Dantje K.N, Waluyo H, Dhemi H, Makalah Seminar Bendungan Besar, 2011 (12!04!2011)
Dantje K.N, Waluyo H, Dhemi H, Makalah Seminar Bendungan Besar, 2011 (12!04!2011)
1. LATAR BELAKANG
Makalah ini membahas Prosedur Umum Perhitungan Hidrograf Satuan Sintetis (HSS)
Untuk Perhitungan Hidrograph Banjir Rencana dan penerapannya dalam pengembangan
Hidrograph Satuan Sintetis yang diberi nama HSS ITB-1 dan HSS ITB-2. Prosedure
umum ini dikembangkan berdasarkan pengalaman saat melakukan evaluasi atas
sejumlah hasil perhitungan hidrograph banjir rencana. Temuan yang diperoleh saat
melakukan evaluasi terhadap berbagai hasil perhitungan Hidrograph tersebut adalah sbb :
2) Hidrograph banjir rencana yang dihasilkan oleh HHS dengan input data dan bentuk
dasar HSS yang relatif sederhana, seringkali tidak terlalu berbeda jauh dengan HSS
dengan input data dan bentuk bentuk dasar HSS yang relatif rumit. HSS dengan input
data yang rumit sulit diterapkan pada daerah dengan data terbatas.
3) Dalam kuliah hidrologi selalu diajarkan prinsip konservasi massa yang berakibat
volume hujan efektif satu satuan yang jatuh merata diseluruh DAS (VDAS) harus sama
volume hidrograph satuan sintesis (VHS) dengan waktu puncak Tp. Namun dalam
praktek cukup sulit untuk menunjukan bagaimana prinsip ini diterapkan dalam
berbagai rumus perhitungan hidrograph banjir dengan cara hidrograph satuan sintetis,
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, dalam penelitian ini telah dikembangkan
suatu prosedure perhitungan Hidrograph Satuan Sintetis dengan input yang sederhana
namun menghasilkan hidrograph banjir yang akurat dan memenuhi hukum konservasi
massa. Konsep awal Prosedure Umum Penentuan Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) yang
menjadi topik penelitian ini telah dipublikasikan sebelumnya dalam Seminar Nasional
Teknik Sumber Daya Air di Bandung, tanggal 11 Agustus 2009.
Penulis berharap HSS ITB-1 dan HSS ITB-2 diharapkan dapat melengkapi Hidrograf
Satuan Sintetis (HSS) yang sudah ada dan dapat digunakan untuk menghitung debit
banjir rencana yang diperlukan berbagai kegiatan Perencanaan Sumber Daya Air di
Indonesia. Sifat umum prosedure perhitungan Hidrograph Satuan SintetiS (HSS) yang
dikembangkan dalam penelitian ini, diharapkan dapat membuka peluang diperolehnya
bentuk-bentuk hidrograph satuan sisntetis lain yang dapat dikembangkan oleh peneliti lain
ditanah air.
0 . 3
(1)
Sedang HSS ITB-2, menggunakan rumus time lag menurut Nakayasu (setelah harga
konstanta 0.48 dikoreksi menjadi 0.527, ini dimaksudkan agar hasil kedua segmen
persamaan tidak terputus).
0.21 L0.7
TL = Ct
0.527 + 0.058 L
(L < 15 km)
(L 15 km)
(2)
(3.a)
Jika time lag menggunakan rumus Nakayasu, maka nilai waktu puncak adalah sbb
Tp = TL + 0.60 TL = 1.6 TL
(3.b)
Time Base : Secara teoritis Tb berharga tak berhingga (seperi halnya cara Nakayasu),
namun prakteknya Tb dapat dibatasi sampai lengkung turun mendekati nol, misal
Tb = (10 s/d 20)*Tp
(4)
Durasi hujan satuan umumnya diambil Tr=1 jam, namun dapat dipilih durasi lainnya
asalkan dinyatakan dalam satuan jam (misal 0.5 jam , 10 menit=1/6 jam). Coeffisien Ct
diperlukan dalam proses kalibrasi harga Tp. Harga standar koefisien Ct
adalah 1.0,
namun jika saat proses kalibrasi dijumpai Tp perhitungan lebih kecil dari Tp pengamatan,
harga diambil Ct > 1.0 sehingga harga Tp akan membesar, sebaliknya jika Tp perhitungan
lebih besar dari Tp pengamatan, harga diambil Ct < 1.0 agar harga Tp akan mengecil.
Proses ini diulang agar Tp perhitungan mendekati Tp pengamatan.
