atau penyakit pada ibu
seperti rubella, atau adanya virus lain atau juga faktor setelah lahir
dimana dapat terjadi kerusakan otak apabila terjadi infeksi seperti terjadi
meningitis, ensefalitis, dan lain-lain.

1. Non Organik
*Kemiskinan dan keluarganya yang tidak harmonis
*Faktor sosiokultural
*Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik
*Penelantaran anak
2. Organik
2.1 Faktor prakonsepsia.
*Abnormalitas single gene
*Kelainan kromosom
2.2 Faktor pranatal.
*Gangguan pertumbuhan otak trimester I
*Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
2.3 Faktor perinatal.

*Sangat prematur.
*Asfiksia neonatorum
2.4 Faktor post natal.
*Trauma berat pada kepala/susunan saraf pusat
*Neurotoksin, misalnya logam berat
*Infeksi
Etiologi retardasi mental menggambarkan pengaruh kait-mengkait antara
faktor bakat (turunan) dan faktor lingkungan. Penyebab atau yang
dicurigai sebagai penyebab retardasi mental (RM) antara faktor bakat
(turunan) dan faktor lingkungan. Dalam mengkaji etiologi retardasi mental
perlu disimak 3 faktor berikut, yaitu:

1. Predisposisi genetik, termasuk kepekaan yang dipengaruhi oleh faktor genetik


terhadap agens atau faktor ekologis.
2. Faktor lingkungan yang dapat mengganggu organisme yang sedang tumbuh, misalnya
keadaan nutrisi, radiasi, dan juga keadaan lingkungan psikososial.
3. Waktu terjadinya pemaparan, saat terjadinya pemaparan dapat memengaruhi beratnya
kerusakan.
Ternyata gangguan gizi yang berat dan yang berlangsung lama sebelum
umur 4 tahun sangat memepengaruhi perkembangan otak dan dapat juga
mengakibatkan retardasi mental. Keadaan dapat diperbaiki dengan
memperbaiki gizi sebelum umur 6 tahun, sesudah ini biarpun anak itu
dibanjiri dengan makanan bergizi, intelegensi yang rendah itu sudah sukar
ditingkatkan.
Beberapa penyebab retardasi mental yang dapat dicegah atau diobati
Selain penyebab di atas, masih banyak penyebab retardasi mental yang
dapat dicegah dan diobati dan cukup banyak pula yang penyebabnya
sampai saat ini belum dapat diobati. Di antara penyebab yang dapat
dicegah yaitu asfiksia lahir dan trauma lahir, infeksi, malnutrisi berat dan
defisiensi yodium.
Faktor Resiko terjadinya Retardasi Mental :
Faktor Prenatal
Penggunaan berat alkohol pada perempuan hamil dapat menimbulkan
gangguan pada anak yang mereka lahirkan yang disebut dengan fetal
alcohol syndrome. Faktor-faktor prenatal lain yang memproduksi retardasi

mental adalah ibu hamil yang menggunakan bahan-bahan kimia, dan


nutrisi yang buruk. (Durand, 2007).
Penyakit ibu yang juga menyebabkan retardasi mental adalah sifilis,
cytomegalovirus,

dan

herpes

genital.

Komplikasi

kelahiran,

seperti

kekurangan oksigen dan cidera kepala, menempatkan anak pada resiko


lebih besar terhadap gangguan retardasi mental. Kelahiran premature
juga menimbulkan resiko retardasi mental dan gangguan perkembangan
lainnya. Infeksi otak, seperti encephalitis dan meningitis juga dapat
menyebabkan retardasi mental. Anak-anak yang terkena racun, seperti
cat yang mengandung timah, juga dapat terkena retardasi mental. (Nevid,
2003)
Faktor Psikososial
Seperti lingkungan rumah atau sosial yang miskin, yaitu yang tidak
memberikan stimulasi intelektual, penelantaran, atau kekerasan dari
orang tua dapat menjadi penyebab atau memberi kontribusi dalam
perkembangan retardasi mental. (Nevid, 2002)
Anak-anak dalam keluarga yang miskin mungkin kekurangan mainan,
buku, atau kesempatan untuk berinteraksi dengan orang dewasa melalui
cara-cara yang menstimulasi secara intelektual akibatnya mereka gagal
mengembangkan keterampilan bahasa yang tepat atau menjadi tidak
termotivasi untuk belajar keterampilan-keterampilan yang penting dalam
masyarakat

kontemporer.

Beban-beban

ekonomi

seperti

keharusan

memiliki lebih dari satu pekerjaan dapat menghambat orang tua untuk
meluangkan waktu membacakan buku anak-anak, mengobrol panjang
lebar, dan memperkenalkan mereka pada permainan kreatif. Lingkaran
kemiskinan dan buruknya perkembangan intelektual dapat berulang dari
generasi ke generasi (Nevid, 2002).
Kasus yang berhubungan dengan aspek psikososial disebut sebagai
retardasi budaya-keluarga (cultural-familial retardation). Pengaruh cultural
yang mungkin memberikan kontribusi terhadap gangguan ini termasuk
penganiayaan, penelantaran, dan deprivasi sosial. (Durand, 2007)
Faktor Biologis

1. Pengaruh genetik
Kebanyakan peneliti percaya bahwa di samping pengaruh-pengaruh
lingkungan,

penderita

retardasi

mental

mungkin

dipengaruhi

oleh

gangguan gen majemuk (lebih dari satu gen). Salah satu gangguan gen
dominan yang disebut tuberous sclerosis, yang relatif jarang, muncul pada
1 diantara 30.000 kelahiran. Sekitar 60% penderita gangguan ini memiliki
retardasi mental. Phenyltokeltonuria (PKU) merupakan gangguan genetis
yang terjadi pada 1 diantara 10.000 kelahiran (Plomin, dkk, 1994, dalam
Nevid, 2002). Gangguan ini disebabkan metabolisme asam amino
Phenylalanine yang terdapat pada banyak makanan. Asam Phenylpyruvic,
menumpuk dalam tubuh menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat
yang mengakibatkan retardasi mental dan gangguan emosional.

