Anda di halaman 1dari 13

PERBANDINGAN HASIL PANEN NANAS (Ananas comosus)

KEDUA DENGAN VARIASI PUPUK DAN APLIKASI KARBIT


SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI KELAS XII MATERI
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

OLEH
AGUNG HIDAYAT
NPM. 14232014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam era agrobisnis, prospek budidaya dan peluang pasar nanas sangat
terbuka. Hal ini disebabkan karena konsumsi buah nanas dapat dilakukan dalam
bentuk buah segar dan berbagai produk olahan nanas. Di Indonesia sentra penghasil
nanas terbesar adalah Provinsi Lampung. Saat ini pemasaran buah nanas tidak hanya
dalam bentuk segar tetapi juga dalam bentuk pangan olahan misalnya nanas kalengan,
dodol, keripik, dan lain-lain (Kuswantoro, 2012:448).
Untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman nanas perlu
dilakukan pemupukan. Pemupukan yang rasional dan berimbang dapat tercapai apabila
dalam pemupukan memperhatikan status hara dan dinamika hara tanah serta kebutuhan
tanaman akan hara tersebut untuk mencapai produksi yang optimum. Pupuk yang
digunakan pada saat pertumbuhan tanaman sangat berperan dengan hasil pertumbuhan
dari tumbuhan itu sendiri. Unsur hara makro merupakan zat yang banyak dibutuhkan
oleh tanaman sedangkan unsur mikro merupakan zat yang tidak banyak diperlukan oleh
tanaman tetapi unsur mikro juga menentukan pertumbuhan tanaman.
Penggunaan pupuk anorganik dalam jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan tanah dan pencemaran lingkungan dengan meningkatnya residu bahan
kimia di dalam tanah, yang berakibat menurunnya produktivitas lahan. Kerusakan
tanah akan mengakibatkan terjadinya beberapa hal seperti musnahnya berbagai
organisme penyubur tanah karena pupuk anorganik, kesuburan tanah yang merosot,
rusaknya keseimbangan ekosistem tanah dan lain-lain (Manuhuttu, 2014:18-19).
Permasalahan penggunaan pupuk anorganik sebenarnya dapat diatasi dengan
memanfaatkan pupuk organik Limbah Cair Nanas (LCN) dan pupuk kandang (ayam,
kambing, kerbau, sapi dan hewan ternak lainnya). Pupuk LCN yang berasal dari
limbah hasil pengolahan nanas itu sendiri, yang apabila tidak diolah dapat
menyebabkan pencemaran pada lingkungan, namun apabila limbah cair tersebut diolah
dengan cara difermentasi dengan bakteri indigen maka LCN tersebut mengandung
unsur hara N, P, K yang dapat digunakan sebagai pengganti pupuk anorganik. Pupuk
kandang selain berfungsi untuk menyuburkan dan menggemburkan tanah, juga dapat
digunakan untuk pemenuhan unsur hara makro seperti halnya LCN, karena dalam
pupuk kandang juga ditemukan adanya kandungan N, ,P, K yang cukup banyak yang
sangat dibutuhkan oleh tumbuhan nanas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dituangkan rumusan
masalah:
1. Apakah ada perbedaan hasil produksi nanas panen kedua yang diberi Pupuk
Kotoran Ayam dan Pupuk LCN dengan aplikasi Karbit?
2. Pada pemupukan manakah yang memberikan hasil produksi lebih baik
antara pemupukan dengan Kotoran Ayam dan LCN dengan aplikasi Karbit?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil produksi nanas panen kedua yang
diberi Pupuk Kotoran Ayam dan Pupuk LCN dengan aplikasi Karbit pada
tanaman nanas.
2. Untuk mengetahui pada pemupukan manakah yang memberikan hasil
produksi lebih baik antara pemupukan menggunakan Kotoran Ayam dan
LCN dengan aplikasi Karbit.
D. Asumsi dan Batasan Penelitian
1. Asumsi
Asumsi dalam penelitian ini adalah:
a. Tanaman Nanas (Ananas comocus) yang dijadikan sampel dalam penelitian