2.2. Bentuk Dasar Hidrograph Satuan
Bentuk HSS dapat dinyatakan dengan berbagai persamaan-persamaan bentuk dasar
HSS. Dua bentuk dasar HSS yang digunakan untuk HSS ITB-1 dan HSS ITB-2 sbb :
a) HSS ITB-1 memiliki persamaan lengkung naik dan lengkung turun seluruhnya yang
dinyatakan dengan satu persamaan yang sama yaitu
1
q( t ) exp2 t
t
Cp
(5)
b) HSS ITB-2 memiliki persamaan lengkung naik dan lengkung turun yang dinyatakan
dengan dua persamaan yang berbeda yaitu
Lengkung Naik : q( t ) t
Cp
(0 t 1)
(6)
(t > 1 s/d )
(7)
Pada persamaan (5) s/d (7) diatas t=(T/Tp) adalah waktu yang telah dinormalkan dan
q=(Q/Qp) adalah debit yang telah dinormalkan (t=(T/Tp) dan q=(Q/Qp) berharga antara 0
dan 1). Harga koeffisien dan diatas bergantung pada rumus time lag yang
digunakan. Jika rumusan time lag yang digunakan adalah rumus Snyder dan Nakayasu,
maka harga standar koeffisien dan untuk HSS ITB-1 dan HSS ITB-2 diberikan pada
Tabel 1. Jika sangat diperlukan harga koeffisien dan dapat dirubah, namun untuk
lebih memudahkan proses kalibrasi dilakukan dengan merubah coefisien Cp.
Tabel 1 : Harga Standar koeffisien dan
Rumusan Time Lag
Yang Digunakan
Snyder (Lc = 1/2 L)
Nakayasu
Harga standar koefisien Cp adalah 1.0, jika harga debit puncak perhitungan lebih kecil
dari debit puncak pengamatan, maka harga diambil Cp > 1.0 ini akan membuat harga
debit puncak membesar, sebaliknya jika debit puncak perhitungan lebih besar dari hasil
pengamatan maka harga diambil Cp < 1.0 agar harga debit puncak mengecil.
2.3. Debit Puncak Hidrograph Satuan
Dari definisi hidrograph satuan sintetis dan prinsip konservasi massa maka dapat
disimpulkan bahwa volume hujan efektif satu satuan yang jatuh merata diseluruh DAS
(VDAS) harus sama volume hidrograph satuan sintesis (VHS) dengan waktu puncak Tp. Jika
bentuk dasar hidrograph satuan diketahui, dan harga waktu puncak dan waktu dasar
diketahui, maka debit puncak hidrograph satuan sintetis akibat tinggi hujan satu
satuan R=1 mm yang jatuh selama durasi hujan satu satuan Tr=1 jam, adalah sbb :
Qp
R A DAS
3.6 Tp A HSS
(8)
Dimana :
Qp
Tp
Parameter
Arti Fisik
HSS Snyder Alexeyey
A
Catchment area
L
Panjang sungai
Lc
Panjang dari titik berat ke outlet
HSS Nakayasu
A
Catchment area
L
Panjang sungai
HSS Gama-1
A
Catchment area
L
Panjang sungai
S
Kemiringan sungai
J1
Jumlah sungai tingkat 1
Js
Jumlah sungai semua tingkat
L1
Panjang sungai tingkat 1
Ls
Panjang sungai semua tingkat
WL
Lebar DAS pada 0.25L
WU
Lebar DAS pada 0.75L
AU
Luas DAS di hulu titik berat
HSS Limantara
A
Catchment area
L
Panjang sungai
n
Kekasaran Sungai
S
Kemiringan Sungai
HSS ITB-1 dan HSS ITB-2
A
Catchment area
L
Panjang sungai
Nilai
Satuan
56.920
12.150
6.075
km2
km
km
56.920
12.150
km2
km
56.920
12.150
0.080
63.000
112.000
75.310
130.200
9.700
6.110
20.900
km2
km
56.920
12.150
0.034
0.0001
km2
km
56.920
12.150
km2
km
bh
bh
km
km
km
km
km2
Gambar 1 : DAS Cibatarua dan tabel resume Input data berbagai HSS yang digunakan
3.1. Tabel Perhitungan HSS ITB-1 Dan HSS ITB-2
Perhitungan bentuk dan volume kurva hidrograph ditunjukan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Input data yang diperlukan dan perhitungan waktu puncak dan waktu dasar ditunjukan
pada bagian dan bagian II pada kedua tabel tersebut. Selanjutnya untuk perhitungan
Debit Puncak dilakukan pada bagian III, sedang pada IV pada kolom 1 s/d kolom 6
digunakan untuk menghitung bentuk HSS ITB-1 dan HSS ITB-2, dengan penjelasan sbb :
1)
Kolom pertama menunjukan absis kurva hidrograph satuan untuk setiap satu satuan
waktu (jam) dimana didalamnya termasuk waktu puncak.