2. Pengaruh kromosomal
Jumlah kromosom dalam sel-sel manusia yang berjumlah 46 baru
diketahui 50 tahun yang lalu. Tiga tahun berikutnya, para peneliti
menemukan bahwa penderita Sindroma Down memiliki sebuah kromosom
kecil tambahan. Semenjak itu sejumlah penyimpangan kromosom lain
menimbulkan retardasi mental telah teridentifikasi yaitu Down syndrome
dan Fragile X syndrome.

a. Down syndrome
Sindroma down, merupakan bentuk retardasi mental kromosomal yang paling sering
dijumpai, di identifikasi untuk pertama kalinya oleh Langdon Down pada tahun 1866.
Gangguan ini disebabkan oleh adanya sebuah kromosom ke 21 ekstra dan oleh
karenanya sering disebut dengan trisomi 21. (Durand, 2007). Anak retardasi mental
yang lahir disebabkan oleh faktor ini pada umumnya adalah Sindroma Down atau
Sindroma mongol (mongolism) dengan IQ antar 20 60, dan rata-rata mereka
memliki IQ 30 50. Abnormalitas kromosom yang paling umum menyebabkan
retardasi mental adalah sindrom down yang ditandai oleh adanya kelebihan
kromosom atau kromosom ketiga pada pasangan kromosom ke 21, sehingga
mengakibatkan jumlah kromosom menjadi 47. Anak dengan sindrom down dapat
dikenali berdasarkan ciri-ciri fisik tertentu, seperti wajah bulat, lebar, hidung datar,
dan adanya lipatan kecil yang mengarah ke bawah pada kulit dibagian ujung mata
yang memberikan kesan sipit. Lidah yang menonjol, tangan yang kecil, dan berbentuk
segi empat dengan jari-jari pendek, jari kelima yang melengkung, dan ukuran tangan
dan kaki yang kecil serta tidak proporsional dibandingkan keseluruhan tubuh juga
merupakan ciri-ciri anak dengan sindrom down. Hampir semua anak ini mengalami
retardasi mental dan banyak diantara mereka mengalami masalah fisik seperti
gangguan pada pembentukan jantung dan kesulitan pernafasan. (Nevid, 2003)

b. Fragile X syndrome
Fragile X syndrome merupakan tipe umum dari retardasi mental yang diwariskan.
Gangguan ini merupakan bentuk retardasi mental paling sering muncul setelah
sindrom down (Plomin, dkk, 1994, dalam Nevid, 2003). Gen yang rusak berada pada
area kromosom yang tampak rapuh, sehingga disebut Fragile X syndrome. Sindrom
ini mempengaruhi laki-laki karena mereka tidak memiliki kromosom X kedua dengan
sebuah gen normal untuk mengimbangi mutasinya. Laki-laki dengan sindrom ini
biasanya memperlihatkan retardasi mental sedang sampai berat dan memiliki angka
hiperaktifitas yang tinggi. Estimasinya adalah 1 dari setiap 2.000 laki-laki lahir
dengan sindrom ini .
Menurut PedomanPenggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Ke-1 faktorfaktor penyebab retardasi mental adalah sebagai berikut:

a. Infeksi dan atau intoksinasi


Infeksi yang terjadi pada masa prenatal dapat berakibat buruk pada perkembangan
janin, yaitu rusaknya jaringan otak. Begitu juga dengan terjadinya intoksinasi,
jaringan otak juga dapat rusak yang pada akhirnya menimbulkan retardasi mental.
Infeksi dapat terjadi karena masuknya rubella, sifilis, toksoplasma, dll. ke dalam
tubuah ibu yang sedang mengandung. Begitu pula halnya dengan intoksinasi, karena
masuknya racun atau obat yang semestinya dibutuhkan.
b. Terjadinya rudapaksa dan / atau sebab fisik lain
Ruda paksa sebelum lahir serta trauma lainnya, seperti hiper radiasi, alat kontrasepsi,
dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan berupa retardasi mental.
Pada waktu proses kelahiran (perinatal) kepala bayi dapat mengalami tekanan
sehingga timbul pendarahan di dalam otak. Mungkin juga karena terjadi kekurangan
oksigen yang kemudian menyebabkan terjadinya degenerasi sel-sel korteks otak yang
kelak mengakibatkan retardasi mental.

c. Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi


Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan metabolisme
(misalnya gangguan metabolism karbohidrat dan protein), gangguan pertumbuhan,
dan gizi buruk termasuk dalam kelompok ini. Gangguan gizi yang berat dan
berlangsung lama sebelum anak berusia 4 tahun sangat mempengaruhi perkembangan
otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental. Keadaan seperti itu dapat diperbaiki
dengan memberikan gizi yang mencukupi sebelum anak berusia 6 tahun, sesudah itu

biarpun anak tersebut dibanjiri dengan makanan yang bergizi, inteligensi yang rendah
tersebut sangat sukar untuk ditingkatkan.
d. Penyakit otak yang nyata
Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat beberapa reaksi sel-sel otak
yang nyata, yang dapat bersifat degeneratif, radang, dst. Penyakit otak yang terjadi
sejak lahir atau bayi dapat menyebabkan penderita mengalamai keterbelakangan
mental.
e. Penyakit atau pengaruh prenatal
Keadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan, tetapi tidak diketahui
etiologinya, termasuk anomaly cranial primer dan defek congenital yang tak diketahui
sebabnya.
f. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom mungkin terjadi pada aspek jumlah maupun bentuknya. Kelainan
pada jumlah kromosom menyebabkan sindroma down yang dulu sering disebut
mongoloid.
g. Prematuritas
Retardasi mental yang termasuk ini termasuk retrdasi mental yang berhubungan
dengan keadaan bayi yang pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram
dan/atau dengan masa kehamilan kurang dari 38 minggu.
h. Akibat gangguan jiwa yang berat
Retardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa yang berat pada
masa kanak-kanak.

i. Deprivasi psikososial
Devripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan. Tidak terpenuhinya kebutuhan
psikososial awal-awal perkembangan ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya
retardasi mental pada anak.
1.3Memahami dan menjelaskan epidemiologi
Sekitar 3% populasi umum mempunyai kuotien intelegensi (IQ) kuranf dari
2 simpang baku di bawah mean. Telah diperkirakan bahwa 80 90%
individu dalam populasi dengan retardasi mental berfungsi dalam kisaran

ringan, sementara hanya 5% populasi dengan retardasi mental yang


gangguannya berat sampai sangat berat. Prevalensi retardasi mental
ringan berbanding terbalik dengan status social ekonomi, sementara
ketidakmampuan sedang sampai berat terjadi dengan frekuensi yang
sama pada hampir semua kelompok pendapatan. Karena diagnosis
retardasi mental didasarkan pada penilaian perilaku penyesuaian diri dan
tidak ganya pada IQ, maka epidemiologinya juga bervariasi sejalan
dengan siklus hidup. Insidens retardasi yang pada mulanya dilaporkan
meningkat sejalan dengan usia, jumlahnya meningkat dengan tajam pada
awal tahun tahun sekolah dan menurun pada akhir masa remaja ketika
individu dengan gangguan ringan menyelesaikan pendidikan formalnya
dan berasimilasi ke dalam kehidupan dewasa normal. Identifikasi anak
dengan retardasi ringan pada masa pra-sekolah paling lazim dipercepat
dengan perhatian pada perkembangan bahasanya. (Nelson)
1.4Memahami dan menjelaskan klasifikasi
Menurut nilai IQ-nya (dikutip dari Swaiman 1989) :
Nilai IQ
Sangat superior

130 atau lebih

Superior

120-129

Diatas rata-rata

110-119

Rata-rata

90-110

Dibawah rata-rata

80-89

Retardasi

mental

70-79

Retardasi mental ringan

52-69

borderline

(mampu didik)
Retardasi mental sedang

36-51

(mampu latih)
Retardasi mental berat

20-35

Retardasi mental sangat

Dibawah 20

berat

Yang disebut retardasi mental apabila IQ dibawah 70, retardasi mental


tipe ringan masih mampu didik, retardasi mental sedang mampu latih,
sedangkan retardasi mental tipe berat dan sangat berat memerlukan
pengawasan dan bimbingan seumur hidupnya.

