Setelah kita mendapatkan titik kabut, titik beku, dan titik tuang,
kita dapat mengantisipasi titik-titik dimana kemungkinan terjadinya
pembekuan sehingga dapat segera diantisipasi dengan memasang heater
pada flow line, atau dengan mengisolasi pipa-pipa untuk menjaga
kestabilan temperatur. Heater ialah alat yang dipasang pada pipa dimana
minyak mengalir kepermukaan pada saat produksi (flow line). Alat ini
berfungsi sebagai penstabilitas temperature agar minyak yang diproduksi
kepemukaan tidak mencapai titik bekunya atau agar minyak tersebut tidak
mengalami pembekuan. Dengan kata lain menstabilitaskan temperature
agar tetap stabil sejak direservoir hingga mencapai permukaan.
Sampel Umum
17,6 oC = 63,68 oF
4,5 oC = 40,1 oF
16,2 oC = 61,16 oF
Tabel 5.3.
Sampel Kelompok
18,6 oC = 65,48 oF
3,7 oC = 38,66 oF
15,8 oC = 60,44 oF
Titik kabut, titik beku, dan titik tuang dari data tiap kelompok
KELOMPOK
1&2
3&4
5&6
5.5.2.
Titik Kabut
Titik
Titik
(oF)
63,68 oF
62,24 oF
85,1 oF
Tuang(oF)
61,16 oF
59,36 oF
76,82 oF
Beku (oF)
40,1 oF
36,68 oF
80,96 oF
Perhitungan
a. Sampel Umum
9
o
o
x17,6 32
5
= 31,68 + 32o
= 63,68 oF
9
o
o
x 4,5 32
5
= 8,1 + 32
= 40,1 oF
9
o
o
x16,2 32
5
= 29,16 + 32o
= 61,16 oF
b.
Data Kelompok
9
o
o
x18,6 32
5
= 33,48 + 32o
= 65,48 oF
9
o
o
x3,7 32
5
9
o
o
x15,8 32
5
= 28,44 + 32o
= 60,44 oF
5.6. Pembahasan
Pada perjalanan dari formasi menuju permukaan, minyak bumi
mengalami penurunan temperatur. Apabila hal ini tidak di waspadai, maka
akan terjadi pembekuan minyak di dalam pipa, sehingga tidak bisa lagi
mengalir.
Kehilangan panas ini akan menyebabkan suatu masalah yang akan
menjadi besar akibatnya apabila tidak segera diatasi. Untuk mengatasi hal
tersebut, kita dapat mengambil formasi sample minyak dan mengadakan
uji coba untuk menentukan titik kabut, titik beku, dan titik tuang.
Dari titik kabut, titik tuang, dan titik beku yang diperoleh , kita
dapat mengetahui pada temperatur berapa minyak tersebut masih dapat
mengalir, padatannya mengkristal, hingga saat minyak mulai membeku
(tidak dapat mengalir lagi) sehingga kita dapat mengantisipasinya dengan
memasang heater pada jarak-jarak tertentu pada pipa atau dengan
memasang isolasi pada pipa untuk mempertahankan temperaturnya dalam
kondisi yang diinginkan dan minyak pada flow line tetap mengalir lancar.
F, titik beku 40,1 oF, titik tuang 61,16 oF, sedangkan dari sample data
kelompok diatas maka diperoleh, titik kabut 65,48 oF, titik beku 38,66 oF,
titik tuang 60,44 oF. Percobaan ini dari titik rendah ke titik yang paling
tinggi yaitu titik beku>titik tuang>titik kabut.
Dari data-data perhitungan telah dilakukan sebelumnya, kemudian
diplotkan ke dalam suatu grafik, dimana dijelaskan besar dari titik kabut
(cloud point), titik beku, dan titik tuang (pour point) dari suatu minyak
mentah dari data masing-masing kelompok.
Grafik 5.1. Titik kabut, titik beku, titik tuang dari data tiap kelompok
Grafik Kolom vs Temperatur Penentuan Titik Kabut, Titik Beku dan Titik Tuang
85.1 85.1
80.96
76.82 76.82
80.96
65.48 65.48
62.24 62.24
60.44
60.44 59.36 titik59.36
titik kabut
beku
38.66 38.66 36.68 36.68
63.68
61.16
titik tuang
40.1
2. Percobaan ini penentuan titik kabut, titik beku, titik tuang dari minyak
pada sumur yang mempengaruhi produksi sangat penting guna
mencegah terjadinya flow rate dan menaikkan bahan pompa serta
menurunkan jumlah produksi.
3. Semakin berat minyak tersebut semakin cepat membeku karena yang
mempengaruhi titik kabut, titik tuang, dan titik beku yaitu komposisi
penyusun minyak tersebut.
4. Percobaan ini dari titik rendah ke titik yang paling tinggi yaitu titik
beku>titik tuang>titik kabut.
5. Untuk mencegah timbulnya masalah (problem) pada minyak yang
sedang di produksi, terutama mengenai pembekuan minyak pada flow
line akibat penurunan temperatur, maka dipasang heater pada jarakjarak tertentu di flow line atau pemasangan isolasi pada pipa.