2)
Kolom kedua menunjukan absis kurva hidrograph satuan tak berdimesi yaitu
(t=T/Tp) yang didalamnya termasuk waktu puncak (t =1).
3)
Kolom ketiga merupakan ordinat hidrograph satuan tak berdimesi yang ditentukan
dengan menggunakan kurva betuk HSS ITB-1 dan HSS ITB-2..
4)
Kolom keempat merupakan luas areal dibawah kurva hidrograph satuan tak
berdimensi yang dihitung dengan rumus trapezium. Perlu dicatat bahwa volume yang
dihitung harus mencakup volum pada interval sebelum dan sesudah debit puncak Qp
Ai
5)
1
2
qi1 qi t i1 t i
(tanpa satuan)
(9)
Jumlah seluruh kolom keempat pada merupakan luas keseluruhan areal dibawah
kurva hidrograph satuan tak berdimensi.
A HSS
(tanpa satuan)
(10)
i 1
6)
Setelah luas hydrograph satuan tak berdimensi AHSS diketahui, berdasarkan prinsip
konservasi massa, maka debit puncak hidrograph satuan dapat dinyatakan sbb:
Qp
7)
R A DAS
3.6 Tp A HSS
(m3/sec)
(11)
8)
(m3/sec)
(12)
Kolom Keenam merupakan luas areal dibawah kurva hidrogrph satuan terhadap
waktu yang sebenarnya (T). yang harus mencakup interval sebelum dan sesudah
debit puncak Tp. Luas dibawah kurwa dihitung dengan rumus trapezium.
Vi
9)
3600
2
Q i Q i1 Ti1 Ti
(m3)
(13)
Jumlah seluruh kolom keenam pada masing-masing tabel merupakan volume aliran
permukaan akibat hujan effektif satu satuan yang jatuh di DAS
VHSS
(m3)
(14)
i1
10) Jika h adalah tinggi hujan efektif satu satuan (h = 1 mm) dan A adalah luas DAS
(km2), maka volume hujan efektif satu satuan yang jatuh merata diseluruh DAS dapat
dihitung dengan menggunakan rumus
VDAS 1000 h A
(m3)
(15)
11) Berdasarkan prinsip konservasi massa, maka volume dibawah kurva hidrograph
satuan harus sama dengan volume hujan efektif diseluruh DAS (VHSS = VDAS),
12) Dari definisi hidrograph satuan, maka tinggi limpasan langsung (Direct Run Off)
HDRO harus sama dengan 1 mm (tinggi hujan satuan)
HDRO
VHSS
1
A DAS
(mm)
(16)
13) Dengan merujuk pada Tabel 2 dan Tabel 3, jika kolom pertama digunakan sebagai
absis dan kolom kelima sebagai ordinat didapat bentuk HSS ITB-1 dan HSS ITB-2
untuk DAS Cibatarua) seperti ditunjukan pada Gambar 2. Sebagai perbandingan
hasil pada Gambar 3 ditunjukan bentuk HSS ITB-1 dan HSS ITB-2 dan hidrograph
satuan lain (sumbu-x berdimensi jam dan sumbu y berdimensi m3/s).
14) Jika luas dibawah kurva masing-masing Hidrograph Satuan Sintetis pada Gambar 2
atau Gambar 3 tersebut dihitung luasnya (secara numerik dengan cara trapesium
pada Tabel 2 dan Tabel 3) akan didapat volume hidrograph satuan dari DAS.