sama, yaitu Nanas Quen. Nanas ditanam di kebun sendiri di Desa Nuggalrejo
Kec. Punggur Kab. Lampung Tengah.
b. Hasil panen yang diambil datanya adalah hasil panen kedua dari tanaman
Nanas Quen yang ditanam di kebun pribadi berupa Berat Nanas dan
Kandungan Vitamin A, yang mana pemanenan pertama telah dilakukan pada
bulan April 2015.
c. Variasi pupuk yang digunakan dalam penelitian adalah pupuk organik LCN
dan Kotoran Ayam. LCN yang merupakan limbah cair hasil pengolahan
Nanas yang difermentasi oleh bakteri indigen dan limbah cair ini merupakan
limbah cair nanas terbaik dalam hal kandungan unsur haranya.
d. Aplikasi karbit yang dimaksud disini adalah perlakuan terhadap tanaman
nanas, dimana pada tanaman nanas sebagian diberi karbit dan sebagian tidak.
Pemberian karbit dilakukan sekali sebelum bunga muncul, dengan cara
menaburkan bubuk karbit pada bagian tengah tanaman nanas.
2. Batasan
Pada penelitian ini terbatas pada hasil produksi buah nanas panen kedua yaitu
berat buah (gram) pertanaman yang diukur menggunakan neraca atau timbangan
serta kandungan vitamin A yang terkandung di dalam buah nanas yang di analisis di
Laboratorium.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori yang Berkaitan dengan Variabel Bebas
1.
Variasi Pupuk
a. Limbah Cair Nanas (LCN)
Atlas dan Droste (dalam Sutanto 2011:151) menyatakan bahwa:
Salah satu masalah industri nanas adalah limbah cair nanas memiliki rerata
kandungan bahan organik (BOD, Biological Oxygen Demand) tinggi yaitu
338 mg/l sehingga belum memenuhi Baku Mutu Standart Limbah Industri.
Limbah cair nanas dengan kandungan bahan organik tinggi tidak mampu
diuraikan oleh bakteri diperairan atau sungai secara alami, karena volume
dan kadar limbah yang tinggi, serta jumlah dan jenis bakteri yang tidak
memadai diperairan, untuk itu kualitas LCN harus memenuhi baku mutu.
Salah satu teknologi pengolahan air limbah yang aman dan berwawasan
lingkungan adalah menggunakan bakteri yang berpotensi pengurai. Secara
alamiah untuk memperoleh bakteri yang berpotensi sebagai pengurai dapat
dilakukan dengan mengisolasi limbah itu sendiri (bakteri indigen).
Limbah nanas banyak mengandung sukrosa, glukosa dan nutrisi-nutrisi
lainnya, limbah nanas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon pada
proses fermentasi yang dapat menghasilkan Protein Sel Tunggal. Protein Sel
tunggal adalah istilah yang digunakan untuk protein kasar atau murni yang berasal
dari mikroorganisme bersel satu atau banyak yang sederhana , seperti bakteri,
khamir (yeast) , jamur , ganggang dan protozoa (Pawignya, 2011).
b. Pupuk Organik Kotoran Ayam
Menurut Syekhfani, 2000 (dalam Supardi, 2011:2) bahwa Pupuk kandang
memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur
makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan mikro (besi,
seng, boron, kobalt, dan molibdenium). Selain itu pupuk kandang berfungsi
untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai
kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah.
Menurut Odoemena, 2006 (dalam Luthfyrakhman dan susila, 2013:120)
pupuk kandang ayam merupakan sumber yang baik bagi unsur-unsur hara
makro dan mikro yang mampu meningkatkan kesuburan tanah serta menjadi
substrat bagi mikroorganisme tanah dan meningkatkan aktivitas mikroba,
sehingga lebih cepat terdekomposisi dan melepaskan hara. Aplikasi pupuk
kandang ayam juga diyakini memperbaiki sifat fisik tanah dan
meningkatkan daur hara seperti mengerahkan efek enzimatik atau hormon
langsung pada akar tanaman sehingga mendorong pertumbuhan tanaman.