Ada 4 taraf Retardasi mental berdasarkan kriteria psikometrik


menurut skala inteligensi Wechsler (Kirk dan Gallagher, 1979, dalam
B3PTKSM, p. 26), yaitu:
1. Retardasi mental ringan (mild mental retardation) dengan IQ 55
69.
2. Retardasi mental sedang (moderate mental retardation) dengan
IQ 40 54.
3. Retardasi mental berat (severe mental retardation) dengan IQ 20
39.
4. Retardasi mental sangat berat (profound mental retardation)
dengan IQ 20 kebawah.
Penggolongan anak Retardasi mental menurut kriteria perilaku
adaptif
a. Retardasi mental ringan
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental.
Kebanyakan dari mereka ini termasuk dari tipe sosial budaya dan
diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas.
Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun)
Karakteristik :
*Usia presekolah tidak tampak sebagai anak retardasi mental, tetapi
terlambat dalam kemampuan berjalan, bicara , makan sendiri, dll.
*Usia sekolah, dapat melakukan ketrampilan, membaca dan
aritmatik dengan pendidikan khusus, diarahkan pada kemampuan
aktivitas sosial.
*Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional,
diperbolehkan menikah tidak dianjurkan memiliki anak. Ketrampilan
psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi
b. Retardasi mental sedang
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental,
mereka mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan
intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja, Apabila
bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan.
Sedang ( IQ 35- 40 hingga 50 55; umur mental 3 7 tahun)
Karakteristik :
*Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik,
terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri.

*Usia sekolah, dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar


kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana. Tidak
ada kemampuan membaca dan berhitung.
*Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi
dalam rekreasi, dapat melakukan perjalanan sendiri ke tempat yg
dikenal, tidak bisa membiayai sendiri.
c. Retardasi mental berat
Diagnosis mudah ditegakkan secara dini karena selain adanya
gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang
tua, dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlambatan
perkembangan motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe
klinik.
Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3 tahun)
Karakteristik :
*Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik,
kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon
dalam perawatan diri tingkat dasar seperti makan.
*Usia sekolah, gangguan spesifik dalam kemampuan berjalan,
memahami sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila dilatih
sistematis.
*Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang,
perlu arahan berkelanjutan, protektif lingkungan, kemampuan
bicara minimal, meggunakan gerak tubuh.
d. Retardasi mental sangat berat
Diagnosis dini mudah ditegakkan karena gejala baik mental dan
fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal.
Seluruh hidupnya tergantung orang disekitarnya.
Sangat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi)
Karakteristik :
*Usia prasekolah retardasi mencolok.
*Sensorimotor minimal, butuh perawatan total.
*Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan,
memperlihatkan respon emosional dasar, ketrampilan latihan kaki,
tangan dan rahang.
*Butuh pengawas pribadi.
*Usia mental bayi muda.
*Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total,
biasanya diikuti dengan kelainan fisik.
(Depkes, 2009)
1.5Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis

Tingkat

Kisar

Kemampua

Kemampua

Kemampuan

an IQ

n Usia
Prasekolah
(sejak
lahir-5
tahun)
Bisa
membangun
kemampuan
sosial &
komunikasi

Koordinasi
otot sedikit
terganggu

Seringkali
tidak
terdiagnosis

Ringan

52-68

Moderat

36-51

Bisa
berbicara &
belajar
berkomunik
asi

Kesadaran
sosial
kurang

Koordinasi
otot cukup

Berat

20-35

Bisa
mengucapka
n beberapa
kata
Mampu
mempelajari
kemampuan

n Usia
Sekolah
(6-20
tahun)

Masa Dewasa
(21 tahun
keatas)

Bisa
mempelajari
pelajaran
kelas 6 pada
akhir usia
belasan
tahun
Bisa
dibimbing
ke arah
pergaulan
sosial
Bisa
dididik
Bisa
mempelajari
beberapa
kemampuan
sosial &
pekerjaan
Bisa
belajar
bepergian
sendiri di
tempattempat yg
dikenalnya
dengan baik

Biasanya bisa
mencapai
kemampuan kerja
& bersosialisasi
yg cukup, tetapi
ketika mengalami
stres sosial
ataupun ekonomi,
memerlukan
bantuan

Bisa
berbicara
atau belajar
berkomunik
asi
Bisa
mempelajari

Bisa
memenuhi
kebutuhannya
sendiri dengan
melakukan
pekerjaan yg
tidak terlatih atau
semi terlatih
dibawah
pengawasan
Memerlukan
pengawasan &
bimbingan ketika
mengalami stres
sosial maupun
ekonomi yg
ringan
Bisa
memelihara diri
sendiri dibawah
pengawasan
Dapat
melakukan
beberapa

Sangat
berat

19
atau
kurang

untuk
menolong
diri sendiri
Tidak
memiliki
kemampuan
ekspresif
atau hanya
sedikit

Koordinasi
otot jelek
Sangat
terbelakang

Koordinasi
ototnya
sedikit
sekali
Mungkin
memerlukan
perawatan
khusus

kebiasaan
hidup sehat
yg
sederhana

kemampuan
perlindungan diri
dalam lingkungan
yg terkendali

Memiliki
beberapa
koordinasi
otot

Kemungkin
an tidak
dapat
berjalan
atau
berbicara

Memiliki
beberapa
koordinasi otot &
berbicara
Bisa merawat
diri tetapi sangat
terbatas
Memerlukan
perawatan khusus

Anak dengan MR ringan (IQ 52-68) bisa mencapai kemampuan membaca sampai
kelas 4-6. Meskipun memiliki kesulitan membaca, tetapi mereka dapat mempelajari
kemampuan pendidikan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka
memerlukan pengawasan dan bimbingan serta pendidikan dan pelatihan khusus.
Biasanya tidak ditemukan kelainan fisik, tetapi mereka bisa menderita epilepsi.
Mereka seringkali tidak dewasa dan kapasitas perkembangan interaksi sosialnya
kurang. Mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan keadaan yang
baru dan mungkin memiliki penilaian yang buruk. Mereka jarang melakukan
penyerangan yang serius, tetapi bisa melakukan kejahatan impulsif.
Anak-anak dengan RM moderat (IQ 36-51) jelas mengalami kelambatan dalam
belajar berbicara dan keterlambatan dalam mencapai tingkat perkembangan lainnya
(misalnya duduk dan berbicara). Dengan latihan dan dukungan dari lingkungannya,
mereka dapat hidup dengan tingkat kemandirian tertentu.
Anak-anak dengan RM berat (IQ 20-35) dapat dilatih meskipun agak lebih susah
dibandingkan dengan RM moderat.
Anak-anak dengan RM sangat berat (IQ 19 atau kurang) biasanya tidak dapat belajar
berjalan, berbicara atau memahami.
Angka harapan hidup untuk anak-anak dengan RM mungkin lebih pendek, tergantung
kepada penyebab dan beratnya RM. Biasanya, semakin berat RMnya maka semakin
kecil angka harapan hidupnya.