7
=
=
=
=
=
=
Cibatarua
56.92
12.15
6.08
1.00
1.00
=
=
=
=
=
=
=
1.00
1.500
1.61341
2.370
56,920
56,920
1.000
Km2
Km
Km
mm
Jam
Jam
Jam
(Ratio TB/TP)
Jam
m3/s
m3
m3
mm
HSS berdimensi
V(m3)
Q=qQp
(5)
(6)
0.00000
0.00000
0.06713
120.84237
1.03745
1988.25531
2.02889
5519.41916
2.36656
7911.81550
2.37043
1144.26229
2.24493
7192.77038
1.92045
7497.68414
1.54865
6244.36840
1.20357
4953.98704
0.91265
3809.18774
0.68023
2867.16982
0.50068
2125.63542
0.36508
1558.37889
0.26429
1132.87315
0.19024
818.15863
0.13632
587.80963
0.09732
420.55141
0.06927
299.85924
0.04918
213.20035
0.03484
151.22755
0.02464
107.05465
0.01739
75.65533
0.01227
53.38717
0.00864
37.62555
0.00608
26.48795
0.00427
18.62912
0.00300
13.09075
0.00211
9.19195
0.00148
6.44996
0.00104
4.52319
0.00073
3.17027
0.00051
2.22093
0.00036
1.55519
0.00025
1.08857
0.00017
0.76168
0.00012
0.53277
0.00009
0.37255
0.00006
0.26043
0.00004
0.18201
0.00003
0.12717
0.00002
0.08884
0.00001
0.06205
0.00000
0.02551
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
Volume H.S
56920.000
Tinggi Limpasan
1.000
=
=
=
=
=
Cibatarua
56.92 Km2
12.15 Km
1.00 mm
1.00 Jam
=
=
=
=
=
=
=
1.000
2.500
0.720
2.08998
3.919929
56,920.0
56,920.0
1.000
Jam
Jam
(Ratio TB/TP)
Jam
m3/s
m3
m3
mm
HSS berdimensi
V(m3)
Q=qQp
(5)
(6)
0.00000
0.00000
0.75757
1363.62200
3.91993
7829.58154
3.81929
976.04800
2.69725
11729.77352
1.96610
8394.02414
1.46448
6175.03444
1.10861
4631.55488
0.84999
3525.48824
0.65856
2715.39704
0.51475
2111.95544
0.40540
1656.26700
0.32139
1308.22734
0.25629
1039.83196
0.20545
831.12409
0.16547
667.64078
0.13384
538.75062
0.10868
436.54282
0.08858
355.06830
0.07243
289.81128
0.05941
237.31544
0.00000
106.94113
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
0.00000
Volume
56920.000
Tinggi Limpasan
1.000
5.00
HSS ITB-1
HSS ITB-2
4.50
4.00
3.50
Q (m3/s)
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0.00
6.00
12.00
18.00
24.00
30.00
36.00
T (jam)
Gambar 2 : Bentuk HSS ITB-1 dan HSS ITB-2 berdimensi untuk DAS Cibatarua (sumbu
x berdimensi jam, sumbu y berdimensi m3/s) (Hasil analisa 2011).
5.00
ITB-1
ITB-2
4.50
Alexeyev
Nakayasu
4.00
Limantara
Gama-1
3.50
Q (m3/s)
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0.00
6.00
12.00
18.00
24.00
30.00
36.00
T (jam)
Gambar 3 : Bentuk HSS ITB-1 dan HSS ITB-2 (berdimensi) untuk DAS Cibatarua
dibandingkan dengan HSS yang dihitung dengan cara Snyder-Alexeyev,
Nakayasu, Limantara dan GAMA-1 (Hasil analisa 2011).
10
Reff (mm)
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
55.400
16.100
11.700
9.200
7.200
5.700
Tabel superposisi hidrograp banjir yang disusun dengan HSS ITB-1 dan HSS ITB-2
ditunjukan pada Tabel 5 dan Tabel 6 dan selanjutnya digambarkan Gambar 4. Sebagai
indikator ketelitian dilakukan dengan menghitung rasio tinggi limpasan dan tinggi hujan
effektif. Dalam contoh ini rasio untuk hasil HSS ITB-1 dan HSS ITB-2 masing-masing
99.9% dan 99.0% (lihat resume diujung bawah Tabel 5 dan Tabel 6).
Pada gambar ini juga ditunjukan perbandingan hidrograph banjir hasil superposisi HSS
ITB-1 (time lag Cara Snyder) dan hidrograph banjir hasil superposisi HSS ITB-2 (time lag
Cara Nakayasu) dengan hidrograph banjir hasil superposisi HSS Snyder-Alexeyev,
Nakayasu, Limantara, GAMA-1 dan program HEC-HMS. Dari Gambar 4 terlihat bahwa
hidrograph banjir hasil dengan HSS ITB-1 ternyata sangat mendekati hasil Cara Snyder.
Pada Gambar 4 terlihat hidrograph banjir hasil superposisi HSS ITB-2 sangat mendekati
bentuk hidrograph hasil Cara Nakaysu, padahal cara Nakayasu terdiri dari empat kurva
lengkung yang digabung menjadi satu (lihat Lampiran-1) sedang kurva HSS ITB hanya
terdiri dari dua kurva. Hasil ini menunjukan bahwa hidrograph banjir yang didapat dari
metoda dengan bentuk kurva dasar yang relatif kompleks ternyata tidak berbeda jauh
dengan hidrograph banjir yang didapat dengan kurva dasar yang jauh lebih sederhana.