Unsur makro dan mikro pada kotoran ayam terdiri dari : N (1,72%), P
(1,82%), K (2,18%), Ca (9,23%), Mg (0,86%), Mn (610%), Fe (3475%), Cu
(160%), Zn (501%) (Anonim, 2011(dalam Susilowati, 2013).
2.
Karbit (CaC2)
Karbit atau kalsium karbida adalah senyawa kimia CaC2 bila terkena air
atau uap yang mengandung air akan menghasilkan gas etilen. Pernyataan di atas
dapat dijelaskan dengan reaksi kimia sebagai berikut :
CaC2 + H2O Ca(OH)2 + C2H2 (Astusi, 2013:3).
Menurut Rahardi, 2007:72-73 menyatakan bahwa:
Penggunaan NAA umtuk mempercepat pembungaan, telah dilakukan di
perkebunan nanas sejak taun 1950an. Pembungaan nanas juga bias
dilakukan dengan gas etilen dari asap ataupun karbit. Para pekebun nanas
biasanya menarug butiran karbit seberat 250 mg di pucuk tanaman nanas
yang daunnya sudah berjumlah 20-30 helai pada malam hari. Ketika
terkena embun, karbit tersebut akan larut ke dalam air dan membentuk gas
etilen. Gas inilah yang berfungsi sebagai hormon untuk memicu keluarnya
bunga nanas secara serempak.
B. Kajian Teori yang Berkaitan dengan Variabel Terikat
1.
Buah Nanas
Klasifikasi buah Nanas menurut Prihatman, 2000:1-2 adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)
Ordo : Farinosae (Bromeliales)
Famili : Bromiliaceae
Genus : Ananas
Species : Ananas comosus (L) Merr
Menurut Collins, 1960 (dalam Irfandi, 2005) menyatakan bahwa:
bagian -bagian tanaman nanas meliputi akar, batang, daun, tangkai buah,
buah, mahkota dan anaka n. Tanaman nanas berupa herba tahunan atau dua
tahunan dengan tinggi 50 -100 cm, daun berbentuk pedang, panjang daun
sampai 1 m, lebar daun 5-8 cm. Pinggir daun berduri dan ada juga yang rata,
ujung daun lancip, bagian atas daun berdaging, tersusun spiral, pangkalnya
memeluk poros utama.
Nans banyak mengandung Vitamin A dan C sebagai antioksidan, Vitamin
B12, Vitamin E, kandungan air 90%. Juga mengandung kalsium, fosfor,
magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa, Iodium, Sulfur,
Khlor, Asam, Biotin dan Enzim bromelin (Atikofianti, 2010 (dalam
Irwan,2014:98)).
2.
Vitamin A
Vitamin adalah komponen organik yang diperlukan dalam jumlah kecil,
namun sangat penting untuk reaksi-reaksi metabolik di dalam sel, serta diperlukan