1.6Memahami dan menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding

Diagnosis Retardasi Mental


Anamnesis yang baik sangat diperlukan. Dengan melakukan
skrining secara rutin misalnya dengan menggunakan DDST (Denver
Developmental Screening Test), maka diagnosis dini dapat segera
dibuat. Setelah anak berumur enam tahun dapat dilakukan tes IQ.
Sering kali hasil evaluasi medis tidak khas dan tidak dapat diambil
kesimpulan. Pada kasus seperti ini, apabila tidak ada kelainan pada
system susunan saraf pusat, perlu anamnesis yang teliti apakah ada
keluarga yang cacat.
Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
1. Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata. IQ
kira-kira 70 atau dibawahnya pada individu yang dilakukan test IQ.
2. Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya
komunikasi, kemampuan menolong diri sendiri, berumah tangga,
sosial, pekerjaan, kesehatan dan keamanan.
3. Onsetnya sebelum berusia 18 tahun.
Anamnesis
Beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan antara lain :
*Pada usia berapa bayi mulai mengetahui adanya suara, misalnya
berkedip, terkejut, atau menggerakkan bagian tubuh.
*Pada usia berapa bayi mulai tersenyum (senyum komunikatif),
misalnya saat berbicara padanya.
*Kapan bayi mulai mengeluarkan suara aaaggh
*Orientasi terhadap suara, misalnya bila ada suara apakah bayi
memaling atau mencari ke arah suara
*Kapan bayi memberi isyarat daag dan bermain cikkebum
*Mengikuti perintah satu langkah, seperti beri ayah sepatu atau
ambil koran
*Berapa banyak bagian tubuh yang dapat ditunjukkan oleh anak,
seperti mata, hidung, telinga.
(Depkes, 2009)
American Psychiatric Associations Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder (DSM IV) membagi gangguan bahasa
dalam 4 tipe:
1. Gangguan bahasa ekspresif
2. Gangguan bahasa reseptif ekspresif
3. Gangguan phonological
4. Gagap
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain


dari gangguan bahasa dan bicara. Perlu diperhatikan ada tidaknya
mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang berulang,
sindrom William (facies Elfin, perawakan pendek, kelainan jantung,
langkah yang tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain.
Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak
menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah, dan mengulang
suku kata.
Cara Pengukuran Pertumbuhan
Parameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
gangguan pertumbuhan, maka dilakukan pengukuran tertentu yang
hasilnya kemudian dibandingkan dengan parameter yang sudah
terstandardisasikan, yaitu meliputi:
*Tinggi badan
*Berat badan
*Lingkar lengan
*Lingkar kepala
*Lingkar dada
*Lingkar abdomen
a. Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran pada posisi tubuh berbaring lebih tepat untuk anakanak di bawah 5 tahun.
Memprediksikan tinggi akhir anak sesuai potensi genetik
berdasarkan tinggi badan orang tua dengan asumsi bahwa
semuanya tumbuh optimal sesuai potensinya. Rumus yang
digunakan:

TB anak perempuan = ( TB ayah 13 cm ) + TB ibu 8,5 cm

TB anak laki-laki = ( TB ibu +13 cm ) + TB ayah 8,5 cm


2
(Moersintowati, 2008)
b. Pengukuran Berat Badan

c. Pengukuran Lingkar Kepala


Pita dilingkarkan pada kepala anak, menutupi alis mata dan
melewati oksipital.
Pemeriksaan Penunjang
1. BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) merupakan cara
pengukuran evoked potensial (aktivitas listrik yang dihasilkan saraf
VIII, pusat-pusat neural dan traktus di dalam batang otak) sebagai
respon terhadap stimulus auditorik.
Dilakukan pemeriksaan sinar-x tengkorak, pemeriksaan tomograf
computer (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk
menghubungkan patologi sistem saraf pusat dengan retardasi
mental, pembesaran kepala, dicurigai adanya kelainan otak yang
luas, dicurigai adanya tumor intra kranial, kejang local.
Elektroensefalogram (EEG) digunakan untuk menentukan adanya
gejala kejang yang dicurigai, kesulitan mengerti bahasa yang berat.
(Kaplan, 2008)
2. Pemeriksaan audiometric
Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anak-anak yang sangat
kecil dan untuk anak-anak yang ketajaman pendengarannya
tampak terganggu.
3. CT scan kepala untuk mengetahui struktur jaringan otak,
sehingga didapatkan gambaran area otak yang abnormal.
4. Timpanometri, digunakan untuk mengukur kelenturan membrana
timpani dan system osikular. Selain tes audiometri, bisa juga
digunakan tes intelegensi. Paling dikenal yaitu skala Wechsler, yang
menyajikan 3 skor intelegen, yaitu IQ verbal, IQ performance, dan
IQ gabungan.
5. Tes Laboratorium
Pada tes laboratorium retardasi mental yang digunakan adalah
pemeriksaan urin dan darah untuk mencari gangguan 18actor18ti.
Kelainan enzim pada gangguan kromosom, terutama sindrom down.
6.Pemeriksaan Psikologis
Tes Gesell, Bayley, dan Cattell adalah tes yang sering digunakan
untuk bayi. Tes Bender Gestalt dan Benton Visual Retention test
juga digunakan untuk anak retardasi mental. Disamping itu,
pemeriksaan psikologi harus menilai kemampuan 18actor18tic,
motorik, 18actor18tic, dan kognitif. Informasi tentang 18actor
motivasional, emosional, dan interpersonal juga penting.
Diagnosis banding retardasi mental

*Attention Defcit Hyoperactivity Disorder (ADHD)


Kelainan perkembangan yang diturunkan secara genetik akibat
adanya gangguan pada gen transporter dopamin dan gen reseptor
dopamin D4. Gangguan tersebut terjadi pada sistem dopaminergik
dan nor-adrenergik yang menyebabkan adanya disfungsi pre-frontal
dan sirkuit fronto-striatal.
Manifestasi Klinis:
Anak dengan ADHD dapat memperlihatkan gejala inatensi,
hiperaktifitas dan implusivitas.
1.7Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan

Pendekatan perilaku sangat penting dalam memahami dan bekerja


sama dengan anak retardasi mental.
*Perlu melibatkan psikolog untuk menilai perkembangan mental
anak terutama kemampuan kognitifnya, dokter anak untuk
memeriksa perkembangan fisiknya, menganalisis penyebab dan
mengobati penyakit atau kelainan yang mungkin ada.
*Psikiater bila anak menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila
orang tuanya membutuhkan dukungan terapi keluarga. Ahli
rehabilitasi medis bila diperlukan untuk merangsang perkembangan
motorik dan sensoriknya. Ahli terapi wicara untuk memperbaiki
gangguan bicaranya atau untuk merangsang perkembangan
bicaranya.
*Pada orang tuanya perlu diberikan penerangan yang jelas
mengenai keadaan anaknya dan apa yang dapat diharapkan dari
terapi yang diberikan. Disamping itu diperlukan kerja sama yang
baik antara guru dan orangtuanya, agar tidak terjadi kesimpang
siuran dalam strategi penanganan anak disekolah dan dirumah.
Anggota keluarga lainnya juga harus diberi pengertian agar anak
tidak diejek atau dikucilkan. Disamping itu, masyarakat perlu
diberikan penerangan tentang retardasi mental agar mereka dapat
menerima anak tersebut dengan wajar.
*Anak dengan retardasi mental memerlukan pendidikan khusus
yang sesuaikan dengan taraf IQ-nya. Mereka digolongkan yang
mampu didik untuk golongan retardasi mental ringan dan yang
mampu latih untuk anak dengan retardasi mental sedang. Sekolah
khusus untuk anak retardasi mental ini adalah SLB-C.
*Semua anak retardasi mental memerlukan perawatan seperti
pemeriksaan kesehatan yang rutin, imunisasi dan monitoring

terhadap tumbuh kembangnya.


mendapat perhatian.
(Depkes, 2009)

Masalah

nutrisi

juga

perlu

Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :


*Obat-obat psikotropika (tioridazin, Mellaril untuk remaja dengan
perilaku yang membahayakan diri sendiri.
*Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda
gangguan konsentrasi/gangguan hyperaktif.
*Antidepresan ( imipramin, tofranil)
*Karbamazepin ( tegrevetol) dan propanolol (Inderal)
1.8Memahami dan menjelaskan pencegahan

Pencegahan primer
(1) pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat umum tentang retardasi mental, (2) usaha terus
menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan
memperbaharui kebijaksanaan kesehatan masyarakat (3) aturan
yang memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang
optimal 4) eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan
kerusakan system saraf pusat.
Pencegahan sekunder
Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak,
perdarahan subdural, kraniostenosis. Penyakit metabolik dan
endokrin yang menurun seperti Phenil Keton Uria (PKU),
hipertiroidisme bisa diobati secara efektif pada stadium dini.
Pencegahan tersier
Meliputi pendidikan pasien atau latihan khusus, disalurkan ke
Sekolah Luar Biasa (SLB) yang sesuai. Bagi yang gelisah, hiperaktif
atau destruktif dapat diberi: Methylphenidate diberi pagi hari
dengan dosis tergantung berat badan dan dimulai dengan dosis
yang rendah sampai mencapai dosis maksimum 20mg/hari (1x per
hari). Bila ada gejala kejang, diberi obat anti kejang.
Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan
pragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam
mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi
mental.
Setiap wanita hamil yang berumur >35 tahun dianjurkan untuk
menjalankan amniosentesis dan pemeriksaan vili korion, karena
mereka memiliki risiko melahirkan bayi yang menderita Sindrom
Down. USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan
otak. Untuk mendeteksi Sindrom Down dan spina bifida juga 21ias
dilakukan pengukuran kadar alfa-protein serum.

1.9Memahami dan menjelaskan prognosis


Retardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya
prognosisnya lebih baik. Tetapi pada umumnya sukar untuk menemukan
penyakit dasarnya. Anak dengan retardasi mental ringan dengan
kesehatan yang baik tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umur
harapan hidupnya sama dengan orang yang normal. Tetapi sebaliknya
pada retardasi mental yang berat dengan masalah kesehatan dan gizi,
sering meninggal pada usia muda.
2. Memahami dan menjelaskan nutrisi anak dan remaja pada masa
perkembangan

Kecepatan pertumbuhan anak melambat setelah tahun pertama


kehidupan. Pada umur setahun berat badan anak menjadi 3 kali BB
lahir, tetapi pada umur 2 tahun BB anak hanya 4 kali BB lahir. Panjang
badan anak bertambah 50% pada umur setahun, namun panjang
badan lahir baru tercapai pada umur 4 tahun. Pada anak yang baru
sembuh dari suatu penyakit atau anak mengalami kekurangan gizi
akan mengalami pertumbuhan yang lambat.
Anak membutuhkan nutrien yang lebih banyak untuk pertumbuhan
tulang, gigi, otot dan darah. Anak mempunyai risiko mengalami
malnutrisi apabila anak terlalu lama nafsu makannya buruk, asupan
makanan yang terbatas atau makanan yang terlalu encer. Energi
dibutuhkan oleh anak untuk keperluan metabolisme basal,
pertumbuhan dan aktifitas. Komposisi makanan pada masa ini
dianjurkan terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-15% protein dan 25-30%
lemak. Anak umur 1 3 tahun mempunyai risiko mengalami anemia
defisiensi besi.
Seng sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan. Defisiensi seng dapat
mengakibatkan gagal tumbuh, penurunan nafsu makan atau
pengecapan, dan penyembuhan luka yang lambat. Kebutuhan seng
adalah 10 mg/hari.
Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan
dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Umur
Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari.
Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur
dalam hari tidak diperhitungkan (Depkes, 2008).
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan
gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat
peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi

maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan


dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur).
c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat
dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan dinyatakan
dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut umur).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting
untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang
berhubungan dengan status gizi.
Prinsip Gizi Pada Remaja Dan Dewasa
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan
cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada
masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa
karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan
fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh. Periode Adolesensia
ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi
badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt,
kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.
Growth Spurt :
- Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun
- Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama
melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat
biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan
zat gizi akan naik pula. Penelitian membuktikan bahwa apabila
manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan
tubuhnya sama sekali sudah terhenti.
Jenis gizi anak dan remaja
Fungsi zat-zat gizi
Jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak
adalah:
*Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks,
dibutuhkan sebagai sumber energi untuk membentuk sel-sel otak baru.
*Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino
yang berperan penting bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu
senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain.
*Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku
pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari
lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak
jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak
omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod.

*Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja


otak, menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf pusat.
Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh.
Vitamin D menjaga kesehatan tulang dan gigi.
DHA 224 mg/5 ml membantu perkembangan sel-sel otak.
Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak
lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Agar otak
anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi yang
diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus
tumbuh hingga anak berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas
itulah, balita harus mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan
seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya.
Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak,
diantaranya adalah kelompok asam lemak tak jenuh, kalori dan
protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).
1. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di
otak anak. Bahkan diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari
aneka jenis lemak itu. Yang termasuk asam lemak tak jenuh itu adalah:
*DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam
perkembangan sel saraf, otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3
dapat mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, terjadi
gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan
penglihatan.
*AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi
membantu pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu
sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya
dalam tubuh, termasuk ke otak.
Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan
makanan, asam lemak ini bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna,
bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari. (Moersintowati,
2008)
2. Kalori dan protein
Kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak
tumbuh optimal dan akan mengakibatkan gangguan motorik dan
kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme otak,
sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru,
termasuk otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi,
ayam, ikan, telur, susu dan produk olahannya, minyak ikan, tempe,
tahu, dan kedelai.
3. Zat besi

Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk


otak, di mana mengangkut dan mendistribusikan O2 paru-paru ke
seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan eritrosit di dalam
sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik
adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya
adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna
hijau tua.
4. Kelompok vitamin B
Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam
perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12.
Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3
menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses
pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam proses
penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam
membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi
sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah
kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi,
vitamin B12 jga membantu pembentukan eritrosit. Sumber vitamin B
adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging tanpa
lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.
5. Seng (Zn)
Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik
dalam sel. Selain itu, seng juga bertugas membantu proses
pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat
berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan
fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood,
susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
(Hurlock, 2007)
Jenis
Nutrisi
Air

Protein

Fungsi
Pelarut untuk pertukaran
seluler
Transportasi nutrien dan
produk buangan tubuh
Mengatur suhu tubuh
Menyediakan asam amino
untuk pertumbuhan dan
perbaikan jaringan
Menjaga keseimbangan
osmotik
Membentuk hemoglobin,
nukleoprotein, glikoprotein,

Sumber
Air,
makanan

Susu, telur,
daging,
kacangkacangan,
padi-padian

Karbohid
rat

Lemak

lipoprotein, enzim, dan


antibodi
Sebagai sumber energi
Membentuk glikogen dan
lemak
Membantu pembentukan
asam amino
Sebagai sumber cadangan
energi
Melindungi pembuluh darah,
saraf, dan organ-organ tubuh
Melindungi tubuh dari
perubahan suhu luar
Membantu penyerapan
vitamin A, D, E, dan K
Memperlambat proses
pengosongan lambung

Susu, padipadian,
buah, sirup,
tepung,
sayuran
Susu,
mentega,
telur,
daging,
ikan,
minyak
sayur

(Nelson, 1999)
Jenis
Vitamin
Vitamin
A
Vitamin
B
Thiamin
e
Riboflavi
n

Niasin

Asam
Pantoth

Fungsi

Sumber

Penglihatan
Perkembangan dan
pemeliharaan jaringan epitel
Diferensiasi sel-sel epitel

Susu, telur,
buah,
sayur, cod
& halibut
liver oil

Sebagai koenzim dalam


metabolisme karbohidrat
Konduksi membran dan saraf
Sebagai komponen dalam
koenzim FAD dan FMN
Berperan sebagai kofaktor
enzim, seperti NAD
dehidrogenase
Merupakan komponen dari
hampir semua zat-zat
pembawa elektron dalam sel
hidup
Berperan dalam berbagai
proses metabolisme

Padipadian,
ragi, jeroan
Susu, telur,
daging,
kacangkacangan

Ikan tuna
dan halibut,
daging,
sereal
gandum

enat
Piridoksi
n
Asam
Folat
Kobalam
in

Vitamin
C

Vitamin
D

Vitamin
E

Vitamin
K

Sebagai bagian dari koenzim A


dan protein pembawa asil
Sebagai koenzim piridoksal
fosfat dan piridiksamine fosfat
Koenzim dalam mitokondria
dan sitosol dalam
metabolisme asam amino,
purin, dan nukleat
Kofaktor enzim sintesis DNA
dan RNA

Sebagai antioksidan yang


mempengaruhi redoks
potensial tubuh
Integritas epitel melalui
kesehatan kolagen
Mekanisme imunitas
Mempercepat absorbsi besi
Sintesis hormon norepinefrin
dan reseptor neurotransmitter
asetilkolin
Homeostasis kalsium dalam
plasma
Mengatur sintesis protein yang
mengatur transpor Ca
Pembentukan garam Ca di
jaringan yang membutuhkan
Sebagai antioksidan alam
paling kuat
Berperan dalam metabolisme
selenium
Sintesis protrombin, faktor VII,
IX, dan X
Sebagai kofaktor enzim yang
mempercepat reaksi
karboksilase pada hati

Kuning
telur, susu,
kacangkacangan
Daging,
ikan,
tepung
kedelai,
ragi
Sayuran
hijau,
kacangkacangan,
telur, ikan
Telur, susu
Kacangkacangan,
sayuran
hijau, buahbuahan

Minyak ikan
laut, kuning
telur

Minyak bijibijian,
buah,
sayur,
lemak
Sayuran
hijau,
sereal,
susu, telur

(Nelson, 1999)
Jenis
Mineral
Kalsium

Klorida

Khromiu
m
Kobalt

Tembaga

Fungsi
Membentuk struktur tulang
dan gigi
Membantu proses kontraksi
otot dan kerja jantung

Susu, sayur
hijau,
salmon,
kerang

Membantu koagulasi darah


Membantu keseimbangan
asam basa
Membentuk HCl lambung
Pengaturan glikemia dan
metabolisme insulin
Merupakan komponen
pembentuk molekul vitamin
B12 dan eritropoietin
Penting untuk produksi sel
darah merah, transferin, dan
hemoglobin
Membantu penyerapan besi

Garam,
daging,
susu, telur

Fluorin

Membentuk struktur gigi dan


tulang

Iodium

Merupakan komponen
pembentuk hormon T3 dan T4

Besi

Magnesi
um

Mangan

Sumber

Membentuk struktur
hemoglobin, enzim oksidatif,
sitokrom C, dan katalase

Membentuk struktur tulang


dan gigi
Iritabilitas otot dan saraf
Kation intraseluler
Berperan dalam aktivasi
enzim

Ragi
Tersebar
luas
Hati, tiram,
daging,
ikan, butir
padi,
kacang
Air,
makanan
laut
Garam,
makanan
laut
Hati,
daging,
kuning
telur,
sayuran
hijau
Biji-bijian,
kacang,
daging,
susu
Sayuran
hijau, biji-