Selanjutnya pada Gambar 5 ditunjukan hidrograph banjir hasil superposisi HSS ITB-1
(time lag dihitung dengan cara Nakayasu) dan hidrograph banjir hasil superposisi HSS
ITB-2 (time lag Cara Snyder) dibandingkan dengan hidrograph banjir hasil superposisi
denga cara HSS Snyder-Alexeyev, Nakayasu, Limantara, GAMA-1 dan hasil program
HEC-HMS. Dari Gambar 5 terlihat bahwa hidrograph banjir hasil superposisi HSS ITB-1
ternyata mendekati bentuk hidrograph hasil Cara Nakayasu sedang hidrograph banjir
hasil superposisi HSS ITB-2 sangat mendekati bentuk hidrograph hasil Cara Snyder.
11
HSS ITB-1
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10.0
11.0
12.0
13.0
14.0
15.0
16.0
17.0
18.0
19.0
20.0
21.0
22.0
23.0
24.0
25.0
26.0
27.0
28.0
29.0
30.0
31.0
32.0
33.0
34.0
35.0
36.0
37.0
38.0
39.0
40.0
41.0
42.0
43.0
44.0
45.0
46.0
47.0
48.0
49.0
50.0
0.00
0.07
1.04
2.03
2.37
2.24
1.92
1.55
1.20
0.91
0.68
0.50
0.37
0.26
0.19
0.14
0.10
0.07
0.05
0.03
0.02
0.02
0.01
0.01
0.01
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1
55.400
0.00
3.72
57.47
112.40
131.11
124.37
106.39
85.79
66.68
50.56
37.68
27.74
20.23
14.64
10.54
7.55
5.39
3.84
2.72
1.93
1.36
0.96
0.68
0.48
0.34
0.24
0.17
0.12
0.08
0.06
0.04
0.03
0.02
0.01
0.01
0.01
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
2
16.100
0.00
1.08
16.70
32.67
38.10
36.14
30.92
24.93
19.38
14.69
10.95
8.06
5.88
4.26
3.06
2.19
1.57
1.12
0.79
0.56
0.40
0.28
0.20
0.14
0.10
0.07
0.05
0.03
0.02
0.02
0.01
0.01
0.01
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.79
12.14
23.74
27.69
26.27
22.47
18.12
14.08
10.68
7.96
5.86
4.27
3.09
2.23
1.59
1.14
0.81
0.58
0.41
0.29
0.20
0.14
0.10
0.07
0.05
0.04
0.02
0.02
0.01
0.01
0.01
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.62
9.54
18.67
21.77
20.65
17.67
14.25
11.07
8.40
6.26
4.61
3.36
2.43
1.75
1.25
0.90
0.64
0.45
0.32
0.23
0.16
0.11
0.08
0.06
0.04
0.03
0.02
0.01
0.01
0.01
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
5
7.200
6
5.700
0.00
0.48
0.00
7.47
0.38
14.61
5.91
17.04
11.56
16.16
13.49
13.83
12.80
11.15
10.95
8.67
8.83
6.57
6.86
4.90
5.20
3.60
3.88
2.63
2.85
1.90
2.08
1.37
1.51
0.98
1.08
0.70
0.78
0.50
0.55
0.35
0.39
0.25
0.28
0.18
0.20
0.13
0.14
0.09
0.10
0.06
0.07
0.04
0.05
0.03
0.03
0.02
0.02
0.02
0.02
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Volume Limpasan
Luas DAS
Limpasan (DRO)
Rasio Limpasan/Hujan
Hujan
Total
105.300
0.00
3.72
58.56
129.89
176.53
196.24
196.74
185.27
163.34
135.38
107.33
82.54
62.13
46.07
33.77
24.55
17.73
12.73
9.11
6.49
4.62
3.27
2.32
1.64
1.16
0.81
0.57
0.40
0.28
0.20
0.14
0.10
0.07
0.05
0.03
0.02
0.02
0.01
0.01
0.01
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
m3
km2
mm
%
Volume
Limpasan
0.00
6694.67
112094.91
339200.59
551551.56
670977.56
707363.91
687630.35
627500.21
537688.30
436876.21
341762.07
260408.94
194762.85
143710.12
104976.15
76093.62
54826.96
39315.45
28083.69
19997.23
14201.82
10063.77
7118.14
5026.65
3544.82
2496.84
1756.86
1235.05
867.52
608.93
427.14
299.45