untuk pertumbuhan normal dan pemeliharaan kesehatan. Beberapa vitamin


berfungsi sebagai koenzim yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya
reaksi-reaksi kimia yang esensial. Sebagian besar koenzim terdapat dalam bentuk
apoenzim, yaitu vitamin yang terikat dengan protein (Piliang dan Al Haj (dalam
Siswanto dkk, 2013:58))
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro mempunyai manfaat yang
sangat penting bagi tubuh manusia, terutama dalam penglihatan manusia. Seperti
diketahui Vitamin A merupakan vitamin larut lemak yang pertama ditemukan.
Secara umum, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua
retinoid dan prekursor/provitamin A/karotenoid yang mempunyai aktivitas biologis
sebagai retinol (Azrimaidalisa, 2007:90)).
Menurut Siswanto dkk, 2013:59 menyatakan bahwa Vitamin A mempunyai
peranan penting di dalam pemeliharaan sel epitel. Sel epitel merupakan salah satu
jaringan tubuh yang terlibat di dalam fungsi imunitas non-spesifik. Imunitas nonspesifik melibatkan pertahanan fisik seperti kulit, selaput lendir, silia saluran nafas.
C. Keterkaitan antar Variabel
Dalam penanaman nanas dilakukan pemberian pupuk kandang dengan dosis
20 ton per hektar. Cara pemberian: dicampurkan merata dengan lapisan tanah atas
atau dimasukkan per lubang tanam. Juga digunakan pupuk anorganik NPK dan
urea. Nitrogen (N) sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, fosfor
diperlukan selama beberapa bulan pada awal pertumbuhan sedangkan Kalium
diperlukan untuk perkembangan buah, khususnya nanas (Prihatman, 2000:6-7).
Menurut Musnawar,2003 (dalam Tufaila, 2014:120)), kotoran ayam
mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
pertumbuhannya seperti nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K), kalsium (Ca),
magnesium (Mg) dan sulfur (S). Unsur makro dan mikro pada kotoran ayam terdiri
dari : N (1,72%), P (1,82%), K (2,18%), Ca (9,23%), Mg (0,86%), Mn (610%), Fe
(3475%), Cu (160%), Zn (501%) (Anonim, 2011(dalam Susilowati, 2013).
Sutanto (2010:75-76) menyatakan bahwa:
Air limbah adalah semua air jenis buangan yang mengandung kotoran.
Air limbah dapat berasal dari manusia, binatang, tumbuhan, industri dan
buangan tertentu. Karakteristik LCN dipengaruhi oleh sifat fisik, kimia,
dan biologi dari limbah itu sendiri. Secara fisik, LCN dipengaruhi oleh
adanya kandungan zat padat melayang, tersuspensi dan mengendap,
sedangkan cara kimia oleh adanya bahan organik terlarut seperti protein,
karbohidrat, protein, dan bahan anorganik seperti logam berat dan gas,
secara biologis berhubungan dengan adanya mikroba diperairan. Berikut
ini kandungan hara limbah cair nanas (januari-juli 2008) dapat dilihat
pada tabel 1
Tabel 1. Kandungan hara limbah cair nanas
No.

Parameter
Lingkungan

SAT

Limbah Cair Nanas


Kisaran
Rata-rata

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

C
N
P
K
Ca
Mg
Na
Fe
Zn
Mn
S
NO3
NH4
C/N

%
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm

0,01-0,28
1,45-77,20
3,96-88,53
15,23-689,18
5,70-234,65
2,40-27,40
32,70-3220,00
2,76-92,29
0,06-0,80
0,21-13,60
1,89-2452,00
0,75-16,87

0,14
26,17
31,78
134,08
39,53
7,47
474,00
16,26
0,47
3,30
238,59
3,94

Ppm
-

1,12-26,51
3,76-207,30

13,62
105,53

Sumber: Julius (Sutanto, 2010)