Molibden
um
Fosfor

Kalium

Selenium
Sulfur

Natrium

Seng

Metabolisme karbohidrat
Komponen enzim santin
oksidase
Mobilisasi feritin dalam hati
Membantu pembentukan
tulang dan gigi
Struktur nukleus dan
sitoplasma sel
Berperan dalam kontraksi otot
Hantaran impuls saraf
Keseimbangan cairan dalam
tubuh
Kofaktor glutation peroksidase
Unsur pokok protein seluler
Berperan dalam pembentukan
melanin
Berperan dalam menjaga
tekanan osmotik
Menjaga keseimbangan asam
basa
Unsur pokok enzim

bijian
Sayuran

Susu,
kuning
telur,
kacangkacangan
Tersebar
luas

Sayuran,
daging
Makanan
berprotein
Garam,
susu, telur

Daging,
susu,
kacang
(Nelson, 1999)

Makanan yang Mempengaruhi Kecerdasan


Mempunyai anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi merupakan
dambaan setiap orang tua. Untuk mendapatkan kecerdasan anak yang
optimal sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa hal, yang
pertama yaitu pemberian Asi eksklusif, kemudian kecukupan zat gizi,
lingkungan yang sehat dan nyaman serta suasana keluarga yang
harmonis. Berikut ini adalah 7 makanan yang baik untuk kecerdasan
anak :
*Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3-DHA and EPA- yang
keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak
anak.
*Telur, kuning telur padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu
perkembangan daya ingat.
*Kacang tanah, merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu
otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan
energi.

*Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di


dalamnya sangat penting untuk pertumbuhan jaringan otak,
neurotransmitter dan enzim.
*Daging sapi tanpa lemak, selain mengandung zat besi daging sapi
juga dapat memelihara daya ingat dan kecerdasan anak.
*Gandum murni, serat pada gandum, dapat membantu mengatur
pelepasam glukosa dalam tubuh, selain itu juga mengandung vitamin
B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf. Gandum juga
mempunyai kemampuan untuk mendukung kebutuhan sediaan glukosa
dari tubuh yang sifatnya konstan.
*Strawberry, cherry, blueberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar
tinggi, khususnya vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak
omega-3 yang sangat penting untuk kecerdasan otak. Secara umum,
semakin kuat warnanya, semakin banyak nutrisinya.
(Hurlock, 2007)
Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan Inteligensi
Periode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian
tahapan yang telah dimulai sejak di dalam kandungan. Tepatnya,
ketika kehamilan memasuki trimester ke-3. Tahapan itu berlanjut
setelah anak lahir dan perkembangan yang berlangsung hingga usia 2
tahun merupakan periode emas atau periode pacu tumbuh otak.
*Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%.
*Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%.
*Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%.
*Pada umur 10 mencapai 99%.
3. Kebutuhan gizi anak remaja
Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 24 tahun, sedangkan
menurut Monks (1992) masa remaja berlangsung pada umur 12-21
tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa
remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21
tahun).
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi
remaja adalah aktivitas fisik. Remaja yang aktif dan banyak melakukan
olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan
yang kurang aktif.
Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda
perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 24002800 kkal setiap hari.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
1. Penyebab Langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi
kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan

makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat


cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat
menderita gizi kurang.
2. Penyebab tidak Langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :
*Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga
diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh
anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun
mutu gizinya.
*Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan
mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan
dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik
baik fisik, mental dan sosial.
*Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem
pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin
penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.
Penilaian Status Gizi Anak Sekolah Dasar
1. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri
Supariasa, dkk (2002), mendefenisikan antropometri adalah ukuran
tubuh. Jika dilihat dari tujuannya antropometri dapat dibagi menjadi
dua yaitu :
*Untuk ukuran massa jaringan : Pengukuran berat badan, tebal lemak
dibawah kulit, lingkar lengan atas. Ukuran massa jaringan ini sifanya
sensitif, cepat berubah, mudah turun naik dan menggambarkan
keadaan sekarang.
*Untuk ukuran linier : pengukuran tinggi badan, lingkar kepala dan
lingkar dada. Ukuran linier sifatnya spesifik, perubahan relatif lambat,
ukuranya tetap atau naik, dapat menggambarkan riwayat masa lalu.
Parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan untuk
menilai status gizi anak adalah indikator Berat Badan Menurut Umur
(BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Indeks Massa Tubuh
menurut Umur (IMT/U) (Depkes RI, 2006).
a. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang
memberikan gambaran tentang massa tubuh (otot dan lemak), karena
massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang mendadak
misalnya karena penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau
menurunya makanan yang dikonsumsi maka berat badan merupakan
ukuran antropometri yang sangat labil. Berdasarkan sifat-sifat ini,
maka indeks berat badan menurut umur (BB/U) digunakan sebagai

salah satu indikator status gizi. Oleh karena sifat berat badan yang
stabil maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang
pada saat kini (current nutritional status).
Penggunaan indeks BB/U sebagai indikator status gizi memiliki
kelebihan dan kekurangan yang perlu mendapat perhatian.
Kelebihan indeks BB/U yaitu :
*Dapat lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat
umum.
*Sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek.
*Dapat mendeteksi kegemukan (Over weight).
Kelemahan dari indek BB/U adalah :
*Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat
udema.
*Memerlukan data umur yang akurat.
*Sering terjadi kesalahan pengukuran misalnya pengaruh pakaian,
atau gerakan anak pada saat penimbangan.
*Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah
sosial budaya setempat. Dalam hal ini masih ada orang tua yang tidak
mau menimbangkan anaknya karena seperti barang dagangan
(Supariasa, 2002).
b. Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Tinggi
badan
merupakan
ukuran
antropometri
yang
menggambarkan pertumbuhan skeletal. Pengaruh defisiensi zat gizi
terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama.
Kelemahan penggunaan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U)
yaitu :
*Tidak dapat memberi gambaran keadaan pertumbuhan secara jelas.
*Dari segi operasional, sering dialami kesulitan dalam pengukuran
terutama bila anak mengalami keadaan takut dan tegang (Jahari,
2002).
c. Indeks Massa Tubuh Menurut (IMT/U)
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menetapkan pelaksanaan
perbaikan gizi adalah dengan menentukan atau melihat. Komposisi
tubuh mencakup komponen lemak tubuh (fat mass) dan bukan lemak
tubuh (non-fat mass) (Riyadi, 2004).
Pengukuran status gizi anak sekolah dapat dilakukan dengan indeks
antropometri dan menggunakan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur
(IMT/U) anak sekolah.
Rumus IMT :
IMT = BB (kg) : (TB (m) x TB (m))

(Soekirman, 2000)
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Antropometri
Dalam penelitian status gizi, khususnya untuk keperluan klasifikasi
diperlukan ukuran baku (reference). Pada tahun 2009, Standar
Antropometri WHO 2007 diperkenalkan oleh WHO sebagai standar
antopometri untuk anak dan remaja di dunia.
Indeks BB/U
a. Normal : -2 SD s/d
2 SD
b. Kurang : -3 SD s/d
< -2 SD
c. Sangat Kurang : < -3
SD

