Anda di halaman 1dari 11

PEMIKIRAN

POLITIK ISLAM
NASIONAL
Kelompok 2:
Amal Fathullah Nugraha
Fikri Abdullah
Muhammad Abrar Iqbal
Muhammad Hammim Addini

Pandangan Tokoh Nasional


terhadap Islam

1. Ir. Soekarno
2. Muhammad Natsir

A. Hal yang Dipermasalahkan


Perdebatan tentang hubungan antara agama
dan negara merupakan pemasalahan lama
yang dipertentangkan dikalangan para
pemikir, yang hingga saat ini belum dapat
terselesaikan, baik dikalangan pemikir di
Eropa Barat maupun di Timur.
Di Indonesia persoalan hubungan antara
agama dan negara menjadi polemik yang
tetap menarik, polemik tersebut sebenarnya
tidak didasarkan pada kenyataan empirik
atau tidak punya dasar sosiologis, tetapi
polemik tersebut lebih hanya diakibatkan
oleh adanya kekwatiran dari kalangan
intelektual dan para tokoh pemikir terhadap
adanya penyelewengan agama untuk

Menurut pandangan Soekarno bahwa agama


dan negara harus dipisahkan eksistensinya,
karena untuk memberikan kebebasan pada
masing-masing institusi tidak dapat dihindari
bahwa keduanya harus dipisahkan. Pandangan
tersebut didasarkan pada bahwa tujuan politik
adalah kekuasaan negara, sedangkan tujuan
agama adalah kebahagian hidup di dunia dan
di akhkirat. Sementara Natsir memiliki
pandangan yang berbeda dengan Sukarno,
Natsir menganggap bahwa agama dan negara
tidak dapat dipisahkan eksistensinya, karena
agama sendiri didalamnya memerintahkan
untuk hidup bernegara demi mewujudkan
kebahagian seluruh umat manusia.

B. Teori Hubungan Agama dan Negara


. Tahun 1930-1940 terjadi pergeseran di

belahan dunia yang mempengaruhi kaum


intelektual Indonesia
. Turki Muda, lewat Kamal Ataturk, berminat
mengganti hukum Syariah dengan kode
hukum Barat, setelah terlebih dulu melebur
sistem Khalifah dengan Republik Turki
. Campur tangan agama dalam urusan
pemerintahan mengakibatkan kelemahan
agama di satu sisi dan kemandegan otoritas
pemerintahan di sisi lain. Ir. Soekarno

Pemikiran Kemal Ataturk tentang pemisahan

agama dengan negara cukup kuat


mempengaruhi pemikiran Soekarno

C. Polemik Soekarno dan Muhammad Natsir


Tiap negara ataupun negeri mempunyai

persoalan yang berbeda


Soekarno melihat dari sudut pandang Turki
sendiri
Pemikiran Mohammad Natsir tentang
"hubungan antara Agama dan Negara,"
merupakan reaksi terhadap pemikiran
Soekarno tentang "Pemisahan Agama dengan
Negara
Bagi Natsir, ukuran sebuah analisis bukan
ditentukan semata-mata oleh jumlah bacaan,
tetapi berdasarkan pada kualitas pemikiran
dan kemampuan menyerap hasil bacaannya

Natsir menekankan bahwa pengertian agama

dalam Islam bukan sebatas pada ibadatibadat ritual, tetapi mencakup semua aspek
sosial dan seluruh kehidupan masyarakat,
berdasarkan kaidah hukum dan aturan yang
secara rinci terhimpun dalam Al-Quran dan
Sunnah Nabi
Pembaruan Kemal Ataturk memisahkan
agama dari negara dalam rangka memberi
kesuburan terhadap tumbuhnya agama,
sangat bertolak belakang dengan pemikiran
Natsir

D. Kesimpulan
Latar belakang munculnya polemik antara

Soekarno dan M. Natsir tentang hubungan antara


agama dan negara, karena adanya perbedaan
pemahaman terhadap agama, walaupun
keduanya sama-sama muslim.
Selain adanya perbedaan pemahaman yang
terhadap agama antara Soekarno dan M. Natsir,
juga karena adanya perbedaan kepentingan
politik. Perbedaan tersebut adalah jika Soekarno
berasal dari nasionalisme tulen, sementara M.
Natsir berasal dari nasionalisme Islam.

Kepentingan Soekarno menggagaskan tentang

pemisahan antara agama dan negara, karena Soekarno


berkepentingan untuk mengakomodasi seluruh
kekuatan politik yang ada di Indonesia pada waktu itu,
untuk mendukung kepentingan politiknya dalam upaya
mengusir penjajahan Jepang. Sedangkan kepentingan
M. Natsir menyatukan antara agama dan negara,
karena Natsir melihat bahwa mayoritas bangsa
Indonesia adalah Islam. Keadaan ini merupakan potensi
yang memliki kekuatan politik yang besar pada tingkat
akar rumput dalam upaya melawan penjajahan Jepang.
Dengan demikian sekalipun mereka memiliki
pandangan yang berbeda dalam memahami hubungan
agama dan negara, tetapi mereka memiliki tujuan yang
sama yaitu upaya penggalangan untuk mengusir
imperialisme dan kolonialisme asing.

Yakin Usaha
Sampai !
Wassalam

Anda mungkin juga menyukai