D. Kerangka Pemikiran
Dalam kegiatan penelitian ini dilakukan eksperimen mengenai perbandingan
hasil panen nanas kedua dengan variasi pupuk dan aplikasi karbit. Tanaman nanas sudah
mengalami masa panen pertama pada bulan April 2015 dan akan melakukan pemanenan
tahap kedua pada bulan September - Oktober 2015. Sebelum masa panen kedua, nanas
akan diberi perlakuan berupa pemberian variasi pupuk untuk melihat perbandingan hasil
panen nanas antara kedua pupuk. Pupuk pertama yang dimaksud adalah pupuk Limbah
Cair Nanas (LCN) yang telah difermentasi oleh bakteri konsorsia dengan perbandingan
jumlah bakteri yang berbeda (KA= 5 bakteri (a-e), KB=10 bakteri (a-j), dan KC=15
bakteri (a-o)). Dari ketiga perlakuan pupuk tersebut kemudian dianalisis di laboratorium
untuk melihat mana pupuk yang memiliki kualitas terbaik dalam hal kandungan unsur
hara, maka pupuk yang memiliki kualitas terbaik ini lah yang digunakan untuk memberi
perlakuan berupa pemupukan pada tanaman nanas. 15 bakter yang digunakan dalam
pembentukan pupuk antara lain: a) Bacilus licheniformis, b) Bacilus cereus, c) Bacilus
cereus, d) Bacillus subtilis, e) Bacilus cereus, f) Bacillus subtilis, g) Achenobacter
baumani, h) Achenobacter baumani, i) Klebsiela oxitoca, j) Bacillus subtilis, k) Bacilus
cereus, l) Pseudomonas Pseudomallei, m) Achnobacillus iwoffi, n) Achnobacillus
iwoffi, o) Bacillus firmus. Pupuk kedua adalah pupuk kandang berupa kotoran Ayam
yang dihancurkan dengan tujuan untuk memecahkan bentuk padatan dari kotoran ayam
agar unsur hara mudah diserap tanaman nanas.
Kedua pupuk memiliki kandungan N, P, dan K yang memang dibutuhkan oleh
tumbuhan nanas dalam pertumbuhan dan perkembangannya, setelah diberi pupuk
kemudian selang waktu satu bulan, tanaman nanas diberi karbit pada bagian tengah
tanaman yang tujuannya adalah untuk mempercepat proses pembungaan pada nanas.
Setelah panen, nanas akan di timbang beratnya untuk mengetahui pupuk mana
yang berpengaruh paling baik untuk hasil buah nanas panen kedua. Selain berat
daripada buah nanas, peneliti nantiya akan mengukur kadar vitamin A dari kedua
perlakuan.
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka peneliti membuat bagan alir
kerangka berpikir yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap
metodologi penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam menguji perbandingan hasil
panen nanas kedua dengan variasi pupuk dan aplikasi karbit

Lumbah Cair Nanas (LCN)

KC
KB
15
bakteri/
10
5 bakter/
a,b,c,d,e,f,
bekteri/
g,h,i,j,k,l,
a,b,c,d,e
a,b,c,d,e,f,
Uji Laboratorium untuk melihat
m,n,o
g,h,i,j

KA

Pupuk Kotoran Ayam

Pupuk ditumbuk untuk


dihancurkan

pupuk yang paling baik dalam hal


kandungan
unsur hara
Tanaman
NANAs
Hasil Produksi dan Kadar Vitamin
A

Karbit diberikan sebelum


pembentukan bunga

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Penelitian


E. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah:
1.
Ada perbedaan hasil produksi nanas panen kedua yang
diberi Pupuk Kotoran Ayam dan Pupuk LCN dengan diaplikasi Karbit?
2.
Hasil produksi nanas panen kedua dengan pemupukan
LCN dan diaplikasi Karbit menunjukan hasil lebih baik

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dimana penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan hasil panen nanas kedua dengan variasi pupuk
(pupuk LCN dan pupuk kotoran ayam) dan aplikasi karbit, parameter yang digunakan
untuk mengukur hasil panen nanas (Ananas comosus) adalah berat buah nanas dan
kandungan vitamin A pada buah nanas. Penelitian ini dilakukan di kebun pribadi di
Desa Nunggalrejo Kec. Punggur Kab. Lampung Tengah. Skema rancangan penelitian
dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.
A

Keterangan:

= Tanaman nanas yang


diberi pupuk LCN dan
aplikasi karbit.
= Tanaman nanas yang
diberi pupuk Kotoran
Ayam dan aplikasi
karbit.
= Tanaman nanas (Ananas
comosus)

Gambar 3. Skema Rancangan Penelitian


B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Total populasi dalam penelitian ini adalah 32 tanaman.
2. Sampel Penelitian
Arikunto (2010:174) menyatakan bahwa sampel merupakan sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sampel penelitian boleh digunakan atau dilaksanakan
apabila keadaan subjek di dalam populasi benar-benar homogen.
Berikut ini perhitungan dalam pencarian jumlah sampel menggunakan rumus
Federer 1963 (Nathasa dalam Chomsun, 2013):
Derajad bebas galat 15 t = banyak perlakuan, n= banyak sampel.
(n-1) (t-1) 15