Indeks TB/U
a. Normal : -2 SD s/d
2 SD
b. Pendek : -3 SD s/d
< -2 SD
c. Sangat pendek : < -3
SD

Indeks IMT/U
a. Sangat gemuk : > 3
SD
b. Gemuk : > 2 SD s/d
3 SD
c. Normal : -2 SD s/d
2 SD
d. Kurus : -3 SD s/d <
-2 SD
e. Sangat kurus : < -3
SD

AKG Remaja
Uraian

Energi
(kcal)
Protein (g)
Kalsium
(mg)
Besi (mg)
Vit. A (RE)
Vit. E (mg)
Vit B1 (mg)
Vit C (mg)
Folat (mg)

13- 15
th
2100

Perempuan
16 19
20 - 45
th
th
2000
2200

13 - 15
th
2400

Laki laki
16 - 19 20 - 45
th
th
2500
2800

62
700

51
600

48
600

64
700

66
600

55
500

19
500
8
1,0
60
130

25
500
8
1,0
60
150

26
500
8
1,0
60
150

17
600
10
1,0
60
125

23
700
10
1,0
60
165

13
700
10
1,2
60
170

(Hurlock, 2007)

3. Memahami dan menjelaskan kewajiban orang tua terhadap anak menurut


Islam

Menurut ajaran Islam, anak adalah amanah Allah dan tidak bisa
dianggap sebagai harta benda yang bisa diperlakukan sekehendak hati
oleh orang tua. Sebagai amanah anak harus dijaga sebaik mungkin
oleh yang memegangnya, yaitu orang tua. Anak adalah manusia yang
memiliki nilai kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan dengan alasan
apapun.
1. Anak mempunyai hak untuk hidup. Allah berfirman:
Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami
akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka. ( QS. AlAnam: 151)
2. Menyusui Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih
kecil, sebagaimana firman Allah (QS AI Baqarah: 233)
3. Memberi Nama yang Baik
4. Mengaqiqahkan Anak
Rasulullah s.a.w. bersabda; Tiap-tiap seorang anak tergadai dengan
aqiqahnya. Disembelih (aqiqah) itu buat dia pada hari yang ketujuhnya
dan di cukur serta diberi nama dia. (Diriwayatkan oleh Ahmad dan
Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits dari
Samurah ).
5. Mendidik anak
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu
muslimah.
6. Memberi makan dan keperluan lainnya
Rasulullah s.a.w. bersabda;
Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan
memberi makan keluarganya. ( HR Abu Daud)

(tanggung

jawab)

7. Memberi rizqi yang thayyib


Rasulullah s.a.w. bersabda; Kewajiban orang tua terhadap anaknya
adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang dan
memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik. HR Al
Hakim.
8. Mendidik anak tentang agama Barang siapa mempunyai dua anak
perempuan dan dia asuh dengan baik maka mereka akan
menyebabkannya masuk surga. ( HR Al Bukhary ).
9. Mendidik anak untuk sholat
Maksudnya, kewajiban mendidik anak untuk mengerjakan sholat
dimulai setelah anak berumur tujuh tahun. Bila telah berusia sepuluh
tahun anak belum juga mau mengerjakan sholat, boleh dipukul dengan

pukulan ringan, yang mendidik, bukan pukulan yang membekas atau


menyakitkan.
10. Mendidik anak tentang adab yang baik
11. Memberi pengajaran dengan pelajaran yang baik
12. Memberi pengajaran Al Quraan
Rasulullah s.a.w. bersabda;Sebaik baik kalian adalah barang siapa
yang belajar Al Qur aan dan mengajarkannya.
13. Memberikan pendidikan dan pengajaran baca tulis
Rasulullah s.a.w. bersabda; Kewajiban orang tua terhadap anaknya
adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang dan
memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik. HR Al
Hakim.
14. Memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan
Rasulullah s.a.w. bersabda; Jagalah kebersihan dengan segala usaha
yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah SAW menegakkan
Islam diatas prinsip kebersihan. Dan tak akan masuk sorga kecuali
orang yang memelihara kebersihan. ( HR At Thabarany ).
15. Memberikan pengajaran ketrampilan
Rasulullah s.a.w. bersabda; Sebaik baik makanan adalah hasil usaha
tangannya sendiri.
Dalam sabdanya yang lain beliau mengatakan; Mengapa tidak kau
ajarkan padanya (anak itu) menenun sebagaimana dia telah diajarkan
tulis baca? (HR An- Nasai).
16. Memberikan kepada anak tempat yang baik dalam hati orang tua
Hilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan,
doakan dia selalu, agar menjadi anak yang sholeh, santunilah dengan
lemah lembut, sabarlah menghadapi perilakunya yang tidak baik,
hadapi segalanya dengan penuh kearifan, jangan mudah membentak
apalagi memukul tanpa alasan, tempatkan dia dengan ikhlas pada
hati, belailah dengan penuh kasih sayang nasehati dengan santun.
Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; Ya Rasulullah,
apakah hak anakku ini? Nabi s.a.w. menjawab; Kau memberinya nama
yang baik, memberi adab yang baik dan memberinya kedudukan yang
baik (dalam hatimu). ( HR At Tuusy )
17. Memberi kasih sayang
Kecintaan orang tua kepada anak tidak cukup dengan hanya
memberinya materi baik berupa pakaian, makanan atau mainan dan
sebagainya. Tapi yang lebih dari pada itu adalah adanya perhatian dan
rasa kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua.

Rasulullah s.a.w. bersabda; Bukanlah dari golongan kami yang tidak


menyayangi yang lebih muda dan (bukan dari golongan kami) orang
yang tidak menghormati yang lebih tua.(HR At Tirmidzi).

18. Menikahkannya
Bila anak telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan
biarkan mereka terus tersesat dalam belantara kemaksiatan. Doakan
dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu menunggu
memasuki usia senja.
Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung
beban berat kelurga, Allah berjanji akan menutupinya seiring dengan
usaha dan kerja keras yang dilakukannya, sebagaimana firman-Nya,
Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang
yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki
ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak
mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari
anugerah-Nya. (QS. An-Nur:32)

19. Mengarahkan anak


Orang tua wajib mengarahkan anak-anak, serta menekankan mereka
untuk memilih kawan, teman duduk maupun teman dekat yang baik.
Hendaknya orang tua menjelaskan kepada anak tentang manfaat di
dunia dan di akhirat apabila duduk dan bergaul dengan orang-orang
sholeh, dan bahaya duduk dengan orang-orang yang suka melakukan
kejelekan ataupun teman yang jelek.

Anda mungkin juga menyukai