209.83
146.96
102.88
72.00
50.37
35.23
24.63
17.21
12.03
7.42
3.91
2.23
1.19
0.54
0.15
0.00
0.00
0.00
5.99E+06
56.92
105.23
99.94%
12
HSS ITB-2
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10.0
11.0
12.0
13.0
14.0
15.0
16.0
17.0
18.0
19.0
20.0
21.0
22.0
23.0
24.0
25.0
26.0
27.0
28.0
29.0
30.0
31.0
32.0
33.0
34.0
35.0
36.0
37.0
38.0
39.0
40.0
41.0
42.0
43.0
44.0
45.0
46.0
47.0
48.0
49.0
50.0
0.00
0.76
3.82
2.70
1.97
1.46
1.11
0.85
0.66
0.51
0.41
0.32
0.26
0.21
0.17
0.13
0.11
0.09
0.07
0.06
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1
55.400
0.00
41.97
211.59
149.43
108.92
81.13
61.42
47.09
36.48
28.52
22.46
17.81
14.20
11.38
9.17
7.41
6.02
4.91
4.01
3.29
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
2
16.100
0.00
12.20
61.49
43.43
31.65
23.58
17.85
13.68
10.60
8.29
6.53
5.17
4.13
3.31
2.66
2.15
1.75
1.43
1.17
0.96
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
8.86
44.69
31.56
23.00
17.13
12.97
9.94
7.71
6.02
4.74
3.76
3.00
2.40
1.94
1.57
1.27
1.04
0.85
0.70
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
6.97
35.14
24.81
18.09
13.47
10.20
7.82
6.06
4.74
3.73
2.96
2.36
1.89
1.52
1.23
1.00
0.81
0.67
0.55
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
5
7.200
6
5.700
0.00
5.45
0.00
27.50
4.32
19.42
21.77
14.16
15.37
10.54
11.21
7.98
8.35
6.12
6.32
4.74
4.84
3.71
3.75
2.92
2.93
2.31
2.31
1.85
1.83
1.48
1.46
1.19
1.17
0.96
0.94
0.78
0.76
0.64
0.62
0.52
0.50
0.43
0.41
0.00
0.34
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Volume Limpasan
Luas DAS
Limpasan (DRO)
Rasio Limpasan/Hujan
Hujan
Total
105.300
0.00
41.97
223.79
219.78
204.00
184.94
164.63
141.35
106.14
81.02
62.60
48.85
38.44
30.46
24.28
19.47
15.68
12.69
10.30
8.40
4.16
2.62
1.57
0.84
0.34
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
m3
km2
mm
%
Volume
Limpasan
0.00
75544.66
478358.82
798421.24
762812.29
700089.93
629218.95
550765.96
445489.55
336884.93
258509.20
200616.60
157123.61
124013.33
98533.39
78746.37
63259.78
51055.94
41380.62
33668.29
22616.72
12209.39
7545.04
4344.45
2122.67
609.56
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
5.93E+06
56.92
104.25
99.00%
13
300.0
0.0
Inf (mm)
Reff (mm)
ITB-1
250.0
100.0
ITB-2
Alexeyev
Nakayasu
Gama-1
200.0
200.0
Limantara
150.0
300.0
100.0
400.0
50.0
500.0
0.0
R (mm)
Q (jm3/s)
HEC-HMS
600.0
0.0
6.0
12.0
18.0
24.0
30.0
36.0
T (Jam)
Gambar 4 : Perbandingan hasil HSS ITB-1 (time lag Cara Snyder) dan HSS ITB-2 (time
lag Cara Nakayasu) dengan hasil cara Snyder-Alexeyev, Nakayasu,
Limantara, GAMA-1 dan hasil program HEC-HMS (Hasil analisa 2011).
300.0
0.0
Inf (mm)
Reff (mm)
ITB-1
250.0
100.0
ITB-2
Alexeyev
Nakayasu
Gama-1
200.0
200.0
Limantara
150.0
300.0
100.0
400.0
50.0
500.0
0.0
R (mm)
Q (jm3/s)
HEC-HMS
600.0
0.0
6.0
12.0
18.0
24.0
30.0
36.0
T (Jam)
Gambar 5 : Perbandingan hasil HSS ITB-1 (time lag Cara Nakayasu) dan HSS ITB-2
(time lag Cara Snyder) dengan hasil cara Snyder-Alexeyev, Nakayasu,
Limantara, GAMA-1 dan hasil program HEC-HMS (Hasil analisa 2011).