(n-1) (2-1) 15
(n-1) (1) 15
n-1
15
n 16
Dari hasil perhitungan sampel penelitian yang digunakan, maka jumlah
sampel tiap perlakuan adalah 16 tanaman nanas (Ananas comosus). Sehingga jumlah
data sampel penelitian seluruhnya yaitu 16 x 2 = 32 tanaman.
C. Definisi Operasional
1. Tanaman Nanas
Nanas merupakan tanaman buah berupa semak dengan daging buah berwarna
kuning dan hidupnya menahun. Bagian penting dari tanaman nanas yaitu buahnya
yang banyak dikonsumsi masyarakat luas karena banyak mengandung gizi serta
vitamin yang cukup tinggi. Namun di beberapa daerah daun nanas sudah dapat diolah
untuk digunakan sebagai bahan pemintalan benang.
2. Pupuk Limbah Cair Nanas (LCN)
Pupuk limbah cair nanas (LCN) merupakan pupuk organik yang terbuat dari
limbah cair nanas yang merupakan limbah hasil sisa pengolahan nanas yang
difermentasi oleh beberapa bakteri dimana prosesnya terjadi secara alami tanpa ada
tambahan atau bantuan bahan kimia. Pupuk limbah cair nanas (LCN) yang sudah
diproses atau dikelola secara fermentasi dengan menggunakan bakteri indigen
mengandung unsur-unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan tanaman. Pupuk limbah cair nanas
(LCN) diproduksi sendiri oleh bapak Agus Sutanto dan diberikan pada tanaman
nanas sebagai salah satu perlakuan untuk melihat hasil panen buah dan kandungan
vitamin A yang terdapat pada nanas.
3. Pupuk Kandang Kotoran Ayam
Pupuk kandang kotoran ayam adalah pupuk organik yang memanfaatkan
kotoran ayam yang sudah dikeringkan dan kemudian dihancurkan dengan cara
ditumbuk agar menjadi halus sehingga tanaman akan mudah menyerap unsur hara
yang terdapat dalam pupuk. Pemilihan pupuk kandang kotoran ayam dikarenakan
dari beberapa pupuk kandang, pupuk kandang yang berasal sdari kotoran ayam ini
paling tinggi kandungan unsure hara makro maupun mikro yang sangat dibutuhkan
tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya serta pembentukan buah.
4. Aplikasi Karbit
Karbit atau kalsium karbida adalah senyawa kimia CaC2 bila terkena air atau
uap yang mengandung air akan menghasilkan gas etilen. Gas etilen ini lah yang
secara fisiologis menghambat kerja hormon auksin sehingga pertumbuhan berhenti
dan pembentukan bunga dimulai. Pemberian karbit dilakukan sekitar bulan agustus
dengan cara meletakkan potongan karbit atau serbuk karbit pada bagian tengah
tanaman nanas.
5. Produksi Nanas
Proses pemanenan nanas kedua dilaksanakan apabila pada waktunya yaitu
berkisar antara bulan September - Oktober. Hasil produksi yang diamati dan diukur
adalah berat buah (gram) pertanaman serta kandungan vitamin A dari masing
masing buah nanas yang diberi perlakuan pupuk dengan aplikasi karbit.
D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pengumpulan data yaitu mengambil data tanaman


nanas yang terdiri data primer yang akan diolah yaitu hasil produksi tanaman seperti
berat buah per tanaman pada teknik pemupukan melalui akar dan daun untuk
mendapatkan perbandingan hasil produksi tanaman nanas. Berikut ini tabel data
tanaman nanas pada teknik pemupukan melalui akar dan daun dalam pengumpulan
data.
Tabel 5. Data Hasil Produksi Tanaman Nanas
No