14
15
600.0
0.0
Reff (mm)
ITB-1
ITB-2
500.0
25.0
Alexeyev
Nakayasu
400.0
50.0
300.0
75.0
200.0
100.0
100.0
125.0
0.0
R (mm)
Q (jm3/s)
Pengamatan
150.0
0.0
6.0
12.0
18.0
24.0
30.0
36.0
T (Jam)
Gambar 6 : Hasil HSS ITB-1 dan HSS ITB-2 sebelum dikalibrasi terhadap debit hasil
pengukuran debit di bendung Katulampa (Hasil analisa 2011).
600.0
0.0
Reff (mm)
ITB-1
ITB-2
500.0
25.0
Alexeyev
Nakayasu
400.0
50.0
300.0
75.0
200.0
100.0
100.0
125.0
0.0
0.0
R (mm)
Q (jm3/s)
Pengamatan
150.0
6.0
12.0
18.0
24.0
30.0
36.0
T (Jam)
Gambar 7 : Perbandingan hasil HSS ITB-1 (Ct=0.30, Cp=1.00) dan HSS ITB-2 (Ct=0.30,
Cp=1.00) setelah dikalibrasi hasilnya cukup medekati hasil pengukuran debit
di bendung Katulampa (Hasil analisa 2011).
16
1000.0
0.0
Reff (mm)
ITB-1
900.0
200.0
ITB-2
Alexeyev
800.0
Nakayasu
400.0
700.0
600.0
600.0
800.0
500.0
1000.0
400.0
1200.0
300.0
1400.0
200.0
1600.0
100.0
1800.0
0.0
0.0
R (mm)
Q (jm3/s)
HEC-HMS
2000.0
6.0
12.0
18.0
24.0
30.0
36.0
T (Jam)
Genangan Tahap 2
32
Lawe-lawe
Gambar 9 : Model HEC-RAS Untuk daerah genanga dan pelimpah bendungan LaweLawe (Hasil analisa 2011).
18
S pLawe-lawe
il
lw
ay
19
Pl an:
1) T 2-Q5
3/5/201 1
2) T 2-Q10
3/5/2011
3 ) T 2-Q25
3/5/201 1
4) T 2-Q50
3/5/2011
5 ) T 2-Q1 00
3/5/20 11
6) T 2 -Q200
3/5/2011
7 ) T 2-Q1 000
3/5 /2 011
8) T2-QP MF
4/12/201 1
Spillway Lawe-lawe
18
Legend
WS Max WS - T2-QPMF
WS Max WS - T2-Q1000
16
WS Max WS - T2-Q200
WS Max WS - T2-Q100
WS Max WS - T2-Q50
WS Max WS - T2-Q25
14
WS Max WS - T2-Q10
WS Max WS - T2-Q5
Ground
12
LOB
Elevation (m)
ROB
10
2
0
20
40
60
80
100
Gambar 13 : Hasil perhitungan program HEC-RAS untuk profil muka air diatas pelimpah
bendungan Lawe-Lawe untuk debit dengan perioda ulang 2, 5, 10, 25, 50,
100, 200, 1000 dan PMF (Hasil analisa 2011).
800.0
23.0
Q-Inflow (PMF)
Q-Outflow
700.0
22.0
600.0
21.0
500.0
20.0
400.0
19.0
300.0
18.0
200.0
17.0
100.0
16.0
0.0
15.0
-100.0
14.0
-200.0
Q (jm3/s)
Elev M.A
13.0
0
12
18
24
30
36
42
T (Jam)
20
Perhitungan hidrograph satuan sintetis dengan cara ITB memerlukan input data yng
sederhana dan dapat diterapkan pada berbagai bentuk dasar hidrograph satuan dan
menghasilkan hidrograph satuan yang mengikuti teori hidrograp satuan sintetis dan
memenuhi hukum konservasi massa yang ditunjukan dengan tinggi limpasan
langsung (Direct Run Off) yang besarnya sama dengan tinggi hujan satuan (1 mm)
yang jatuh di DAS.
2)
Sebagai tahapan lanjut perlu dilakukan penelitian khusus untuk memcari rumusan
time lag yang lebih akurat, dengan input karakteristik DAS lebih baik. Input sebaiknya
tidak terlalu kompleks sehingga tidak akan menyulitkan pemakai adalam memperoleh
data-data karakteristik DAS yang diperlukan. Dalam tahapan selanjutnya akan dicoba
menambahkan parameter kemiringan DAS dan tata guna lahan sebagai input
karakteristik DAS.
Lampiran-1 : Perbandingan Rumusan Hidrograph Satuan Sintetis Snyder-Alexeyev, Nakayasu, Limantara, GAMA-1 dan Cara ITB
Parameter
Snyder-Alexeyev
Nakayasu
Limantara
GAMA-1
Input Fisk
DAS
A = Luas DAS
L = Panjang sungai terpanjang
Lc = Panjang sungai ke pusat DAS
A = Luas DAS
L = Panjang sungai
A = Luas DAS
L = Panjang sungai
Lc = Panjang sungai ke pusat DAS
S = Kemiringan sungai
n = Kekasaran
Input Non
Fisik DAS
CAR
3.6 0.3 Tp 0.3
Cp = Coef Debit (Kalibrasi)
Tg = 0.21 L0.7
Tg = 0.21 L0.7
Debit Puncak
Time Lag tp
tP Ct L L c n
Sifat Kurva
tP
5. 5
te > Tr Tp = tp + 0.25 (Tr te)
te < Tr Tp = tp + 0.50 Tr
te
Tb 5.0 ( Tp
Tr
)
2
Qp
Tg = 0.4 + 0.058 L
(L< 15 km)
(L> 15 km)
L0.356
c
.S
- 0.131
.n
Tg = 0.4 + 0.058 L
A = Luas DAS
L = Panjang sungai
Qp 0.1836 A 0.5886 Tp
Qp
0.168
(L< 15 km)
(L> 15 km)
JN
L 3
)
100F
1.0665SIM 1.2775
Tp 0.43(
Tidak dirumuskan
Tidak dirumuskan
Tr = 0.75 Tg
T0.8 = 0.8 Tr
Tp = Tg+0.8Tr
Tr = 0.75 Tg
T0.8 = 0.8 Tr
Tp = Tg+0.8Tr
Tp 0.43(
Tb
Tb
Tb 27.4132 Tp0.1457
- 0.0986S
0.7344
RUA 0.2574
Kurva ganda berubah terhadap
karakteristik DAS
22
L 3
)
100F
1.0665SIM 1.2775
-0.4008
- 0.2381
Tidak dirumuskan
ITB
A = Luas DAS
L = Panjang sungai
S = Kemiringan sungai
J1 = Jumlah sungai tingkat 1
Js = Jumlah sungai semua tingkat
L1 = Panjang sungai tingkat 1
Ls = Panjang sungai semua tingkat
WL = Lebar DPS pada 0.25 L
WU = Lebar DPS pada 0.75 L
AU = Luas DPS di hulu titik berat
R = Curah Hujan Satuan
Tp = tp + 0.50 Tr
Tb
Catatan : Prakteknya Tb dibatasi
sampai harga dimana lengkung turun
mendekati nol. (misal Tb/Tp=100)
Kurva yang berubah terhadap
karakteristik DAS
Kurva tunggal HSS ITB-1
Atau
Kurva Ganda HSS ITB-2
Atau
Menggunakan bentuk kurva dasar lain
yang sesuai
Lampiran-1 : Perbandingan Rumusan Hidrograph Satuan Sintetis Snyder-Alexeyev, Nakayasu, Limantara, GAMA-1 dan Cara ITB
Parameter
Koef Resesi
Nakayasu
Limantara
Snyder-Alexeyev
GAMA-1
K 0.5617A
Kurva Tunggal
Kurva Ganda
Kurva Ganda
(0 t Tb)
1) (0 t Tp)
SF
Bentuk Kurva
(1- t) 2
a
t
Qt Qp 10
dimana
Q T
P P
h A
2.4
Qa QP
Tp
2) (Tp t Tp + T0.3)
Qd1 QP
Qt = Qp. [(T/Tp)]
1 Tp
0.3 0.3
q( t ) 2 t 1/ t C p (t 0)
(0 t 1)
q( t ) exp(1 t
Cp
) (t 1)
Catatan :
1) t T / Tp (tak berdimensi)
2) q Q / Qp (tak berdimensi)
3) Cp=Coef Kalibrasi Qp (0.11.7)
4) Harga Koeffisien dan
4) (t Tp + 1.5 T0.3)
Qd3 QP
0.175(Tp - T)
1 Tp 0.5
1.5T
0.3
0.3
1 Tp 1.5 T0.3
2T0.3
0.3
ITB
- 0.1446
-1.0897 0.0452
Qt Qp e T / K
Qd2 QP
1.107
0.1798
Rumusan Time
Lag
Snyder
Nakayasu
23