Berat produksi tanaman nanas


Pemupukan dengan LCN
Pemupukan dengan kotoran
ayam

1
2
3
Dst

X
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan bertujuan untuk mengetahui perbandingan pada
hasil panen nanas kedua dengan variasai pupuk dan aplikasi karbit dengan prasyarat uji
t karena pada dasarnya penelitian dalam perbandingan ini memiliki data rasio yang
artinya data yang akan diperoleh memiliki titik nol yang mutlak, sehingga data termasuk
ke dalam parametrik. Sebagai uji prasyarat yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji
hipotesis terlebih dahulu. Apabila data yang didapat tidak memenuhi syarat kenormalan
maka dalam analisis data menggunakan uji statistika nonparametrik.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal atau tidak (Sudjana, 2005:466). Adapun langkahlangkahnya sebagai berikut:
a. Pengamatan x1, x2, x3, xn dijadikan angka baku z1, z2, z3 zn dengan
rumus:
( dan s masing-masing merupakan rata-rata
dan simpangan baku sampel).
b. Untuk tiap angka baku ini menggunakan daftar distibusi normal baku,
kemudian menghitung peluang F (z1) = P (z < zi).
c. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, z3 zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi jika proporsi ini dinyatakan oleh S (zi), maka:
d. Hitung selisih F(zi)-S(zi) kemudian menentukan harga mutlak.
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak elisih tersebut. Dengan
kriterianya:

Tolak H0 bahwa populasi berdistribusi normal, jika H 0 yang diperoleh data


pengamatan melebihi dari daftar (Lo > L) dalam hal lainnya H0 diterima.
Dalam hal lainnya hipotesis diterima, hipotesisnya adalah:
H0 = Populasi berdistribusi normal
HI = Populasi tidak berdistribusi normal
2. Uji Homogenitas
Ketika data yang diperoleh ini sudah normal maka langkah selanjutnya
adalah diuji dengan menggunakan uji homogenitas. Uji homogenitas ini
digunakan untuk mengetahui populasi sama atau tidak. Menurut Sudjana
(2005:261-265) bahwa langkah-langkah uji homogenitas ini adalah sebagai
berikut:
a. Rumus Hipotesis
H0 = A=B (Populasi homogen)
HI = AB (Popuasi tidak homogen)
b. Menetapkan uji Bartlett
Tabel 4. Uji Bartlett
Sampel
ke-

Dk

1
2
3
K
Jumlah
Keterangan: n= data keSumber: Sudjana (2005:262)

Dari daftar diatas dihitung harga-harga yang diperlukan, yaitu:


1) Mencari varians gabungan dari semua sample
2) Harga satuan B dengan rumus:
3) Untuk uji Bartlett digunakan chi kuadrat yaitu:

3. Penguji Hipotesis
Uji Hipotesis menurut Sudjana, 2005:239-241):
H0 : 1= 2 (tidak ada perbedaan hasil panen nanas kedua dengan variasi pupuk
dan aplikasi karbit).

Hi : 1 2 (Ada perbedaan hasil panen nanas kedua dengan variasi pupuk


dan aplikasi karbit).
Keterangan:
1 = Rata-rata hasil panen nanas kedua dengan pupuk LCN dan aplikasi
karbit.
2 = Rata-rata hasil panen nanas kedua dengan pupuk kotoran ayam dan
aplikasi karbit.
Rumus yang digunakan yaitu:
__

t hit

__

X1 X 2
Sg

1
1

n1 n2

Dengan

S g2

( n1 1) S12 (n2 1) S 22
n1 n 2 2

Dengan kriteria uji


Terima H0, jika: -thit (1 ) < thit (1 ) < thit (1 ) dengan:
dk
= n1 + n 2 2

= 0,05
Keterangan:
__

X1

Rata-rata hasil panen nanas kedua dengan pupuk LCN dan aplikasi
Karbit.

__

X2

Rata-rata hasil panen nanas kedua dengan pupuk kotoran ayam dan
aplikasi karbit.
n1 = Jumlah sampel hasil panen nanas kedua dengan pupuk LCN dan
aplikasi Karbit.
n2 = Jumlah sampel hasil panen nanas kedua dengan pupuk kotoran ayam
dan aplikasi karbit.
S1 = Standar deviasi hasil panen nanas kedua dengan pupuk LCN dan
aplikasi Karbit.
S2 = Standar deviasi hasil panen nanas kedua dengan pupuk kotoran ayam
dan aplikasi karbit.
Sg = Standar deviasi gabungan.

Anda mungkin juga menyukai